Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis
(Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara
dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah
gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan
metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh
network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk
management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk
mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan
distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang


memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien
dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan
protokol sendiri yaitu protokol 89.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,penulis merumuskan rumusan msalh


sebagai berikut.

1. Apa itu Routing?


2. Pengertian Routing OSPF ?
3. Bagaimana cara Kerja Routing OSPF ?
4. Apa kelemahan dan kelebihan Routing OSPF ?

1|Page
C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendiskripsikan :

1. Mengetahui Routing
2. Mengetahui pengertian routing OSPF.
3. Mengetahui prinsip cara kerja Routing.

D. Manfaat

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis
maupun secara prktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuna
mengenai routing OSPf , secara praktis makalah ini diharapkan bemanfaat bagi :

1. Penulis, sebagai penambahan pengetahuan Routing OSPF


2. Pembaca, sebagai media informasi mengenai Routing OSPF

2|Page
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Routing

Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna memindahkan


informasi dari host sumber (source address) ke host tujuan (destinations address)
melalui koneksi internetwork.

Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan


dengan melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protokol tertentu.
Router muncul untuk menangani perlunya membagi jaringan secara logikal bukan
fisikal. Sebuah IP router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga
hanya lalu lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari
satu segmen ke segmen lain. Kita akan menggunakan router ketika akan
menghubungkan jaringan komputer ke jaringan lain, baik jaringan pribadi
(LAN/WAN) atau jaringan publik (Internet).

Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam jaringan, dimana


router membutuhkan informasi-informasi sebagai berikut:

 Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan


dirouting
 Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat
dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
 Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke
tujuan.
 Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
 Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke
tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.

3|Page
Analogi Routing :

Misalkan seseorang berada pada persimpangan jalan, mungkin orang


tersebut akan merasa bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap persimpangan
jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan
tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah cukup jika
menggunakan static routing. Tentunya orang akan merasa bingung jika disetiap
persimpangan seseorang harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang
tidak tahu. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing, analoginya seperti
ada polisi yang membawa HT dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati.
Polisi akan selalu koordinasi beberapa kali sehari, agar jika ada jalan yang macet,
ada tabrakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang
lain.

Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang orang sebut
sebagai RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang
berada pada tempat yang ramai bisa menggunakan isis atau ospf, biasanya sudah
membawa HP maupun PDA jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan
update. Polisi tingkat dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah
mempunyai peralatan pengacak jaringan seluruh dunia, ini disebut BGP.

B. Pengetian Routing OSPF

Routing Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol
standard terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah besar vendor
jaringan. Alasan untuk mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah topologi adalah untuk
mengurangi overhead (waktu pemrosesan) routing, mempercepat
convergance,serta membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu
network.

OSPF Message Encapsulation terjadi pada lapisan data-link dengan nomor


protocol 89. Data field ini dapat berisi salah satu dari lima tipe paket OSPF. Pada
IP packet header, alamat tujuannya mempunyai dua alamat multicast yaitu

4|Page
224.0.0.5 dan 224.0.0.6 namun yang diset cukup salah satu dari alamat tersebut.
Bila paket OSPF diencapsulasi di sebuah frame Ethernet, alamat tujuan dari MAC
address juga merupakan sebuah alamat multicast, yaitu 01-00-5E-00-00-05 dan 01-
00-5E-00-00-06. Semua paket OSPF mempunyai 24 byte yang berisikan informasi
yang diperlukan. Packet header ini terdiri dari berbagai bidang seperti jenis-jenis
paket OSPF, router ID serta alamat IP dari router yang mengirimkan paket.

Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :

1. Hello packet  untuk menemukan serta membangun hubungan antar


tetangga router OSPF.
2. Database Description (DBD)  untuk mengecek singkronisasi database
antar router.
3. Link-State Request (LSR)  meminta spesifikasi link-state records antara
router satu dengan yang lain.
4. Link-State Update (LSU)  mengirimkan permintaan spesifikasi link-state
records.
5. Link-State Acknowledgement (LSAck)  menerima paket link-state.

Hello Packet

Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu


hubungan tetangga antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router
OSPF akan mengirimkan paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket
inilah yang disebut dengan Hello packet. Paket ini juga mengadpertensikan router
mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet
digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router
(BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF
dalam jaringan tersebut.

Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface
jaringan dari OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte). Hello
Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello

5|Page
packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link
broadcast. Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.

RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai
priority tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua
sebagai BDR. Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan
Range priority mulai dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut
tidak memenuhi syarat dalam pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255
menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika dua buah router memiliki nilai priority
sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki nilai router
ID tertinggi dalam jaringan.

Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum


tetangga dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval.
Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media
multiaccess. Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR.
Selama flooding berlangsung, BDR tetap pasif. Neighbor berisi ID dari setiap router
tetangga.

Database Description (DBD)

DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama


digunakan untuk memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang
dipilih oleh master. Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari
salah satu router. Router dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan
memulai sinkronisasi database. Router yang menjadi master akan melakukan
pengiriman lebih dulu ke router slave. Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State.
Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya adalah fase Exchange. Pada fase ini
kedua router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Bila si
penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam paket tersebut, maka
router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini router akan
mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah selesai

6|Page
router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam databasenya,
ini disebut fase Full State.

Link-State Request (LSR)

LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR
juga digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah
terjadi selama pertukaran DBD.

Link-State Update (LSU)

LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan


informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.

Link-State Acknowledgement (LSAck)

OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa


LSA dapat diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini
dikirim sebagai jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa
paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast.
Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat
multicast router OSPF dari 224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak
DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari
224.0.0.6

Media yang dapat meneruskan informasi OSPF yaitu:

1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan
lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam
kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam
pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses
pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai

7|Page
Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR
dan BDR akan dibahas berikutnya.
2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada
satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router.
Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point
ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya
karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam
proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan
pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat
multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang
menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di
bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang
saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya.
4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multiaccess ini secara fisik merupakan
sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-
Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke
banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.

C. Karakteristik Routing OSPF

OSPF ( Open Shortest Path First ) merupakan interior routing protocol yang
biasa digunakan untuk AS ( Autonomous System ) yang besar.
Karakteristik :
1. Protokol Link State
2. Merupakan open standard protocol, artinya dapat digunakan dan
diadopsi oleh siapapun
3. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost

8|Page
4. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan
5. Menggunakan protocol broadcast
6. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam
dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari
subnetwork

D. Cara OSPF Membentuk Hubungan Dengan Router Lain

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran


informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah
komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau
yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan
Neighbour Router atau Router Tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan
sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan Neighbor Router.

Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan


router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut
dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya,
router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke
dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya.
Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet.

Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali
(dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-
Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router
pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast
address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast
224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan
protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara
kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa
jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

9|Page
OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :

1. Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini
berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network
lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap
router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router
yang berada dalam satu networknya/areanya.

E. Cara Kerja OSPF

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:

 Setiap router membuat Link State Packet (LSP)


 Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link
State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1
Area.
 Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua
neighbour berdasarkan cost routing.
 Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan
LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
 LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area
sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur
terpendek.

10 | P a g e
F. Kelebihan dan Kekurangan OSPF

Kelebihan dari OSPF sebagai berikut

 Tidak menghasilkan routing loop


 Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
 Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
 Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
 Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat

Kekurangan dari OSPF sebagai berikut :

 Membutuhkan basis data yang besar


 Lebih rumit

11 | P a g e
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol


berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja
dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal
maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasi
2. OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun.
Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun
dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat
diimplementasikan.
3. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki
routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan.
Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem
pengelompokan area.

12 | P a g e
B. Saran

Sejalan dengan Kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan proses konfigurasi routing harus mematuhi dan


memenuhi stadarisasi .
2. Gunakan hardware yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan routing dalam
jaringan .
3. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala
sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh
buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari
pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat
komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=154

2. http://www.tedjo.org/2010/09/konsep-dasar-routing-ospf.html

3. http://syarifudin-jabar.blogspot.com/2012/11/artikel-tentang-ospf-open-
shortest- path.html

4. http://santekno.blogspot.com/2013/01/ospf-open-shortest-path-first.html

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai