Anda di halaman 1dari 21

IMUNOKROMATOGRAFI

A. Pengertian

Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran


samping (lateral flow test) atau dengan singkat disebut uji strip (strip test)
tergolong dalam kelompok imuno ASSAY berlabel sampel seperti
imunofluerens (IF) dan imuno enzim (EIA).

Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis


dari teknologi uji aglutinasi latex yang berwarna yaitu uji serologi yang
telah dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan piots untuk penyakit
Arthritisrheumatoid.

Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji


laboratorium yang handal sehingga amat dibutuhkan dinegara sedang
berkembang. Imunokrimatografi assay tidak membuktikan alat canggih
(mikroskop kliorogens dan radio conts) untuk membacanya cukup hanya
dengan melihat adanya perubahan warna memakai mata telanjang
sehingga jauh lebih pratktis.

B. Jejnis-jenis Imunokromatografi ASSAY

o HbsAg
o Plano test
o Narkoba
o Pemeriksaan dengue
o Pemeriksaan widal
o Pemeriksaan HIV
o Pemeriksaan HCV
o Pemeriksaan Anti HbsAg
C. Kelemahan dan kekurangan

o Format yang disukai oleh pemakai (teknisy laboratorium)


o Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes amat singkat
o Stabil untuk jangka panjang dan dalam tantangan iklim yang luas
o Kerjanya amat praktis
o Baru dalam pemeriksan kualitatif belum kuantitatif
o IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI HEPATITIS

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang


memberikan lemah badan, mual ,kencing, seperti air the disusul dengan mata
dan badan menjadi kuning. Tidak semua penyakit hepatitis mempunyai
bentuk yang klasik seperti ini. Ada hepatitis yang tidak nyata (inapparent
hepatitis), ada yang tanpa ikterik,ada bentuk yang jiank(bening)dan ada yang
ganas (fulminan). Hepatitis dapat disebabkan oleh virus (penyebab
terbanyak), bakteri (salmonella typhy), obat-obatan racun(hepatotoksik)dan
alcohol.

Kini telah dikenal beberapa virus penyebab peradangan hati yaitu :


virus hepatitis A (VHA), Virus hepatitis B(VHB),virus hepatitis C(VHC,non A
non B),virus hepatitis D(VHD),Virus hepatitis E(VHE)dan virus hepatitis
G(VHG).

o TES LABORATORIUM
1. Pemeriksaan HbsAg

Judul : pemeriksaan HbzAg Rapid test

Metode : imunokromatografi

Tujuan : untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam serum penderita


Prinsip : imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada
bantalan sampel bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs
(antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran
untuk berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan
menghasilkan garis warna.

Dasar teori : HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang


menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi
adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi dengan anti
HBsAg antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel
serum atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg
antibodi, campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane
kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane dan menghasilkan
suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang
berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang negatif.

o Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi
2. Serum
3. Strip HBsAg atau strip ACON

Cara kerja

4. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


5. Siapkan serum dalam tabung reaksi
6. Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya
7. Celupkan kedalam seru, biarkan selama 15 menit
8. Amati hasil test yang terjadi
Interpretasi Hasil

o Positif (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan test


o Invalid : tidak terjadi garis merah pada control test
o Negatif (-) : terdapat satu garis pada kontrol

2. PEMERIKSAAN ANTI HCV

Judul : Pemeriksaan anti HCV

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : Untuk mengetahui adanya virus hepatitis C dalam serum

Dasar teori : Tes human anti HCV lgG antibody dikembangkan untuk
mendeteksi sirkulasi anti HCV lgG antibody dinyatakan sebagai petunjuk
infeksi hepatitis C virus, tes ini berdasarkan prinsip yang menggunakan
rekombinan HCV protein sebagai viral antigen. Pada langkah pertama anti
HCV lgG dalam specimen bila ada akan terikat pada protein rekombin;an HCV
yang dilabel pada permukaan sumur microtitir.

Setelah inkubasi bagian specimen yang tidak terikat akan dipisahkan


melalui pencucian, pada pencucian ke dua anti human lgG konjugat
ditambahkan akan mengikat antibody spesifik manusia anti HCV lgG pada
permukaan sumur akan membentuk sandwich complex.

