Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH

DENGAN SUMUR RESAPAN

Eric Virgiawan Aryadi

Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Brawijaya


Program Studi Teknik Pengairan
Minat Manajemen Sumber Daya Air
e-mail : evirgiawan@gmail.com

ABSTRAK
Air tanah merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air tanah tersebut tersimpan
dalam lapisan yangdisebut akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah yang sangat penting. Akuifer
tersebut dapat dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran
aluvial dan daerah topografi karst. Pemakaian air tanah harus mempertimbangkan faktor kelestarian air
tanah, yang meliputi faktor kualitas dan kuantitas air. Salah satu cara mempertahankan kuantitas air
tanah adalah dengan menerapkan sumur resapan. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan
sumur resapan adalah: 1. Dapat menambah jumlah air tanah. 2. Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi
diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi
muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan
memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas
permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui
seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak
menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan.
Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur
resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang
komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah.
Kata Kunci : Konservasi air tanah, Akuifer, Daratan Aluvial, Sumur Resapan

ABSTRACT
Groundwater is a very important water resources for living things. Groundwater is stored in layers called
aquifers. Aquifer is a source of ground water is very important. Aquifers can be found on the coastal
plains, the mountains, valleys between mountains, alluvial plains and areas of karst topography. The use
of groundwater should consider ground water sustainability factors, which include water quality and
quantity factors. One way to maintain the quantity of groundwater is to apply the well catchment. The
advantages to be gained from the use of wells are: 1. Can increase the amount of ground water. 2.
Reduce the amount of runoff. Infiltration is needed to increase the amount of water taken into the
ground so the ground water level fluctuations during the rainy and dry seasons are not too sharp. The
existence of absorption wells will provide the reduced impact of surface runoff. Rainwater that falls onto
the surface of the tile originally did not directly flow into the gutter or the home page but is passed
through a zinc continued to be accommodated into the wells. Effects can be felt is the rain water does
not spread to the pages or the gutter so that it will reduce the occurrence of surface runoff. Installation
of wells can be done with a single model and communal. The purpose wells single model is a well

