NOVEMBER 2015
I. MAKSUD
Prosedur ini dimaksudkan untuk menjabarkan prosedur pelaksanaan pemasangan gelagar
beton pratekan pracetak tipe I.
II. TUJUAN
Tujuan penyusunan SOP ini adalah sebagai acuan pelaksanaan agar pekerjaan konstruksi
dapat memenuhi aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K-3).
III. LINGKUP
Prosedur ini mencakup metode pelaksanaan pemasangan gelagar pratekan pracetak tipe I,
yang sudah siap untuk di stressing dan di instalasi.
IV. ACUAN
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK-3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
− Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 10/SE/Db/2014 tentang
Penyampaian Standar Dokumen Pengadaan dan Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3)
untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
− Acuan-acuan terkait lainnya.
V. DOKUMEN WAJIB
Penyedia Jasa wajib mengajukan rencana pemasangan gelagar yang berisi jadwal
pelaksanaan dan detail prosedur yang menjelaskan metode dan tahapan kerja pemasangan
gelagar beton dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
1
5. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) yang berintegrasi
dengan tahapan proses pelaksanaan pemasangan girder yang tertuang dalam RMK.
1. Penyimpanan
− Pastikan Penyedia Jasa telah menyiapkan areal penyimpanan material, dan peralatan
pekerja yang diperlukan untuk pemindahan dari alat pengangkut dan penyimpanan
unit-unit pracetak.
− Pastikan dan periksa bahwa Penyedia Jasa telah memeriksa unit-unit serta membuat
laporan tertulis kepada Direksi Pekerjaan perihal penerimaan paling lambat 7 hari
setelah penerimaan.
− Pastikan unit-unit ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras dan bebas dari
kontak langsung dengan permukaan tanah.
− Pastikan penyangga dipasang pada jarak tidak lebih dari 20% dari ukuran panjang
unit, yang diukur dari setiap ujung.
− Penyusunan gelagar di tempat penyimpanan tidak boleh saling bersentuhan satu sama
lain, dan harus dalam posisi tegak.
2
a. Tipe dan kapasitas peralatan angkat berikut aksesoris sling angkat, transport balok
dan atau perangkat launcher gelagar yang digunakan dalam kondisi baik dan
sesuai dengan yang diajukan pada dokumen rencana pemasangan gelagar yang
sudah disetujui Direksi Pekerjaan. Peralatan crane wajib memiliki sertifikat laik
operasi yang dikeluarkan instansi yang berwenang.
b. Operator yang mengendalikan peralatan crane wajib memiliki sertifikat
pengoperasian sesuai peralatan yang dioperasikan dan dalam kondisi yang sehat
serta memahami tahapan pekerjaan pemasangan gelagar sesuai yang direncanakan.
Operator memiliki SIM dan SKA yang dikeluarkan instansi yang berwenang.
a. Pastikan akses jalan dan rute yang sudah direncanakan akan dilalui oleh boggie
trailer relatif rata dan memiliki alinyemen vertikal maksimum 10% dan
alinyemen horizontal maksimum 2%.
b. Angkat gelagar menggunakan lifting belt yang dikalungkan pada ujung balok
dengan posisi titik pengangkatan dekat dengan rencana posisi perletakan gelagar.
c. Pastikan posisi balok saat pengangkatan dalam kondisi vertikal dan rata untuk
level horizontal antar kedua ujung.
d. Pastikan balok diatas boggie trailer dalam kondisi tegak dan bertumpu pada kayu
ganjal dan diikat kencang dengan rantai/sling untuk menjaga posisi dan kestabilan
balok saat proses langsir.
e. Pastikan safety plan dilaksanakan oleh semua pekerja yang terlibat.
3
6. Persiapan Sebelum Pemasangan / Instalasi Gelagar.
1. Pastikan Gelagar sudah di stressing dan angkur sudut ditutup.
2. Pastikan panjang perletakan sesuai dengan Spesifikasi pada Gambar Kerja dan
sesuai dengan panjang gelagar.
3. Pasang dudukan elastomer/bearingpad dengan luasan lebih besar dari dimensi
elastomer.
4. Pastikan elevasi mortar/bearingpad sesuai dengan rencana elevasi lantai jembatan
dikurangi tinggi total gelagar.
5. Pastikan kekerasan mortar/bearingpad sudah 100 % / sesuai Spesifikasi.
6. Pastikan angkur-angkur untuk elastomer yang menggunakan plat baja sudah
terpasang.
7. Apabila menggunakan metode crane maka pastikan waktu pelaksanaan pekerjaan
memadai dan kondisi lingkungan sekitar seperti cuaca dan kecepatan angin
kondusif untuk pekerjaan pemasangan gelagar.
