Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dayyan Auliya Zahra

Kelas : 2B-D3 ABS

NIM : 165211043

TUGAS PKN ARTIKEL INTEGRASI

Sikap Toleransi Hilang, Integrasi Negara Terancam


24 September 2017 14:39 Diperbarui: 24 September 2017 15:05 384 1 0

Tahun ini, Indonesia mendapatkan tantangan penuh arti dalam menghadapi sebuah perbedaan.
Melalui isu-isu diberitakan mengenai permasalahan kurangnya toleransi antar individu dan
masyarakat. Indonesia sudah menjadi ladangnya masalah dengan minimnya toleransi didalam
masyarakat terhadap keputusan orang lain. Jika melirik perbedaan yang ada, Indonesia sudah
seharusnya memahami bahwa negara ini timbul dari perbedaan yang berhasil disatukan.

Era modern kini tidaklah patut bagi negara kita mempermasalahkan perbedaan. Dengan
berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat semestinya masyarakat
sudah bersikap terbiasa untuk toleransi. Namun, tak seiring dengan perkembangan tersebut
melainkan negara Indonesia semakin terancam akan perpecahan akibat perbedaan. Sikap toleransi
menghilang dari waktu ke waktu dan masyarakat yang cenderung ingin menang sendiri atas
kepentingan pribadinya. Mengapa tidak? Kerap kali kita menemukan individu-individu yang
bertengkar berkaitan dengan SARA.

Hal ini tidak diseimbangi dengan pemikiran masyarakat Indonesia yang kolot dalam
menyelesaikan masalah. Masyarakat yang masih bersikap egois bahkan terkesan etnosentris.
Seakan-akan kehidupan sosial bukan lagi pembahasan yang perlu dipelajari. Ditambah lagi dengan
kebebasan untuk berpendapat, terlebih melalui media sosial. Dengan mudahnya, kita dapat melihat
postingan-postingan masyarakat Indonesia saat merendahkan suatu golongan, suku, dan
pandangan politik. Bahkan, agama pun menjadi bahan ejekan saat tidak sesuai dengan opininya.
Republik Indonesia sepertinya semakin kewalahan memerangi pemikiran-pemikiran dan jiwa-jiwa
yang menyampingkan urusan negara demi kepentingan individu itu. Mengkhawatirkan
sekali tanpa berdirinya toleransi, Indonesia terancam disintegrasi bangsa.
Ancaman-ancaman yang bisa terjadi untuk menghancurkan bangsa Indonesia bisa saja berupa
golongan-golongan separatis terhadap negara. Potensi peperangan/konflik memanas karena
perbedaan pendapat mengarungi pertumbuhan dan perkembangan negara. Konflik yang paling
berpengaruh besar kali ini ialah saat urusan politik dicampuradukan dengan agama. Inilah
peristiwa fatal, menjangkit setiap individu saling bermusuhan dengan individu lainnya sebab
berbeda pandangan.

Indonesia bisa saja terpecah karena ancaman yang berasal dari dalam negeri ini sendiri. Sangat
mengerikan bukan? Jika suatu golongan yang mengatasnamakan agama memanfaatkannya untuk
berkegiatan politik, membawa-bawa agama untuk kepentingan dirinya dan berdampak buruk bagi
negara.

Dalam kenyataannya terjadi dalam kasus penodaan agama, mungkin sudah bosan mendengar
kasus yang menyerang seorang Ahok ini. Akibat dari perkataan Ahok disuatu peristiwa kampanye
di ibukota. Akhirnya berujung pada aksi-aksi agama yang menentang Ahok dengan berbagai
tudingan penistaan agama. Kemudian, terbagilah menjadi dua kelompok yang berseteru, kelompok
pro dan kontra Ahok. Jika masalah ini hanya menyoal politik bisa saja dimaklumi tetapi, kasus ini
menjadi legendaris karena dua agama yang memiliki prinsip-prinsip sendiri menjadi taruhan dan
perbandingan.

Banyak masyarakat yang belum cukup memahami masalah ini, ikut bersuara tanpa berpikir
panjang terlebih dahulu. Perbedaan persepsi yang tak diiringi dengan metode yang tepat dengan
mudahnya masyarakat Indonesia turut berperang tanpa mengerti apa yang diperangi.