1
catchment is used for one house, while a single communal infiltration wells are used together for more
than one house.
PENDAHULUAN
Air tanah merupakan sumber air yang sangat paling atas pada akuifer tak tertekan air tawar
penting bagi makhluk hidup. Air tanah tersebut mengalir bebas kelaut. Di bawahnya pada akuifer
tersimpan dalam lapisan yang disebut akuifer. tertekan air tawar mengalir ke laut melalui
Akuifer merupakan sumber air tanah yang sangat bocoran terus ke lapisan atas dan atau mengalir
penting. Akuifer tersebut dapat dijumpai pada bebas ketebing.
dataran pantai, daerah kaki gunung, lembah antar Di bawah kondisi "steady-state" suatu "interface"
pegunungan, dataran aluvial dan daerah topografi yang tidak berubah dipertahankan bentuk dan
karst. posisinya ditentukan oleh potensi air tawar dan
Akuifer ditinjau dari sistemnya terdiri dari akuifer garis kemiringan. Pada suatu kasus sistem satu
tak tertekan, akuifer semi tertekan dan akuifer lapisan, air laut pada dasarnya akan statis pada
tertekan. Akuifer dataran pantai pada umumnya kondisi "steady-state". Pada sustu sistem lapisan,
berkembang sebagai daerah pemukiman yang jika ada kebocoran vertikal air tawar kedalam
padat (misal Jakarta) hal ini disebabkan karena suatu daerah air asin, pada daerah ini air yang
akuifer daerah ini merupakan sumber air tanah bercampur akan menjadi tidak statis.
yang sangat penting bagi daerah kota daerah
tersebut. Air tanah di daerah tersebut disamping
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kota
juga digunakan untuk pertanian.
Pada Gambar 1 digambarkan mengenai
hidrogeologi suatu sistem akuifer pantai yang
terdiri dari tak tertekan dengan lapisan dasar
impermeable, akuifer tak tertekan dengan dasar
bebas dan akuifer tertekan. Secara lebih umum
susunan hidrogeologi dalam lingkungan pantai
adalah suatu jajaran lapisan dengan berbagai
kondisi terdiri dari kombinasi lapisan akuifer
tertekan dan tak tertekan.
Kondisi lapisan akuifer daerah pantai pada
umumnya tidak seideal dalam teori yang hanya
terdiri dari lapisan akuifer tunggal akan tetapi
amatlah kompleks. Lapisan akuifer yang paling
atas dapat sebagai lapisan akuifer tertekan atau
dapat juga sebagai lapisan tak tertekan. Tebal
tipis lapisan akuifer di berbagai tempat tidak sama
(seragam).
Untuk menggambarkan kondisi pantai, suatu
penampang hidrogeologi ideal ditunjukkan Gambar 1. Contoh Suatu Kondisi Hidrogeologi
sebagai suatu sistem akuifer pantai berlapis yang dalam Akuifer Pantai (A. Akuifer Tak tertekan
lepas pantainya diperluas hingga ke dasar tebing Dengan Lapisan Dasar Impermeabel; B. Akuifer
seperti Gambar 2. Dalam kedaan alami, kondisi tak Tertekan Pulau Dengan Dasar Bebas; C.
yang tidak terganggu, terdapat suatu garis Akuifer Tertekan)
kemiringan hidrolik seimbang yang mengarah
kelaut, dalam setiap akuifer dengan air tawar
yang mengalir kelaut (Gambar 2.a). Di lapisan
2
Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami
terjadi pada daerah-daerah yang porus misalnya
sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang
terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak
tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke permukaan
tanah pada awalnya akan membasahi tanah,
bangunan, tumbuh-tumbuhan dan batuan. Ketika
air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori
maka akan meresap kedalam tanah sebagai air
infiltrasi, air tersebut semakin lama akan meresap
lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer
dan akirnya menjadi air tanah.
Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi
dua yaitu yang bersifat pasif dan aktif. Pada
teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan
meresap secara alami melalui sumur buatan,
sedangkan pada sumur resapan yang bersifat aktif
air dipompa (diinjeksikan) kedalam lapisan akuifer
menggunakan pompa tekanan tinggi.
Gambar 2. Potongan Melintang Yang Ideal Suatu
Sistem Akuifer Pantai
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau Pengertian
perubahan luah aliran dalam daerah air tawar, Yang di maksud dengan :
menyebabkan perubahan "interface". Penurunan 1. Sumur resapan air hujan adalah prasarana
aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan untuk menampung dan meresapkan air hujan
"interface" bergerak ke dalam tanah dan ke dalam tanah;
menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer. 2. Lahan pekarangan adalah lahan atau halaman
Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar yang dapat difungsikan untuk menempatkan
mendorong "interface" ke arah laut. Laju gerakan sumur resapan air hujan;
"interface" dan respon tekanan akuifer 3. Bidang tanah adalah derah permukaan yang
tergantung kondisi batas dan sifat akuifer pada menampung limpasan air hujan dapat berupa
kedua sisi "interface". atap ataupun permukaan tanah yang
Pada sisi dengan air asin dapat bergerak kedalam terkedapkan;
atau keluar, pada sistem akuifer efek dari gerakan 4. Permeabilitas tanah adalah kemampuan
interface mempengaruhi perubahan debit air tanah untuk diresapi air;
tawar di lepas pantai. Dalam suatu sistem akifer 5. Kedalaman air tanah adalah batas muka air
berlapis, air asin dapat masuk akuifer oleh aliran tanah terhadap permukaan tanah;
melalui akuifer tersingkap atau bocoran yang 6. Volume andil banjir adalah volume air hujan
melewati lapisan pembatas atau lantai laut yang jatuh ke bidang tanah, yang akan
(Gambar 2 b). dilimpaskan ke sumur resapan air hujan.
Pengelolaan sumberdaya air tanah memerlukan
suatu pengetahuan dinamika fisik aliran air dalam Persyaratan-persyaratan
tanah terhadap fenomena intrusi air asin. Untuk a. Umum
alasan ini, maka diperlukan suatu usaha Persyaratan umum yang harus dipenuhi
meresapkan air hujan ke dalam tanah baik secara adalah sebagai berikut :
alami maupun artifisial (buatan). 1) Sumur resapan air hujan ditempatkan
pada lahan yang relative datar

3
2) Air yang masuk kedalam sumur resapan Jarak
adalah air hujan yang tidak tercemar minimum
No Jenis Bangunan
3) Penempatan sumur resapan air hujan dari sumur
harus mempertimbangkan keamanan resapan (m)
bangunan sekitarnya 3. Bidang 5
4) Harus memperhatikan peraturan daerah resapan/sumur
setempat resapan tangki
5) Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan septik
ini harus disetujui instansi yang Catatan : jarak di ukur dari tepi ke tepi
berwenang