7. Instalasi Gelagar
4
Gambar - 1 Proses Perkuatan Stabilitas Balok
5
6
Gambar – 2 Instalasi gelagar dengan Launcher
7
d. Letakkan segmen gelagar diatas stroller launcher, dorong gelagar ke ujung sebelah
dengan menggunakan stroller.
e. Angkat gelagar dengan crane, dengan menggunakan lifting belt yang dikalungkan
pada ujung balok dengan posisi titik pengangkatan dekat dengan rencana posisi
perletakan gelagar.
f. Pastikan posisi balok saat pengangkatan dalam kondisi tegak dan rata untuk level
horisontal antar kedua ujung.
g. Posisikan gelagar ke tepat diatas perletakan/tumpuan/elastomer.
h. Turunkan gelagar perlahan lahan hingga menumpu tepat pada perletakan , lalu
berikan penyokong ujung sementara agar gelagar tidak terguling.
i. Pasang semua gelagar, dan berikan koneksi sementara antar girder,
j. Pasang semua diapragma, dan lepas penyokong ujung.
8
e. Lakukan koneksi sementara antara gelagar ke-1 dan ke-2 untuk menjaga kestabilan
gelagar ke-2.
f. Pasang gelagar ke 3 , ke 4 dan seterusnya sesuai dengan urutan pekerjaan ke-4 dan
ke-5.
g. Siapkan dongkrak plat dengan kapasitas minimal sama dengan berat gelagar.
h. Siapkan plat penumpu dongkrak selebar lebar gelagar.
i. Siapkan elastomer yang akan dipasang.
j. Siapkan bahan perekat elastomer (untuk elastomer yang tidak menggunakan plat
dasar).
k. Pasang dongkrak dibawah ujung gelagar, dibelakang mortar atau didepan mortar.
l. Pendongkrakan dapat dilakukan bersama seluruh gelagar atau satu persatu.
m. Jika pendongkrakan dilakukan satu persatu, maka pastikan koneksi sementara
antar gelagar dapat memberikan keleluasaan gelagar terangkat ± setinggi satu
setangan tebal elastomer.
n. Pasang plat penumpu diatas piston dongkrak.
o. Hidupkan dongkrak, hingga gelagar terangkat ± setinggi satu setengah tinggi
elastomer.
p. Berikan perekat diatas mortar dan diatas elastomer.
q. Pasang elastomer diatas mortar dengan teliti pada posisi yang tepat.
r. Turunkan dongkrak secara perlahan lahan.
1. Untuk menjaga agar gelagar tidak terguling setelah instalasi dan sebelum diapragma
terpasang, maka Penyedia Jasa harus memberikan pengaman dengan penyokong ujung
gelagar dan pengaku antar gelagar.
9
b. Pengaman dengan ikatan besi tulangan (bar bracing).
c. Pengaman dengan sabuk pengikat (anchor belt fasteners/Chain Block)
3. Pemilihan tipe pengaman ditentukan oleh Penyedia Jasa, melalui pertimbangan dan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
4. Urutan Pelaksanaan
a. Pasang gelagar pertama pada bearingpad ke-1 (dibagian paling tepi terluar) diatas
mortar/bearingpad atau diatas elastomer langsung, pada posisi yang tepat.
b. Pasang pelat pengangga pada ujung gelagar dengan memasukan penyangga ujung
girder dari sebelah kiri dan kanan ujung gelagar, dan pasang pengunci hingga gelegar
betul-betul terjepit ( Gb. A )
c. Atau pasang penyokong dengan menggunakan tulangan D25 yang dibentuk seperti
pada gambar ( Gb.B )
d. Atau pasang anchor belt fasteners (Chain Block) seperti pada Gambar 1.
10
Tulangan D25
11
l. Jika elastomer dipasang setelah semua gelagar tersusun dan jika dilakukan
pengdongkrakan satu persatu, maka pada saat pendongkrakan batang koneksi diatas
gelagar, dipotong agar gelagar leluasa bergerak keatas saat dongkrak dihidupkan dan
pendongkrakan dimulai dari gelagar tengah. Tetapi jika dilakukan pendongkrakan
secara bersama-sama
sama maka batang koneksi diatas gelagar tidak perlu dipotong.
Tulangan D25
13
Persiapan gelagar
dan peralatan
stressing
Pemilihan metode
instalasi girder
Pastikan kapasitas Pasang launcher dan posisikan Pasang portal dan launcher
dan posisi crane crane pada tempatnya
Pemilihan metode
instalasi girder
14