Walaupun, pertarungan ini tidak memakan nyawa dan peristiwa berdarah. Bukan berarti negara
tidak mengalami kerugian besar, melainkan Indonesia mendapatkan krisis persaudaran dan
terancamnya persatuan Indonesia. Selain itu, rakyat Indonesia masih menyimpan perang batin dan
pemikiran yang tak teselesaikan. Hingga meredupnya kasus ini, masih saja ada perdebatan
pemikiran sok benar berdatangan dari kaum elit bahkan dari lapisan terbawah sekalipun. Bergulir
dan terus bergulir untuk menunjukkan siapa yang paling benar.

Dari permasalahan politik menjalar ke agama, agama yang disalahkan akibat kurangnya
pengetahuan yang dimiliki. Bercermin dari kasus ini maka, pentingnya toleransi. Toleransi adalah
sikap yang ditujukan seseorang untuk menghargai pendapatnya dan tidak menjatuhkan pendapat
orang lain dalam pandangan negatif. Menghargai dalam toleransi adalah menerima, menghormati
perbedaan orang lain dan tidak mencampuri urusan mereka.

Jika saja, kasus penistaan agama itu diatasi dengan toleransi yang tinggi dari setiap lapisan
masyarakat kemungkinan tidak akan melahirkan peperangan dingin antar umat beragama. Dimana,
Ahok seharusnya berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara saat menyinggung persoalan agama.
Serta umat Islam yang harus mencerna dengan baik dan mendalami maksud dari terjemahan Q.S
al-Maidah:57. Sekali lagi maka, perdebatan yang menyangkutppautkan agama ini tak akan pernah
terjadi apabila setiap pihak memiliki sikap saling menghormati dan toleransi.

Indonesia bukanlah negara yang hanya berdiri dari satu jenis agama, ras, suku, golongan dan
pendapat saja. Negara ini merupakan satu kesatuan yang memerlukan integrasi kuat untuk
mempertahankannya sampai akhir kehidupan. Indonesia dibangun melalui keberagaman,
bukankah dahulu saat penjajah datang Indonesia bersatu untuk mengusirnya dan tak peduli akan
perbedaan apapun. Menghindari pertengkaran memang tak bisa kita lakukan tetapi alangkah
baiknya jika mencegah pertengkaran tersebut dengan saling memahami perbedaan. Perbedaan
harus dipelajari dengan baik, dalam istilah sepasang anak kembar saja memiliki sifat-sifat yang
berbeda. Apalagi, masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai penjuru peradaban.

Mencegah perpecahan akibat perbedaan, adalah tugas kita semua sebagai warga negara Indonesia.
Mempelajari toleransi dapat diterapkan dari hal yang paling kecil. Seperti orangtua yang selalu
membimbing anak-anaknya untuk menghormati pendapat teman-teman dan beradaptasi tanpa
mencela dalam bermasyarakat. Sampai ke tahap yang melembaga contohnya, media massa yang
harus memberikan informasi akurat dan menghindari pemberitaan yang menyangkut SARA.
Negara khususnya pemerintahan, harus rutin memberikan ilmu pengetahuan melalui seminar dan
workshop mengenai kesadaran berbangsa dan bernegara. Memberikan pembekalan kepada setiap
lapisan masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan dengan tetap memelihara rasa toleransi
antar individu.

Komentar: Saya setuju dengan artikel diatas. Sangat terasa minimnya rasa toleransi antar
masyarakat pada zaman ini. Bisa dilihat dari maraknya media sosial, dimana orang-orang bisa
mengungkapkan pendapatnya tanpa dipikirkan terlebih dahulu apa faktanya, maraknya hoax, dan
perpecahan antar agama, ras, dan suku. Seharusnya setiap orang memilki rasa toleransi atas sesama
yang telah dilatih sejak kecil, mulai dari menghormati kedua orang tua, saudara, teman dan semua
orang. Dan hal tersebut harus didukung oleh peranan pemerintah yang harus bisa memfasilitasi
ilmu pengetahuan bagi rakyatnya. Begitu pula dengan media massa, mereka harus bisa
menayangkan berita yang akurat, dan terpercaya fakta-faktanya. Dengan begitu tiap-tiap orang
akan tertanam rasa toleransinya atas sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai