Anda di halaman 1dari 20

CARA DAN PEMBACAAN 

SCAN A / B 
 

Dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, SpM 

NIP : 19760417 200501 2 002 

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA 
FAKULTAS KEDOKTERAN 
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 
RSUP H. ADAM MALIK  
MEDAN 
2009 

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


 

 
DAFTAR ISI                    HAL 

I.     DAFTAR ISI                 i 

II.    PENDAHULUAN                1 

III.   FISIK ULTRASONOGRAFI              2 

IV.    KOMPONEN ULTRASONOGRAFI          3 

V.     PETUNJUK PENGGUNAAN SCAN A/B UD 6000      4 

VI.     ARTIFAK‐ARTIFAK              12 

V.     DAFTAR PUSTAKA                15 

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


I.PENDAHULUAN

Ultrasonografi pertama kali digunakan untuk pemeriksaan mata


pada tahun 1956 oleh Mundt dan Hughes yang memakai tehnik scan A. Oksala
dan Lehtinen dari Finlandia kemudian memperbaharui tehnik ini pada awal tahun
1960-an. Kira-kira pada waktu yang sama, Baum dan Greenwood
mengembangkan penggunaan scan B metode immersi. Kualitas dari gambaran
scan B sangat rendah. Sehingga hampir semua ultrasonografi mata pada awalnya
menggunakan mode A. Pada tahun 1970-an interpretasi dari pola mode A menjadi
lebih tepat dan distandarisasikan karena upaya dari Ossoining dari Vienna,tetapi
penerimaannya terbatas karena banyak puncak dari scan A yang membingungkan .
Ossoining kemudian memperbaharui dan mengembangkan tehnik pemeriksaan
yang sangat teliti untuk scan A dan scan B dan pemakaian keduanya pada saat ini
menghasilkan “standardized Echografy”. Ultrasonografi menjadi prosedur yang
bisa diandalkan dan sederhana dengan indikasi yang meningkat.1,2,3

Ultrasonografi mata non infasif, efisien, dan alat yang membantu untuk
mendeteksi dan membedakan berbagai kelainan mata. Ultrasonografi adalah alat
yang diperlukan untuk menentukan kekuatan lensa intraokuler (biometri),
memeriksa segmen posterior, perdarahan vitreous, untuk membantu melihat
kondisi vitreoretinal misalnya retinal detachment, pembedaan massa di okuli,
benda asing di intraokuli. Utrasonografi menunjukkan morfologi ciri-ciri jaringan
dan menyediakan informasi yang dinamis. Tes ini adalah tes yang dinamis yang
baik digunakan selama pemeriksaan dan bukan dari gambar yang tetap. Selain itu
hubungan dengan temuan-temuan klinis merupakan hal yang penting untuk
medapat hasil yang tepat.2,4

Penggunaan efektif dari ultrasografi mata memerlukan pengetahuan dasar


dari alamiah fisisnya dan fenomena diasosiasikan dengan penyebaran. Pemahaman
ini menjadi penting untuk interpretasi yang tepat dari hasil klinis dan pengelakan
artifak-artifak yang keliru yang dapat timbul pada pemeriksaan mata.3

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


II.FISIK DARI ULTRASONOGRAFY

Suara didefinisikan sebagai gelombang atau getaran yang melewati benda


padat atau benda cair. Frekuensi suara yang dapat didengar manusia antara 20
Hertz (Hz) dan 20.000 Hz. Ultrasonografi terdiri dari gelombang suara frekuensi
tinggi yang lebih dari 20 kHz (20.000 Hz).5 Dalam ilmu mata memakai
gelombang suara yang berkisar antara 5 juta Hz sampai 15 juta Hz. Gelombang
frekuensi tinggi mempunyai perambatan kecil (kira-kira 6 cm pada 7,5 Hz )
tetapi menyediakan resolusi terbaik pada struktur kecil dalam mata dan orbital.2,6

Gelombang suara sama dengan gelombang cahaya yang mana ditekankan


pada hal refleksi, refraksi, penyebaran dan difraksi. Dalam ultrasonografi kelainan
mata, refleksi suara merupakan kepentingan utama. Seberapa banyak suara yang
direfleksikan dari permukaan jaringan yang dituju bergantung pada impedansi
akustik yang menyatu. Yakni semakin berbeda permukaan-permukaan jaringan
yang bersinggungan. Semakin banyak suara yang direfleksikan dari permukaan
dalam impedansi akustik jaringan.6

Kecepatan dari suara ditentukan oleh kepadatan dari perantaraan.


