Askep Hiperterm
Askep Hiperterm
askep hipertermia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Asuhan Keperawatan dengan
judul “AsuhanKeperawatan Demam” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah KDDK .
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber dari internet maupun literature.
Makalah ini berisi tentang segala sesuatu tentang teori hipertermia dan asuhan keperawatan
pasien demam.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi Mahasiswa
Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................
Bab I : Pendahuluan...........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Tujuan penulisan...............................................................................................
1. Tujuan Umum........................................................................................
2. Tujuan Khusus.......................................................................................
Bab II : Tinjauan Teori.........................................................................................................
A. Ilustrasi Kasus...................................................................................................
1. Pengkajian....................................................................................................
2. Analisa Data.................................................................................................
3. Rencana Keperawatan.................................................................................
4. Implementasi Keperawatan..........................................................................
Bab IV : Pembahasan............................................................................................................
Bab V : Penutup....................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Di beberapa
negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya
meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap
DBD tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita
meningkat antara bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya pada bulan
Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004). Berdasarkan jumlah kasus DHF,
Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan
Satari, 2004).
Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue terbesar terjadi pada
tahun 1998 dengan incidence rate (IR) 35,19 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR
menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu
15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun 2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003) (Rezeki S.
Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) dan
program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain yang
dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan demam
berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk abate,
serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik nyamuk.
Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan mengubur
selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan
bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan judul laporan uji
komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada
anak dengan DHF.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever dengan benar.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC
(Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Noer,
Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu
badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga
mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke
permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat penyerang semua
orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI,
2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue
yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam. Selain
itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang
masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak,
remaja dan orang dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi
perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendaranto, 1997).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue Hemoragic
Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang
ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan kematian.
B. Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes
Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber air
yang tergenang (Smeltzer, 2001).
C. Pathofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal
seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi adalah pembesaran hati (hepatomegali).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara
13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan
yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam
dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa
dijumpai pada penderita DHF adalah
1. Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan
konstipasi.
3. Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri
ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.
Klasifikasi DHF
DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986) membagi
menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1. Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes
yang positif.
2. Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah,
cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain
pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan dijumpai :
· Trombositopenia
· Hemoglobin meningkat
F. Tipe-tipe Demam
1. Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada mlam hari dan
turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga
demam hektik.
2. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhuyang dicatat pad demam septic.
3. Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali, disebut tersiana dan bila
terjadi duahari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari ayng diikuti oleh
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti
semula.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Anak O berumur 5 tahun di antar oleh ibunya ke puskesmas sukorame karena sudah demam
selama 2 hari dan sering kejang-kejang. Menurut ibunya demam An.O naik turun dan kejang.
Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit dan An.O jalannya sempoyongan
karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O mengatakan mengeluh pusing dan badannya
merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .
Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya . An. O
tampak lemas , bibir pecah-pecah dan kulit kering. Kemudian perawat K melakukan pengkajian
didapat hasil :Hasil Vital Sign :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 65 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
Hematrosit : 31 %
Leokosit : 4300/mm3
LED : 8 mm
Tempat Praktik :-
Biodata Pasien : Penanggung Jawab :
No. RM :- klien
Tanggal Masuk :-
2. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Saat ini : Anak O berumur 5 tahun karena sudah demam selama 2
hari dan sering kejang-kejang. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik merah pada kulit
dan An.O jalannya sempoyongan karena badannya lemas. An. O. kemudian An. O
mengatakan mengeluh pusing dan badannya merasa lemas. Ibu An. O mengatakan sulit kalau
makan sehingga badannya kurus
a. Kecelakaan (Jenis&waktu) : -
c. Operasi (Jenis&waktu) :
d. Penyakit:
-Kronis :-
-Akut : types
e. Terakhir masuk RS : 2003
2) Alergi :
3) Imunisasi :
( ) BCG ( * ) Hepatitis
( * ) Polio ( * ) Campak
( ) DPT
4) Kebiasaan :
Merokok : - - -
Kopi : - - -
Alkohol : - - -
5) Obat-obatan
- - -
D. Genogram


Makan/Minum 0 -
Mandi 2 -
Berpakaian/berdandan 2 -
Toileting 2 -
Berpindah 0 -
Berjalan 2 -
Naik tangga 0 -
Pemberian skor;0 = mandiri , 1=alat bantu , 2=dibantu orang lain , 3=dibantu orang lain , 4=tidak
mampu
Rumah Rumah Sakit
Pekerjaan 0 -
b. Kesulitan tidur di RS : -
c. Alasan : -
d. Kesulitan tidur :-
3. Kenyamanan dan nyeri
Nyeri : Palliative
Region : kepala
Scala : sedang : 5
Time : pagi
4. Nutrisi
c. IMT/BBR :
d. BB dalam 1 bulan terakhir : turun, 0,5 kg , alasan: sulit makan karena mulutnya terasa
pahit.
g. Makanan pantang :
i. Masalah pencernaan : -
k. Diit RS : -
b. Turgor kulit : -
c. Support IV line : -
6. Oksigenasi
b. Batuk : tidak
c. Sputum : tidak
8. Eliminasi Urin :
g. Warna : Normal
4. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum :
Kesadaran : CM
GCS : -
Irama : Reguler
Kekuatan : sedang
Suhu : 39 ͦ C
b. Kepala :
Rambut : Normal
Muka : Normal
Sclera : Normal
Pupil : Isokor
Palpebra : Normal
Lensa : Normal
Visus : Normal Ka/Ki
Mulut : Gigi : Normal , tidak ada caries gigi maupun gigi palsu
Murmur :
Palpasi : Normal
Perempuan : -
h. Rectum: -
ROM ka/ki : -
Capilary refile : -
ROM ka/ki : -
Capilary refile : -
Psikologi :
An.O kurang mengetahui tentang penyakitnya dan cara mencegah serta mengobatinya.
Social :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :
Linkungan berisik
Budaya :
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : Pergi ke masjid pada saat tarawih di bulan puasa
7. Terapi Medis : -
1) Aktivitas Latihan
Klien tidur malam dengan frekuensi 7 jam setiap hari dan tidur siang 1 jam .
3) Kenyamanan dan nyeri
4) Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di berikantiadak selalu habis.
6) Oksigenasi
Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang alat bantu
pernafasan
7) Eliminasi bowel
8) Eliminasi urin
Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning pekat.klien juga
tidak terpasang kateter.
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada Sensori, persepsi dan
kognitif.
B.ANALISA DATA
NO
TANGGAL
DATA FOKUS
ETIOLOGI
PROBLEM
1
13 MEI 2013
DO:
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
DS: Menurut ibunya demam An.O naik turun. Setelah hari ke dua mulai timbul bintik-bintik
merah pada kulit An. O.
Penyakit
Hipertermia
13 MEI 2013
DO:-
DS: kemudian An. O mengatakan mengeluh pusing dan badannya merasa lemas.
Nyeri akut
13 MEI 2013
Nadi : 90 x/ menit
Rr : 26 x/menit
BB : 17 Kg
TB : 100 cm
SUHU: 39 0C
DS: Ibu An. O mengatakan sulit kalau makan sehingga badannya kurus .
Factor biologis
4
13 MEI 2013
DO: Dari analisa perawat K didapatkan An. O datang ke pukesmas dengan bantuan ibunya . An.
O tampak lemas dan bibir pecah-pecah.
DS:-
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
D.PRIORITAS DIAGNOSA
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
E.RENCANA TINDAKAN
NO
DIAGNOSA
INTERVENSI
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 X 24 jam, pasien mengalami keseimbangan suhu
tubuh dengan kriteria hasil :
· Suhu tubuh dalam rentang normal 35,9 C – 37,5 C
Fever Treatment
1. Mengontrol panas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka Nyeri akutyang dialami
olehTn.B teratasi dengan kriteria hasil:
c. 4. Vital sign:
d. TD:100/70
e. Nadi:60-99 x/mnt
f. Respirasi : 16-24x/menit
Suhu:36,5-37,50c
Pain Management
7. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan control nyeri masa
lampau
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhui nyeri seperti suhu ruangan,pencahayaan dan
kebisingan
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,non farmakologi dan interpersonal)
oktavian
3
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,BJ urinenormal,HT normal
2. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang berlebihan
Suhu : 36,50C-37,50C
Fluid management
panji
4.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis
Nutrition menegement
· Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
kafi
F.CATATAN PERKEMBANGAN
No. Dx
Tgl/Jam
Implementasi
Evaluasi
13 Mei 2013
08.00
08.30
09.00
10.00
11.00
12.30
15.00
N : 65 x/menit
RR: 26 x/mnt
S : 39 0C
TD : 90/70 mmHg
N : 68 x/mnt
RR: 26x/mnt
S : 38,50C
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 25x/mnt
S : 380C
2. memonitor warnakulit dan suhu kulit: bintik-bintik merah pada kulit mulai sedikit
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
Pukul 17.00
S : An.O mengatakan badannya masih panas dan bintik-bintik di badannya agak menghilang
O : Memeriksa vital sign:
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
Memonitor warnakulit dan suhu kulit: bintik-bintik merah pada kulit mulai sedikit
oktavian
2
13 Mei 2013
08.00
09.00
10.00
12.30
Kualitas : sedang 5
lokasi: kepala
Pukul 15.00
lokasi: kepala
fitri
13 Mei 2013
08.00
08.30
10.00
12.30
15.00
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
Pukul 16.00
S: An.O mengatakan tubuhnya sudah mampu beraktivitas lagi dan tidak merasa haus terus
TD : 90/70 mmHg
N : 70 x/mnt
RR: 24x/mnt
S : 380C
P : intervensi dihenti
panji
13 Mei 2013
08.00
08.30
10.00
11.00
17.00
17,3 kg
Pukul 18.00
kelly
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada pembahasan sekarang ini kami membahas demam. Demam terjadi karena pelepasan
pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).Pengaruh pengaturan autonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas
menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena
meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan
karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada pasien.
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes
Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan
kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk
(PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan
demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk
abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik
nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan
mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,
menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Diagnosa Keperawatan adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan
yang lainnya, bersifat mengidentifikasi atau mengenali suatu penyakit.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
BAB V
PENUTUP
Hipertermia(demam) adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Corwin,
Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E,
2006). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk
Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat
menimbulkan kematian. Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas
sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut
dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah
dikategorikan rawan demam berdarah.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
· Penyakit Hipotermia.
(online)djuni.wordpress.com/2005/03/28/penyakit- hipotermia /,diakses tanggal 13 MEI 2013.
Komentar
RABINZAIN GANI
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
Askep hipertermi