Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL

DISORDERS PADA CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN


TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS
PADA CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
MAKASSAR
Cutri Amilah

Departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang : keluhan musculoskeletal merupakan keluhan paling sering


ditemukan pada hampir semua jenis pekerjaan baik ringan, sedang maupun berat.
Keluhan musculoskeletal disorders adalah keluhan pada bagian bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Berdasarkan survey awal, pada pekerja cleaning service mengalami keluhan nyeri pada
punggung, leher belakang dan pegal-pegal pada tangan dan kaki. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor resiko individu yang berhubungan
dengan kejadian keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja cleaning service di
Fakultas Kedokteran UMI Makassar.

Metode:Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan


cross sectional melalui proses walk through survey. Data yang dikumpulkan meliputi
kebiasaan responden dan faktor individu dalam peranan terjadinya keluhan
musculoskeletal.

Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja cleaning service FK UMI yang masih
berlangsung saat mulai melakukan kembali pekerjaan. Distribusi sampel penelitian

1
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL
DISORDERS PADA CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL
DISORDERS PADA CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

yaitu anggota cleaning sevice yang mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh yang
aktif bergerak.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan musculoskeletal menyerang 80%


angggota cleaning service di Fakultas Kedokteran UMI. keluhan muscloskeletal
disorders terbanyak yaitu sakit di tangan kanan (100.0%), di tangan kiri (75%), di betis
kanan (87,5%), di betis kiri (75%) dan di leher bagian belakang (62,5%),

Kesimpulan: Faktor umur dan postur tubuh mempunyai hubungan yang signifikan
dengan gangguan muskuloskeletal, sedangkan lama kerja, kekuatan fisik, masa kerja,
kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan gangguan muskuloskeletal.

LATAR BELAKANG dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber


daya manusia. Oleh karena itu kesehatan dan
Kesehatan kerja bertujuan agar
keselamatan kerja pada saat ini bukan
pekerja memperoleh derajat kesehatan
sekedar kewajiban yang harus dipenuhi oleh
setinggi–tingginya baik fisik, mental maupun
para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi
sosial. Tujuan tersebut dicapai dengan
oleh sebuah sistem pekerjaan. Efek jangka
usaha–usaha preventif, kuratif dan reabilitatif
panjang musculoskeletal disorders dapat
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
menyebabkan sakit menahun, cacat,
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan,
perawatan medis, dan kerugian keuangan
lingkungan kerja serta penyakit umum.
bagi mereka yang menderita stres karena
Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal
mengalami musculoskeletal disorders. 2
jika tiga komponen kesehatan berupa
kapasitas dari pekerja, beban kerja dan Fungsi utama dari sistem
lingkungan kerja dapat berinteraksi secara musculoskeletal adalah untuk mendukung
baik dan serasi.1 dan melindungi tubuh dan organ-organnya
serta untuk melakukan gerak. Agar seluruh
Kesehatan dan keselamatan kerja atau
tubuh dapat berfungsi dengan normal,
K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan
2
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL
DISORDERS PADA CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

