Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha


Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat
dan menerapkan cara kerja efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan
inovasi serta kemampuan managemen.
Pengertian di atas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positip
terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan
serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positip tersebut. Semangat, perilaku
dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan alas dasar itu wirausaha
dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu : wirausaha awal, wirausaha tangguh, wirausaha
unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampiannya yang lebih menonjol dalam memobilisasi
sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara
efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha yaitu perilaku dan
kemampuannya menonjol dalam kreatifitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko
lazim disebut Innovative Entrepreneur.
Adam Smith, dalam pandangannya, wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi
terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi
produksi. Ahli ekonomi perancis Jean Baptise berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang
memiliki seni dan kterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru.
Sedangkan Cantilon berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan-gagasan
baru yang sellau berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat
paling tinggi. Secara komprehensif Meng & Liang, (1996), merangkum pandangan beberapa
ahli, dan mendefenisikan wirausaha sebagai: (a) Seorang inovator (b) Seorang pengambil risiko
atau a risk-taker (c) Orang yang mempunyai misi dan visi (d) Hasil dari pengalaman masa
kanak-kanak (e) Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi. (f) Orang yang memiliki
locus of control internal.

2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan


Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah:
1. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh
kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah

1|Page
untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha
yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja
keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku
inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan
pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan
semangat berprestasi.
3. Keberanian mengambil risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha
menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih
yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif .
4. Kempemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan.
Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor
baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan
sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya
adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada
sekarang.
6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut
cukup baik
b. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang
lama dengan cara-cara baru.

3. Kewirausahaan Korporat (Corporate Interpreneurship)


Kewirausahaan korporat (Corporate Entrepreneurship), yaitu kewirausahaan dalam suatu
bisnis, juga dapat menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dengan pasar. Bisnis-
bisnis yang ada mempunyai sumber daya keuangan, keterampilan bisnis, dan seringkali

2|Page
mempunyai sistem pemasaranserta distribusi untuk komersialisasi inovasi dengan sukes. Tetapi,
seringkali strukturnya terlalu birokratis penekanan pada keuntungan jangka pendek, dan
organisasi yang terlalu terstruktur akan menghambat kreativitas serta mencegah
dikembangkannya produk dan binis baru. Korporat mengakui adanya faktor-faktor penghambat
ini serta kebutuhan akan kreativitas dan inovasi telah mencoba untuk membangun semangat
kewirausahaan di dalam organisasi. Pada era kompetisi yang sangat ketat, kebutuhan akan
produk-produk baru dan semangat kewirausahaan sedemikian besarnya sehingga semakin
banyak perusahaan yang mengambil lingkungan kewirausahaan korporat, dimana dengan
membentuk unit strategi bisnis (SBU). Kewirausahaan korporat merupakan sebuah metode yang
menstimulasi, dan kemudian mengelola, individu-individu di dalam sebuah organisasi yang
berpikir bahwa sesuatu dapat dilakukan secara berbeda serta lebih baik.
Itensi-itensi kewirausahaan dalam organisasi-organisasi adalah bahwa organisasi-organisasi
tersebut berbeda dalam cara mereka memberikan lingkungan yang membantu perkembangan
aktivitas perusahaan. Lingkungan yang membantu perkembangan secara wirausaha adalah
sebuah lingkungan yang meningkatkan persepsi para anggota organisational mengenai tindakan
kwirausahaan, baik yang mungkin dilaksanakan maupun yang disenagi.
Kewirausahaan korporat sangat tercermin dalam aktivitas-aktivitas kewirausahaan dan
orientasi manajemen puncak dalam organisasi. Usaha keras wirausaha ini terdiri atas 4 elemen
utama yaitu : usaha bisnis baru, keinovatifan, pembaruan diri, dan keproaktifan.
Pelaku dalam kewirausahaan korporat dikenal dengan yang namanya intrapreneurship.
Intrapreneur, yaitu individu yang bekerja dalam suatu organisasi/perusahaan yang sudah
berjalan, tetapi individu tersebut menggunakan kapabilitas seorang entrepreneur (lih. kapabilitas
entrepreneur) dalam melaksanakan tugasnya.

3|Page
Berikut merupakan perbedaan antara entrepreneurship dan intrapreneurship adalah sebagai
berikut (Hisrich, Robert D. et al., 2008: 313):
No. Uraian Entrepreneur Intrapreneurship
(Pemilik dan Pendiri) (Pengelola)
1. Fokus penting dalam bekerja. Leadership Manajerial

2. Resiko bisnis yang ditanggung 100% Tidak


3. Tangung jawab utama Penentu visi dan misi Pelaksana visi dan misi
4. Profesionalisme Terhadap bisnis Terhadap organisasi
5. Jabatan Komisaris direksi
6. Prosisi dalam organisasi Luar organisasi Dalam organisasi

Perbandingan Dari Pengusaha Bebas, Pengusaha Korporat, Dan Manajer Tradisional


Berikut merupakan perbandingan dari pengusaha bebas, pengusaha korporat, dan manajer
tradisional.
Manajer Tradisional Pengusaha Bebas Pengusaha Korporat
Motivasi utama Promosi serta Kebebasan, peluang Kebebasan dan
penghargaan korporat untuk berkreasi, dan kemampuan untuk
tradisional yang lain, uang . mencapai kemajuan
seperti kantor, staf, dan mengenai penghargaan
kekuasaan. korporat.
Orientasi waktu Jangka pendek— Kelangsungan hidup Antara pengusaha bebas
Memenuhi kuota dan dan mencapai dan manajer tradisional,
anggaran, serta horison pertumbuhan bisnis tergantung pada urgensi
perencanaan selama 5 sampai 10 untuk memenuhi jadwal
mingguan, bulanan, tahun. korporasi, dan jadwal
triwulan, dan tahunan. yang ditentukan sendiri.
Aktivitas Lebih banyak Keterlibatan langsung. Lebih banyak
pendelegasian dan keterlibatan langsung
pengawasan dari pada dari pada pendelegasian.
keterlibatan langsung.
Risiko Berhati-hati Pengambil risiko Pengambil risiko
menengah. menengah.
Status Memperhatikan Tidak memperhatikan Tidak memperhatikan
simbol-simbol status. simbol-simbol status. simbol-simbol status
tradisional—

4|Page
menginginkan
kebebasan.
Kegagalan dan Berusaha untuk Berurusan dnegan Berusaha untuk
Kesalahan menghindari kesalahan kesalahan dan menyembunyikan
dan kejutan. kegagalan. proyek-proyek berisiko
dari pandangan hingga
siap.
Keputusan Biasanya setuju Mengikuti impian- Mampu membuat orang
dengan mereka yang impian dengan lain setuju untuk
berada siposisi keputusan. mambantu mencapai
manajemen lebih atas. impian.
Siapa yang Orang lain. Diri sendiri dan para Diri sendiri, para
melayani pelanggan. pelanggan, dan para
sponsor.
Sejarah keluarga Anggota-anggota Latar belakang Latar belakang
keluarga bekerja untuk wirausaha dari bisnis wirausaha dari bisnis
organisasi-organisasi kecil, profesional, atau kecil, profesional, atau
besar. pertanian. pertanian.
Hubungan Hierarki sebagai Transaksi dan Transaksi-transaksi di
dengan orang huungan dasar. pembuatan transaksi dalam hierarki.
lain sebagai hubungan
dasar.

4. Pembentukan Kewirausahaan Korporat Dalam Organisasi


Sebuah organisasi yang ingin membentuk sebuah lingkungan wirausaha harus
mengimplementasikan sebuah prosedur untuk pembentukannya. Meskipun hal ini dapat
dilakukan secara internal, namun yang terjadi adalah lebih mudah menggunkan orang luar
untuk memudahkan proses tersebu (Hisrich, Robert D. et al., 2008: 98-99).
 Langkah pertama, mendapatkan komitmen untuk kewirausahaan korporasi dalam
organisasi oleh tingkat manajemen puncak, lebih atas, dan menengah.
 Langkah kedua, ide-ide dan bidang umum yang ingin didukung oleh manajemen puncak
sebaiknya diidentifikasi, bersama dengan jumlah uang, resiko yang tersedia untuk
mengembangkan konsep tersebut lebih lanjut.
 Langkah ketiga, sebuah perusahaan perlu menggunakan teknologi untuk menjadikan lebih
fleksibel.

5|Page
 Langkah keempat, organisasi sebaiknnya merupakan sekelompok manajer yang
mempunyai minat untuk melatih para karyawan sekaligus berbagi pengalaman mereka.
 Langkah kelima, organisasi harus mengembangkan cara-cara untuk mendekati para
pelanggannya.
 Langkah keenam, sebuah organisasi yang ingin menjadi lebih wirausaha harus belajar
untuk menjadi lebih produktif dengan sumber-sumber yang lebih sedikit.
 Langkah ketujuh, organisasi tersebut harus membentuk struktur dukungan kuat untuk
kewirausahaan korporat.
 Langkah kedelapan, dukungan juga harus melibatkan pemberian penghargaan-penghargaan
untuk kinerja unit wirausaha.
 Langkah terkahir, organisasi harus mengimplementasikan sebuah sistem evaluasi yang
memungkinkan unit-unit wirausaha yang berhasil untuk berkembang dan yang tidak berhasil
untuk dihilangkan.

