Anda di halaman 1dari 71

Askep hipertermi

Juni 05, 2017

askep hipertermia

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Asuhan Keperawatan dengan
judul “AsuhanKeperawatan Demam” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah KDDK .

Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber dari internet maupun literature.
Makalah ini berisi tentang segala sesuatu tentang teori hipertermia dan asuhan keperawatan
pasien demam.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi Mahasiswa
Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta.

Yogyakarta, 13 mei 2013


Kelompok I

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul....................................................................................................................

Kata Pengantar...................................................................................................................

Daftar Isi............................................................................................................................

Bab I : Pendahuluan...........................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................

B. Tujuan penulisan...............................................................................................

1. Tujuan Umum........................................................................................

2. Tujuan Khusus.......................................................................................
Bab II : Tinjauan Teori.........................................................................................................

Bab III : Asuhan Keperawatan. ..........................................................................................

A. Ilustrasi Kasus...................................................................................................

B. Dokumentasi Asuhan Keperawatan...................................................................

1. Pengkajian....................................................................................................

2. Analisa Data.................................................................................................

3. Rencana Keperawatan.................................................................................

4. Implementasi Keperawatan..........................................................................

Bab IV : Pembahasan............................................................................................................

Bab V : Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran...................................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).

Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Di beberapa
negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya
meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap
DBD tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita
meningkat antara bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya pada bulan
Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004). Berdasarkan jumlah kasus DHF,
Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan
Satari, 2004).
Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue terbesar terjadi pada
tahun 1998 dengan incidence rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu
15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun 2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003) (Rezeki S.
Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).

Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) dan
program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain yang
dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan demam
berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk abate,
serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik nyamuk.
Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan mengubur
selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan
bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).

Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan judul laporan uji
komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada
anak dengan DHF.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever dengan benar.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan DHF.

b. Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan DHF.

c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang ada.

d. Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.

e. Mampu mengevaluasi perkembangan klien

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga
mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke
permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.

Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat penyerang semua
orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI,
2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue
yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam. Selain
itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang
masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja dan orang dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendaranto, 1997).

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue Hemoragic
Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang
ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan kematian.

B. Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes
Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber air
yang tergenang (Smeltzer, 2001).

C. Pathofisiologi

Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal
seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi adalah pembesaran hati (hepatomegali).

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke


ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat terjadi renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningkatn hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau menggambarkan
adanya kebocoran sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan
kebocoran plasma teratasi sehingga pemberian cairan intravena dikurangi kecepatandan
jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan
yang cukup penderita akan mengalami renjatan (Pice. Sylvia A dan Lartainne M Wilson.
1995).

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara
13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.

Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan
yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam
dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa
dijumpai pada penderita DHF adalah

1. Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.

2. Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan
konstipasi.

3. Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri
ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.

Klasifikasi DHF

DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986) membagi
menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)

1. Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes
yang positif.

2. Derajat II

Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.

3. Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah,
cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).

4. Derajat IV

Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

E. Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain
pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan dijumpai :

· Trombositopenia
· Hemoglobin meningkat

· Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)

· Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia.

F. Tipe-tipe Demam

1. Demam Septik

Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada mlam hari dan
turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga
demam hektik.

2. Demam Remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhuyang dicatat pad demam septic.

3. Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali, disebut tersiana dan bila
terjadi duahari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam Kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam Siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari ayng diikuti oleh
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS
Anak O berumur 5 tahun di antar oleh ibunya ke puskesmas sukorame karena sudah demam
selama 2 hari dan sering kejang-kejang. Menurut ibunya demam An.O naik turun dan kejang.
Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit dan An.O jalannya sempoyongan
karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O mengatakan mengeluh pusing dan badannya
merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .

Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya . An. O
tampak lemas , bibir pecah-pecah dan kulit kering. Kemudian perawat K melakukan pengkajian
didapat hasil :Hasil Vital Sign :

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 65 x/ menit

Rr : 26 x/menit

BB : 17 Kg

TB : 100 cm

SUHU: 39 0C

Hasil check darah :


Hb : 12 gram/de

Hematrosit : 31 %

Leokosit : 4300/mm3

Trombosit : 110.00 sel/mm3

LED : 8 mm

Eritrosit : 3,3 juta sel/mm3

A. PENGKAJIAN PADA PASIEN DIARE

Nama perawat : kafi pangki Tanggal : 19 Maret


2013 Pengkajian

Jam pengkajian: 09.00 WIB

Tempat Praktik :-
Biodata Pasien : Penanggung Jawab :

Nama : An.O Nama : Ny. S

Umur : 5tahun Umur : 38

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : Tk Guna Bangsa Pendidikan :S-1 farmasi

Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta

Status Pernikahan : Belum Menikah Status pernikahan: Sudah Menikah

Alamat : Perum cepoko griya indah Alamat : Perum cepoko griya

Piyungan ,Bantul indah,piyungan bantul

Diagnosa Medis : Demam Berdarah Hubungan : Ibu


klien dengan

No. RM :- klien

Tanggal Masuk :-

1. Status kesehatan saat ini

a. Keluhan Utama : demam dan kejang

b. Lama keluhan : 2 hari

c. Kualitas keluhan : Sedang

d. Faktor pencetus : gigitan nyamuk Aides Aigepty

e. Faktor pemberat : lingkungan panas

f. Upaya yang telah Dilakukan :minum parasetamol

2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat ini : Anak O berumur 5 tahun karena sudah demam selama 2
hari dan sering kejang-kejang. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit
dan An.O jalannya sempoyongan karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O
mengatakan mengeluh pusing dan badannya merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau
makan sehingga badannya kurus

b. Riwayat Kesehatan Terdahulu : types

1) Penyakit yang pernah dialami :

a. Kecelakaan (Jenis&waktu) : -

b. Perna dirawat : Pernah,usia 1 tahun karena types

c. Operasi (Jenis&waktu) :

d. Penyakit:

-Kronis :-

-Akut : types
e. Terakhir masuk RS : 2003

2) Alergi :

3) Imunisasi :

( ) BCG ( * ) Hepatitis

( * ) Polio ( * ) Campak

( ) DPT

4) Kebiasaan :

Jumlah/Lamanya Jenis Frekuensi

Merokok : - - -

Kopi : - - -
Alkohol : - - -

5) Obat-obatan

Jenis lamanya Frekuensi

- - -

c. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada

D. Genogram



3. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktifitas dan latihan :

Kemampuan ambulasi dan ADL


Rumah Rumah Sakit

Makan/Minum 0 -

Mandi 2 -

Berpakaian/berdandan 2 -

Toileting 2 -

Mobilitas di tempat tidur 0 -

Berpindah 0 -

Berjalan 2 -

Naik tangga 0 -

Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu orang lain , 4=tidak
mampu
Rumah Rumah Sakit

Pekerjaan 0 -

Olah raga rutin 2 -

Alat bantu jalan 0 -

Kemampuan melakukan ROM 0 -

2. Tidur dan Istirahat

a. Lama tidur : Tidur malam = 7 jam (jam 21.00-04.00)

Tidur Siang = 1 jam

b. Kesulitan tidur di RS : -

c. Alasan : -

d. Kesulitan tidur :-
3. Kenyamanan dan nyeri

Nyeri : Palliative

Quality : hilang timbul

Region : kepala

Scala : sedang : 5

Time : pagi

4. Nutrisi

a. Frekuensi makan : 3x sehari

b. Berat badan / tinggi badan : 17 kg /100 cm

c. IMT/BBR :
d. BB dalam 1 bulan terakhir : turun, 0,5 kg , alasan: sulit makan karena mulutnya terasa
pahit.

e. Jenis makanan : nasi rames (nasi + telur + sayur)

f. Makanan yang disukai : sop ayam

g. Makanan pantang :

h. Nafsu makan : kurang

i. Masalah pencernaan : -

j. Riwayat operasi/trauma gastrointestinal : -

k. Diit RS : -

l. Kebutuhan pemenuhan ADL makan : mandiri

5. Cairan , elektrolit dan asam basah


a. Frekuensi minum : sering , konsumsi air/hari : 2 liter/hari

b. Turgor kulit : -

c. Support IV line : -

6. Oksigenasi

a. Sesak nafas : tidak

b. Batuk : tidak

c. Sputum : tidak

d. Nyeri dada : tidak

e. Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : -

f. Riwayat penyakit : tidak ada

g. Riwayat merokok : pasif


7. Eliminasi fekal/bowel :

a. Frekuensi : 3x/hari , penggunaan pencahar : -

b. Waktu : Pagi,siang ,malam

c. Warna : Kuning , pucat

d. Gangguan Eliminasi Bowel : -

e. Kebutuhan pemenuhan ADL bowel : dibantu orang tua

8. Eliminasi Urin :

a. Frekuensi :5x/hari , penggunaan pencahar : -

b. Warna : kuning bening

c. Gangguan Eliminasi bladder : tidak ada


d. Riwayat terdahulu : tidak ada

e. Penggunaan kateter : tidak

f. Kebutuhan pemenuhan bladder : Mandiri

g. Warna : Normal

h. Keluhan : tidak ada

9. Sensori,Persepsi dan Kognitif :

a. Gangguan Penglihatan : tidak

b. Gangguan Pendengaran : tidak

c. Gangguan Penciuman : tidak

d. Gangguan sensasi taktil : tidak

e. Gangguan Pengecapan : tidak


f. Riwayat Penyakit : tidak ada

4. Pemeriksaan fisik :

a. Keadaan umum :

Kesadaran : CM

GCS : -

Vital Sign : TD : 90/60 mmHg

Nadi : Frekuensi : 65x/menit

Irama : Reguler

Kekuatan : sedang

Respirasi : Frekuensi : 26 x/menit


Irama : Reguler

Suhu : 39 ͦ C

b. Kepala :

Kulit : bintik-bintik merah

Rambut : Normal

Muka : Normal

Mata : Konjungtiva : anemis

Sclera : Normal

Pupil : Isokor

Palpebra : Normal

Lensa : Normal
Visus : Normal Ka/Ki

Hidung : Normal ,tidak ada gangguan indra penghidu/secret

Mulut : Gigi : Normal , tidak ada caries gigi maupun gigi palsu

Bibir : Normal , tidak ada stomatitis/sianosis

Telinga : Simetris , bersih , dan tidak ada gangguan pendengaran

c. Leher : Normal , tidak ada pembesaran thyroid

d. Tenggorokan : Normal , tidak ada keluhan nyeri telan

e. Dada : Bentuk : Normal

Pulmo : Inspeksi :normal

Palpasi : Fremitus taktil Ka/Ki :normal


Perkusi : Ka/Ki :normal

Auskultasi : Bunyi Jantung I (SI) :normal

Bunyi Jantung II (SII) :normal

Bunyi Jantung III (SIII) :-

Murmur :

f. Abdomen : Inspeksi : Normal

Palpasi : Normal

Perkusi : Normal , timpani

Auskultasi : Peristaltik: 20 x/menit

g. Genelatia : Pria : Normal

Perempuan : -
h. Rectum: -

i. Ektermitas : atas : kekuatan otot Ka/Ki : -

ROM ka/ki : -

Capilary refile : -

Bawah : Kekuatan otot Ka/Ki : -

ROM ka/ki : -

Capilary refile : -

5. Psiko sosio budaya dan spiritual :

Psikologi :

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah :


An.O merasa badanya demam dan pusing kepala dan terganggu dalam sekolahnya dan klien
merasa cemas .

Cara Mengatasi Perasaan Tersebut :

Tn.O meminum obat parasetamol yang beli di apotik dan istirahat.

Rencana Klien setelah masalah terselesaikan adalah :

An.O akan menghindari tempat lembab

Jika rencana Klien tidak dapat diselesaikan maka :

An.O akan pergi ke rumah sakit untuk di tindak lanjuti.

Pengetahuan Klien tentang masalah / penyakit yang ada :

An.O kurang mengetahui tentang penyakitnya dan cara mencegah serta mengobatinya.

Social :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :

Sebagai bagian dari masyarakat An.O merasa terganggu aktivitasnya.

Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :

Linkungan berisik

Cara mengatasinya : mencari tempat yang sepi

Pandangan klien tentang aktifitas social di lingkungannya :

An.O mengatakan di lingkungan tempat tinggalnya banyak sekali aktifitas socialdan


masyarakatnya baik.

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya : jawa

Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya : tidak merugikan


Spiritual :

Aktifitas ibadah sehari-hari : An.Omengatakan masih jarang untuk melakukan ibadah

Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : Pergi ke masjid pada saat tarawih di bulan puasa

Keyakinan klien terhadap peristiwa / masalah kesehatan yang sekarang sedang


dialami : An.O mengatakan ini semua karena akibat dari makanan.

6. Pemeriksaan penunjang : Check Darah

7. Terapi Medis : -

1) Aktivitas Latihan

An.O beraktivitas berkurang karena merasa lemas dan demam.

2) Tidur dan istirahat

Klien tidur malam dengan frekuensi 7 jam setiap hari dan tidur siang 1 jam .
3) Kenyamanan dan nyeri

P : Klien mengatakan nyeri pada kepala seperti diremas-remas.

Q : Klien mengatakan nyeri sekalidan bisa beraktivitas tapi dikurangi.

R : Nyeri klien berada dikepala.

S : Skala nyeri antara 1-10 klien mengatakan skala nyerinya diangka 7

T : Klien merasa nyeri saat pagi.

4) Nutrisi

Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikantiadak selalu habis.

5) Cairan Elektrolit dan Asam Basa


Klien minum 8 gelas standar 250 cc , sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250cc perhari.

6) Oksigenasi

Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat bantu
pernafasan

7) Eliminasi bowel

Klien BAB normal yaitu 3 kali sehari.

8) Eliminasi urin

Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga
tidak terpasang kateter.

9) Sensori persepsi dan kognitif

Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada Sensori, persepsi dan
kognitif.
B.ANALISA DATA

Nama Klien :An.O No. Register : 092341

Umur : 5tahun Dx. Medis : DHF

Ruang Rawat : Ruang Anggrek Alamat : Perum cepoko griya


indah ,piyuingan ,bantul.

NO

TANGGAL

DATA FOKUS

ETIOLOGI

PROBLEM

1
13 MEI 2013

DO:

Hasil Vital Sign :

TD : 100/60 mmHg

Nadi : 90 x/ menit

Rr : 26 x/menit

BB : 17 Kg

TB : 100 cm

SUHU: 39 0C

DS: Menurut ibunya demam An.O naik turun. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik
merah pada kulit An. O.
Penyakit

Hipertermia

13 MEI 2013

DO:-

DS: kemudian An. O mengatakan mengeluh pusing dan badannya merasa lemas.

Agen cidera biologis

Nyeri akut

13 MEI 2013

DO: Hasil Vital Sign :


TD : 100/60 mmHg

Nadi : 90 x/ menit

Rr : 26 x/menit

BB : 17 Kg

TB : 100 cm

SUHU: 39 0C

DS: Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .

Factor biologis

Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh

4
13 MEI 2013

DO: Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya . An.
O tampak lemas dan bibir pecah-pecah.

DS:-

Factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (missal : status hipermetabolik)

Resiko kekurangan volume cairan

C.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.

Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:

1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.

D.PRIORITAS DIAGNOSA

Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:

1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor


biologis

E.RENCANA TINDAKAN

Nama klien : An.O No.Register : 01377


Umur : 5 tahun Diagnosa Medis : DHF

Ruang Rawat : Anggrek Alamat :Perum cepoko griya,bantul.

NO

DIAGNOSA

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

INTERVENSI

NAMA & TTD

Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit.

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 X 24 jam, pasien mengalami keseimbangan suhu
tubuh dengan kriteria hasil :
· Suhu tubuh dalam rentang normal 35,9 C – 37,5 C

· Nadi dan RR dalam rentang normal

· Tidak ada perubahan warna kulit

· Tidak ada pusing

Fever Treatment

1. Mengontrol panas

2. Monitor suhu minimal tiap 2 jam

3. Monitor suhu basal secara kontinyu sesuai dengan kebutuhan.

4. Monitor TD, Nadi, dan RR

5. Monitor warna dan suhu kulit

6. Monitor penurunan tingkat kesadaran


7. Monitor WBC,Hb, Hct

8. Monitor intake dan output

9. Berikan anti piretik

10. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

11. Selimuti pasien

12. Lakukan Tapid sponge

13. Berikan cairan intra vena

14. Kompres pasien pada lipat paha, aksila dan leher

15. Tingkatkan sirkulasi udara

16. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil


fitri

Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka Nyeri akutyang dialami
olehTn.B teratasi dengan kriteria hasil:

1. Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri,mampu menggunakan teknik nonfarmakologi


untuk mengurangi nyeri,mencari pantuan)

a. 2. Mampu mengenal nyeri (skala,intensitas,frekuensi,dan tanda nyeri)

b. 3.Melaporkan bahwa nyeri berkurang denganmengunakan manajemen nyeri)

c. 4. Vital sign:

d. TD:100/70

e. Nadi:60-99 x/mnt
f. Respirasi : 16-24x/menit

Suhu:36,5-37,50c

Pain Management

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk


lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan factor presipitasi

2. Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan

3. Kontol cairan klien

4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

5. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

6. Evaluasi pengalamn nyeri masa lampau

7. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan control nyeri masa
lampau
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhui nyeri seperti suhu ruangan,pencahayaan dan
kebisingan

9. Kurangi factor presipitasi nyeri

10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non farmakologi dan interpersonal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

13. Beri ananlgetik untuk mengurangi nyeri

14. Evaluasi keefektifan control nyeri

15. Tingkatkan istirahat

16. Monitor penerimaan pasien tentang managemen nyeri

oktavian
3

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, resiko kekurangan volume


cairan dapat teratasi dengan criteria hasil :

1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ urinenormal,HT normal

2. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan

3. Tekanan darah,nadi,Suhu tubuh normal : TD: 100/80 mmhg

NADI: 60-99 x menit

Suhu : 36,50C-37,50C

Fluid management

· Pertahankan cairan catatan intake dan output yang akurat


· Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa,nadi adekuat,tekanan darah ),

· Monitor vital sign

· Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian

· Kolaborasikan pemberian cairan IV

· Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

· Tawarkan snack (jusbuah,buah segar)

panji

4.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam,ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor bilogis dapat teratasi dengan criteria hasil :
1. Nutrisi pasien dapat teratasi

2. Berat badan pasien kembali normal dengan criteria hasil 20-25 kg

3. Nafsu makan pasien kembali normal 3x sehari

Nutrition menegement

· Kaji adanya alergi makanan

· Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

· dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

· Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

· Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

· Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

· Monitor lingkungan selama makan


· Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan

· Monitor turgor kulit

· Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht

· Monitor mual dan muntah

· Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

· Monitor intake nuntrisi

· Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

· Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen

· adekuat dapat dipertahankan.

· Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan


· Kelola pemberan anti emetik:.....

· Anjurkan banyak minum

· Pertahankan terapi IV line

· Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah

kafi

F.CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : An.O No.Register : 01377

Umur : 5 tahun Diagnosa Medis : DHF

Ruang Rawat : Anggrek Alamat : Perum cepoko griya indah,bantul

No. Dx

Tgl/Jam
Implementasi

Evaluasi

Nama & TTD

13 Mei 2013

08.00

08.30

09.00

10.00

11.00
12.30

15.00

1. memonitor vital sign

TD: 90/60 mmHg

N : 65 x/menit

RR: 26 x/mnt

S : 39 0C

2. monitor warna dan suhu kulit:

warnakulit timbul bintik-bintik merah banyak

1. memberikan cairan intra vena

2. memonitor intake dan output


1. memberikan obat anti piretik

1. memeriksa vital sign:

TD : 90/70 mmHg

N : 68 x/mnt

RR: 26x/mnt

S : 38,50C

1. memberikan kompres pada pasien

1. memeriksa vital sign:

TD : 90/70 mmHg

N : 70 x/mnt
RR: 25x/mnt

S : 380C

2. memonitor warnakulit dan suhu kulit: bintik-bintik merah pada kulit mulai sedikit

1. memeriksa vital sign:

TD : 90/70 mmHg

N : 70 x/mnt

RR: 24x/mnt

S : 380C

2. memberikan obat anti piretik

Pukul 17.00

S : An.O mengatakan badannya masih panas dan bintik-bintik di badannya agak menghilang
O : Memeriksa vital sign:

TD : 90/70 mmHg

N : 70 x/mnt

RR: 24x/mnt

S : 380C

Memonitor warnakulit dan suhu kulit: bintik-bintik merah pada kulit mulai sedikit

A : suhu tubuh pasien mengalami penurunan (sedikit teratasi)

P : Intervensi dilanjutkan : 3,5,6,7,8,11,12,13,14,16

oktavian

2
13 Mei 2013

08.00

09.00

10.00

12.30

1. Melakukan pengkajian nyeri: lokasi: kepala

Kualitas : sedang 5

2. mengobservasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan

1. melakukan dan mengajarkan teknik relaksasi

2. mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

1. memberikan obat analgesic


2. menyuruh pasien istirahat

1. mengkaji nyeri pasien:

lokasi: kepala

kualitas : tidak ada

Pukul 15.00

S: An.O mengatakan bahwa nyeri di kepalanya tidak terasa lagi

O: mengkaji nyeri pasien:

lokasi: kepala

kualitas : tidak ada

A: pasien tidak lagi merasakan nyeri di kepalanya (teratasi)


P : intervensi dihentikan

fitri

13 Mei 2013

08.00

08.30

10.00

12.30

15.00

1. memonitor status hidrasi ( kelembaban membrane mukosa : kering,)

2. memeriksa vital sign : nadi :65x/mnt,suhu : 390C


tekanan darah:90/60 mmHg,RR : 26 x/mnt

1. memberikan cairan intra vena

1. memonitor masukan makanan/cairan

1. menawarkan pasien snack ( jus buah)

2. mendorong pasien untuk minum di tingkatkan

1. memonitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa : lembab)

2. memeriksa vital sign :

TD : 90/70 mmHg

N : 70 x/mnt

RR: 24x/mnt
S : 380C

Pukul 16.00

S: An.O mengatakan tubuhnya sudah mampu beraktivitas lagi dan tidak merasa haus terus

O: memonitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa : lembab)

memeriksa vital sign :

TD : 90/70 mmHg

N : 70 x/mnt

RR: 24x/mnt

S : 380C

A : pasien tidak ada tanda-tanda dehidrasi ( teratasi)

P : intervensi dihenti
panji

13 Mei 2013

08.00

08.30

10.00

11.00

17.00

1. mengkaji berat badan pasien: 17 kgdan adanya alergi makanan

2. mengajukan pasien untuk makan yang bergizi


1. kolaborasi dengan ahli gizi

2. memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

1. mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana membuat catatan makanan harian

1. memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi

2. memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

1. mengkaji berat badan :

17,3 kg

Pukul 18.00

S : An.O mengatakan badannya sudah mulai bisa beraktivitas kembali

O: mengkaji berat badan :17,3 kg

A: kekurangan nutrisi pasien sedikit teratasi


P: intervensi dilanjutkan ; 2,3,4,5,6,7,8,

kelly

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada pembahasan sekarang ini kami membahas demam. Demam terjadi karena pelepasan
pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas
menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena
meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan
karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.

Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes
Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan
kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk
(PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan
demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk
abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik
nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan
mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,
menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).

Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.

Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:

1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor


biologis

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik

Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:

5. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

6. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


7. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik.

8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor


biologis

BAB V

PENUTUP

Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin,
Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E,
2006). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat
menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas
sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut
dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah
dikategorikan rawan demam berdarah.

Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:

1. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
biologis

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipermetabolik

DAFTAR PUSTAKA

· Kartika, Dela. 2009.Hipotermia dan


Hipertermia(online)http://kartikadela89.blogspot.com/2009/01/hipotermia-dan-hipertermia.html,
diaksestanggal 13 MEI 2013.Anonym. 2005.

· Penyakit Hipotermia.
(online)djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit- hipotermia /,diakses tanggal 13 MEI 2013.

Pedoman pengobatan dasar di PusKesMas berdasarkan gejala, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia 2001http://www.google.co.id/search?
hl=id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla%3Aid
%3Aofficial&hs=Wny&q=demam+berdarah+dengue&btnG=Telusuri&meta=http://medisiana.co
m/viewtopic.php?p=433#433http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=200402260145405

Komentar

Diberdayakan oleh Blogger


Gambar tema oleh Michael Elkan

RABINZAIN GANI

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Askep hipertermi

Anda mungkin juga menyukai