Anda di halaman 1dari 4

TANAH

Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan kete-balan yang bervariasi dari beberapa
sentimeter hingga lebih dari 3 meter. Dibandingkan dengan massa bumi, lapisan ini sebenarnya tidak
berarti, namun, dari tanah inilah segala makhluk hidup yang berada di muka bumi, baik tumbuhan
maupun hewan memperoleh segala kebutuhan mineralnya. Selain itu, antara tanah dan makhluk hidup
ini membentuk suatu hubungan yang dinamis. Dari tanah diperoleh kebutuhan mineral makhluk hidup
dan ke dalam tanah akan dikembalikan residu dari makhluk tersebut. Kehidupan sangat vital bagi tanah
dan tanah sangat vital bagi kehidupan

JENIS TANAH

Menurut kepekaannya terhadap erosi, tanah dibagi ke dalam kelas-kelas sebagai berikut :

Kelas tanah Jenis Tanah Keterangan


Aluvial, Tanah Glei Planosol Hidromorf Kelabu, Literita Air
1 (Tidak peka)
Tanah
2 Latosol (Agak peka)
3 Brown Forest Soil, Non Calcis Brown, Mediteran (Kurang peka)
4 Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik (Peka)
5 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina (Sangat peka)

Untuk jenis tanah komplek, kelasnya adalah sama dengan kelas dari jenis tanah yang peka terhadap erosi yang

terdapat dalam jenis tanah komplek tersebut.

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan
komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan
Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2
– 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan
berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang
lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.

Kemampuan Fisik

Liat : Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali.

Debu : Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat, rasa licin
sekali, agak melekat.

Pasir : Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase
cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.

Kemampuan Kimia

Pasir : Mineral yang paling umum kuarsa (SO2), sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
Debu : Mineral kuarsa (SO2), Feldspar dan Mika dapat melepaskan Ca, Mg, dan K akibat pelapukan.

Liat : Mineral sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil pelapukan
mineral primer.

Kemampuan Biologi

Pasir : Ditentukan oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan.

Debu : Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)

Liat : Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm, maka liat ini ditentukan dari hasil pelapukan batu yang
berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil,

Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :

Iklim, Bahan induk, Topografi, Waktu, Organisme

Faktor – Faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :

Kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, Aerasi, serta permeabilitas, Kapasitas tukar kation

Kesuburan tanah, Infiltrasi, Laju pergerakan air (perkolasi)

Tekstur tanah ditentukan oleh jumlah relatif oleh berbagai ukuran partikel yang menyusun tanah.
Partikel tanah dibagi dalam tiga kategori yaitu partikel yang paling halus kemudian debu dan pasir.
Proporsi pasir, debu dan liat menentukan tekstur. Tekstur tanah mempunyai efek terhadap sifat fisik
dan kimia tanah. Secara umum partikel halus memiliki luas permukaan lebih besar dibanding tekstur
kasar. Permukaan partikel tanah adalah aktif secara kimiawi. Tanah dengan tekstur halus memiliki
aktivitas kimiawi lebih baik dibanding tanah dengan tekstur kasar, dan dapat mengikat lebih banyak hara
serta lebih banyak mengikat nutrien yang menjadikannya tidak tersedia bagi tanaman.

KESUBURAN TANAH

1. Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam
keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi
tanah
2. Indikator kesuburan tanah meliputi:
a. kapasitas absorbsi
b. tingkat kejenuhan basa
c. kandungan liat
d. kandungan bahan organik
3. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam tanah mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan tanah terhadap unsur hara tersebut
4. Peranan cacing sebagai penyubur tanah yaitu dengan cara cacing tanah bersarang dan membawa
makannnya ke dalam tanah kemudian memakannya bersama dengan tanah yang bercampur
kepadanya. Liang digali dengan cara melumat tanah ke dalam mulutnya.
5. Cara evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui pengamatan
gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa tanaman dan analisa tanah. Analisa tanaman
meliputi analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif tanaman dengan
melihat pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa ketersediaan hara
makro primer (N, P dan K) dalam tanah.
6. Cara memperbaiki kesuburan tanah yaitu melalui tiga konsep yang berwawasan lingkungan atau
berkelanjutan adalah Low External Input Agriculture (LEIA) dan Low Ezternal Input
Sustainable Agriculture (LEISA), dan pertanian modren yang tergantung dengan bahan kimia
adalah High External Input Agriculture (HEIA)

KEDALAMAN EFEKTIF

Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus akar tanaman. Pengamatan
kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik
akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah perlu diamati
dengan baik.

Kedalaman efektif suatu tanah adalah kedalaman lapisan tanah yang dapat ditembus oleh perakaran
tanaman. Tanah memiliki kedalaman efektif yang tinggi apabila perkembangan perakaran tanaman tidak
terhambat oleh faktor fisik tanah, seperti lapisan keras yang tidak tembus oleh akar atau oleh adanya
lapisan air yang tidak sesuai bagi perkembangan akar tanaman. Kedalaman efektif suatu tanah sangat
ditentukan oleh tekstur tanah serta homogenei-tas antar lapisan tanah.

Tanah yang dalam (solum yang tebal) akan menjadi media yang lebih baik bagi perkembangan
perakaran, bagi ketersediaan hara tanah, serta bagi penyimpanan air tanah. Dengan demikian, , tanah
yang dalam biasanya lebih produktif dibandingkan dengan tanah yang lebih dang-kal.

Kedalaman tanah seringkali menjadi kendala utama dalam keberhasilan produksi tanaman tahunan.
Terhambatnya perkembangan perakaran sebagai akibat tipisnya kedalaman tanah mengakibatkan
tanaman tidak dapat memperoleh air serta hara yang cukup bagi pertumbuhannya.

KADAR PH

menurunnya tingkat kesuburan tanah selain cara pengolahan yang tidak sesuai atau pengolahan yang
salah. Pada kenyataannya tanah pada suatu daerah akan memiliki tingkat keasamaan yang berbeda
dengan tanah di daerah lain. Tingkat derajat asam pada tanah merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Karena jika kesuburan tanah terus menurun, maka juga akan berimbas pada menurunnya
hasil produksi.

Terhambatnya pertumbuhan pada tumbuhan yang ditanam, dapat disebabkan oleh kondisi kemasaman
tanah (pH tanah) yang terlalu asam dan memiliki unsur hara dengan jumlah sedikit dan tidak memiliki
persediaan air yang memadahi. Tanah asam adalah tanah yang mempunyai pH rendah, biasanya terjadi
di lahan bekas gambut yang dijadikan lahan pertanian. Tanah yang bersifat asam pada kebanyakan kasus
erat kaitannya dengan reaksi tanah terhadap pH rendah. Serta dapat menjadi kombinasi keracunan
kalsium (Ca), mangan (Mn), fosfor (P), magnesium (Mg), besi (Fe), dan alumuniun (Al). Namun, dari
semua keracunan yang sudah disebutkan. Keracunan paling parah adalah keracunan fosfor (P) dan
keracunan alumunium (Al).

Solusi untuk mengatasi masalah kemasaman tanah (pH tanah) untuk tanah dengan kadar asam yang
tinggi dapat dikurangi dengan cara pengapuran. Pengapuran adalah suatu cara untuk menaikkan nilai
dari pH tanah. Jika pH tanah dapat dinaikkan maka resiko terkena keracunan alumunium (Al) dapat
diminimalisir. Tidak cukup dengan mengandalkan pengapuran saja, hal lain yang juga perlu dilakukan
adalah pemupukan. Itu bertujuan untuk perbaikan unsur hara. Penambahan bahan organik juga
diperlukan untuk memperbaiki daya ikat tanah untuk mengikat air. Cara lain yang mudah dilakukan serta
menghemat biaya adalah dengan menaburkan abu hasil pembakaran sekam atau jerami, karena
biasanya sekam di pabrik-pabrik penggilingan padi untuk saat ini masih banyak yang dibakar dan
dibiarkan membusuk. Selain itu kurangi penggunaan pupuk urea, karena pupuk urea memang
meningkatkan kesuburan tanaman namun merusak lahan jika penggunaannya berlebihan.

Nilai pH tanah memiliki kisaran antara 0-14, nilai pH lebih rendah dari 7 merupakan kategori memiliki
sifat asam sedangkan nilai pH lebih besar dari 7 bersifat basa. Di daerah-daerah di Indonesia umumnya
memiliki jenis tanah asam. Kemasaman tanah (pH tanah) di negara kita ini berkisar antara 3,0-9,0. pH
tanah antara 4,0-5,5 termasuk kategori tanah asam dan pH 6,0-6,5 sudah dianggap tanah yang normal
walaupun masih memiliki derajat keasaman. Tanah yang sangat asam memiliki pH < 3,0 atau banyak
mengandung asam sulfat yang biasa ditemukan pada daerah rawa. Pada daerah rawa yang dijadikan
lahan pertanian biasanya zat asam ini akan tertimbun di dalam tanah dan bisa sewaktu-waktu naik ke
permukaan dan menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan sempurna atau bahkan mati.

ERODIBILITAS

Erodibilitas tanah adalah mudah tidaknya tanah tererosi. Tanah dengan erodibilitas tinggi akan lebih
mudah tererosi dari pada tanah-tanah dengan erodibilitas rendah jika keduanya terdapat pada daerah
yang sama (Hudson, l975), dan Arsyad (2000) menambahkan bahwa kepekaan erosi tanah adalah
interaksi sifat-sifat fisika dan kimia tanah.

Menurut Asdak (1995), faktor erodibilitas (K) menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh adanya energi kinetik air hujan.
Meskipun besarnya resistensi tersebut diatas akan tetapi juga tergantung pada topografi, kemiringan
lereng dan gangguan oleh manusia. Besarnya erodibilitas atau resistensi tanah juga ditentukan oleh
karakteristik tanah seperti struktur, stabilitas agregat, kapasitas infiltrasi dan kandungan bahan organik
dan kimia tanah. Karakteristik tanah tersebut bersifat dinamis, oleh karenanya karakteristik tanah
dapat berubah seiring dengan perubahan waktu dan tataguna lahan atau sistim pertanaman, dengan
demikian angka erodibilitas tanah yang signifikan berlangsung ketika terjadi hujan karena pada waktu
tersebut partikel-partikel tanah tanah mengalami perubahan orientasi dan karakteristik bahan kimia dan
fisika tanah.

Anda mungkin juga menyukai