Anda di halaman 1dari 2

Executive Summary

Dalam suatu bisnis yang ingin mencapai tujuan dan mengimplementasikan strateginya
dengan baik, indikator kinerja keuangan bukanlah satu-satunya ukuran dalam menilai kinerja
masa lalunya. Dengan hanya melihat kinerja keuangan, perusahaan tidak akan pernah tau
bagaimana kualitas implementasi strateginya. Kualitas implementasi strategi dapat diukur
menggunakan matriks yang dapat menghubungkan bagaimana perencanaan dan eksekusi,
dengan memiliki gambaran yang lebih jelas maka keselarasan kinerja keuangan dan strategi dapat
dicapai. Tidak hanya itu keselarasan yang terus menerus diusahakan merupakan pedoman dan
dorongan bagi setiap anggota organisasi dalam komitmennya meraih pencapaian. Yang tidak
kalah penting dalam manajemen kontemporer, orientasi terhadap pencapaian nilai pelangganlah
yang selalu diupayakan karena merupakan generator pendapatan yang membuat suatu
perusahaan tetap hidup. Walaupun bukan satu-satunya pengukur kinerja perusahaan, namun
tetap kinerja keuanganlah sebagai muaranya.

Balance Scorecard (BSC) mengukur kinerja organisasi melalui empat perspektif yang berbeda
namun saling menghubungkan turunan dari visi, misi, dan strategi oraganisasi.
1. Keuangan – bagaimana kesuksesan diukur oleh pemegang saham?
2. Pelanggan – bagaimana kita menciptakan nilai pelanggan?
3. Proses – pada proses apa organisasi dapat mempertemukan ekspektasi pelanggan dan
pemegang saham?
4. Pembelajaran dan pertumbuhan – apa kemampuan keryawan, sistem informasi dan
kemampuan organisasi yang dapat secara terus menerus meningkatkan proses bisnis dan
hubungan kepada pelanggan.

Perspektif keuangan melihat pada periode sekarang dan periode masa lalu, sedangkan ketiga
perspektif non-keuangan lainnya merupakan indikator dalam mengukur kinerja keuangan di masa
depan secara lebih baik. Dengan sistem pengukuran BSC perusahaan secara terus menerus
memantau hasil keuangan sekaligus juga memonitori ukuran-ukuran non-finansial, diantaranya
mana yang membangun atau yang justru menghancurkan kemampuan perusahaan – dengan
pelanggan, proses, karyawan, dan sistem – untuk pertumbuhan dan keuntungan di masa yang
akan datang.

Dalam mengembangkan BSC perusahaan harus mengetahui betul apa yang dimaksud
dengan strategi, strategi mencakup dua prinsip fungsi, (1) strategi meciptakan keunggulan
kompetitif yaitu memenangkan persaingan dan memiliki kemampuan untuk memberikan yang
terbaik bagi pelanggan dibandingkan kompetitor lain. (2) memiliki strategi yang jelas akan
memberikan pedoman yang lebih jelas dalam mengalokasikan sumber daya internal dan
memberdayakan seluruh unit organisasi dan karyawan untuk mengambil keputusan dan
mengimplementasikan kebijakan yang konsisten dalam pencapaian dan usaha keberlanjutan
keunggulan kompetitif perusahaan dalam pasar.

Ch. 2 The Balanced Scorecard and Strategy Map 1


Executive Summary

Tujuan Balance Scorecard

1. Meningkatkan pendapatan melalui perluasan penjualan pada pelanggan yang telah ada
(keuangan).
2. Menawarkan solusi yang komplit untuk pelanggan yang telah ditargetkan (pelanggan).
3. Meraih keberhasilan yang sangat baik dalam rangka memenuhi perbaikan yang
berkelanjutan (proses).
4. Menyelaraskan insentif dan bonus karyawan dengan strategi (pembelajaran dan
pertumbuhan).

Ukuran pada BSC harus persisi, spesifik dan tidak bersifat ambigu, sehingga
memberikan fokusdalam mengevaluasi poin-poin perbaikan yang telah diupayakan oleh
karyawan dan manajemen. dengan begitu ukuran ini akan menjadi alat yang sangat berguna
dalam mengkomunikasikan secara jelas apa tujuan, visi, dan misi perusahaan. Setelah
ukuran-ukuran dirumuskan, maka manajer juga menentukan target pada masing-masingnya.
Target terdiri dari level yang telah ditetapkan pada suatu kinerja atau rating yang harus
dicapai pada suatu perbaikan yang telah dilakukan. Selanjutnya kinerja sekarang (realisasi)
akan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kemudian
digunakan untuk komunikasi, klarifikasi, motivasi, umpan balik, dan evaluasi bagi karyawan
dan manajemen. Karena pengukuran kinerja ini memiliki peran penting maka harus dipilih
secara hati-hati. BSC framework merupakan pilihan berbagai tujuan dan ukuran yang
merupakan turunan dari strategi perusahaan yang dihuungkan bersama-sama dalam rantai
hubungan sebab-akibat.

Hambatan dalam penerapan BSC secara efektif

Tidak semua perusahaan dapat menggunakan BSC secara efektif dan melakukan review
secara optimal, hal ini dapat terjadi karena jumlah ukuran-ukuran penilaian kinerja yang
terlalu sedikit sehingga tidak cukup dapat menggambarkan strategi perusahaan dan tidak
dapat merepresentasikan antara hasil (outcome) yang dikehendaki dan apa yang merupakan
pendorong (driver) dari kinerja yang dapat menghasilkan outcome tersebut. Begitu juga
apabila terlalu banyak ukuran maka perhatian manajer akan terbuang sia-sia pada ukuran-
ukuran yang tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

Dalam membuat dan menanamkan ukuran-ukuran dan sistem manajemen pada organisasi
memang cenderung kompleks dan rentan pada empat jebakan berikut:

1. Manajemen senior tidak berkomitmen.


2. Tanggungjawab BSC tidak diresapi sampai pada manajemen tingkat menengah maupun
pada karyawan.
3. Overdesigned BSC dan anggapan BSC hanya sebagai one-time event.
4. BSC diperlakukan sebagai sistem atau proyek konsultasi.

Ch. 2 The Balanced Scorecard and Strategy Map 2

Anda mungkin juga menyukai