Disusun oleh:
ARIFIAN KUSUMA HAPSARI
23-2017-082
Kelas A
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Resume mengenai “Sistem
Penentuan Posisi” dengan baik. Penulisan resume ini ditujukan untuk memenuhi salah satuMsyarat
tugas Mata Kuliah Geodesi Satelit II dalam jenjang perkuliahan Sarjana Teknik Geodesi, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional, Bandung. Dalam penyusunan dan
penulisan resume ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Rinaldy, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional serta dosen pembimbing akademik
atas segala bimbingan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis
2. Bapak Rian Nurtyawan , Ir., M.T selaku dosen Mata Kuliah Penginderaan Jauh III atas
segala ilmu, kritik, saran, nasihat dan bimbingannya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
3. Seluruh teman – teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan makalah
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan dan penulisan
resume ini. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak pada umumnya serta bagi penulis pada khususnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Satelit navigasi umumnya didesain sebagai suatu system satelit yang menyediakan
informasi mengenai posisi tiga dimensi kecepatan tiga dimensi, dan penentuan waktu yang
teliti secara kontinyu dan simultan kepada banyak orang diseluruh permukaan bumi, tanpa
tergantung waktu dan kondisi cuaca.
Penentuan posisi di permukaan bumi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-
metode itu dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metode penentuan posisi
secara terestris dan metode penentuan posisi secara extra-terestris.
Pada metode penentuan posisi secara terestris, penenetuan posisi titik-titik dilakukan
berdasarkan pengukuran dan pengamaatan yang semuanya dilakukan di permukaan bumi.
Metode extra-terestris diartikan sebagai penentuan posisi yang dilakukan dengan
berdasarkan pengamatan dan pengukuran terhadap benda-benda di angkasa baik yang
alamiah (seperti bulan, bintang dan kuarsar) maupun buatan manusia seperti satelit
(Abidin,2001). Penentuan posisi extra-terestris hingga saat ini dapat dilakukan dengan
berbagai metode dan teknologi antara lain:
1. Satelit Fotografi
2. Transit (Doppler)
3. SLR (Satellite Laser Ranging)
4. LLR (Lunar Laser Ranging)
5. GPS (Global Postioning System)
6. VLBI (Very Long Baseline Interferometry)
7. Astronomi Geodesi, dll
Sementara itu, menurut Seeber (1993) metode penentuan posisi extra-terestris itu dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
3
b. SLR (Satellite Laser Ranging)
c. LLR (Lunar Laser Ranging)
d. Sistem satelit navigasi (GPS, GLONASS, GALILEO, COMPASS)
2. Sistem pengamatan angkasa ke bumi
a. Satelit Altimetri
b. Spaceborne Laser
c. VLBI (Very Long Baseline Interferometry)
d. Satelit Gradiometri
3. System pengamatan angkasa ke angkasa
a. Satellite to satellite Tracking (SST)
Beberapa metode penentuan posisi secara extra-terestris dapat diilustrasikan pada gambar
dibawah ini
Dari berbagai metode penentuan posisi yang ada pada saat sekarang ini, penentuan posisi
dengan menggunakan satelit navigasi adalah metode paling populer dan yang paling banyak
diaplikasikan. Sistem fotografi satelit pada saat ini sudah tidak digunakan lagi. System satelit
Doppler dan astronomi geodesi sudah mulai jarang digunakan orang untuk keperluan
4
penentuan posisi. Sedangkan sistem-sistem SLR, LLR dan VLBI umumnya digunakan untuk
melayani aplikasi-aplikasi ilmiah yang menuntut ketelitian posisi yang sangat tinggi.
Maksud dan tujuan dari tugas kali ini agar mahasiswa dapat memahami karakter
umum, parameter yang diketahui dan dihitung serta cara menetukan posisi pada metode
extra-terestris.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik Umum
Dalam bahasa Inggris disebut juga dengan Satellite Fotography. Teknik geodesi satelit
sudah lama tidak digunakan lagi. Metode fotografi satelit ini adalah berbasiskan pada
pengukuran arah ke satelit, dengan menggunakan pemotretan satelit yang berlatar belakang
bintang-bintang yang telah diketahui koordinatnya. Pemotretan ini dilakukan
menggunakan kamera Baker-Nunn dengan berat 3,5 ton. Metode fotografi satelit ini
digunakan untuk menjejak satelit-satelit buatan awal seperti Sputnik 1 dan 2, Vanguard 1
dan GEOS 1 pada era 1957-1960.
6
Distorsi radial
Distorsi tangensial
Refraksi satelit
Aberasi satelit
Phase satelit
Orientasi kamera
Deklinasi
Tekanan atmosfer
Suhu
Jarak antara pengamat dengan satelit
Jarak geosentris stasiun pengamat
Cara penentuan posisi menggunakan parameter dan besaran diatas
Penentuan posisi dilakukan dengan menghitung koordinat dari bintang-bintang dibelakang
satelit, sehingga posisi satelit dapat diketahui. Berikut merupakan penjelasannya
1) Menghitung jarak dan sudut dari satelit ke objek.
2) Diberikan elemen orbit awal dari satelit, serta diberikan besaran dan arah tenaga
dari tiap tempat dan waktu.
3) Dari parameter kita dapat menentukan orbit dengan mengacu pada geosentriknya.
4) Waktu observasi dicocokkan dengan jarak ke ground station sehingga
menghasilkan koordinat stasiun dengan kerangka acuan yang sama.
5) Observasi ke ground station tidak perlu dilakukan secara bersamaan.
6) Hasil dari tiap hitungan tersebut kita masukan ke persamaan observasi.
Karakteristik Umum
Merupakan sistem navigasi satelit paling pertama digunakan. Didesain pada tahun
1958, yang dinyatakan operasional pada tahun 1964 untuk militer, baru pada tahun 1967
digunakan untuk keperluan sipil. Ada beberapa sistem satelit lain yang digunakan untuk
navigasi, contohnya TSIKADA dan GLONASS milik Rusia , NAVSTAR Global
7
Positioning System, STARFIX (sistem navigasi komersil untuk benua Amerika), ARGOS
dan NAVSAT. Sistem navigasi TRANSIT dan TSIKADA sudah tidak digunakan lagi
sekarang ini , tergantikan dengan GPS serta GLONNAS. GPS sendiri memiliki nama
NAVSTAR GPS atau Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning system.
8
Kecepatan cahaya
Karakteristik Umum
Era Satelit Laser Ranging ini bermula dari peluncuran satelit Beacon- Explorer B yang
membawa reflektor laser tahun 1964. Sistem SLR kemudian menggantikan sistem
fotografi satelit, karena penggunaannya yang lebih mudah. Sistem SLR berbasiskan pada
pengukuran jarak dengan menggunakan laser yang ditembakan ke satelit (yang dilengkapi
dengan reflektor) dari stasiun yang ada dibumi
9
Gambar Satellite Laser Ranging
Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teleskop yang berada di stasiun
permukaan bumi, bertindak sebagai pengirim sinar laser kuat ke arah reflektor, dan sebagai
penerima pantulan sinar laser dari reflektor tersebut. Ketika teleskop memancarkan sinar
laser maka detektor photon akan memulai menghitung waktu yang dibutukan sinar laser
sampai ke reflektor dan waktu yang dibutuhkan reflektor untuk mengembalikan atau
memantulkan sinar laser tersebut ke permukaan bumi (teleskop). Waktu yang diperlukan
itu dapat digunakan untuk menentukan koordinat dari stasiun dan orbit satelit relatif
terhadap pusat bumi. Keakuratan data pengukuran 30 piko detik, karena kecepatan cahaya
sinar laser relatif konstan, sehingga pengukuran waktu tempuh sama dengan mengukur
jarak tempuh. Satelit yang menggunakan sistem ini ada LAGEOS, Starlette.
10
Jarak antara satelit dengan sistem SLR di bumi yang dapat diketahui dengan perhitungan
rumus
𝑐. 𝑑𝑡
𝑑=
2
Dengan d adalah jarak ke satelit, c adalah kecepatan cahaya sekitar 3x108 km/s m dan dt
adalah waktu tempuh laser dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi.
Beberapa koreksi lain yang harus diperhitungkan adalah koreksi eksentrisitas di tanah
(d0), koreksi eksentrisitas di satelit (s0), delay sinyal di sistem tanah (db), koreksi
refraksi (dr) dan kesalahan random dan bias yang tersisa ()
Karakteristik Umum
Sistem GPS atau terkenal juga dengan NAVSTAR GPS ( Navigation Satellite
Timing and Ranging Global Positioning System) adalah sistem navigasi dan penentuan
posisi menggunakan satelit dengan gelombang radio, akurasi yang cukup tinggi dari
beberapa mm sampai beberapa meter. Sistem GPS ini merupakan perkembangan dari
sistem satelit navigasi TRANSIT dan pengganti sistem TRANSIT. GPS berkembang dari
tahun 1964 sampai sekarang , GPS masih terus berkembang. GPS merupakan milik
pemerintah US yang menyediakan jasa penentuan posisi, navigasi dan waktu. Sistemnya
sendiri terdiri dari 3 segmen atau bagian yaitu space segment (segmen angkasa), control
segment (segmen pengatur/kontrol) dan user segment (segmen pengguna). Untuk segmen
luar angkasa terdiri dari konstelasi satelit yang mengirimkan sinyal kepada pengguna.
11
Terdapat setidaknya 24 satelit menggelilingi bumi pada ketinggian 20200 km, dimana
setiap satelitnya mengelilingi bumi sebanyak 2 kali dalam sehari atau 12 jam untuk satu
kali mengorbit (mengelilingi bumi).
12
dengan waktu sinyal itu sampai ke receiver. Begitu juga dengan satelit ke dua dan ketiga,
perbedaan waktu dan posisi satelit itulah yang digunakn untuk perhitungan posisi receiver.
Tapi karena ada kesalahan waktu antara GPS dan receiver maka jarak minimal yang harus
diketahui ada 4 buah.
13
One way pseudorange
𝑃𝑖 = 𝜌 + 𝑑𝜌 + 𝑑𝑡𝑟𝑜𝑝 + 𝑑𝑖𝑜𝑛𝑖 + (𝑑𝑡 − 𝑑𝑇) + 𝑀𝑃𝑖 + 𝑣𝑃𝑖
One way Phase Range
𝐿𝑖 = 𝜌 + 𝑑𝜌 + 𝑑𝑡𝑟𝑜𝑝 + 𝑑𝑖𝑜𝑛𝑖 + (𝑑𝑡 − 𝑑𝑇) − 𝜆𝑖 𝑃𝑖 + 𝑀𝐶𝑖 + 𝑣𝐶𝑖
Karakteristik Umum
Sistem kerjanya mirip dengan LLR tapi reflektor(retro-reflektor) ditempatkan di bulan.
Penempatan reflektor dibulan dilakukan oleh astronot pada misi Apollo(AS) dan
Luna(Rusia). Retro-reflektor dinamakan pula five corner mirrors. Corner mirrors ini
berperan penting dalam instrumen karena berfungsi merefleksikan kembali sinar laser yang
datang, ke sumber pengirim sinar laser tersebut. Sistem LLR diimplementasikan pada
tahun 1969, ketika Neil Armstrong meletakkan reflektor di bulan. Dan beberapa minggu
kemudian McDonald Observatory berhasil mendeteksi adanya foton-foton yang
dipantulkan dari pulsa sinar yang dikirimkan ke bulan. LLR digunakan untuk menentukan
obliguity eliptikal, periode panjang dari nutasi dan presisi. Akurasi menggunakan sistem
ini sampai millimeter
Gambar LLR
Prinsip kerja Lunar Laser Ranging ini adalah pengukuran lama perjalanan sinar laser dari
stasiun pengamat di bumi ke reflektor yang berada di bulan dan di kembalikan lagi
(dipantulkan) dari reflektor di bulan ke stasiun di bumi. Pengamatan hanya bisa dilakukan
Parameter yang Diketahui
Pasang surut
Pergerakan bulan(librasi), rotasi bumi, pergerakan kutub
14
Presesi dan nutasi
Besaran yang diukur
Jarak bumi kebulan yang harus mengalami koreksi karena adanya pasang surut
Abrasi efek relativitas
Pergeseran lempeng
Cara menentukan posisi dari parameter dan besaran diatas
1) Dengan menembakkan sinar laser dari stasiun di Bumi kepada raflektor yang
terletak di bulan.