5. Peran Kewirausahaan dalam Perkembangan Ekonomi


Peran kewirausahaan dalam perkembangan ekonomi meliputi lebih dari sekadar
peningkatan output dan pendapatan per kapita, didalamnya mencakup prakarsa dan penetapan
perubahan dalam struktur bisnis dan masyarakat. Perubahan ini selaras dengan pertumbuhan dan
peningkatan output, yang memungkinkan kekayaan dibagikan kepada sejumlah partisipan.
Sebuah teori pertumbuhan ekonomi memperlihatkan inovasi sebagai kunci bukan hanya dalam
pengembangan produk (atau jasa) baru untuk pasar, tetapi juga dalam menstimulasi ketertarikan
investasi dalam bisnis baru yang dibentuk.
Sekalipun investasi dan inovasi dalam perkembangan ekonomi di suatu wilayah sangat
penting, pemahaman tentang proses evolusi produk masih sangat kurang. Ini adalah proses yang
harus dilalui di mana inovasi dikembangkan dan dikomersialkan dengan aktivitas
kewirausahaan, yang kemudian merangsang pertumbuhan ekonomi.
Inovasi dapat sangat bervariasi dalam hal tingkat keunikannya. Tanpa memperhatikan
tingkat keunikan atau teknologinya, setiap jenis inovasi berevolusi ke arah komersialisasi
melalui satu dari tiga mekanisme berikut:
1. Pemerintah sebagai inovator
Pemerintah merupakan salah satu mediator untuk mengomersilkan hasil perpaduan
antara kebutuhan sosial dan teknologi. Hal ini sering disebut sebagai transfer teknologi dan
telah menjadi fokus dari sejumlah besar upaya penelitian. Meskipun menggunakan upaya ini,
hanya relatif sedikit penemuan yang dihasilkan dari riset-riset yang didanai pemerintah yang
berhasil menjangkau pasar komersial. Sebagian besar produk dari riset ilmiah ini hanya
mengandung sedikit aplikasi untuk kebutuhan komersial. Sedikit produk yang dapat diterapkan

6|Page
membutuhkan modifikasi yang signifikan untuk dapat menarik pasar. Meskipun memiliki
sumber daya dana untuk mentransfer teknologi ke dalam pasar secara sukses, pemerintah tidak
mempunyai keterampilan bisnis, khususnya dalam pemasaran dan distribusi, yang dibutuhkan
untuk melakukan komersialisasi secara sukses. Selain itu, birokrasi pemerintah dan pita merah
sering menghambat bisnis untuk dihasilkan pada waktu yang tepat.
2. Kewirausahaan Korporat
Yaitu kewirausahaan dalam suatu bisnis, juga dapat menjembatani kesenjangan antara
ilmu pengetahuan dengan pasar. Bisnis-bisnis yang ada mempunyai sumber daya keuangan,
keterampilan bisnis, dan sering kali mempunyai sistem pemasaran serta distribusi untuk
komersialisasi inovasi dengan sukses. Tetapi seringkali strukturnya terlalu birokratis,
penekanan pada keuntungan jangka pendek, dan organisasi yang terlalu terstruktur akan
menghambat kreativitas serta mencegah dikembangkannya produk dan bisnis baru. Korporat
yang mengakui adanya faktor-faktor penghambat ini serta kebutuhan akan kreativitas dan
inovasi telah mencoba untuk membangun semangat kewirausahaan di dalam organisasi mereka.
Pada era kompetisi sangat ketat seperti ini, kebutuhan akan produk-produk baru dan semangat
kewirausahaan sedemikian besarnya sehingga semakin banyak perusahaan yang
mengembangkan lingkungan kewirausahaan korporat, sering kali dengan membentuk unit
bisnis strategis.
3. Kewirausahaan yang Mandiri
Banyak pengusahan mengalami waktu yang sulit ketika menjembatani kesenjangan
antara ilmu pengetahuan dengan pasar dan menciptakan usaha baru. Mereka mungkin
kekurangan kemampuan manajerial, kapabilitas pemasaran, atau sumber daya keuangan.
Penemuan-penemuan mereka sering tidak realistis dan membutuhkan modifikasi yang
signifikan untuk dapat dipasarkan. Selanjutnya pengusaha seringkali tidak mengetahui
bagaimana berhubungan dengan entitas-entitas yang diperlukan seprti bank, pemasok,
pelanggan, pemodal ventura, distributor, serta agen periklanan.
Meskipun demikian, dengan seluruh kesulitan yang ada, kewirausahaan yang mandiri
saat ini tetap menjadi metode yang paling efektif untuk menjembatani kesenjangan tersebut,
menciptakan usaha baru, serta membawa produk dan jaa baru ke pasar. Pada sejumlah sektor,
kewirausahaan diperhitungkan sebagai sumber utama produk dan penciptaan lapangan kerja
baru. Melihat dampaknya pada ekonomi secara keseluruhan maupun pada penciptaan lapangan
kerja di suatu wilayah, cukup mengherankan bahwa kewirausahaan belum menjadi poin sentral
dalam perkembangan ekonomi.

7|Page

Anda mungkin juga menyukai