FAJRI
NIM : 422015012
MK : DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI
DOSEN : IDA YULIANA, M.T.
I. PENDAHULUAN
Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses, atau hal yang sedang
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara lebih spesifik, transportasi
didefinisikan sebagai “kegiatan pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya”. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi
perpindahan atas orang atau barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain. Di sini
pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat pengangkut.
Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen atau subsistem yang
tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi kelangsungan sistem tersebut secara
keseluruhan, atau bahkan membuatnya tidak berfungsi sama sekali.
Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang,
prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang
tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa.
Tujuan dari sistem transportasi adalah untuk mencapai proses transportasi penumpang dan
barang secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor
keamanan, kenyamanan dan kelancaran, serta efisiensi waktu dan biaya.
SISTEM TRANSPORTASI DARAT
Dalam konteks ini, untuk mencapai sistem transportasi darat tersebut, ada beberapa hal yang
perlu dijalankan, di antaranya;
Rekayasa lalu lintas khususnya menentukan jalannya sistem transportasi yang direncanakan.
Penghematan energi dan reduksi emisi pencemar dapat dioptimalkan secara terpadu dalam
perencanaan jalur, kecepatan rata-rata, jarak tempuh per kendaraan per tujuan (vehicle mile trip
dan passenger mile trip), dan seterusnya. pola berkendara (driving pattern/cycle) pada dasarnya
dapat direncanakan melalui rekayasa lalu lintas. Data mengenai pola dan siklus berkendaraan
yang tepat di Indonesia belum tersedia hingga saat ini. Dalam perencanaan, pertimbangan utama
diterapkan adalah bahwa aliran lalu lintas berjalan dengan selancar mungkin, dan dengan waktu
tempuh yang sekecil mungkin, seperti yang dapat di uji dengan model asal-tujuan (origin-
destination). Dengan meminimumkan waktu tempuh dari setiap titik asal ke titik tujuannya
masing-masing akan dapat dicapai efisiensi bahan bakar yang maksimum, dan reduksi pencemar
udara yang lebih besar.
Jenis kendaraan yang digunakan sebagai alat transportasi merupakan bagian di dalam sistem
transportasi yang akan memberikan dampak bagi lingkungan fisik dan biologi akibat emisi
pencemaran udara dan kebisingan. Kedua jenis pencemaran ini sangat ditentukan oleh jenis dan
kinerja mesin penggerak yang digunakan. Persyaratan pengendalian pencemaran seperti yang
diterapkan Amerika Serikat (AS) telah terbukti membawa perubahan-perubahan besar dalam
perencanaan mesin kendaraan bermotor yang beredar di dunia sekarang ini. Sejak tahun 1970,
bersamaan dengan krisis energi dan fenomena pencemaran udara di Los Angeles Smog,
dikeluarkan persyaratan-persyaratan yang ketat oleh pemerintah Federal untuk mengendalikan
emisi kendaraan bermotor dan efisiensi bahan bakar. Perubahan-perubahan yang dilakukan
dalam rencana mesin, meliputi pemasangan (katup) PCV palse sistem karburasi, sistem
pemantikan yang memungkinkan pembakaran lebih sempurna, sirkulasi uap bahan bakar minyak
(BBM) untuk mengurangi emisi tangki BBM, dan after burner untuk menurunkan emisi.
Sedangkan teknologi retrofit disyaratkan dengan pemasangan alat Retrofit Catalitic Converter
untuk mereduksi emisi HC dan NOX dan debu (TSP). Teknologi ini membawa implikasi yang
besar terhadap sistem BBM, karena TEL tidak dapat lagi ditambahkan dalam BBM.
3. Energi transportasi.
Besarnya intensitas emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor selain ditentukan oleh jenis dan
karakteristik mesin, juga sangat ditentukan oleh jenis BBM yang digunakan. Seperti halnya
penggunaan LPG, akan memungkinkan pembakaran sempurna dan efisiensi energi yang tinggi.
Selain itu dalam rangka upaya pengendalian emisi gas buang, bila peralatan retrofit digunakan,
diperlukan syarat bahan bakar, khusus yaitu bebas timbal. Dengan memperhatikan hal-hal
tersebut, diharapkan sistem transportasi perkotaan, akan sesuai dengan yang diharapkan,
khususnya dalam upaya mengurangi tingkat kemacetan dan mencegah semakin meningkatnya
kadar polutan udara oleh asap kendaraan bermotor dan kebisingan.
Moda transportasi darat menggunakan medium yang terletak di daratan, baik bawah tanah
(subway) maupun melayang (flyover). Moda transportasi darat dapat dibagi menjadi :
Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti wisata, dan bukan untuk
keperluan sehari-hari. Di negara maju, sistem transportasi gantung lebih banyak dikelola oleh
pihak swasta. Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut, dan rel untuk merentangkan
kabel baja yang dikendalikan dari terminal. Akibat kemajuan teknologi transportasi dan
mengingat sempitnya lahan di daerah perkotaan dewasa ini, maka transportasi gantung banyak
digunakan
TERMINAL
Hal penting dalam transportasi adalah bahwa setiap sistem transpirtasi9 harus dapat mengangkut
muatan dan membongkarnya kembali pada akhir perjalanan. Selain itu perlu diperhatikan pula,
bahwa sepanjang perjalanan dari tempat asal ke tujuan, mungkin diperlukan lebih dari satu moda
transportasi. Pergantian moda ini dilakukan di tempat yang disebut terminal.
Bagi transportasi pada umumnya, terminal sangat penting dan biasanya memerlukan fasilitas
yang sangat lengkap, seperti pada bandar udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api. Tempat lain
yang mempunyai fungsi sejenis, yaitu tempat perhentian kendaraan umum pada suatu ruas jalan,
yang barangkali hanya menyediakan sekedar tempat untuk calon penumpang berdiri menunggu,
dilengkapi sejumlah rambu yang diperlukan
Untuk transportasi jalan raya, fungsi terminal dapat muncul hampir di sepanjang lintasan. Di
daerah yang belum cukup berkembang, sering terjadi kereta api, bus, truk dapat dihentikan di
setiap tempat menurut keinginan penumpang.
Jenis terminal ini meliputi terminal bus, kereta api, ataupun multi moda. Contoh terminal multi
moda transportasi darat berupa suatu terminal bertingkat, dengan tingkat paling bawah
digunakan untuk melayani angkutan rel regional, sementara tingkat berikutnya digunakan untuk
melayani angkutan rel dalam kota, dan tingkat paling atas digunakan untuk melayani para
penumpang (pembelian tiket, dan lain-lain).
SISTEM TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Ada lima komponen dasar yang membentuk sistem teknologi transportasi, yaitu :
Sumber tenaga penggerak
Kendaraan
Jalur pergerakan
Terminal
Sistem pengendalian operasi
Dengan menggabungkan beberapa komponen, maka diperoleh pendukung sistem transportasi,
yang pada dasarnya terdiri atas tiga unsur, yaitu :
a. Sarana : terdiri atas sumber tenaga penggerak dan kendaraan.
b. Prasarana : terdiri atas jalur pergerakan dan titik simpul pergerakan atau terminal.
c. Sistem operasi dan pengendalian pergerakan.
Bangkitan Perjalanan
a. Umum :
Bangkitan perjalanan adalah jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh suatu zona atau suatu
pusat kegiatan, yang dapat dibagi menjadi dua :
1) Perjalanan meninggalkan lokasi (trip production)
2) Perjalanan menuju ke lokasi (trip attraction)
Perhitungan bangkitan perjalanan adalah jumlah kendaraan atau orang (atau jumlah angkutan
barang) persatuan waktu (misal: kendaraan/jam). Bangkitan lalu lintas tergantung pada dua aspek
tata guna lahan, yaitu :