Alat dan bahan :

2. Pipet tetes
3. Strip Anti HCV
4. Tabung reaksi
5. Serum sampel
6. Reagen HCV / buffer HCV
Cara kerja :

2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


3. Tempatkan kemasan strip pada temperature ruangan sebelum dibaca
4. Siapkan serum dalam tabung reaksi kemudian diambil kurang lebih satu tetes
serum, lalu masukan strip HCV setelah itu masukan buffer HCV kurang lebih 2
tetes.
5. Tunggu sampai muncul garis merah pada strip

Interpretasi Hasil :

o (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes


o (-) : terbentuk satu garis pada daerah control
o Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

3. PEMERIKSAAN ANTI HBs

Judul : pemeriksaan anti HBs

Metode : imunokromatografi

Tujuan : untuk mengetahui adanya antibody dalam serum.

Prinsip : serum diteteskan kedalam wadah dan reaksi yang terjadi akan
memberikan hasil dengan tanda garis

Dasar teori : viral hepatitis adalah penyakit infeksi yang umumnya seing
disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menjangkit hampir 5% dari
populasi dunia dengan beberapa variasi setempat, penyakit ini dapat timbul
tanpa gejala, akut(dengan kasus berat dan kematian) atau hepatitis kronik
yang akan memburuk ke erisis dan atau hepatocalullar carcinoma dan
kematian. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui pertikaran cairan tubuh
antara seseorang yang sehat dengan orang yang sakit.
Alat dan Bahan :

3. Strip anti HBs


4. Tabung reaksi
5. Tips
6. Tissue
7. Serum

Cara kerja :

3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


4. Darah dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
5. Buka strip anti HBs dari kemasannya
6. Celupka strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum
7. Biarkan selama 15 menit , angkat dan baca hasilnya

Interpretasi Hasil :

o (+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes


o (-) : hanya terdapat 1 garis pada daerah control
o Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes

IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI / AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus


yang dapat penyebab AIDS dengan cara menyerang sel darah putih
yang bersama sel CD4 sehingga dapat nerusak system kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi


tempat berkembang biak virus HIV baru kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk system kekebalan tubuh. Tampa kekebalan tunuh
maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki
pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena
pilek biasa.

TES LABORATORIUM

1. Pemeriksaan HIV

Judul : pemeriksaan HIV

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : Untuk Mengetahui Adanya Human Imuno Defisiensi Virusnpada


Serum Pasien

Prinsip : ultra rapid test device (serum/plasma) adalah bersifat kualitatif


selaputnya memiliki kekebalan dengan system antigen
ganda untuk mendeteksi antibody terhadap antibody
HIV dalam serum atau plasma

DasarTeori : HIV adalah agen penyebab acquired immunedefisiency


syndrome (AIDS) virus ini berkembang lewat lapisan
luar lipid yang dibawah dari membrane sel inang.
Beberapa virus gliko protein menepati lapisan luar
tersebut, setiap virus memiliki 2 salinan anti positif
genomic RNA. HIV 1 terisolasi dari pasien denan
AIDS dan AIDS hubungan kompleks dan dari orang
sehat potensi resiko yang tinggi untuk mengembangkan
AIDS. HIV 2 terisolasi dari pasien-pasien AIDS di
afrika barat dan dari individu-individu yang tidak
memiliki gejala sero positif. Keduanya HIV 1 dan HIV
2 mndatangkan suatu respon kekebalan. Pemeriksaan
antibody HIV dalam serum atau plasma merupakan
cara yang umum yang lebih efisien untuk menentukan
apakah seseorang tak terlindungi dari HIV fan
melindungi darah dan elemen-elemen yang dihasilkan
darah untuk HIV. Perbedaan dalam sifat-sifat
biologis,aktifitas serologis, dan deretan genom, HIV 1
dan 2 positif sera dapat diidentifikasi dengan
menggunakan tes serologis dasar HIV.

Alat dan Bahan :

0. Pipet tetes
1. Strip HIV
2. Tabung reaksi
3. Serum
4. Reagen HIV/Buffer HIV

Cara Kerja

5. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


6. Pindahkan tes device dari kantung pembungkus dan gunakan sesegera
mungkin. Hasil terbaik akan didapatkan jika pengujiannya dikerjakan dalam
satu jam
7. Tempatkan tes device pada permukaan yan bersih dan bermutu atau
permukaan yang tinggi
8. Pegeng penetes secara partikel teteskan 1 tetes serum/plasma (sekitar 25 ul),
kemudian tanbahkan satu tetes larutan beffer sekitar 40 ul.
9. Tunggu sampai garis merah terlihat. Hasil akan terbaca dalam 10 menit.

Interpretasi Hasil

Intesitas dari warna merah garis daerah test (T) akan berubah tergantung dari
konsentrasi antibody HIV yang ada pada sampel. Oleh k]arena itu adanya
beberapa bayangan merah didaerah test dapat diperiksa positif.
IMUNOASSAY UNTUK DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

Demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan yang


penting di Indonesia, sebab prevalensinya maupun angka kematiannya
tergolong tinggi.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang termasuk virus Arbo.

Manifestasi klinis dari penyakit in I amat bervariasi, mulai dari


penyakit yang paling ringan , demam dengue (DF) ,demam berdarah dengue
(DHF), dan dengue shock syndrome (DSS).

Beratnya manisfestasi klinis dari penyakit dengue dipengaruhi baik


factor hostnya seperti ras, HLA, usia, dan sekresi sitokin dari monosit, dan sel
T, maupun oleh factor variasi.

TES LABORATORIUM

PEMERIKSAAN DENGUE

Judul : pemeriksaan dengue

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : untuk mengetahui adanya virus Dengue dalam tubuh

Prinsip : bilas antibody lgM dan lgG dari virus dengue dalam sampel akan
ditemukan secara spesifik oleh antibody anti human lgM dan lgG yang
terikat pada membrane netro selulosa sebagai fase padat, kemudian
berikatan dengan anti dengue yang telah membentuk kompleks dengan
gold babelled anti dengue monokorald antibody dan member warba pink
pada garis test.

Alat dan bahan :

0. Tabung reaksi
1. Tees acon
2. Serum

Cara kerja :

3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


4. Teteskan serum atau plasma pada strip acon sebanyak 10 tetes
5. Tambahkan larutan buffer sebanyak 3 tetes
6. Baca hasil setelah 5-15 menit

Interpretasi Hasil :

o Positif (+) : terrdapat2 garis warna pada daerah control dan test
o Negative (-) : hanya terbentuk satu garus pada daerah control
o Invalid : tidak terbentuk garis warna

IMUNOASSAY UNTUK PEMERIKSAAN NARKOBA

TES LABORATORIUM

PEMERIKSAAN TEST NARKOBA

Judul : pemeriksaan Test Narkoba

Metode : Imunokromatografi

Tujuan : untuk mengetahui ada tidaknya narkoba pada pasien

Prinsip : berdasarkan prinsip pemeriksaan Imunokromatografi


methamphetamine akan terbentuk garis merah jika terdapat narkoba jenis
mertham pethamin

Dasar Teori : berdasarkan reaksi imunokromatografi di mana urine yang


mengandung narkoba berkaitan dengan obatconjugate untuk mengikat
antibody dalam strip. Urine yang mengandung obat(narkoba) akan
memberikan satu garis warna pada strip, sedangkan urine yang tidak
mengandung narkoba akan memberikan 2 garis warna pada strip.

Alat dan Bahan :

10. Strip test narkoba


11. Pipet tetes
12. Tabung reaksi
13. Timer
14. Urine

Cara kerja:

15. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


16. Pipet sebanyak 100ul dalam tabung reaksi
17. Celupkan strip kedalam tabung tersebut yang berisi urine
18. Keluarkan kemudian baca hasilnya.

Interpretasi Hasil :

o Positif : jika terbantuk satu garis


o Negative : jika terbentuk 2 garis
o Invalid : tidak terbentuk garis warna pada control dan test

IMUNOASSAY UNTUK TES KEHAMILAN

o TES LABORATORIUM PEMERIKSAAN PLANO TES

Judul : pemeriksaan plano test

Metode : imunokromatografi

Tujuan : HCG merupakan suatu tahap tes yang menggunakan urine


secara imunokromatografi untuk mendeteksi adanya human
karionik gonadotropin dalam urine dan juga mendeteksi
adanya kehamilan

Dasar teori : HCG (hormone charionoc Gonadotronpin) merupakan


hormone yang dihasilkan oleh plasenta yang mencapai
puncaknya pada 8 minggu kehamilan kemudian untuk
kembali keminggu-mingu berikutnya hormone ini adalah
hormone yang disekresi oleh sel-sel troboflas kedalam
cairan ibu Negara setelah nidasi terjadi. HCG dalam urin
dapat digunakan untuk penentuan kehamilan dengan cara
sederhana penentuan kehamilan dengan menggunkan urin
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara biologis dan
cara immunologic. Percobaan biologic dengan 3 cara yaitu
cara ascheim zondek, cara friendam, dan caragali mainini.
Sedangkan pemeriksaan secara imunologic dapat dilakukan
secara langsung dengan cara direct latex aglutination
(DLA) atau cara tidak langsung dengan latex aglutination
inhibitor serta dengan cara hemaglutination inhibitiom
(HAI).

o Alat dan Bahan


4. Tabung reaksi
5. Test strip
6. Urine

Cara kerja :

7. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


8. celupkan strip kedalam urine selama 10-15 detik
9. keluarkan kemudian baca hasilnya setelah 3 detik

Iterpretasi Hasil :

o Positif : jika ada dua garis pada daerah control dan test
o Negatif : jika terdapat satu garis pada daerah control
METODE ELISA
ELISA (singkatan bahasa Inggris: Enzyme-linked immunosorbent assay) atau 'penetapan
kadar imunosorben taut-enzim' merupakan uji serologis yang umum digunakan di berbagai
laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa keunggulan seperti teknik pengerjaan
yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi. ELISA
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk menganalisis
adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim
sebagai pelapor (reporter label).[1]

Umumnya ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu competitive assay yang menggunakan
konjugat antigen–enzim atau konjugat antobodi–enzim, dan non-competitive assay yang
menggunakan dua antibodi. Pada ELISA non-competitive assay, antibodi kedua akan
dikonjugasikan dengan enzim sebagai indikator. Teknik kedua ini seringkali disebut sebagai
"Sandwich" ELISA.

T e k n i k E L I S A m e r u p a k a n t e k n i k k u a n t i t a t i f ya n g s a n g a t
s e n s i t i f , penggunaannya sangay luas, memerlukan peralatan yang sedikit,
reagen yangdiperlukan sudah tersedia dan dijual secara komersial dan sangat mudah
didapat.Tes ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi antigen maupun
antibodiPemeriksaan ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam
tubuhmanusia maupun hewan. Terdapat berbagai teknik dalam pemeriksaan ELISA.

Metode ELISA (enzym-linked immunosorbent assay)

Metode dalam penelitian dengan Berdasarkan : Ikatan spesifik antara antigen (Ag) –
antibody(Ab) terdiri dari :
1. Teknik Qualitatif : Tiap berikatan pada Ag spesifik
2. Teknik Quantitatif : Jumlah Ikatan Ag-Ab ditentukan dengan nilai absorbansi.

Macam sistem metode yang digunakan dalam elisa :


- Direct
- Indirect
- Sandwich
- Capture

Prinsip metode ELISA


mereaksikan antibodi dan antigen secara spesifik, perbedaannya ada pada substrat (
zat yang digunakan untuk mendeteksi suatu hasil reaksi ) yang digunakan. Pada ELISA, hasil
reaksi akan memunculkan warna yang bisa diukur dengan alat yang disebut Colorimetri. Pada
Fluorescence, hasil reaksi berupa pendaran cahaya yang terbaca oleh fluoresensi, sedangkan
pada Chemiluminescence hasil reaksi berupa pendaran kimiawi yang terbaca oleh
Chemiluminescent.
1. Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus)
o PRA ANALITIK

Judul : pemeriksaan HIV

Metode : ELISA (Enzim-Linked Immunosorbent Assay)

Tujuan : untuk melacak antigen gp 24.

Indikasi pemeriksaan.

b. Diagnosis dini infeksi HIV pada neonates, dan orang yang seronegatif tetapi
amat dicurigai terinfeksi HIV.
c. Menentukan orang yang seropositif tetapi asimptomatik.
d. Memantau hasil pengebotan dengan antivirus.

Prinsip : prinsip dasar uji ELISA-Ag HIV adalah double antibody sandwich
antiglobulin (indirect sandwich) ELISA.

Alat dan Bahan

e. Sampel
f. Butiran polisteren yang dilapisi IgG anti-HIV manusia
g. IgG anti-HIV poliklonal dari kelinci
h. Goat antrabbit IgG berlabel horse-radish peroxidase
i. PBS-T
j. O-phenylenediamine dihydrochloride
k. Sulfuric acid
l. Klinipet dan tipsnya
m. Incubator
n. Timer

o ANALITIK

Prosedur kerja
1. Sampel (200 ul) dicampur dengan butiran polisteren yang dilapisi IgG anti-
HIV manusia, dan diinkubasikan selama semalam pada suhu ruangan.
2. Setelah tahap pencucian, ditambahkan IgG anti-HIV poliklonal dari kelinci,
dan diinkubasi selama 4 jam pada suhu 40 C.
3. Setelah dicuci, untuk memisahkan bagian yang terikat dari yang bebas, di
tambahkan goat antirabbit IgG berlabel horse-radish peroxidase, dan
diinkubasi selama 2 jam pada suhu 240 C.

Setelah itu, beats dicuci dengan PBS-T

o Selanjutnya ditambahkan subtract O-phenylenediamine dihydrochloride, dan


diinkubasikan selama 30 menit pada suhu ruangan. Reaksi dihentikan dengan
penambahan 1 M sulfuric acid.
o Pembacaan dilakukan dengan microELISA reader pada 1.492 nm.
o PASCA ANALITIK

Interpretasi Hasil

Kadar antigen dalam sampel ditentukan dengan mengeluarkan absorban


padakurva baku yang dibuat dari berbagai serum standar yang mengandung
antigen gp 24dengan konsentrasi yang diketahui

Catatan

o Kelemahan tes

Tes ini tidak mampu untuk menentukan antigen bila terdapat titer antibodi
terhadap p 24 yang tinggi sehingga membentuk kompleks imun.

o Karakteristik tes

Menurut schochetman (1990), daya lacak uji ELISA-Ag HIV terentang


antara 50-100pg/ml antigen p 24 yang bebas (tak terikat Ab).
METODE AGLUTINASI

A. Metode aglutinasi

Reaksi aglutinasi (direk atau pasif) banyak digunakan, sebagai contoh penentuan tipe eritrosit
dalam penggolongan darah, diagnosis imunologi pada penyakit hemolitik seperti anemia
hemolitik yang diinduksi obat, tes rheumatoid faktor (IgM dan IgG), tes untuk syphilis dan
aglutinasi untuk tes kehamilan.

Pada reaksi aglutinasi bakteriologis, dasar pemeriksaan penentuan antibodi adalah


pengukuran antibodi yang terbentuk yang merupakan respon terhadap antigen. Antibodi
spesifik melekat pada permukaan bakteri dalam suspensi yang kental sehingga menyebabkan
bakteri berkumpul membentuk agregat. Antibodi yang demikian disebut dengan aglutinin dan
pemeriksaannya disebut aglutinasi bakteri. Reaksi aglutinasi biasa dilakukan untuk infeksi
bakteri yang sulit dilakukan pembiakan secara in vitro. Bakteri yang menggunakan teknik ini
diantaranya: tetanus, yersiniosis, leptospirosis, brucellosis, dan tularemia.

12. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

o PRA ANALITIK

Judul : pemeriksaan golongan darah

Metode : Aglutinasi

Tujuan : untuk menentukan golongan darah seseorang dengan


mereaksikan antibodi yang terdapat dalam serum dan
antigen A,B,AB dan O dalam reagen.

Prinsip : Antigen pada darah akan bereaksi dengan antisera pada


reagen yang akan menimbulkan aglutinasi.
Alat dan Bahan

n. Objek gelas
o. Blood lancet
p. Darah kapiler dan darah vena
q. Serum anti A
r. Serum anti B
s. Serum anti AB
o ANALITIK

Prosedur kerja

21. Jari pasien yang akan ditusuk didesinfeksi dengan alcohol 70%
22. Di tusuk denan lancet, tetesan pertama dihapus dengan kapas kering, tetsan
kedua selanjutnya ditaruh diobjek glass dengan 3 bagian.
23. Kemudian ditetesi dengan anti sera A, anti sera B, anti sera AB.
24. Dicampur dengan baik kemudian digoyang-goyangkan.

o PASCA ANALITIK
o Pembacaan hasil
o Apabila terjadi antigulasi pada anti serum A.

---------- golongan darah A

o Apalagi terjadi antigulasi pada anti serum B

----------golongan darah B.

o Apabila terjadi antigulasi pada anti serum AB.

------------golongan darah AB.

o Apabila terjadi antigulasi pada serum A,B,AB.

-------------Golongan darah O.
Pemeriksaan widal metode aglutinasi

Judul Praktikum :Pemeriksaan Widal


kum : Untuk m e n ge t a h u i adanya antibody spesifik terhadap bakteri Salmonella
Metode : Direct / Slide Test
ksaan : Reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspensi antigen Salmonella
typhosa. Pemeriksaan yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (agglutinin).
Dasar Teori :
Tekhnik pemeriksaan uji widal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu uji hapusan/
peluncuran (slide test) dan uji tabung (tube test). Perbedaannya, uji tabung membutuhkan
waktu inkubasi semalam karena membutuhkan teknik yang lebih rumit dan uji widal
peluncuran hanya membutuhkan waktu inkubasi 1 menit saja yang biasanya digunakan dalam
prosedur penapisan. Umumnya sekarang lebih banyak digunakan uji widal peluncuran.
Sensitivitas dan spesifitas tes ini amat dipengaruhi oleh jenis antigen yang digunakan.
Menurut beberapa peneliti uji widal yang menggunakan antigen yang dibuat dari jenis strain
kuman asal daerah endemis (local) memberikan sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi
daripada bila dipakai antigen yang berasal dari strain kuman asal luar daerah enddemis
(import).

Menurut suatu penelitian yang mengukur kemampuan Uji Tabung Widal


menggunakan antigen import dan antigen local, terdapat korelasi yang bermakna antara
antigen local dengan antigen S.typhi O dan H import, sehingga bisa dipertimbangkan antigen
import untuk dipakai di laboratorium yang tidak dapat memproduksi antigen sendiri untuk
membantu menegakkan diagnosis Demam tifoid.

Pada pemeriksaan uji widal dikenal beberapa antigen yang dipakai sebagai parameter
penilaian hasil uji Widal.

Tes dengan menggunakan antigen salmonella jenis O (somatik) dan H (flagel) untuk
menentukan tinggi rendahnya titer antibody. Titer antibody pada penderita infeksi tifus akan
meningkat pada minggu II. Titer antibody O, akan menurun setelah beberapa bulan, dan titer
antibody H, akan menetap sampai beberapa tahun. Titer antibody O meningkat segera setelah
demam, menunjukan adanya infeksi salmonella strain O, demikian juga untuk H. ( AY.
Sutedjo,SKM.2006)
Alat dan Bahan :
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Mikropipet 10µl, 5µl
 Larutan tidal,
 Papan Slide Test
Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditetesi 20 µl serum dan 1 tetes larutan tydal pada slide test, jika hasilnya positif, lanjutkan
pada pengenceran 10 µl
3. Ditetesi 10 µl serum dan 1 tetes larutan tydal
4. Jika masih positif pada pengenceran 10µl, maka dilanjutkan seperti perlakuan diatas dengan
pengenceran 5 µl
5. Kemudian baca hasilnya

Interprestasi Hasil :
Pengenceran 20 µl = 1/80
Pengenceran 10 µl = 1/60
Pengenceran 5 µl = 1/320

PENGUJIAN RF

Tujuan : mengetahui Rheumatoid Factor dalam serum secara kualitatif.

Metode : Aglutinasi Latex

Prinsip : Partikel latex yang dilapisi gamma globulin manusia yang telah dimurnikan, ketika
suspensi latex dicampur dengan serum yang kadar RF nya meningkat, aglutinasi jelas terlihat
dalam waktu 2 menit.

Alat Pemeriksaan : pengaduk, test slide, mikropipet.

Bahan : serum

Reagen : kontrol (+) = mengandung antibodi RF ; kontrol (–) = bebas antibodi RF ; latex =
suspensi latex polyesterin dilapisi fraksi FC termodifikasi dari IgG dalam buffer stabil.
Cara Kerja :reagen dan seum diinkubasi dalam suhu kamar, teteskan 50 mikroL serum
pasien ke dalam lubang slide. Kocok reagen latex, kemudian teteskan ke dalam lubang
dengan penetes yang disediakan. campur tetesan menggunakan alat disposable untuk
memastikan seluruh lubang test tercampur. putar test slide, selama 2 menit lihat aglutinasi
yang terjadi.

. UJI ASO/ASTO

Tujuan : mengetahui arah Stertolysin O dalam serum secara kualitatif dimurnikan.

Prinsip : suspensi latex dicampur dengan serum dengan kadar meningkat, aglutinasi terjadi
dalam waktu 2 menit

Alat pemeriksaan : pengaduk, slide test, mikropipet

Bahan : serum

Reagen : kontrol (+) = mengandung antibodi ASO ; kontrol (–) = tidak mengandung antibodi
ASO ; reagen latex = suspensi partikel latex polysiterin yang dilapisi Streptolysin O

Cara Kerja : reagen dan seum diinkubasi dalam suhu kamar, teteskan 50 mikroL serum
pasien ke dalam lubang slide. Kocok reagen latex, kemudian teteskan ke dalam lubang
dengan penetes yang disediakan. campur tetesan menggunakan alat disposable untuk
memastikan seluruh lubang test tercampur. putar test slide, selama 2 menit lihat aglutinasi
yang terjadi.

1. UJI CRP

Tujuan : untuk mendeteksi adanya infeksi kerusakan jaringan, inflamasi

Metode : kualitatif

Prinsip : aglutinasi pasif terbalik dimana latex dilapisi antibodi CRP dan yang dideteksi
adalah antigen CRP dalam serum dengan kadar tinggi, aglutinasi terlihat dalam waktu 2
menit

Alat Pemeriksaan : kaca obyek, transferpet + tip, pengaduk

Bahan : serum

Reagen : Latex (suspensi polysterin latex)

Cara Kerja : masukkan 50 mikroL serum dalam test slide, tambahkan satu tetes suspensi,
campurkan suspensi dengan cara digoyang. Putar test slide selama dua menit lihat aglutinasi
yang terjadi.

Interpretasi Hasil : hasil positif = aglitunasi kasar ; positif lemah = aglutinasi halus ; hasil
negatif = tidak ada aglutinasi
4. PEMERIKSAAN RPR

Tujuan : digunakan untuk test flokulasi non treponemal untuk penentuan adanya reagen
antibodi dalam serum

Metode : Slide Test

Prinsip : pencampuran terjadi antara kolesterol/cardiolipin/tetrasiklin dalam reagen yang


juga terdapat partikel karbon dengan reagen antibodi dalam serum, hasil dapat dilihat secara
mikrokopis dalam bentuk gumpalan hitam.

Alat Pemeriksaan : pipet serologi, test slide, pengaduk

Bahan : serum

Reagen : RPR Ag, Kontrol (+), kontrol (–)

Cara Kerja : reagen dan seum diinkubasi dalam suhu kamar, teteskan 50 mikroL serum
pasien ke dalam lubang slide. tambahkan 1 tetes reagen antigen pada test spesimen, putar
pada 100 Rpm selama 8 menit.

Anda mungkin juga menyukai