b. Teknis Perhitungan dan Penentuan Sumur Resapan Air


Persyaratan teknis yang harus dipenuhi Hujan
adalah sebagai berikut :
1) Kedalaman air tanah 1. Perhitungan sumur resapan air hujan
Kedalaman air tanah minimum 1,50 m Langkah – langkah perhitungan sumur
pada musim hujan resapan adalah sebagai berikut :
2) Permeabilitas tanah Melakukan analisis surah hujan
Struktur tanah yang dapat digunakan Salah satu metode yang umum digunakan
harus mempunyai nilai permeabilitas untuk memperkirakan laju aliran puncak
tanah 2,0 cm/jam, dengan klasifikasi (debit banjir atau debit rencana) yaitu
sebagai berikut : Metode Rasional USSCS (1973). Metode ini
a) Permeabilitas tanah sedang (geluh digunakan untuk daerah yang luas
kelanauan, 2,0 – 3,6 cm/jam atau 0,48 pengalirannya kurang dari 300 ha (Goldman
– 0,864 m3/m2/hari); et.al., 1986, dalam Suripin, 2004). Metode
b) Permeabilitas tanah agak cepat (pasir Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi
halus, 3,6 – 36 cm/jam atau 0,864 – bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai
8,64 m3/m2/hari); intensitas seragam dan merata di seluruh
c) Permeabilitas tanah cepat (pasir daerah pengaliran selama paling sedikit sama
halus, 36 cm/jam atau 8,64 dengan waktu konsentrasi (tc).
m3/m2/hari); Persamaan matematik Metode Rasional
3) Jarak terhadap bangunan adalah sebagai berikut :
Jarak penempatan sumur resapan air Q = 0,278.C.I.A
hujan terhadap bangunan, dapat dilihat Dimana
pada Tabel 1. Q = Debit (m3/dt)
0,278 = Konstanta, digunakan jika
Tabel 1 satuan luas daerah
Jarak minimum sumur resapan air hujan menggunakan km2
terhadap bangunan C = koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama
Jarak waktu konsentrasi (mm/jam)
minimum A = Luas daerah aliran (km2)
No Jenis Bangunan
dari sumur
resapan (m) Di wilayah perkotaan, luas daerah pengaliran
1. Sumur resapan air 3 pada umumnya terdiri dari beberapa daerah
hujan/sumur air yang mempunyai karakteristik permukaan
bersih tanah yang berbeda (subarea), sehingga
2. Pondasi Bangunan 1 koefisien pengaliran untuk masing-masing

4
subarea nilainya berbeda, dan untuk Metode Haspers dan Der Weduwen
menentukan koefisien pengaliran pada Perhitungan intensitas curah hujan dengan
wilayah tersebut dilakukan penggabungan menggunakan Metode Haspers & der
dari masing-masing subarea. Variabel luas Weduwen adalah sebagai berikut :
subarea dinyatakan dengan A j dan koefisien
pengaliran dari tiap subarea dinyatakan
dengan Cj, maka untuk menentukan debit
digunakan rumus sebagai berikut : Dimana
t = durasi curah hujan (jam)
Xt = Curah hujan maksimum yang
terpilih

Dimana
Q = Debit (m3/dt) Untuk 1 t < 24 jam :
Cj = Koefisien aliran subarea
I = Intensitas curah hujan selama
waktu konsentrasi (mm/jam)
Aj = Luas daerah subarea (km2)
Dimana
Metode mencari instensitas curah hujan (I) I = Instensitas curah hujan
adalah sebagai berikut : (mm/jam)
Metode Mononobe R, Rt = Curah hujan menurut Haspers
dan Der Weduwen
t = Durasi curah hujan (jam)
Xt = curah hujan harian maksimum
Dimana :
yang terpilih (mm/hari)
I = Intensitas curah hujan
(mm/jam)
2. Menghitung kedalaman sumur optimum
t = lamanya curah hujan/durasi
sebagai berikut :
curah hujan (jam)
H = Q/FK
R24 = curah hujan rencana dalam
[1-exp(-(FKT/pR2)]
suatu periode ulang, yang
Dimana :
nilainya didapat dari tahapan
H = Kedalaman air (m)
sebelumnya (tahapan analisis
Q = Debit masuk (m3/dt)
frekuensi)
F = Faktor Geometrik (m)
K = Permeabilitas tanah (m/dt)
Metode Van Breen
R = Radius sumur
Perhitungan intensitas curah hujan dengan
T = Durasi aliran (dt)
menggunakan Metode Van Breen adalah
sebagai berikut :
3. Menghitung volume sumur optimum sebagai
berikut :
a) Volume andil banjir dapat digunakan
Dimana : rumus sebagai berikut :
IT = Intensitas curah hujan pada Vab = 0,855 . Ctadah . Atadah . R ................ (1)
suatu periode ulang (T tahun) Dimana :
RT = Tinggi curah hujan pada periode Vab = Volume limpasan yang akan
ulang T tahun (mm/hari) ditampung sumur resapan (m3)

5
Ctadah = Koefisien limpasan pada bidang Luas dinding sumur dengan
tadah penampang segi empat = 2P.L
Atadah = Luas bidang tadah (m2) (m2)
R = Tinggi hujan harian rata-rata c) Volume penampungan (storasi) air hujan
(L/m2/hari) digunakan rumus sebagai berikut :

b) Volume air hujan yang meresap


digunakan rumus sebagai berikut : d) Penentuan jumlah sumur resapan
Sebelum menentukan jumlah sumur
resapan, terlebih dahulu di hitung Htotal
sebagai berikut :
Dimana :
Vrsp = Volum air hujan yang meresap
(m3)
te = durasi hujan efektif (jam)
te = 0,9xR0,92/60 (jam)
R = tinggi hujan harian rata-rata Dimana :
(L/m2/hari) n = jumlah sumur resapan air hujan
Atotal = luas dinding sumur + luas alas (buah)
sumur (m2) Htotal = kedalaman sumur resapan air
K = koefisien permeabilitas tanah hujan (m)
(m/hari) Hrencana = kedalaman yang direncanakan <
(untuk dinding sumur yang kedalaman air tanah (m)
kedap, nilai Kv = Kh, untuk
dinding tidak kedap diambil PEMBUATAN SUMUR RESAPAN
nilai Krata-rata) Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah :
1. Persiapan awal berupa penyiapan bahan dan
alat
Bahan Utama
a. Seng/Paralon
Dimana :
b. Paralon
Krata-rata = koefisien permeabilitas tanah
c. Beton/Bata
rata-rata (m/hari)
Seng/Plastik digunakan untuk menampung air
Kv = koefisien permeabilitas tanah
hujan yang berasal dari genting, selanjutnya air
pada dinding sumur (m/hari) =
tersebut dialirkan melalui paralon menuju ke
2 Kh
sumur resapan. Paralon digunakan untuk
Kh = koefien permeabilitas tanah
mengalirkan air hujan dari talang ke sumur
pada alas sumur (m/hari)
resapan. Beton (buis beton) atau dari batu
Ah = luas alas sumur dengan
bata digunakan sebagai dinding sumur
penampang lingkaran = 1/4 D2 resapan.
(m2)
Luas alas sumur dengan
penampang segi empat = P.L
(m2)
Av = luas dinding sumur dengan
penampang lingkaran = DH
(m2)

6
Gambar 3. Bahan Buis Beton Yang Digunakan Untuk Sumur Resapan Dengan Sistem Dinding
Tidak Porus dan Porus

7
Peralatan
a. Peralatan pertukangan seperti tukang batu
dan tukang kayu
b. Alat ukur / meteran
c. Kayu/bambu

2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri


maupun jaringan yang baerasal dari atap
rumah.
3. Pemasangan meliputi pemasangan buis beton
atau batu bata dan pemasangan jaringan dari
rumah ke rumah.

Setelah diperoleh desain konstruksi (dimensi,


bentuk dan jenis) sumur resapan air sesuai Gambar 5. Potongan Tegak Pemasangan Sumur
dengan kondisi lingkungan pada kawasan Resapan (model tunggal)
perumahan, selanjutnya dalam proses pembuatan
sumur resapan air dapat dirancang dua pola BENTUK DAN UKURAN KONSTRUKSI SUMUR
penerapan yaitu: a) pembuatan secara kolektif RESAPAN BERDASAR SNI NO 03-2459-1991
(berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan
kawasan perumahan); dan b) pembuatan per-tipe SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh
rumah. Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi
Letak sumur resapan untuk yang model per-tipe empat atau silinder dengan ukuran minimal
rumah biasanya di halaman rumah sedang yang diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter
model blok-blok rumah (komunal) dapat dipasang dengan kedalaman disesuaikan dengan tipe
di bahu jalan. konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang
dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat
beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1
Pc : 2 Psr : 3 Krl untuk penutup sumur dan dinding
bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr
tidak diplester, tebal ½ bata (Gambar 6).

Gambar 4a. Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk


Sumur Resapan (Tampak Depan). Gambar 4b.
Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan
(Tampak Atas)

Gambar 6. Konstruksi sumur resapan berdasar SNI


No. 03-2459-1991

8
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan
oleh PU Cipta Karya adalah sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter
5. Dinding dibuat dari pasangan batu bata atau
batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa
plesteran.
6. Rongga sumur resapan di isi dengan batu
kosong 20/20 setebal 40 cm
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal
10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil.

Anda mungkin juga menyukai