Anda di halaman 1dari 15

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM

KETEPATAN DATANG KE SEKOLAH

Di susun oleh :

SMA NEGERI 1 KUNINGAN


Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat


rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul “UPAYA
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DALAM KETEPATAN DATANG KE SEKOLAH”.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

Dalam menyusun karya ilmiah ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dra. Euis Susilawati yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Siswa SMA Negeri 1 Kuningan.

Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Kuningan, Ferbuari 2013

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... .. 2
C. Tujuan .................................................................................... .. 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................. .. 2
E. Metode Penelitian ...................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Kedisiplinan Siswa ..................................................... .. 4
B. Pelaksanaan Kedisiplinan dalam Lingkungan Sekolah .................... .. 6
C. Sebab-Sebab Pelanggaran Disiplin dan Cara Mengatasinya ............... 6
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Penyebab Siswa Tidak Disiplin Datang ke Sekolah .......................... 9
B. Upaya Mengatasi dan Meningkatkan Kedisiplinan Siswa ................. 9
C. Upaya Orang Tua Siswa di Rumah Untuk Menegakkan
Kedisiplinan ............................................................................. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 11

ii
UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM
KETEPATAN DATANG KE SEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedisiplinan secara umum yaitu taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku.
Sikap disiplin dapat di mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Dengan menerapakan kedisiplinan, siswa dapat mengetahui dan menempatkan
posisinya di tengah-tengah masyarakat. Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat penting
bagi kemajuan dan prestasi sekolah.

Disiplin juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini dapat kita lihat pada
siswa yang memiliki disiplin yang tinggi tentunya akan belajar dengan baik dan teratur,
sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Dengan meningkatnya prestasi siswa di
sekolah, maka akan meningkatkan taraf hidup yang baik pula. Dan tentunya akan sangat
penting bagi masa depan hidupnya.

Namun, sebagaimana kita ketahui banyak siswa sekolah yang telah melanggar tata
tertib sekolah. Hal tersebut memang sudah menjadi kebiasaan buruk. Kenyataannya pun dapat
kita lihat di lingkungan sekolah. Seperti halnya sering kita lihat dimana banyak sekali siswa
yang terlambat datang ke sekolah. Dan hal tersebut disebabkan rendahnya kedisiplinan siswa.
Dengan demikian, hal itu menggambarkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa masih tergolong
rendah sekaligus memprihatinkan.

SMA NEGERI 1 KUNINGAN sebagai salah satu lembaga pendidikan khususnya,


tidak pernah lepas dari siswa yang tidak disiplin yaitu terlambat datang sekolah. Hampir
setiap hari pihak sekolah menangani siswa yang terlambat datang sekolah. Sehingga pihak
sekolah harus melakukan penegakkan peraturan dan upaya meningkatkan tingkat kedisiplinan
yang terbilang rendah.

1
2

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, maka kami sebagai penulis
berniat untuk melakukan penelitian tentang kedisiplinan yang akan dituangkan dalam karya
ilmiah yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM
KETEPATAN DATANG KE SEKOLAH”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah yang menyebabkan siswa tidak disiplin datang ke sekolah?
2. Bagaimanakah upaya mengatasi dan meningkatkan kedisiplinan siswa?
3. Bagaimanakah upaya orang tua di rumah untuk menegakkan kedisiplinan siswa?

C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang di capai dalam penelitian ini
adalah :
1. Mengetahui penyebab siswa tidak disiplin datang ke sekolah.
2. Mendeskripsikan upaya mengatasi dan meningkatkan kedisiplinan siswa.
3. Mendeskripsikan upaya orang tua di rumah untuk menegakkan kedisiplinan siswa

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dan pelajaran supaya lebih
meningkatkan tingkat kedisiplinannya.
2. Bagi pihak sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketegasan
agar para siswa mempunyai rasa takut untuk melanggarnya dan tidak mengulanginya
lagi.
3. Bagi orang tua, penelitian ini dapat digunakan untuk lebih menekankan siswa supaya
dapat menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
3

E. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di sekolah pada tanggal 29 Januari 2013.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa yang terlambat datang ke sekolah.
3. Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan melalui beberapa cara yaitu: wawancara dan observasi.
4. Cara Menganalisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada siswa, guru, dan
orang tua. Wawancara tersebut diantaranya terdapat pertanyaan-pertanyaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Kedisiplinan Siswa


1. Pengertian Kedisiplinan
Konsep disiplin merupakan suatu konsep yang berkaitan erat dengan tata
tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak).
Disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya. Disiplin adalah sebagai suatu proses dari latihan atau
belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut Piet A. Sahertian, "Disiplin diartikan sebagai hukuman, pengawasan,
pemaksaan, kepatuhan, latihan, kemampuan tingkah laku" (Piet A. Sahertian,
1994:126). Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang
melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, disiplin siswa adalah ketaatan
(kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan
(kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di
sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya.
Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas
pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar
sekolah.

2. Manfaat Kedisplinan
Kedisiplinan bermanfaat untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol
dalam bertingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas. Dengan pola disiplin dapat
menyadarkan anak bahwa dengan bebasnya si anak harus mengubah dan
mengendalikan segi yang tidak baik dari tingkah lakunya, menanamkan disiplin pada
anak memerlukan gambaran kelas misal : guru menceritakan tata tertib di sekolah dan
bukan gambaran yang samar-samar tentang tingkah laku yang diperbolehkan dan yang
dilarang.

4
5

3. Cara Menanamkan Kedisiplinan pada Siswa


1) Cara otoriter
Pada cara ini guru menentukan aturan-aturan dan batasan yang mutlak yang
harus ditaati anak-anak harus patuh dan tunduk dan tidak ada pilihan lain.
Dengan cara otoriter ditambah dengan sikap keras menghukum, mengancam akan
menjadikan anak patuh di hadapan guru atau orang tua tetapi dibelakangnya ia akan
memperlihatkan reaksi misal ; menantang atau melawan karena anak merasa dipaksa,
maka menantang dan melawan bisa ditampilkan dalam tingkah laku yang melanggar
norma dan menimbulkan persoalan pada dirinya maupun lingkungan rumah, sekolah
dan pergaulan. Cara otoriter memang bisa diterapkan pada permulaan usaha
menanamkan disiplin.
2) Cara bebas
Pada cara bebas ini pengawasan menjadi longgar, anak telah terbiasa mengatur
dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya betul, pada umumnya keadaan ini
terdapat pada keluarga-keluarga yang keduanya bekerja, terlalu sibuk pada kegiatan
sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak dalam arti sebaik-baiknya. Orang tua
telah mempercayakan masalah pendidikan anak kepada guru. Yang bisa mengasuh
orang tua hanya bertindak sebagai “polisi” yang mengawasi, menegor dan mungkin
memarahi. Orang tua tidak bisa bergaul dengan anak, hubungan tidak akrab dan
merasa bahwa anak tahu sendiri, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak
terarah.
3) Cara demokratis
Memperhatikan dan menghargai kebebasan anak namun kebebasan yang tidak
mutlak dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan guru atau orang
tuanya. Dengan cara demokratis pada anak akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk
memperlihatkan sesuatu tingkah laku dan memupuk kepercayaan dirinya dan anak
mampu bertindak sesuai dengan norma dan kebebasan yang ada pada dirinya untuk
memperoleh kepuasan dan menyesuaikan dirinya dan kalau tingkah lakunya tidak
berkenan bagi teman-temannya maka anak mampu menghargai tuntutan pada
lingkungan sekolah.
Cara lain untuk menanamkan disiplin adalah sebagai berikut.
1) Teknik yang berorientasi pada kasih sayang
6
Teknik yang berorientasi pada kasih sayang ini dikenal dengan menanamkan
disiplin dengan menyakinkan tanpa kekuasaan, memberikan pujian dan menerangkan
sebab-sebab sesuatu tingkah laku yang boleh atau tidak boleh dilakukan melalui dasar
kasih sayang yang dirasakan oleh anak, anak memperkembangkan rasa tanggung
jawab dan disiplin diri yang baik.
2) Teknik yang bersifat material
Teknik yang bersifat material ini menggunakan hadiah yang benar-benar berwujud
atau hukuman yang bersifat mendidik, teknik ini disebut “menanamkan disiplin
dengan menyakinkan melalui kekuasaan (power assertive discipline)". Tingkah laku
baru ditanamkan nidihukum karena tingkah laku bukan tingkah laku yang benar ingin
diperlihatkan maka perlu terus menerus diawasi oleh guru di sekolah maupun orang
tua di rumah.

B. Pelaksanaan Kedisiplinan dalam Lingkungan Sekolah

Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dalam diri siswa. Karena tanpa sikap
kesadaran dari diri sendiri,maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang disekitarnya
hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan sekolah :

1) Datang ke sekolah tepat waktu.


2) Rajin belajar.
3) Menaati peraturan sekolah.
4) Mengikuti upacara dengan tertib.
5) Mengumpulkan tugas yang diberikan oleh Guru tepat waktu.
6) Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya.
7) Memotong rambut jika terlihat panjang(bagi siswa laki-laki).
8) Selalu berdo’a sebelum memulai pekerjaan.

C. Sebab-Sebab Pelanggaran Disiplin dan Cara Mengatasinya

Membicarakan disiplin sekolah tidak bisadilepaskan dengan persoalan prilaku


negatif siswa. Perilaku negaif siswa yang terjadi dikalangan siswa remaja akhir-akhir ini
tampaknya sudah sangat mengkhawatirkan, seperti kehidupan sex bebas, keterlibatan
dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal
lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan
7

masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadapberbagai


aturan dan tata tertib masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat
ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti kasus bolos, perkelahian,
nyontek, pemalakan, pencurian, dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.
Tentu saja semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangannya, dan
disinilah arti penting disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor
lingkungan, faktor keluarga, dan faktor sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku
siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan
didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati
sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari ornag tuanya di
rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan
bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah. Beberapa faktor penyebab perilaku
siswa yang indisiplin menurut Brown yaitu antara lain:

a) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.


b) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah, seperti kondisi sekolah yang
kurang menyenangkan, kurang teratur, dll.
c) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga
yang broken home.
d) Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu
kaku, kurang fleksibel, terlalu dipaksakan, dll.

Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan hal-hal seperti berikut:

1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal
dari latar belakang yang berbeda, yang mempunyai karakteristik yang berbeda dan
kemapuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai
perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya secara optimal.
8
2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standar perilaku
tinggi.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-
aturan umum. Peraturan tersebut harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku
negatif atau tidak disiplin.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Penyebab Siswa Tidak Disiplin Datang ke Sekolah

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya dan setiap siswa dituntut
untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib tersebut. Namun,
kebanyakan siswa yang akhir-akhir ini sering terlambat datang ke sekolah dengan
berbagai macam alasan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang sering terlambat datang sekolah,
penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Bangun kesiangan karena anak remaja sekarang sering tidur larut malam( begadang ).
2. Angkutan umum terlambat.
3. Berangkat dari rumah terlalu siang.
4. Ban motor kempes.
5. Berangkat dari rumah terlalu siang karena adanya kendaraan pribadi.
6. Macet di jalan karena berangkat terlalu siang.

B. Upaya Mengatasi dan Meningkatkan Kedisiplinan Siswa


Siswa-siswa yang datang terlambat datang ke sekolah hampir menjadi
pandangan umum bagi kita guru. Ketika ditanya, banyak alasan yang dikemukakan
sebagaimana telah dijelaskan di atas. Keterlambatan mereka ini tentu mengganggu
proses belajar di sekolah. Kehadirannya mengganggu proses belajar yang sedang
berlangsung. Konsentrasi siswa-siswa dan guru dalam kelas bisa jadi buyar. Untuk itu,
kita perlu memberikan solusi atau jalan keluar untuk mengatasi siswa agar tidak
terlambat lagi.
Berikut ini adalah beberapa usaha yang pernah dilakukan beberapa guru.
1. Sekolah memberikan teguran. Siswa diberikan teguran dan nasihat-nasihat agar
datang lebih awal sebelum jam pelajaran dimulai. Mereka disarankan untuk tidak
tidur larut malam dan bangun lebih pagi. Namun, teguran ini dianggap siswa masih
9
10

sebagai teguran biasa. Siswa menganggap teguran tersebut sebagai teguran


peringatan ringan.
2. Sekolah mengirim anak ke guru bimbingan dan konseling. Biasanya, siswa ini
merasa takut untuk datang ke BK. Salah satu alasannya adalah siswa yang masuk
BK memiliki permasalahan besar.
3. Guru piket perlu berdiri di pintu gerbang masuk sekolah. Ia harus memanggil dan
mengawasi siswa yang sudah datang tetapi pergi ke warung. Meskipun alasan
mereka untuk sarapan, sebaiknya ini tidak ditolerir. Sekali mereka dibolehkan,
maka siswa yang lain akan ikut-ikutan. Selanjutnya, ada juga sekolah yang
memberikan point bagi siswa yang terlambat. Setelah mencapai batas point
maksimal, siswa tersebut dipanggil secara tertulis, sehingga pihak sekolah
memanggil orang tua siswa tersebut.

C. Upaya Orang Tua Siswa di Rumah Untuk Menegakkan Kedisiplinan


Pada dasarnya disiplin adalah proses mengenalkan dan mengajarkan anak
tentang perilaku apa saja yang diharapkan dan dapat diterima lingkungan. Dengan kata
lain, disiplin berkaitan dengan upaya orangtua mengenalkan anak pada aturan-aturan
yang berlaku dalam lingkungan. Pengajaran disiplin memang harus dimulai sejak usia
dini, dan disesuaikan dengan tingkatan usia.
Banyak cara yang dipilih orang tua dalam menegakkan disiplin. Namum
beberapa cara memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan psikologis anak
dimasa yang akan datang. Salah satunya adalah pola kekerasan yang banyak dipilih orang
tua dalam menerapkan disiplin. Terutama berhubungan dengan pemberian hukuman
kepada anak sebagai konsekuensi dari pelanggaran disiplin .
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Alasan siswa tidak disiplin datang ke sekolah di antaranya yaitu bangun kesiangan,
angkutan umum terlambat, berangkat dari rumah terlalu siang, ban motor kempes, dan
macet di jalan karena berangkatnya terlalu siang.
2. Upaya mengatasi dan meningkatkan disiplin siswa datang terlambat ke sekolah, usaha
yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan memberikan teguran kepada siswa,
lalu apabila siswa tersebut mengulanginya lagi akan di panggil oleh guru BK secara
tertulis dan juga akan di panggil orang tua siswa tersebut ke sekolah.
3. Upaya orang tua di rumah dalam menegakkan kedisiplinan anak-anaknya
yaitu dengan memberikan hukuman kepada anak sebagai konsekuensi dari
pelanggaran disiplin.

B. Saran
Saran yang dapat penulis disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa hendaknya jangan tidur terlalu larut malam, dibiasakan memasang jam alam,
bangun lebih pagi sehingga angkutan umum tidak telat dan bagi yang memakai
kendaraan pribadi tidak mengalami macet di jalan.
2. Pihak sekolah lebih menegakkan lagi peraturan dan tata tertib sekolah sekaligus dalam
pelanggaran siswa terlambat datang sekolah. Apalagi bagi siswa yang sudah datang
terlambat melebihi batas aturan.
3. Orang tua dapat memberikan motivasi kepada anaknya sekaligus memberi pengarahan
supaya dapat menerapkan kedisiplinan sedini mungkin baik itu di rumah, di sekolah,
maupun di lingkungan masyarakat.

11

Anda mungkin juga menyukai