Anda di halaman 1dari 5

KERTAS KERJA AUDIT

A. Definisi Kertas Kerja

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut:
“kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit
yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan
yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil
pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi
klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau
diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang
lain.

B. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja

Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk:

1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan audit.

Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan
merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.

2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.

Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di
kemudian hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau
pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.

3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.

Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan
dalam berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut menghasilkan
berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian dan
pengorganisasian berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas kerja.

4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit
berikutnya jika dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode
akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,
catatan dan ank e akuntansi klien, pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan
yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang
disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn keuangan yang lalu.
C. Kertas Kerja dan Standar Auditing

Berhubungan erat dengan tiga kelompok yaitu:


1. Kertas kerja audit dan standar umum, standar umum yang menyatkan tentang
kopentensi, independensi, dan kecermatan dan keseksamaan pelaksanaan tugas.
2. Keras kerja audit dan standar pekerjaan lapangan, hal ini berhubungan
dengan perencanaan dan pengawasan stuktur pengendalian internal bukti
audit kompeten yang memadai.
3. Kertas kerja dan standar pelaporan. Kertas kerja juga berhubungan erat dengan standar
pelaporan.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja adalah sebagai berikut:
1. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti:
a. Berisi semua informasi yang pokok.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.
2. Teliti. Memperhatikan ketelitian penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya
bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
3. Ringkas. Kertas kerta dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan
tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Harus menghindari rincian
yang tidak perlu, serta merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja.
4. Jelas. Penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda perlu dihindari. Penyajian
informasi secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi. Kerapian dalam membuat kertas kerja berguna membantu auditor senior dalam
me-review hasil pekerjaan stafnya, serta memudahkan auditor dalam meperoleh
informasi dari kertas kerja tersebut

Kertas Kerja Audit merupakan dokumentasi yang disusun oleh auditor dalam sebuah proses
audit yang terdiri dari:
1. Prosedur audit yang dilakukan
2. Pengujian yang dilakukan
3. Sumber informasi dan bukti audit yang diperoleh
4. Kesimpulan yang diambil atas proses audit yang dilakukan
5. Prinsip umum yang berkaitan dengan pembuatan dan penyimpanan kertas kerja.

Prinsip umum tersebut antara lain:


1. Pembuatan kertas kerja harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
2. Hindarkan pekerjaan salin-menyalin yang tidak diperlukan.
3. Buktikan keterangan lisan yang diperoleh melalui pengajuan pertayaan (inquiry)
4. Jangan meninggalkan suatu pertanyaan tanpa ada jawaban yang jelas.
5. Tulisan segala masalah relevan yang temukan pada saat melaksanakan audit.
D. Isi Kertas Kerja

Kertas Kerja biasanya berisi dokumentai yang memperlihatkan:


1. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai
atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.

E. Pedoman Pembuatan Kertas Kerja

Ada empat teknik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja, yaitu:
1. Pembuatan heading yang berisi nama klien dan judul untuk menngidentifikasikan isi
kertas kerja, serta tanggal neraca atau periode audit
2. Nomer indeks yang dimaksudkan untuk memudah identifikasi dan referensi silang
antara kertas kerja
3. Referensi silang (cross-referencing). Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas
kerja lainnya atau yang digunakan dalam kertas kerja lain harus dberi referensi silang
dengan nomor.
4. Tick mark yang berupa simbol-simbol yang digunakan auditor untuk membuat referensi
penjelasan naratif di mana pun dalam kertas kerja.

F. Tipe Kertas Kerja

1. Program Pemerisaan (Audit Program)


Merupakan daftar prosedur pemeriksaan untuk struktur rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam
pemeriksaannya.

2. Working Trial Balance


Suatu daftar yang berisi saldo-saldo rekening buku pada akhir tahun pemeriksaan dan
pada akhir tahun sebelumya, kolom-kolom adjustment dan penggolongan kembali yang
diusulkan oleh akuntan, serta saldo-saldo yang telah dikoreksi akuntan yang akkan
nampak dalam laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan.

3. Ringkasan Jurnal Adjustment


Dalam proses pemeriksaannya, akuntan mungkin memnjumpai kesalahan-kesalahan
dalam laporan keunagan dan catatan –catatan akuntan kliennya, untuk memperbaiki
membuat draft jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan kliennya, dan
disamping itu akuntan membuat penggolongan kembali, untuk unsur, yang, meskipun
tidak salah dicatat oleh klien, tetapi demi kepentingan penyajian laporan keuangan yang
wajar harus digolongkan kembali.
4. Daftar Utama (Lead Schudule atau Top Schudule)
Adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas imformasi yang dicatat dalam
daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan. Ini digunakan untuk
menggabungkan rekening-rekening buku besar yang sejenis, jumlah saldonya akan
dicamtumkan didalam laporan keuangan dalam satu jumlah.

5. Daftar Pendukung (Supporting Schedule)

Dalam daftar pendukung ini harus mencamtumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
akuntan dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang telah dicamtumkan
dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan pertanyaan yang timbul dalam
pemeriksaan, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.

G. Susunan Kertas Kerja


Akuntan senior yang me-review kertas kerja biasanya menghendaki susunan kertas kerja
dalam urutan sebagai berikut:
1. Draft laporan audit (audit report)
2. Laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan imformasi bagi reviewer.
4. Program audit
5. Laporan keuangan atau lembar kerja (work sheet) yang dibuat oleh klien
6. Ringkasan jurnal adjustment
7. Working trial balance
8. Skedul utama
9. Skedul pendukung

H. Penelaahan Kertas Kerja Audit


Auditor harus menelaah kertas kerja yang dibuat oleh staf maupun asistennya. Penelaahan
kertas kerja pada umumnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan jika
pekerjaan pemeriksaan pada suatu segmen tertentu sudah selesai. Tahap kedua dilakukan
bila semua pekerjaan lapangan sudah diselesaikan.

I. Kepemilikan Kertas Kerja Dan Kerahasiaan Informasi Dalam Kertas Kerja

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik
kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak kepemilikan kertas
kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur
dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, ntuk meghindarkan
penggunaan hal-hal yag bersifat rahasia oleh auditor untuk tujuan yangtidak semestinya.
Kertas keja yang bersifat rahasia berdasarkan SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa
auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan
harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan
kerahasiaan kertas kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut:
Anggota Kompartemen Akuntan Pubik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi
klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien.
http://www.kompasiana.com/santosoaditia/kertas-kerja-audit_55547ae96523bd40164aef88
https://accounting1st.wordpress.com/2011/06/29/kertas-kerja-audit-makalah/
http://maielvasundari.blogspot.co.id/2013/10/kertas-kerja-audit.html
http://husna-syakur.blogspot.co.id/2012/05/kertas-kerja-auditing.html

Anda mungkin juga menyukai