2) Perlunya diketahui adanya pengaruh rotasi bumi, pergerakan kutub, presesi dan
nutasi.
3) Memberikan koreksi pada hitungan jarak, karena fenomena alam dapat
mempengaruhi ukuran jarak .
4) Dengan menganalisa data ukuran dari bumi ke bulan agar dapat mengetahui
parameter rotasi bumi ke bulan, dinamika sistem bumi-bulan, parameter relativitas,
koordinat stasiun pengamat , koordinat reflektor, posisi bulan.
d = c.dt / 2
dengan d adalah jarak dari stasiun di bumi ke bulan. Dt adalah waktu tempuh laser dari
stasiun bumi ke bulan dan kembali lagi ke stasiun bumi. C adalah kecepatan cahaya
d356500-406700 km
dt2.4-2.7 detik
r0 - mR =
dengan r0 adalah koordinat teleskop dalam sistem barisentris
mR adalah koordinat reflektor dalam sistem barisentris
|| adalah jarak antara teleskop dan reflektor
Karakteristik umum
VLBI atau Very Long Baseline Inferometry merupakan salah satu metode atau
teknik yang sangat kuat dengan menampilkan citra dalam resolusi yang cukup tinggi
menggunakan gelombang radio alami (quasar atau quasi stellar radio source) dan VLBI
15
ini digunakan juga untuk pengukuran jarak antar titik dengan sangat teliti dan relatif
panjang (beberapa ribu kilometer).VLBI dikembangkan pada tahun 1965.
Karakteristik Umum
Sistem astronomi merupakan sistem geodesi satelit paling tua yang berbasiskan
pada pengamatan bintang. Sistem ini masih digunakan sampai saat ini meski terbatas untuk
keperluan keperluan khusus, metode ini digunakan sejak 1884 untuk penentuan lintang
secara teliti di Postdam. Sistem ini juga berkontribusi dalam pengamatan pergerakan kutub
atau sering disebut Polar Motion sejak tahun 1890. Sesuai dengan namanya astronomi
17
geodesi merupakan suatu metode dalam penentuan posisi dengan mengamati bintang atau
benda langit lainnya. Lebih dalamnya , tugas utama dari astronomi geodesi adalah
penentuan lintang dan bujur geografis , serta azimuth dari darat (terrestrial) melalui benda
langit. Lintang suatu daerah dapat diketahui dengan menentukan elevasi (di lokasi
pengamat) rotasi sumbu-x bumi yang kira-kira ditunjukan oleh bintang polar atau dapat
disebut Polaris. Penentuan bujur dilakukan dengan cara menentukan beda waktu dari
daerah tersebut dengan waktu Greenwich. Penentuan ini tergantung dari waktu jam atom
yang ada di daerah tersebut. Astronomi geodesi juga merupakan salah satu cara untuk
menentukan sudut jurusan dari dua buah titik yang ada dipermukaan bumi. Cara ini
digunakan sebelum ada GPS atau alat penentu posisi lainnya. Pengamatan yang sering
dilakukan adalah dengan pengamatan matahari.
Deklinasi Matahari
Lintang dan bujur tempat Pengamat
Jari-jari bumi
Assensiorekta
Tinggi pengamatan
18
Sudut tinggi matahari (baik berupa zenith maupun sudut miring)
Tekanan udara
Temperatur/suhu
19
BAB III
PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Penentuan posisi extra-terestris itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
20
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/455/jbptitbpp-gdl-fandifirst-22732-3-2012ta-2.pdf
21