KELOMPOK 2 / S1AK14B
1. ARINNA SUHADI (14080694034)
2. ELIZA NUNGKY BUDIARTI (14080694042)
3. HERLINA RAHAYUNINGSIH (14080694062)
4. ALFIN ARDILLA (14080694070)
5. RB RIZAL (14080694080)
6. FAISHAL EKA (14080694088)
Segala puji hanya milik Allah. Sholawat dan salam kepada Rasulullah. Berkat limpahan
rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bisnis ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang dua badan usaha, yakni Perseroan
Terbatas (PT) dan Persekutuan Komanditer (CV). Semoga makalah ini bermanfaat untuk
memberikan kontribusi khususnya kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya sebagai bekal melakukan pemahaman atau pedoman bagaimana karakteritik dan
mekanisme pendirian serta hal-hal yang berkaitan langsung dengan kedua badan usaha
tersebut.
Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19
Perseroan Terbatas
A. Definisi Perseroan Terbatas
B. Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas
C. Struktur Permodalan Perseroan Terbatas
D. Jenis Perseroan Terbatas
E. Prinsip-Prinsip Hukum Perseroan Terbatas
F. Organ-Organ Perseroan Terbatas
G. Keuntungan Membentuk Perusahaan Perseroan Terbatas
h. Kelemahan Membentuk Perusahaan Perseroan Terbatas
Kata “perseroan” dalam pengertian umum adalah perusahaan atau organisasi usaha atau
badan usaha. Sedangkan “perseroan terbatas” adalah suatu bentuk organisasi yang ada dan
dikenal dalam sistem hukum dagang Indonesia. Kata “perseroan” menunjuk kepada modal
nya yang terdiri atas sero (saham). Sedangkan “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab
pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan
dimilikinya. Secara harfiah bisa juga disebut “perseroan tanpa nama”. Maksudnya adalah
bahwa PT itu tidak menggunakan nama salah seorang atau lebih diantara para pemegang
sahamnya, melainkan memperoleh namanya dari tujuan perusahaan saja.
Jadi Perseroan terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak
saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat
diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha yang besarnya modal perseroan tercantum
dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih
dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai
tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi
tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka
keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham
akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada
besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Dengan demikian dapatlah dilihat dan disimpulkan bahwa pada dasarnya suatu
perseroan terbatas mempunyai ciri-ciri sekurang-kurangnya sebagai berikut :
1. Memiliki status hukum tersendiri, yaitu sebagai suatu badan hukum, yaitu subjek
hukum artificial, yang sengaja diciptakan oleh hukum untuk membantu kegiatan
perekonomian, yang dipersamakan dengan individu manusia, orang perorangan.
2. Memiliki harta kekayaan tersendiri yang dicatatkan atas namanya sendiri, dan
pertanggungjawaban sendiri atas setiap tindakan, perbuatan, termasuk perjanjian
yang dibuat. Ini berarti perseroan dapat mengikatkan dirinya dalam satu atau lebih
perikatan, yang berarti menjadikan perseroan sebagai subjek hukum mandiri
(persona standi in judicio) yang memiliki kapasitas dan kewenangan untuk dapat
menggugat dan digugat di hadapan pengadilan.
3. Tidak lagi membebankan tanggung jawabnya kepada pendiri, atau pemegang
sahamnya, melainkan hanya untuk dan atas nama dirinya sendiri, untuk kerugian dan
kepentingan dirinya sendiri.
4. Kepemilikannya tidak digantungkan pada orang-perorangan tertentu, yang
merupakan pendiri atau pemegang sahamnya, setiap saham perseroan dapat
dialihkan kepada siapapun juga menurut ketentuan yang diatur dalam Anggaran
Dasar dan undang-undang yang berlaku pada suatu waktu tertentu.
5. Keberadaannya tidak dibatasi jangka waktunya dan tidak lagi dihubungkan dengan
eksistensi dari pemegang sahamnya.
6. Pertanggungjawaban yang mutlak terbatas, selama dan sepanjang para pengurus
(direksi, dewan komisaris, dan atau pemegang saham) tidak melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 angka (1),
yang dimaksud dengan perseroan terbatas adalah sebagai berikut :
“ Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini
serta peraturan pelaksanaannya”.
Dari batasan yang dikemukakan di atas, ada 6 (enam) hal pokok yang dapat dikemukakan di
sini :
a. Perseroan merupakan suatu badan hukum
b. Merupakan persekutuan modal
c. Didirikan berdasarkan perjanjian
d. Melakukan kegiatan usaha
e. Terdiri atas modal dasar yang terbagi dalam saham
f. Memenuhi persyaratan dalam peraturan perundang-undangan.
Suatu perseroan terbatas dapat diklasifikasikan kepada beberapa bentuk jika dilihat dari
berbagai kriteria, yaitu sebagai berikut :
1. Dilihat dari Banyaknya Pemegang Saham
Jika dilihat dari segi banyaknya pemegang saham, suatu perseroan terbatas dibagi ke dalam :
a. Perusahaan Tertutup
Perusahaan tertutup adalah suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan
sahamnya kepada publik melalui penawaran umum dan jumlah pemegang sahamnya belum
sampai kepada jumlah pemegang saham dari suatu perusahaan publik. Perusahaan tertutup
yaitu modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan kerabat atau
keluarga dan tidak dijual ke umum. Contoh-contoh PT. Tertutup adalah :
- PT.Grup Salim, pemilik perusahaan Sudono Salim
- PT.Grup Bakrie, pemilik perusahaan Aburizal Bakrie
- PT.Grup Sinar Mas, pemilik perusahaan Eka Djipta Widjaya
- PT.Grup Lippo, pemilik perusahaan Mochtar Riady.
- PT.Grup Gudang Garam, pemilik perusahaan Halim.
- PT.Grup Sampoerna Strategic, pemilik perusahaan Putra Sampoerna.
b. Perusahaan Terbuka
Perusahaan terbatas terbuka (PT.Tbk.) adalah suatu perseroan terbatas yang telah melakukan
penawaran umum atas sahamnya atau telah memenuhi syarat dan telah memproses dirinya
menjadi perusahaan publik, sehingga memiliki pemegang saham publik, dimana
perdagangan saham sudah dapat dilakukan di bursa-bursa efek. Terhadap perusahaan
terbuka ini berlaku, baik Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas maupun Undang-
Undang tentang Pasar Modal. Contoh-contoh PT.Terbuka adalah PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia
Tbk, dan lain-lain.
c. PT Kosong
PT Kosong yaitu perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi
telah memiliki izin usaha dan izin lainnya. Contoh PT Kosong adalah PT Sarana Rekatama
Dinamika.
2. Dalam waktu maksimal 6 (enam) bulan setelah terjadinya perusahaan pemegang saham
tunggal.
a. Perusahaan De Jure
Perusahaan De Jure adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan secara wajar dan
memenuhi segala formalitas dalam proses pendiriannya, mulai dari pembuatan akta
pendirian secara notariil sampai dengan pengesahan aktanya oleh Menteri, serta
pendaftarannya dalam daftar perusahaan dan pengumumannya dalam berita negara.
b. Perusahaan De Facto
Perusahaan de facto adalah perseroan terbatas yang secara itikad baik diyakini oleh
pendirinya sebagai suatu perseroan terbatas yang legal, tetapi tanpa disadarinya ada cacat
yuridis dalam proses pendiriannya, sehingga eksistensinya secara de jure diragukan, tetapi
perseroan tersebut tetap saja berbisnis sebagaimana perseroan yang normal lainnya.
Menurut hukum Indonesia, ada konsekuensi-konsekuensi tertentu dari ketidakadaan salah
satu mata rantai dalam proses pendirian perseroan. Jika tidak disahkan oleh menteri
misalnya, maka badan hukum dari perusahaan tersebut tidak pernah ada, sehingga para
pendirinya (bukan perseroannya) yang bertanggung jawab secara renteng. Sementara jika
terjadi kealpaan dalam proses pendaftaran dan pengumuman perseroan, tetapi perseroan
tersebut telah disahkan oleh menteri, maka badan hukum dari perseroan tersebut sudah
eksis, tetapi belum berlaku terhadap pihak ketiga, sehingga yang mesti bertanggung jawab
terhadap pihak ketiga adalah pihak direksinya.
3. Self dealing
Yang dimaksud dengan prinsip Self Dealing adalah setiap transaksi yang dilakukan antara
direktur perseroan dengan perseroan itu sendiri. Baik dilakukan langsung oleh direktur yang
bersangkutan, ataupun secara tidak langsung, misalnya lewat saudara-saudaranya.
4. Business judgement rule
Business judgement rule ini mendalilkan bahwa seorang direktur tidak dapat dimintakan
tanggung jawabnya secara pribadi atas tindakannya yang dilakukan dalam kedudukannya
sebagai direktur, yang dia yakini sebagai tindakan terbaik buat perseroan dan dilakukannya
secara jujur, beritikad baik, dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Sungguhpun
tindakan tersebut ternyata keliru dan merugikan perseroan. Dengan demikian bahkan pengadilan
ataupun RUPS tidak boleh melakukan second guess terhadap keputusan bisnis (business
judgement) dari direktur.
Dari ketiga organ dalam perseroan tidak ada yang paling tinggi, masing-masing
melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan UUPT. Dari ketiga organ tersebut direksi
merupakan satu-satunya organ dalam perseroan yang melaksanakan fungsi pengurusan
perseroan untuk kepentingan, dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik di dalam
maupun di luar perseroan.
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang mewakili kepentingan
seluruh pemegang saham dalam perseroan terbatas. RUPS merupakan organ perseroan yang
tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki segala
wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan.
Beberapa wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT antara lain:
a. Penetapan perubahan anggaran dasar (Pasal 19 UUPT)
b. Penetapan pengurangan modal (Pasal 44 UUPT)
c. Menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan
keuangan serta laporan tugas pengawasan dewan komisaris (Pasal 69 UUPT)
d. Penetapan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk
cadangan (Pasal 71 UUPT)
e. Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris (Pasal 94, pasal 111, pasal
105, pasal 119 UUPT)
f. Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan
(Pasal 127 UUPT).
2. Dewan Komisaris
Menurut Pasal 1 angka 6 UUPT, Dewan komisaris adalah : “organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi.” Anggota dewan komisaris disebut dengan nama
komisaris. Ini berarti tugas dewan komisaris adalah melakukan :
a. Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai perseroan maupun usaha perseroan
b. Memberi nasihat kepada direksi.
Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada
direksi untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, dan
dengan memperhatikan ketentuan mengenai larangan
Dewan komisaris dapat terdiri dari satu orang atau lebih. Dewan komisaris
merupakan majelis, sehingga dalam hal dewan komisaris terdiri atas lebih dari 1 orang
anggota, maka setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri,
melainkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Pengaturan mengenai besarnya jumlah
anggota komisaris dapat diatur dalam Anggaran Dasar perseroan, disamping itu Anggaran
Dasar perseroan juga dapat mengatur mengenai adanya 1 orang atau lebih komisaris
independen dan 1 orang komisaris utusan.
Secara umum tugas dewan komisaris adalah untuk pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi, baik diminta maupun tidak. Tugas
pengawasan itu bisa merupakan bentuk pengawasan preventif atau represif
3. Direksi
Direktur atau direksi dari suatu perseroan terbatas adalah suatu organ perseroan, di samping
organ perseroan lainnya berupa komisaris dan RUPS, yang memiliki tugas, kewenangan dan
tanggung jawab yang penuh terhadap pengurusan dan jalannya perseroan yang dipimpinnya
untuk kepentingan dan tujuan perseroan tersebut serta mewakili dan bertindak untuk dan
atas nama perseroan di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasar dari perseroan tersebut.
1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang saham sebuah perusahaan tidak
memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial
yang “terbatas” tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham.
Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko,
tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan.
2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang
sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas modal, yang dapat menjadi
investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang
daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. Kelebihan ini
juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika tanah disumbangkan kepada Gereja
(sebuah perusahaan) yang tidak akan mengumpulkan biaya feudal yang seorang tuan tanah
dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain.
3. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang
efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan menempatkan
orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan
antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas pokok dan fungsi masing-
masing.
Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan
berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan
dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau
persero pengurus.
Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal
dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab
sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh
terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat
disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya
menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur
dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering
juga disebut sebagai persero diam.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun
persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak
memiliki kekayaan sendiri.
B. Ciri-ciri CV
C. Karakteristik CV
CV adalah badan usaha yang umumnya didirikan untuk melaksanakan kegiatan usaha
Kecil dan Menengah di Indonesia. Resiko usaha dari perusahaan ini sepenuhnya ditanggung
oleh Pesero Aktif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan usaha perusahaan.
"Persero aktif adalah Persero Pengurus dengan jabatan sebagai Direktur yaitu orang yang
bertanggung jawab penuh melaksanakan kegiatan usaha perseroan termasuk menanggung
segala resiko kerugian yang timbul kepada pihak ketiga termasuk dengan harta pribadinya".
"Persero Pasif yaitu orang yang bertanggung jawab sebatas besarnya jumlah modal yang
telah disetorkan ke dalam perusahaan".
2. Perseroan Komaditer adalah badan usaha dan bukan Badan Hukum seperti PT.
3. Akta pendirian dan perubahnnya tidak mendapatkan pengesahan dari Menteri.
4. Sangat mungkin adanya kesamaan nama perusahaan dengan perusahaan lainnya.
5. Resiko usaha dengan pihak ketiga sepenuhnya ditanggung oleh Persero Aktif.
6. Persero aktif memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak terbatas.
7. Para pendiri Perseroan adalah warga negara Indonesia.
8. 100% dimiliki oleh warga negara Indonesia.
9. Besarnya modal perusahaan ini tidak disebutkan dalam Akta Pendirian atau
Perubahannya.
"Tidak seperti Perseroan Terbatas yang memiliki modal dasar, modal ditempatkan dan
modal disetor yang disebutkan dalam Akta Pendirian atau perubahannya, untuk CV modal
perusahaan dapat dibuat catatan sendiri didalam pembukuan perusahaan"
10. tatus modalnya adalah swasta nasional/perorangan.
11. Umumnya digunakan usaha kecil dan menengah untuk melaksanakan kegiatan
usaha.
12. Cakupan bidang usaha terbatas. Contoh : “Untuk kegiatan usaha Jasa Konstruksi
hanya bisa melaksanakan kegiatan usaha dengan kualifikasi Kecil Gred 2, Gred 3
dan Gred 4”
13. Umumnya para pendiri adalah keluarga atau teman dekat/sejawat.
14. Khusus dibidang Jasa Konstruksi termasuk ketegori usaha golongan kecil
2. CV terang-terangan
CV terang-terangan adalah CV yang dengan terang-terangan menyatakan dirinya
sebagai CV kepada pihak ketiga. Pihak ketiga mengetahui secara terang-terangan bahwa
persekutuan ini adalah persekutuan komanditer. Hal ini dapat diketahui dari penggunaan
nama kantor, misalnya, CV Musi Jaya, surat keluar, dan masuk menggunakan bentuk
hukum CV bukan firma. Persekutuan komanditer terang-terangan tidak diatur secara khusus
dalam KUHD sebab persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah firma dengan
kekhususan mempunyai sekutu komanditer. Jadi, ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi
firma dapat diikuti. Sedangkan ketentuan mengenai sekutu komanditer diatur dalam
anggaran dasar.
Contoh dari CV terang-terangan seperti berikut ini : Publikasi berupa papan nama yang
bertuliskan “CV” (misalnya CV. Sejahtera). Bisa juga dalam punulisan kepala surat yang
menerangkan nama CV tersebut dalam berhubungan dengan pihak ketiga.
3. CV dengan saham
CV dengan saham adalah CV terang-terangan yang modalnya terdiri atas saham-saham.
Pada hakikatnya, persekutuan bentuk ini sama saja dengan CV biasa (terang-terangan).
Perbedaannya hanya terletak pada pembentukan modal, yaitu dengan cara mengeluarkan
saham. Modal persekutuan komanditer dibagi atas saham-saham. Persekutuan semacam ini
tidak diatur dalam KUHD, tetapi tidak dilarang oleh undang-undang. Pembentukan modal
dengan menerbitkan saham diperbolehkan (Pasal 1337 KUHPer). Sifat kepribadian
kekeluargaan pada persekutuan komanditer atas saham mulai mengendor jika dibandingkan
dengan persekutuan komanditer terang-terangan yang pada hakikatnya adalah firma. Hal ini
terbukti dari saham yang dapat dialihkan kepada pihak lain yang bukan keluarga, bukan
kerabat dekat, ataupun bukan teman karib. Persekutuan komanditer atas saham merupakan
bentuk peralihan dari persekutuan komanditer (CV) ke perseroan terbatas (PT). Persekutuan
komanditer ternyata telah mendesak firma dalam praktik perusahaan di Indonesia. Hal ini
mungkin terjadi karena keadaan yang menghendaki supaya pihak luar yang bukan anggota
keluarga atau teman dekat dapat bergabung dengan persekutuan yang masih memerlukan
tambahan modal. Di samping itu, persekutuan tidak perlu menggunakan modal bersama.
Contoh dari CV dengan saham seperti berikut ini :
CV Musi Jaya sedang mengalami kesulitan memperoleh modal. Untuk memperoleh modal,
CV Musi Jaya memprivatisasi atau mempublikasikan atau menerbitkan saham CV tersebut
kepada masyarakat luar sebagai bukti kepemilikan sebagian CV tersebut.
E. PENDIRIAN CV
Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:
1. Akta pendirian CV
Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, persyaratannya :
• Menyertakan fotokopi KTP pendirinya.
• Prosesnya 1-2 hari kerja.
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat
perusahaan. Persyaratan :
• Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
•Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan
• Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir.
• Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan.
3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak
Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti
juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak. Persyaratan :
• Lampiran bukti PPN (pajak pendapatan) atas sewa gedung
• Buktsi pelunasan PBB dan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat
usaha.
• Lama proses 2-3 hari kerja
4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Persyaratan :
• Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan bukti
kepemilikan/ sewa/kontrak tempat usaha.
• Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan.
5. Mendaftar Ke Pengadilan Negeri (PN)
Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat. Persyaratan :
• Melampirkam NPWP dan salinan akta pendirian CV
• Prosesnya 1 hari kerja.
6. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP
menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan
Propinsi. Persyaratannya :
• SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin
Gangguan)
• Pas foto direktur/pimpinan perusahaan ukuran 3×4 (2 lcmbar) berwarna.
• Proses untuk SIUP besar 30 hari, scdangkan SIUP menengah dan kecil, 14 hari.
7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn
domisili perusahaan. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya
mendirikan CV bisa mencapai Rp 3,5 juta. Dengan demikian, hasil atau berkas
dokumen yang kita dapatkan meliputi: Akta pendirian CV Surat Keterangan
Domisili Perusahaan, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Pengesahan Pengadilan,
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
F. Struktur permodalan CV
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di
antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan
harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan
yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal
terhadap nilai perusahaan, saat keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang secara
konstan, dalam kata lain bila perusahaan merubah sebagian modal sendiri dengan
menggunakan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan turut berubah, namun jika
dengan merubah struktur modalnya ternyata nilai perusahaan ikut berubah, maka akan
didapatkan kesimpulan tentang struktur modal yang terbaik.
Perseroan terbatas (PT) adalah merupakan sebuah badan dan besarnya modal juga
tercantum dalam anggaran dasar. Dalam sebuah perusahaan maka kekayaan perusahaan
akan dapat terpisah dari kekayaan pribadi dari seorang pemiliki perusahaan. Ciri khas dari
perusahaan terbatas ini adalah setiap orang dapat mempunyai lebih dari satu saham yang
dapat menjadi bukti dari pemilikan perusahaan.
CV biasanya didirikan oleh minimal dua orang yaitu bertindak menjadi persero aktif dan
satu lagi adalah menjadi persero komanditer. Karakteristik dari CV adalah tidak adanya
pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan dari para perseronya. JIka PT atau
Perseroan Terbatas akan membuat sebuah kesepakatan tersendiri yaitu dengan membuat
catatan yang terpisah.
CV adalah badan usaha tidak berbadan hukum, sedangkan PT adalah badan usaha
berbadan hukum
Biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan sebuah CV relatif lebih murah dibandingkan
dengan membuat suatu PT, karena CV tidak memerlukan proses pengesahan sebagai badan
hukum sampai ke Menteri Kehakiman.
Dalam pendirian CV tidak ada proses pengecekan nama, jadi ada kemungkinan antara
CV yang satu dengan yang lainnya terdapat kesamaan nama. PT harus mendapatkan
Pengesahan sebagai badan hukum dari Menteri Hukum dan HAM. Sebelum itu nama PT
yang akan didirikan wajib dicek terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kesamaan
nama.
Perbedaan lainnya PT merupakan kumpulan modal dalam bentuk saham dan dengan
telah disahkannya PT tersebut oleh Menteri, maka telah ada status badan hukumnya.
Apabila terjadi tuntutan maka tanggung jawab para pemegang saham hanya sebesar saham
yang dimilikinya saja. Tanggung jawab dalam PT terbatas, sedangkan dalam CV tidak
terbatas bahkan bisa sampai dengan harta pribadinya
Perbedaan lain yang cukup penting antara PT dengan CV adalah, dalam melakukan
penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya
seperti halnya PT.
DAFTAR ISI
Silondane, Arus Akbar. 2011. Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta : Salemba Empat