Anda di halaman 1dari 7

HIPERLIPIDEMIA DENGAN DIABETES MELITUS SEBAGAI FAKTOR

RISIKO STROKE ISKEMIK

HYPERLIPIDEMIC WITH DIABETES MELLITUS IS A RISK FACTOR


FOR ISCHEMIC STROKE

Aang Khoirul Anam1, Lusito2, Israhnanto Isradji3

1. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)


Semarang
2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung Semarang
3. Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Corresponding Authors: Aang Khoirul Anam, Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung, Jln. Kaligawe KM 4 Semarang 50012 ph. (024)
6583584 fax. (024) 6594366, aangchoirulanam@yahoo.com

ABSTRAK
Kondisi hiperlipidemia meningkatkan risiko stroke iskemik sampai dua kali
lipat dibandingkan dengan individu profil lipid normal. Penelitian sebelumnya
melaporkan bahwa mortalitas akibat penyakit kardiovaskular diantara pasien
diabetes melitus (DM) mencapai empat kali lebih tinggi daripada pasien tanpa
DM dengan kadar kolesterol serupa. Penelitian ini bermaksud mengetahui risiko
stroke iskemik pada penderita hiperlipidemia dengan DM.
Penelitian analitik observasional dengan rancangan case control. Penelitian
dilakukan pada 100 sampel catatan medis pasien hiperlipidemia di RSI Sultan
Agung Semarang periode Januari – Desember 2016. Hiperlipidemia ditetapkan
jika kadar kolesterol > 240 mg/dl atau LDL > 160 mg/dl atau trigliserida > 200
mg/dl. DM ditetapkan jika kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl atau gula darah
puasa ≥ 126 mg/dl. Status stroke iskemik diperoleh dari hasil diagnosis dokter
yang tercantum dalam catatan medis. Risiko stroke iskemik pada penderita
hiperlipidemia dengan DM dianalisis dengan uji chi square dan nilai OR.
Hasil penelitian menunjukkan stroke iskemik, ditemukan sebanyak 30 orang
(60,0%) pasien hiperlipidemia dengan DM, sedangkan pada pasien hiperlipidemia
tanpa DM sebanyak 20 orang (40,0%). Uji chi square diperoleh nilai p=0,001
(p<0,05) dengan nilai OR = 3,857 (IK95%: 1,670-8,911). Pasien hiperlipidemia
dengan DM berkemungkinan menderita stroke iskemik 3,857 kali lebih tinggi
daripada pasien hiperlipidemia tanpa DM.
Disimpulkan bahwa: Hiperlipidemia dengan DM merupakan faktor risiko
stroke iskemik.
Kata kunci: Stroke Iskemik, Hiperlipidemia, Diabetes Melitus.
Abstract
Past studies have reported that mortality due to cardiovascular disease
among patients with diabetes mellitus (DM) reached four times higher than
patients without DM with similar cholesterol levels. Objective of this study was to
determine the risk of ischemic stroke in hyperlipidemic patients with DM.
An observational analytical study with case control design. The study was
conducted on 100 hyperlipidemic patients’ medical records at RSI Sultan Agung
Semarang from January to December 2016. Hyperlipidemic was established when
cholesterol > 240 mg/dl or LDL > 160 mg/dl or triglyceride levels > 200 mg/dl.
DM was established when blood sugar > 200 mg/dl or fasting blood sugar ≥ 126
mg/dl. The ischemic stroke status is obtained from the physician diagnosis that
listed in the medical record. The risk of ischemic stroke in hyperlipidemic patients
with DM was analyzed by chi square test and OR value.
Ischemic stroke found in 30 people (60.0%) hyperlipidemic patients with
DM, whereas 20 people (40.0%) in hyperlipidemic patients without DM. Chi
square test resulted in p value = 0.001 (p <0,05) with OR = 3.857 (IK95%: 1.670-
8.911). Hyperlipidemic patients with DM are more likely to suffer ischemic stroke
3.857 times higher than hyperlipidemic patients without DM.
Patients hyperlipidemic accompanied by DM have a 3.857 times higher risk
than without DM to get ischemic stroke.
Keywords: Ischemic Stroke, Hyperlipidemic, Diabetes Mellitus
PENDAHULUAN
Hiperlipidemia merupakan penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan
sekitar 56% penyakit jantung iskemik dan sekitar 18% penyakit serebrovaskular
di seluruh dunia (Hutter et al., 2004). Prevalensi hiperlipidemia di Indonesia
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 tercatat sebesar 35,1%, kemudian
meningkat menjadi 35,9% pada tahun 2013 (WHO, 2013). Hiperlipidemia
dicirikan dengan kadar kolesterol, lipid densitas rendah (LDL), dan trigliserida
tinggi. Kadar kolesterol tinggi mengakibatkan terjadinya penimbunan kolesterol di
dalam sel yang dapat memicu terjadinya pengerasan dinding pembuluh arteri yang
disebut sebagai proses aterosklerosis yang dapat berkontribusi pada kejadian
stroke (Dinata et al., 2013). Keadaan patologis yang menyertai seseorang individu
seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan kolesterol yang tinggi
(dislipidemia) merupakan faktor risiko utama (faktor dominan) stroke (Corwin,
2009).
Frekuensi diabetes melitus cukup tinggi pada penderita stroke. Pada 50
penderita stroke aterotrombotik (iskemik) dijumpai 20% sebelumnya telah
diketahui menderita diabetes melitus, 42% dari sisanya mempunyai konsentrasi
glikosilat hemoglobin abnormal. Sebanyak 62% penderita stroke mempunyai
abnormalitas glikemik (Hamidon dan Raymond, 2008). Studi The Multiple Risk
Factor Intervention Trial melaporkan mortalitas akibat penyakit kardiovaskular
diantara pasien diabetes mencapai 4 kali lebih tinggi daripada individu non DM
dengan kolesterol serum yang sama. Pasien diabetes dengan kadar kolesterol
serum terendah, mempunyai angka kematian yang lebih tinggi dibanding
kelompok individu non DM dengan kadar kolesterol tertinggi (Shahab, 2008).
Penelitian Raharjo dan Tuti (2015) menunjukkan bahwa distribusi
responden menurut jenis stroke memperoleh hasil 16 (12,7%) terkena stroke
hemoragik dan lebih dari separuh 110 (87,3%) adalah jenis stroke non hemoragik.
Penelitian Siswanto (2005) melaporkan bahwa dari 50 pasien terdapat faktor
risiko stroke terbesar yaitu tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg, kadar gula ≥
200mg/dl. Penelitian Nastiti (2012) melaporkan stroke iskemik yang dominan
(85%) dengan kadar gula darah 2 jam postprandial (PP) dan sewaktu sebesar ≥
200 mg/dl, kadar kolesterol total tinggi (49%), kadar LDL mendekati optimal
(32%), kadar HDL rendah (54%), dan memiliki penyakit DM (74%).
Penderita hiperlipidemia dengan diabetes melitus memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan tanpa diabetes
melitus. Perlu dilakukan penelitian tentang risiko stroke iskemik pada pasien
hiperlipidemia dengan diabetes melitus.

METODE
Penelitian analitik observasional dengan desain kasus-kontrol. Kasus adalah
pasien hiperlipidemia dengan penyakit diabetes melitus (DM) dan kontrol adalah
pasien hiperlipidemia tanpa DM diperoleh dari catatan medis pasien
hiperlipidemia di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung
Semarang periode Januari – Desember 2016. Menggunakan tingkat kesalahan 5%
dan power 80% diperoleh jumlah sampel 50 per kelompok dianggap cukup
memenuhi signifikansi statistik. Kriteria sampel yang dipilih yang memiliki
kelengkapan data yang dibutuhkan dalam catatan rekam medis pasien.
Status hiperlipidemia dan DM diukur berdasarkan kriteria NCEP ATP III
Revised tahun 2005 (Grundy et al., 2005) dengan kadar kolesterol total > 240
mg/dl atau kolesterol LDL > 160 mg/dl atau Trigliserid > 200 mg/dl disertai
meningkatnya kadar gula darah (gula darah sewaktu > 200 mg/dl atau gula darah
puasa ≥ 126 mg/dl); atau pasien yang menurut rekam medis telah didiagnosis
menderita hiperlipidemia dan diabetes melitus, sedangkan untuk status stroke
iskemik diperoleh dari diagnosis dokter yang terdapat dalam rekam medis.
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Bioetika Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan FK Unissula Semarang. Hiperlipidemia dengan DM
sebagai faktor risiko stroke iskemik dibuktikan dengan uji kai-kuadrat dan nilai
OR pada tingkat kemaknaan p<0,05

HASIL
Gambaran risiko stroke iskemik pada pasien hiperlipidemia di RSI Sultan
Agung Semarang ditunjukkan pada Tabel 1. Kasus stroke iskemik ditemukan
sebanyak 58,0% pada laki-laki dan 42,0% pada perempuan, sedangkan pada
kontrol 32,0% adalah laki-laki dan 68,0% perempuan. Terdapat perbedaan
kejadian stroke iskemik antara laki-laki dan perempuan dimana stroke iskemik
pada laki-laki 2,935 kali lebih besar daripada perempuan (p=0,009).

Tabel 1. Risiko stroke iskemik pada pasien hiperlipidemia berdasarkan jenis


kelamin
Jenis kelamin Kasus Kontrol p OR (IK95%)
Laki-laki 29 (58,0%) 16 (32,0%) 0,009 2,935 (1,296 - 6,647)
Perempuan 21 (42,0%) 34 (68,0%)
Total 50 (100%) 50 (100%)

Tabel 4.2 Risiko stroke iskemik pada pasien hiperlipidemia berdasarkan status
diabetes melitus (DM)
Status DM Kasus Kontrol P OR (IK95%)
Ya 30 (60,0%) 14 (28,0%) 0,001 3,857 (1,670-8,911)
Tidak 20 (40,0%) 36 (72,0%)
Total 50 (100%) 50 (100%)

Pada kelompok kasus, ditemukan sebanyak 30 orang (60,0%) pasien


hiperlipidemia dengan DM dan 20 orang (40,0%) pasien hiperlipidemia tanpa
DM. Sedangkan pada kelompok kontrol ditemukan sebanyak 14 orang (28,0%)
pasien hiperlipidemia dengan DM dan 36 orang (72,0%) pasien hiperlipidemia
tanpa DM. Uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) menunjukkan
bahwa hiperlipidemia dengan DM berhubungan dengan kejadian stroke iskemik.
Nilai OR sebesar 3,857 (IK95%: 1,670-8,911) memiliki arti bahwa pasien
hiperlipidemia dengan DM berkemungkinan menderita stroke iskemik 3,857 kali
lebih tinggi daripada pasien hiperlipidemia tanpa DM.

PEMBAHASAN
Kejadian stroke iskemik pada pasien hiperlipidemia laki-laki sedikit lebih
banyak (58,0%) daripada perempuan (42,0%). Kejadian stroke iskemik pada laki-
laki 2,935 kali lebih besar daripada perempuan. Menurut Mustanoja et al (2010)
hal ini disebabkan karena terkait dengan pola hidup yang buruk pada laki-laki
seperti merokok, makan-makanan yang berisiko seperti makanan asin, manis,
tinggi lemak, mengandung penyedap, dan kolesterol. Dimana perilaku-perilaku
tersebut dapat menganggu elastisitas pembuluh darah dan bisa menyebabkan
penyumbatan yang berdampak pada aterosklerosis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hiperlipidemia dengan DM
merupakan faktor risiko stroke iskemik. Risiko stroke iskemik pada pasien
hiperlipidemia dengan DM sebesar 3,857 kali daripada tanpa DM. Diabetes
melitus (DM) sendiri juga merupakan faktor risiko stroke iskemik. Pasien dengan
diabetes berisiko 1,5-3 kali menderita stroke iskemik dibandingkan dengan
populasi umum dan terkait dengan mortalitas serta morbiditas yang lebih besar.
Kondisi sindrom metabolik yang salah satu cirinya adalah hiperlipidemia
merupakan faktor risiko stroke iskemik dengan nilai OR 1,5 kali (Zavoreo et al.,
2012).
Kondisi hiperlipidemia menyebabkan faktor risiko proaterogenik, profil
plasma lipid abnormal, hipertensi dan hiperglikemia. Ditambah dengan
keberadaan DM menyebabkan gambaran patologis seperti resistensi insulin dan
hiperinsulinemia, yang juga berkontribusi terhadap perubahan aterosklerosis pada
pembuluh ekstra dan intrakranial yang tidak tergantung pada faktor risiko yang
menyertainya (Demarin et al., 2006).
Diabetes melitus yang umum dicirikan dengan hiperglikemia menyebabkan
kerusakan dinding pembuluh darah besar maupun pembuluh darah perifer, juga
meningkatkan agegrat platelet dimana kedua proses tersebut menyebabkan
aterosklerosis. Hiperglikemia juga meningkatkan viskositas darah yang berikutnya
menyebabkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi sehingga berkontribusi
pada terjadinya stroke iskemik. Hasil penelitian Ramadhany et al., (2010)
menunjukkan ada hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian stroke
iskemik, individu dengan DM berisiko 3,8 kali lebih banyak mengalami stroke
iskemik daripada individu tanpa DM.
Kondisi DM menyebabkan peningkatan absorbsi natrium di dalam tubuh.
Absorbsi natrium berdampak pada peningkatan kadar kalium dalam darah dan
menyebabkan terstimulasinya sistem saraf simpatik. Sistem saraf simpatik yang
terstimulasi ini berdampak pada perubahan struktur dalam darah yang
mempengaruhi fungsi jantung dan tekanan darah. Diabetes merupakan kondisi
yang secara tidak langsung mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Kondisi DM juga mengakibatkan kerusakan dinding arteri sehingga
terbentuk thrombus atau bekuan darah dan menghambat aliran darah. Thrombus
yang terbentuk juga dapat membesar dan menutup lumen arteri, atau juga dapat
terlepas dan membentuk emboli yang mengikuti aliran darah serta menyumbat
arteri di bagian lain. Penyumbatan arteri oleh emboli menjadikan jaringan yang
memperoleh vaskularisasi dari arteri mati akibat kehilangan suplai oksigen secara
cepat, dan bila terjadi di otak menyebabkan kerusakan pada otak sehingga terjadi
stroke iskemik (Gofir, 2009).
Diabetes melitus yang menyertai hiperlipidemia menambah kecepatan
terjadinya stroke iskemik. Diabetes melitus menyebabkan progresivitas stroke
iskemik, peningkatan mortalitas dan morbiditas karena perubahan post iskemik
aliran darah serebral akibat kegagalan autoregulasi, efek hiperosmolar glukosa
darah, dan interferensi dengan aliran darah kolateral pada daerah peri iskemik
(Indiyarti, 2003).
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Hiperlipidemia dengan
diabetes melitus merupakan faktor risiko stroke iskemik, 2) Pasien yang
mengalami stroke iskemik pada penderita hiperlipidemia tanpa diabetes melitus
sebanyak 20 orang (40,0%), 3) Pasien yang mengalami stroke iskemik pada
penderita hiperlipidemia dengan diabetes melitus sebanyak 30 orang (60,0%).