masing-masing substruktur harus berfungsi tetap bersih, pekerja cleaning service juga
dengan normal. Enam substruktur utama sangat dibutuhkan dalam 3 menciptakan
pembentuk sistem musculoskeletal antara kenyamanan dalam pelayanan kantor sampai
lain: tendon, ligamen, fascia (pembungkus), kenyamanan para pegawai kantor.2
cartilago, tulang sendi dan otot. Tendon, Pekerjaan cleaning service seperti
ligamen, fascia dan otot sering disebut mengangkat, membungkuk, gerakan
sebagai jaringan lunak, sedangkan tulang memutar pada saat memindahkan barang dari
sendi diperlukan untuk pergerakan antara sisi ke sisi lainnya dan menunduk saat
segmen tubuh. Peran mereka dalam sistem bekerja dapat menimbulkan keluhan MSDs.
muskuloskeletal keseluruhan sangatlah Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
penting sehingga tulang dan sendi sering oleh Kusrini pada petugas cleaning service di
disebut sebagai unit fungsional sistem rumah sakit X kota Semarang diperoleh
musculoskeletal.3 gangguan muskuloskeletal yang paling tinggi
dirasakan yaitu dibagian pergelangan tangan
Pada studi yang telah dilakukan
dan telapak tangan (72%).4
terhadap musculoskeletal disorders di
Menurut NIOSH yang dimaksud
berbagai jenis industri kecil maupun industri
dengan Musculuskeletal Disorders (MSDs)
besar telah banyak dilakukan dan hasil dari
adalah sekelompok kondisi patologis yang
studi tersebut telah menunjukan bahwa
mempengaruhi fungsi normal dari jaringan
bagian otot yang sering dirasakan adalah otot
halus sistem muskuloskeletal yang mencakup
rangka (skeletal yang meliputi otot leher, otot
syaraf, tendon, otot, dan struktur penunjang
bahu, otot tangan, otot lengan, otot jari, otot
seperti discus intervertebral. Istilah MSDs
panggung, otot pinggang serta otot-otot di
pada beberapa negara mempunyai sebutan
bagian bawah.
berbeda, misalnya di Amerika istilah ini
Pekerja cleaning service atau petugas
dikenal dengan nama Cumulative Trauma
kebersihan merupakan seseorang yang dalam
Disorders (CTDs), di Inggris dan Australia
tugasnya untuk menjaga atau memelihara
disebut dengan nama Repetitif Strain Injury
kebersihan di suatu tempat, seperti kantor
(RSI), sedangkan di Jepang dan Skandinavia
atau instansi sampai halaman kantor. Selain
dikenal dengan sebutan Occupational
tugasnya untuk menjaga lingkungan agar

3
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Cervicubrachial Disorders (OCD). Istilah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih
lain yang beredar yaitu Overuse Syndrome.5 terus berlanjut. 6

PATOFISIOLOGI Menurut suma’mur, gejala-gejala


Muskuloskeletal disorders bukanlah MSDS yang biasa dirasakan oleh seseorang
merupakan diagnosis klinis tapi merupakan adalah : 1. Leher dan punggung terasa kaku.
label untuk persepsi rasa sakit atau nyeri pada 2. Bahu terasa nyeri, kaku ataupun
sistem musculoskeletal. Keluhan kehilangan fleksibelitas. 3. Tangan dan kaki
musculoskeletal adalah keluhan pada bagian- terasa nyeri seperti tertusuk. 4. Siku ataupun
bagian otot skeleyal yang dirasakan oleh mata kaki mengalami sakit, bengkak, dan
seseorang mula dari yang ringan sampai yang kaku. 5. Tangan dan pergelangan tangan
fatal. Apabila otot menerima beban statis merasakan gejala sakit atau nyeri disertai
secara beruang dan dalam waktu yang lama bengkak. 6. Mati rasa, terasa dingin, rasa
akan dapat menyebabkan keluhan berupa terbakar ataupun tidak kuat. 7. Jari menjadi
kerusakan sendi, ligamen dan tendon. kehilangan mobilitasnya, kaku dan
Keluhan hingga kerusakan inilah yang kehilangan kekuatan serta kehilangan
biasanya diistilahkan dengan keluhan kepekaan. 8. Kaki tumit merasakan
musculoskeletal disorders (MSDs) atau kesemutan, dingin, kaku, ataupun sensasi
cidera pada sistem musculoskeletal.6 rasa panas.1

Secara garis besar keluhan otot dapat METODE


dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1 : Penelitian ini menggunakan metode
Keluhan sementara (reversible), yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan
keluhan otot yang terjadi pada saat otot cross sectional melalui proses walk through
menerima beban statis, namun demikian survey. Data yang dikumpulkan meliputi
keluhan tersebut akan segera hilang apabila kebiasaan responden dan faktor individu
pembebanan dihentikan. 2. Keluhan menetap dalam peranan terjadinya keluhan
(persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat musculoskeletal.
menetap, walaupun pembebanan kerja telah