Perjalanan suara lebih cepat pada benda padat daripada benda cair. Suatu prinsip
penting untuk diketahui oleh karena mata memiliki keduanya. Suara
ultrasonografy melewati jaringan lunak pada kecepatan sekitar 1540 m/sec.
Sebaliknya suara melewati tulang sekitar 3380 m/sec atau sekitar dua kali lipat
lebih cepat melewati jaringan lunak. Suara melewati permukaan diantara jaringan
lunak dan dinding tulang direfleksikan dengan sangat kuat,suara melewati logam
bahkan lebih cepat dari tulang.2,5,6

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


Tabel velocity dari ultrasound pada jaringan mata(From Ultrasonografy of the eye
and orbit,Chapter 2,2nd Edition,Lippincot Williams & Wilkims,USA,2006,p 57)

III.KOMPONEN DARI ULTRASONOGRAFI

Komponen ultrasonografi terdiri dari 3 :

1. Transduser / Probe
2. Servo (untuk system mode B)
3. Pulser
4. Receiver /Penerima
5. Display / Tampilan

Pada pemeriksaan, USG mata dijalankan dengan mengirimkan pecahan-


pecahan mikrodetik gelombang suara frekuensi tinggi dari suatu transduser ke
dalam bola mata dan orbita.Pulsasi aliran listrik singkat mengaktifasi suatu Kristal
piezoelektrik didalam transduser USG,menimbulkan gelombang suara
teremisi.Gelombang suara memasuki bola mata dan orbita sebagian direfleksikan
dari struktur okular dan orbital dan kembali ke transduser yang sama yang
menghasilkannya.Gelombang suara yang kembali menyebabkan getaran mikro
lalu dikirim ke receiver/penerima.Potensial-potensial kecil ini lalu diamplifikasi
dan diproses sebagai tampilan pada sebuah ossiloskop maupun layar TV.3,6

Sistem mode A

Mode A adalah modal fundamental ultrasonografi dan bentuk dasar dari


pengoperasian mode kompleks. Format mode A terdiri dari potongan sinyal

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


amplitudo melawan jarak dalam satu garis dari pandangan, seperti scan A dapat
dilakukan dengan satu instrument yang ditampilkan atau kombinasi instrument
mode A/B.3

Gambar 1: Komponen dasar dari scan A (from fig 12.1 &12.2 ,Diagnostic
Procedures in Ophtalmology,Chapter 12,1st Edition,New Delhi,2002,page 155-94)

Sistem B mode

Sistem mode B menggabungkan scanning transduser dan proses sinyal


untuk menghasilkan gambar cross sectional dari bolamata dan orbita. Kualitas
bergantung pada faktor sistem mode A, akan tetapi ada tambahan mekanikal dan
pertimbangan-pertimbangan untuk penggunaan klinis optimal dan interpretasi
yang layak. Lebih lagi gambar mode B cocok terhadap semua jenis artifak yang
sudah dikenal dan sering dapat dieliminasi.3

Servo pada scan B adalah suatu alat untuk mengontrol pergerakan dari
transduser dengan probe dan menetapkan orientasi dari transduser pada waktu
tertentu,kontrol dari servo dimasukkan ke mesin oleh probe dan gerak
transduser,penerima servo terus menerus pada posisi itu.3

Sistem mode B yang paling sederhana menggunakan pergerakan scan


transduser linear. Pada transduser digerakkan secara tegak lurus untuk axis sinar.3
Pada pemeriksaan liniar sumber ganda ultrasound disejajarkan pada suatu jaringan
untuk membungkus daerah tertentu. Jumlah suara tercermin digambarkan sebagai
suatu titik cahaya. Semakin banyak suara tercermin ,semakin jelas titik-titik
tersebut.8

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


IV.PETUNJUK PENGGUNAAN SCAN A/B UD 6000

ƒ Tekan switch pada posisi on untuk mengaktifkan alat.

ƒ Tekan A/B-BIO pada panel kontrol untuk memilih penggunaan USG atau
Biometri.

ƒ Untuk penggunaan biometri tekan BIO pada panel control.

ƒ Tekan New pada layar untuk memulai data baru.

ƒ Pilih mata yang akan diukur dengan menekan R atau L.

ƒ Isi data ID dan nama pasien dengan menekan simbol manusia,setelah diisi
tekan simbol manusia kembali.

ƒ Pilih pengukuran Normal/Dense/Aphakic/Pseudophakic,dengan menekan


Normal.Untuk pemilihan gain putar knob pada panel kontrol

ƒ Lakukan pengukuran dengan menempelkan probe Biometri pada kornea,


dimana ujung probe berada ditengah – tengah kornea.

ƒ Apabila pengukuran menggunakan hand (automatis),Axial (panjang bola


mata) akan terukur secara otomatis sebanyak 10 kali.Jika pengukuran
menggunakan manual,Axial diukur secara manual dengan menekan freeze
pada footswitch.

ƒ Setelah Axial didapat tekan IOL,Hasil Axial akan secara otomatis tertera
pada layar.

ƒ Isi data K1,K2 ( hasil pengukuran keratometer ) D-Ref.Setelah diisi tekan


ENTER.

ƒ Isi data Aconst IOL dengan menekan A,B,C dan D, setelah diisi tekan
ENTER dan power lensa akan secara otomatis tertera pada layar,kemudian
tekan print pada panel control untuk mencetak data.

ƒ Untuk menyimpan data masukkan memory card keunit kemudian tekan


save data akan tersimpan pada memory card.

ƒ Untuk melihat data yang disimpan tekan utility pada screen kemudian
tekan Patient data.

ƒ Untuk pengukuran selanjutnya tekan tombol Axial dan New pada layar

ƒ Untuk penggunaan USG tekan A/B pada panel kontrol.

ƒ Pilih mata yang akan diukur dengan menekan R atau L.

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


ƒ Isi data ID dan nama pasien dengan menekan simbol Manusia setelah
selesai tekan simbol manusia kembali.

ƒ Lakukan pengukuran dengan menempelkan probe USG pada mata yang


akan diukur yang telah diolesi dengan jelly dengan menekan tombol
Freeze pada panel kontrol atau pada footswitch.

ƒ Pilih fokus middle to far,far to near atau near to middle dengan menekan
fokus region pada layar.

ƒ Setelah pengukuran didapat tekan Freeze untuk menghentikan


pengukuran,data akan terekam sebanyak 202 gambar dalam 20 detik.

ƒ Tekan Play Back (►) untuk memutar rekaman

ƒ Untuk menghentikan rekaman tekan kembali Play Back (►)

ƒ Untuk memutar rekaman dari gambar per gambar tekan Fwd (►l) untuk
maju dan Rwd (l◄) untuk mundur.

ƒ Untuk memperbesar gambar tekan zoom pada layar.

ƒ Setelah gambar sudah sesuai dengan yang diinginkan tekan print pada
footswitch/panel kontrol atau pada video printer secara otomatis gambar
akan tercetak.

ƒ Untuk menyimpan data masukkan memory card ke unit kemudian tekan


save echo data akan tersimpan pada memory card.

ƒ Untuk melihat data yang disimpan tekan Recal Image kemudian tekan
View.

ƒ Untuk melakukan pengukuran selanjutnya isi data ID serta nama pasien


dan kembali ke pengukuran tahap awal.

layar 

Probe 
Printer 

Footswitch 

Gambar 2 : Scan A/B

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


IV. SCAN A

Scan A (A untuk amplitudo) ditampilkan dengan sumber ultrasound


tunggal menghasilkan evaluasi amplitudo waktu satu dimensi dalam bentuk
puncak vertikal sepanjang garis dasar terhadap kuatnya echo. Semakin besar jarak
ke kanan semakin besar pula jarak antara sumber suara dan permukaan refleksi.
Jarak antara masing-masing puncak dapat di ukur secara tepat. Digunakan
terutama untuk mengukur kedalaman camera oculi anterior,ketebalan lensa dan
panjang axial.2,8

Untuk menampilkan pemeriksaan ultasonografi yang berhasil ada 2 kunci


utama perlu dikuasai yaitu penerimaan dari gambar dan interpretasi dari gambar.2

IV.1 .Tehnik Pemeriksaan

Pemeriksaan penyaringan digunakan untuk mendeteksi lesi. Pemeriksaan


dilakukan dengan pasien berbaring atau duduk. Setelah diberikan anastesi topikal
yang diteteskan pada kedua mata dan penutup mata tidak diperlukan. Pemeriksa
duduk dengan peralatan pemeriksaan yang disediakan di satu sisi dari pasien.2,3

Probe ultrasound pertama kali digunakan pada jam 6 dari limbus melalui
bagian tengah bola mata bertujuan untuk memeriksa lapisan chorioretinal
berlawanan pada meridian jam 12. Pasien di instruksikan untuk melihat jauh dari
probe terhadap meridian yang diperiksa untuk menghindari scan melalui lensa.
Probe digeser dari limbus ke fornix selalu mengarah ke tengah bolamata , juga
screnning meridian utama dari kutub posterior ke ora serata. Sorotan ultrasound
selalu di jaga perpendicular ke retina yang berlawanan. Prosedur yang sama
diulangi di meridian jam 8,menggeser probe secara sementara disekitar
bolamata.2,3,5,6

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


Gambar 3 :Posisi dari probe (from fig 12.8 Neema HV,Neema N,Diagnostic
Procedures in Ophtalmology,Chapter 12,1st Edition,New Delhi,2002,p 160)

Gambar 4 : Pemeriksaan scan A (from Diagnostic Procedures in


Ophtalmology,1stEdition,New Delhi,2002,page 158-159)

Untuk mengevaluasi segmen anterior adalah terbatas.Akan tetapi scan A


dapat digunakan dengan memakai tehnik immersi sederhana. Kulit sklera diisi
dengan methylselulosa dimasukkan antara penutup dan tempat probe diatasnya.
Dengan menggunakan tehnik ini, kornea, camera okuli anterior, iris,lensa dapat
dievaluasi dan ukuran panjang axial juga dapat diperoleh.2,5

IV.2.Indikasi dari scan A

Ultrasonografi scan A di indikasikan untuk mengevaluasi segmen


posterior pada keadaan opak menyeluruh ataupun sebagian dari segmen anterior
atau posterior. Dapat juga digunakan untuk melihat posisi, mengukur tumor dan
evaluasi pertumbuhannya, juga untuk mendeteksi benda asing intraokuler dan
memperhitungkan luas dari kerusakan intraokular pada kasus trauma.2

Biometri merupakan indikasi penting lainnya dari scan A, untuk


pengukuran panjang lensa yang tepat yang diperlukan pada kalkulasi kekuatan
lensa intraokuler.2

IV.3.Interpretasi scan A normal

Pemeriksaan dari bolamata normal echospike berikut dari kiri ke kanan :2

1. Puncak initial ( I ) mewakili gaung pada petunjuk probe dan tidak


mempunyai makna klinis.

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


2. Garis dasar ( B ) mewakili rongga vitreous yang dicirikan oleh
ketidakadaan echospike dalam kondisi normal.Adanya beberapa titik garis
horizontal memerlukan evaluasi untuk melihat kondisi patologis.
3. Puncak retina ( R ) Satu garis lurus,echospike naik tinggi perpendikuar dari
garis dasar.Echospike bergerigi artinya bahwa probe tidak di tempatkan
secara perpendicular.
4. Puncak choroid banyak memantulkan cahaya echospike tinggi yang terlihat
antara puncak retina ( R ) dan puncak sclera ( S ).
5. Puncak sclera sulit untuk dibedakan dari puncak choroid.
6. Puncak orbital ( O ) echospike multiple disamping puncak sclera.Puncak
awal memantulkan cahaya tinggi dan reflektivitas berkurang dengan cepat
karena kelemahan suara pada orbital.
7. Skala elektronik ( E ) ditampilkan lebih rendah pada layar.Pemeriksaan
pada sensitivitas sistem yang rendah ( low gain) identifikasi secara jelas
echospike retina dan sclera.

Gambar 5 : Tampilan normal dari scan A (From fig 12.10,Diagnostic Procedures


in Ophtalmology,Chapter 12,1st Edition,New Delhi,2002,P 163.

Interpretasi :10
Jarak antara dua echospike menunjukkan ukuran tidak langsung dari
jaringan seperti panjang bola mata,kedalaman anterior chamber dan
ketebalan lensa.
Tinggi dari spike/puncak menunjukkan kekuatan dari jaringan mengirim
balik echo.Kornea,lensa dan sclera membentuk amplitudo spike/puncak
yang sangat tinggi.Sedangkan membrane vitreous,perdarahan vitreous
membentuk puncak yang rendah.

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


Karakteristik scan A yang baik pada biometri:11
¾ Terdapat 5 buah echo
ƒ Echo kornea yang tinggi.
ƒ Echo yang tinggi dari lensa bagian anterior dan posterior lensa.
ƒ Echo retina yang tinggi dengan bentuk yang langsung tegak lurus.
ƒ Echo yang tidak terlalu tinggi dari sclera.
ƒ Echo yang rendah yang berasal dari lemak orbita.
¾ Tinggi echo yang baik
ƒ Ketinggian echo dari bagian anterior lensa harus lebih dari 90%
ƒ Echo yang berasal dari posterior lensa tingginya antara 50 s/d 75%
ƒ Echo retina mempunyai tinggi yang lebih dari 75%

Gambar 6 : Contoh hasil pemeriksaan A-scan yang baik (Dari gbr 11.2 Biometri,
Transisi menuju fakoemulsifikasi, Edisi 1, Jakarta, Granit, 2004, hal 188 )

V. SCAN B

Scan B (B untuk Brightness). Tampilan scan B pada struktur okular


tersebut tidak diperlihatkan sebagai defleksi-defleksi vertikal pada layar tetapi
lebih sebagai titik-titik cahaya. Semakin banyak suara yang kembali dari struktur
okular, maka semakin padatlah titik-titik cahaya. Transduser USG untuk tampilan
scan B di scan pada mata, baik secara manual maupun dengan dorongan mata.
Scanning ini menghasilkan suatu seri banyak titik-titik yang terangnya bervariasi
dari struktur okular maupun orbital dan secara essensial menggambarkan potongan
silang dua dimensi orbital dan bola mata.6,12

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


V.1.Tehnik pemeriksaan

Tehnik pemeriksaan:8

a. Mata diberi anastesi topikal dan pasien ditempatkan pada posisi duduk atau
berbaring.
b. Pemeriksa sebaiknya duduk disamping kepala si pasien dan melakukan
pemeriksaan dengan tangan.
c. Methylselulosa atau gel ophthalmic diletakkan pada ujung dari probe yang
berfungsi sebagai alat coupling.
d. Scan vertikal dilakukan dengan penanda pada probe berorientasi superior.
e. Scan horizontal dilakukan dengan penandaan titik mengarah ke hidung.
f. Kemudian mata diperiksa dengan posisi pasien melihat lurus ke depan,ke
atas,bawah,kiri dan kanan.Untuk setiap posisi scan vertikal dan horizontal
bisa dilakukan.
g. Kemudian pemeriksa memindahkan alat pemeriksaan pada arah
berlawanan dengan gerakan mata.Misalnya,ketika sedang memeriksa mata
kanan si pasien melihat kekiri dan pemeriksaan digerakkan kekanan pasien
dan sebaliknya.

Gambar 7 : Pemeriksaan Scan B

V.2.Interpretasi dari scan B

Pemeriksaan bola mata normal pada sistem sensitivitas tinggi menyatakan


dua area echografis, dipisahkan oleh area bebas echo. Area echografis pada
permulaan penggaungan scan menampilkan gema dari petunjuk probe tidak
memiliki arti klinis.2 Tampak permukaan anterior dan posterior dari kornea,
dipisahkan oleh interval sonolucent. COA kelihatan secara keseluruhan, wilayah

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


yang jelas akustiknya (hipoechoic). Permukaan anterior dari iris biasanya dapat
ditunjukkan. Echo dari permukaan iris posterior biasanya bergabung dengan
permukaan lensa anterior. Tetapi dengan dilatasi pupil, kurvatura lensa anterior
lebih mudah kelihatan secara jelas.Interior dari lensa normal juga muncul seperti
suatu daerah homogeny akustik (hypoechoic). Kurvatura posterior dari lensa
biasanya ditunjukkan dengan baik setidaknya dengan sector skenner di tengah,
Bagian-bagian vitreous secara normal muncul sebagai rongga anechoic atau
sonolucent. Bentuk interface vitreoretinal halus, kurvatura cekung.Echo dari retina
biasanya bergabung dengan echo dari khoroid dan sklera. Pada B scan bentuk
lemak retrobulbar adalah bentuk pola W dengan bentuk derajat kehitaman yang
dibentuk oleh saraf optic homogen. Secara relatif lemak orbital kelihatan seperti
massa yang memantulkan refleksi cahaya tinggi dengan otot ekstraokuler
membentuk garis besar terhadap lemak.3 Bayangan saraf optik terlihat sebagai
bayangan segitiga dalam lemak orbital.2

Gambar 8: Tampilan normal dari B scan ( From fig 9.66 American Academy of
Ophtalmology,Clinical Optics,2005-2006,section 3,page 311)

VI.ARTIFAK-ARTIFAK

Artifak-artifak yang beragam bisa terjadi pada pemeriksaan USG bolamata


yang dapat melindungi kekeliruan dari interpretasi.Terkadang ,artifak-artifak suara
sebenarnya bisa membantu pemeriksa.6

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


Artifak-artifak kopling

Artifak-artifak yang paling umum di lihat dengan scan B kontak


disebabkan oleh kopling yang buruk . Bila kepala scan tidak tergabung baik pada
bolamata atau kelopak dengan methyilselulose, terjadi kantung-kantung udara dan
suara-suara menggaung antara kepala scan dan celah udara,menimbulkan ikutan
echo duplikat yang menjadi detil-detil okular yang menghalangi . Permasalahan
kopling menjadi kendala yang berat bila memeriksa langsung pada bolamata. Bila
memeriksa lewat kelopak,artifak-artifak kopling kurang menjadi kendala. Artifak-
artifak kopling jarang terjadi pada scan A kontak karena sondenya kecil dan sudah
terhubung baik dengan bolamata atau kelopak.6

Penggaungan Suara

Suara yang menggaung sebenarnya bisa menyebabkan beberapa perjalanan


antara sonde dan permukaan yang merefleksi pada mata sebelum energinya habis.
Suara yang menggaung ini menimbulkan tampilan duplikasi echo pada layar USG
dengan scan A atau B . Echo-echo yang palsu bisa berasal dari suara yang
direfleksikan dari permukaan kornea , dari permukaan lensa anterior ke posterior,
atau tidak selalu dari spekulum kelopak sebagaimana yang biasa dipakai pada
tehnik scan immersi.5,6 Dalam pemeriksaan scan B kontak , suara bisa menggaung
antara permukaan sonde dan diafragma kepala scan. Penggaungan ini
menimbulkan suatu artifak “bordering” yang tampak sebagai duplikasi echo yang
segera mengikuti struktur mata yang berefleksi. Deringan tersebut kadang
membantu dalam mengidentifikasi struktur yang sangat merefleksi. Permukaan
lensa posterior,benda-benda asing, dan retina yang lepas kerap memperlihatkan
fenomena deringan ini , retina lebih bordering daripada membran vitreus .6

Pembayangan

Merupakan artifak akustik lain yang penting. Reflektor-reflektor suara


yang sangat tinggi memindahkan sedikit suara pada struktur dibaliknya dan bisa
menimbulkan pembayangan komplit atau sebagian. Benda-benda asing pada
permukaan retina biasanya membayangi orbita dibaliknya. Pembayangan ini bisa

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


sangat membantu dalam mengidentifikasi benda-benda asing, seperti lokasinya.
Lensa yang terkalsifikasi sangat membayangi dan menyebabkan hilangnya
informasi seluruh struktur dibaliknya. Kalsifikasi khoroid dapat sepenuhnya
membayangi orbita. Retinoblastoma yang berlama-lama juga membuat adanya
deposisi kalsium. Kalsium dalam retinoblastoma kerap menyebabkan
pembayangan orbital dan bisa membantu dalam pemeriksaan tumor ini.5,6

Gas Intra Okular

Udara dalam globus bisa menimbulkan pembayangan komplit karena


gelembung udara memberikan reflektivitas tinggi yang secara virtual 100 % suara
kembali ke sonde. Saat gelembung udara yang besar muncul , deringan terjadi
antara sonde dan jaringan – udara yang bisa secara total menghalangi detil-detil
posterior.6

Dentuman baum

Refraksi gelombang suara oleh bagian perifer lensa dapat menimbulkan


artifak scan B kutub posterior yang disebut sebagai “Dentuman Baum” (Baum’s
Bumps). Suara yang melewati lensa secara sentralis , menghantam permukaan
lensa secara tegak lurus dan tidak difraksikan. Hantaran suara pada lensa bagian
perifer dideviasi secara lateral dan lalu menghantam dinding globus posterior lebih
cepat daripada gelombang suara sentralis. Balikan dini suara dari bagian perifer
suara menimbulkan dentuman-dentuman artifisial pada permukaan retina khoroid.
Dentuman-dentuman tersebut biasanya bisa ditemukan berpasangan, secara tipikal
salah satu sisi nervus optikus bila pancaran suara berada ditengah melewati lensa.
Menghindari lensa dengan pancaran suara merupakan cara mudah untuk
mencegah kekacauan yang disebabkan oleh dentuman-dentuman Baum.6

Lensa Intraokuler dan Keratoprosthesa

Sebuah lensa intraokular adalah reflektor suara yang tinggi dan bisa
menimbulkan deringan seperti sebagian pembayangan struktur dibaliknya. Suatu
keratoprosthesa bisa menimbulkan pembayangan pancaran suara, tetapi mata
tersebut bisa diperiksa dengan menghindari keratoprosthesa.6

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


DAFTAR PUSTAKA

1. History of Ophtalmic ultrasound, (February 27,2008) available at

http://www.jultrasoundmed.org/cgi/content/full/23/10/1255

2 Neema HV, Neema N, Diagnostic Procedures in Ophtalmology, Chapter


12-13, 1st Edition, New Delhi, 2002, page 155-94
3 Coleman JD, Silverman RH, Lizzi FL, Rondeau MJ, Ultrasonografy of the
eye and orbit, Chapter 1-3, 2nd Edition, Lippincot Williams & Wilkims,
USA, 2006, page 1-61
4 American Academy of Ophtalmology, Clinical Optics, 2005-2006, section
3, page 308-12
5 A scan biometry, ( January 8,2007) available at
http://www.emedicine.com/oph/ascan
6 Fuller DG,Hutton WL. Presurgical Evaluation of Eyes with opaque media,
Chapter 5, Grune & straton, USA,1992, page 66-184.
7 Vaughan D G, Ophtalmologi umum, Edisi 14, Widya Medika, Jakarta,
2000, hal 61-2.
8 Kanski JJ, Clinical Ophtalmology A System Approach, 6th Edition,
Butterworth Henemann, 2006, page 44-46
9 B scan ocular ultrasound,(January 4,2007 ) available at
http://www.emedicine.com/oph/bscan
10 Khurana AK.Clinical method in Ophtalmology. Comprehensive
Ophtalmology, Fourth edition,2007, page 43-4
11. Istiantoro I, Hutauruk JA. Biometri, Transisi menuju fakoemulsifikasi,
Edisi 1, Jakarta, Granit, 2004, hal 184-191.
12. Nema HV, Nema N, Textbook of Ophtalmology, 4th edition, Jaypee
Brother, New Delhi, 2002, Page 80-1

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B


Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B
Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B
DAFTAR ISI

I . Pendahuluan…………………………………………………………………… 1

II .Fisik dari Ultrasonografy ……………………………………………………... 2

II.1.Komponen dari Ultrasonografy ……………………………………... 3

III.Petunjuk Penggunaan Scan A/B ……………………………………………… 5

IV. Scan A ………………………………………………………………………... 7

IV.1.Tehnik Pemeriksaan ………………………………………………… 7

IV.2.Indikasi dari Scan A………………………………………………… 9

IV.3.Interpretasi Scan A normal ………………………………………… 9

V.Scan B …………………………………………………………………………11

V.1.Tehnik Pemeriksaan ………………………………………………... 11

V.2.Interpretasi dari Scan B ……………………………………………..12

VI.Artifak-Artifak ………………………………………………………………..13

VII.Daftar Pustaka ……………………………………………………………….16

Rodiah Rahmawaty Lubis : Cara Dan Pembacaan Scan A / B

Anda mungkin juga menyukai