DAFTAR PUSTAKA
Corwin E.J, 2009, Patofisiologi : Buku Saku. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Demarin, V., Huzjan, A.L., Trkanjec, Z., Beros, V., 2006, Recommendations For
Stroke Management-Update,Acta Clin Croat, 45: 219-285.

Dinata C.A., Safrita Y., Sastri S., 2013, Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke
pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok
Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas;
2(2); 58-61.

Gofir, A. 2009. Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendeika Press.

Grundy S. M., Cleeman J. I., Daniels S. R. et al., 2005, “Diagnosis and


management of the metabolic syndrome: an American Heart
Association/National Heart, Lung, and Blood Institute scientific statement,”
Circulation, vol. 112, no. 17, pp. 2735–2752.

Hamidon, B.B., Raymond, A.A., 2008. Risk Factors and Complications of Acute
Ischaemic Stroke Patients' at Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia
(HUKM). Med J Malaysia 58(4):499-505.

Hutter, C.M., Mellisa A.A, Steve E.H., 2004. Familial Hypercholesterolemia,


Peripheral Arterial Disease and Stroke: a Huge Mini review. American
Journal of Epidemiology; 160(5): 430-435.

Indiyarti, R., 2003, Dampak Hiperglikemia terhadap Kelangsungan Hidup


Penderita Stroke, J. Kedokteran Trisakti, Vol. 22 No. 2; 105-109.

Mustanoja S, Meretoja A, Putaala J, Viitanen V, Curtze S, Atula S, Artto V,


Häppölä O. 2011. Outcome by stroke etiology in patients receiving
thrombolytic treatment: descriptive subtype analysis. Stroke.
2011;42:102–106’.

Nastiti, D. 2012. Gambaran Faktor RisikoKejadian Stroke pada pasien Stroke


Rawat Inap di Rumah Sakit Krakatau Medika Tahun 2011. Skripsi,
Universitas Indonesia.
Ramadhany, A.F., Pujarini L.A., Candrasari A., 2013, Hubungan Diabetes
Melitus dengan Kejadian Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Tahun 2010, Biomedika, Volume 5 Nomor 2; 11-16.

Zavoreo, I., Batkes, V., Demarin, V., 2012, Triple H (Hypertension,


Hyperlipidemia, Hyperglycemia) and Stroke, Periodicum Biologorum, Vol.
114, No. 3, 269-275.

Anda mungkin juga menyukai