4
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Sampel dalam penelitian ini adalah service.


pekerja cleaning service FK UMI yang Peralatan yang diperlukan untuk melakukan
masih berlangsung saat mulai melakukan walk through survey antara lain:
kembali pekerjaan. Distribusi sampel - Alat tulis menulis: Berfungsi
penelitian yaitu anggota cleaning sevice yang sebagai media untuk pencatatan
mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh selama survey jalan sepintas.
yang aktif bergerak. Umur termuda dalam - Kamera digital: Berfungsi sebagai
penelitian ini 39 tahun, yang juga mengalami alat untuk memotret kegiatan dan
keluhan yang sama. Akan tetapi penelitian lingkungan pencucianmobil.
pada studi cross sectional terdapat beberapa - Check List: Berfungsi sebagai alat
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus untuk mendapatkan data primer
yang didapatkan, berat-ringannya kasus yang mengenai survey jalan sepintas
sulit ditentukan karena keterbatasan sarana yang dilakukan.
pemeriksaan, dan kurangnya waktu yang Cara survey yang dilakukan adalah dengan
didapatkan untuk melanjutkan survey. Selain menggunakan Walk Through Survey. Teknik
itu, penelitian dengan studi ini tidak Walk Through Survey juga dikenali sebagai
menggambarkan perjalanan penyakit, Occupational Health Hazards. Untuk
insiden, maupun prognosis penyakit. melakukan survei ini, dapat dimulai dengan
mengetahui tentang manejemen perencanaan
Bahan yang digunakan pada survei ini
yang benar, berdiskusi tentang tujuan
adalah checklist yang dibuat. Checklist ini
melakukan survey, dan menerima keluhan-
dibuat berdasarkan informasi yang
keluhan baru yang releven.
diperlukan daripada tujuan survei ini
Bahaya apa dan dalam situasi yang
dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
bagaimana bahaya dapat timbul, merupakan
diperlukan adalah ada tidaknya faktor hazard,
sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan
alat kerja apa yang digunakan, alat pelindung
Walk Through Survey. Mengenal bahaya,
diri yang digunakan, ketersediaan obat p3k di
sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya
tempat kerja, keluhan atau penyakit yang
terhadap pekerja.
dialami pekerja dan upaya pengetahuan
Pihak okupasi kesehatan dapat kemudian
mengenai K3 kepada anggota cleaning
merekomendasikan monitoring survey untuk
5
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

memperoleh kadar kuantitas eksposur atau through


kesehatan okupasi mengenai risk assessment. survey
Walk Through Survey ini adalah - Walk through
bertujuan untuk memahami proses produksi, survey
denah tempat kerja dan lingkungannya secara - Walk through
umum. Selain itu, mendengarkan pandangan survey
pekerja dan pengawas tentang K3, - Pembuatan
25 Januari
memahami pekerjaan dan tugas-tugas 3.
2018 laporan walk
pekerja, mengantisipasi dan mengenal through
potensi bahaya yang ada dan mungkin akan survey
timbul di tempat kerja atau pada petugas dan - Presentasi
menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah laporan walk
26 Januari
dilakukan mencakup kebijakan K3, upaya 4.
2018 through
pengendalian, pemenuhan peraturan survey
perundangan dan sebagainya.
Survey dilakukan pada pekerja cleaning HASIL
service. Jadwal survey selama 4 hari (23 Pada penelitian ini diambil sampel
Januari 2018 – 26 Januari 2018), yaitu : pekerja cleaning service FK UMI dan dari
perhitungan sampel didapatkan sampel

No. Tanggal Kegiatan sebanyak 10 (total jumlah pekerja).


Dari rencana waktu yang telah
- Melapor ke ditetapkan, terkumpul data yang didapatkan
bagian dari check list yang dibuat. Dari hasil check
administrasi list diperoleh 8 pekerja perempuan mengeluh
23 Januari
1.
2018 FK UMI mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh
- Pengarahan yang aktif dalam jangka waktu 1 bulan. Dan
kegiatan sisanya mengeluh penyakit yang berbeda,
- Pembuatan yang juga berhubungan dengan pekerjaan
24 Januari
2. cleaning service di FK UMI.
2018 proposal walk

6
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga resiko terjadinya keluhan


keluhan musculoskeletal menyerang 80% muskuloskeletal akan meningkat apabila
angggota cleaning service di Fakultas masih tetap bekerja.7 dan perubahan pada
Kedokteran UMI. keluhan muscloskeletal fungsi alat-alat tubuh, sistem kardiovaskuler
disorders terbanyak yaitu sakit di tangan dan sistem hormonal tubuh. Semakin tua
kanan (100.0%), di tangan kiri (75%), di betis seseorang, tingkat kesegaran jasmaninya
kanan (87,5%), di betis kiri (75%) dan di semakin berkurang karena kondisi fisik
leher bagian belakang (62,5%). Faktor umur menurun, sehingga menyebabkan kelelahan
dan postur tubuh mempunyai hubungan yang lebih cepat terjadi dibanding dengan yang
signifikan dengan gangguan lebih muda8
muskuloskeletal, sedangkan lama kerja,
Sikap kerja yang berisiko adalah
kekuatan fisik, masa kerja, kebiasaan
bekerja dengan postur yang salah, dimana
merokok dankebiasaan olahraga tidak
postur tubuh (tungkai, sendi, punggung)
mempunyai hubungan yang signifikan
secara signifikan menyimpang dari postur
dengan gangguan muskuloskeletal.
netral pada saat melakukan aktivitas kerja.
Keluhan otot skeletal pada umumnya Semakin lama bekerja dengan postur janggal
terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan maka semakin banyak energi yang
akibat pemberian beben kerja yang terlalu dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi
berat dengan durasi pembebanan yang tersebut, sehingga dampak kerusakan otot
panjang.6 Pada umumnya keluhan otot rangka yang ditimbulkan semakin kuat.
skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, Semakin banyak pengulangan gerakan dalam
yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya suatu aktivitas kerja, maka akan
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat mengakibatkan kelelahan otot makin besar.
keluhan akan terus meningkat sejalan dengan Pekerjaan yang dilakukan secara berulang
bertambahnya usia (umur). Adanya dalam jangka waktu yang lama akan
hubungan antara umur dengan keluhan meningkatkan risiko musculoskeletal
muskuloskeletal tersebut dikarenakan disorders, terlebih apabila ditambah dengan
cleaning service tersebut yang semakin tua gaya atau beban dan postur janggal.2
kekuatan ototnya sudah mulai berkurang

7
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Lama seseorang bekerja dengan baik fakta mengenai dampak kecemasan akan
dalam sehari pada umumnya 6-10 jam. adanya reorganisasi struktural kepengurusan
Sisanya 14-18 jam dipergunakan untuk memiliki risiko dua kali lipat munculnya
kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. MSDs.1
Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu
biasanya disertai menurunnya efisiensi, KETERBATASAN PENELITIAN
timbulnya rasa lelah, penyakit dan
Penelitian ini tentunya tidak terlepas
kecelakaan kerja, faktor-faktor lingkungan
dari keterbatasan, adapun keterbatasan dari
seperti cuaca kerja 16 (panas atau dingin),
penelitian ini adalah checklist yang dibuat
getaran, penerangan berpengaruh terhadap
hanya menentukan hubungan penyakit akibat
lamanya kerja. Dalam hal lamanya kerja
kerja, tapi tidak dapat menentukan insidens,
melebihi ketentuanketentuan yang ada, perlu
berat ringannya penyakit, dan prognosis
diatur waktu istirahat khusus dengan
penyakit. Demikian pula untuk survey
mengadakan organisasi kerja secara khusus.
menilai faktor psikososial akibat kerja,
Pengaturan kerja demikian bertujuan agar
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak
kemampuan kerja dan kesegaran jasmani
dapat diketahui kapan stressor muncul.
serta rohani dapat dipertahankan.1
Aspek sosial yang tidak baik dapat Keterbatasan lainnya adalah tidak
mempengaruhi terhadap peningkatan insiden dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh
MSDs. Dapat juga disebabkan karena beban terhadap seluru karena untuk menganalisa
pekerjaan yang berlebihan (over stress) faktor terjadinya penyakit, perlu diketahui
ataupun beban kerja yang terlampau ringan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat
(under stress). Berdasakan studi yang telah pekerjaan di tempat lain yang mungkin
dilakukan oleh European Agency for Safety berhubungan dengan keluhan yang dirasakan
and health at Work 2003), adapun jenis sekarang. Selain itu checklist yang hanya
pemcu dari faktor psikososial lainnya adalah terfokus pada faktor penyebab penyakit
permintaan pekerjaan yang berlebih, tugas akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-
yang kompleks, tekanan waktu, kontrol kerja poin yang diperlukan untuk mendiagnosis
yang rendah, kurang motivasi dan penyakit dari keluhan yang dirasakan. Perlu
lingkungan sosial yang buruk. Sedangkan penelitian yang lebih mendalam dan
8
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

pemeriksaan yang lebih lengkap untuk dapat di RSUD Kota Semarang. Fakultas
menilai secara keseluruhan penyebab dari Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
keluhan yang dirasakan oleh pekerja. Semarang. 2015
3. Yulvi Hasrianti. Hubungan Postur Kerja
Akhirnya kami berasumsi bahwa bila
Dengan Keluhan Muskuluskeletal Pada
terdapat gejala nyeri pada beberapa bagian
Pekerja Di PT. Maruki Internasional
tubuh yang aktif dalam jangka waktu 1 bulan
Makassar. 2016
dan penyakit akibat kerja menunjukkan nilai
4. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
yang berarti, maka tidak menutup
Dengan Musculoskeletal Disorders Pada
kemungkinan keluhan yang dirasakan pasien
Pekerja Cleaning Service di RSUP
juga karena kontrribusi dari faktor individu
DR.Wahidin Sudirohusodo Makassar.
dan faktor lingkungan lain, selain lingkungan
Hajrah Hi Bagian Kesehatan dan
tempat kerja.
Keselamatan Kerja FKM Universitas
Penelitian ini juga tidak mengklasifikan berat Hasanuddin
ringannya penyakit, berdasarkan keluhan dari 5. Fuady Ahmad Rifqy. 2013. Faktor –
pekerja, juga tidak dapat menentukan faktor yang Berhubungan dengan
penatatalaksanaan yang tepat untuk Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
mencegah keluhan dari pekerja, juga tidak Pengrajin sepatu di Perkampungan
dapat menentukan penatalaksanaan yang Industri Kecil (PIK) Penggilingan
tepat untuk mencegah atau mengurangi Kecamatan Cakung Tahun 2013. Skripsi
keluhan yang dirasakan atau akan dirasakan tidak diterbtkan. Jakarta. Fakultas
nanti di masa yang akan datang. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Univeristas Islam Negeri Syarif
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah Jakarta,
1. Suma’mur.2009.Higiene Perusahaan 6. Tarwaka et al, 2004 , ergonomic dalam
dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).Jakarta: K3 dan produktivitas UNIBA press.
CV Agung Seto. oeesc Surakarta
2. Erik Pratama.Faktor-Faktor Yang 7. Nusa, Y.2014.Hubungan antara Umur,
Berhubungan Dengan Musculoskeletal Lama Kerja dan Getaran dengan
Disorders Pada Pekerja Cleaning Service Keluhan Muskuloskeletal pada Sopir
9
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Bus Trayek ManadoLangowan di


Terminal Karombasan
8. Lestari, Gita Sri 2011. Faktor-faktor
yang Berhubungan denganGangguan
Muskuloskeletal pada Perawat Rumah
Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo
Tahun 2011Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Unhas, Makassar.

10
HUBUNGAN FAKTOR RESIKO INDIVIDU DENGAN TERJADINYA KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDERS PADA
CLEANING SERVICE FAKULTAS KEDOKTERAN UMI MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai