Anda di halaman 1dari 39

Proposal Pemantauan Tumbuh Kembang

Usia Toodler Melalui Kegiatan

DDST (Denver Development Screening Test)

Di PAUD Bantur

Oleh :

1. Ainun Anggun L
2. Chetrin Iga L
3. Dian Wahyu N
4. Hendra Putra P
5. Ni Putu Nia N
6. Nurul Winda
7. Ulfa Rhizka F
8. Vivi Nur S
9. Yudha Andang L

POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

MALANG

2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul ‘‘Denver Development Screening Test/ DDST ’’dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dususun untuk memenuhi tugas praktek klinik
Puskesmas Bantur.

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih untuk semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa yang lain dan bermanfaat
bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

Malang, 22 Juni 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………....................................................................................................i

DAFTAR ISI…..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................


1.2 Tujuan ..................................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Perkembangan ..........................................................................................

2.4 Aspek-aspek Perkembangan yang dinilai...............................................................

2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak................................

2.4 Konsep dasar DDST................................................................................................

2.5Fungsi DDST..........………………………………………..................................

2.6 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST….........................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian...............................................................................................................

3.2. Pelaksanaan............................................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan............................................................................................................

BAB V PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................

3.2 Saran......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek – aspek perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada anak
perlu diketahui dan dipahami karena sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak
berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis.
Pertumbuhan anak akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri
maupun dari luar , apabila hal ini mengalami masalah maka akan berpengaruh pada
pertumbuhan anak.

Perkembangan anak akan berjalan dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya
tidak mengalami gangguan. Anak akan mulai menampakkan perkembanganya (skill) sesuai
dengan tahapa usianya, dan itu akan terus bertambah sampai dewasa. Untuk mengetahui
perkembangan anak harus tahu aspek apa saja dalam perkembangan dan tahapan
perkembangan sesuai usia anak, dan itu diperlukan parameter – parameter tertentu, dan
semua itu akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan umum

Setelah mengikuti presentasi diharapakan mahasiswa mampu memahami apa saja


perkembangan (skill) yang seharusnya dimiliki oleh anak sesuai usianya.

1.2.2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti simulasi perkembangan mahasiswa diharapakan memahami tentang:

1. Bagaimana pemeriksaan perkebangan pada sektor

 Sosialisasi dan kemandirian

 Gerak halus atau motorik halus

 Kemampuan bicara dan bahasa


 Gerak kasar atau motorik kasar

2. Tahap perkembangan normal sesuai usia

1.3 Rumusan Masalah

- Konsep Dasar DDST ?


- Apa fungsi DDST ?
- Apa yang dimaksud perkembangan ?
- Apa saja aspek-aspek perkembangan pada anak ?
- Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
- Bagaimana cara mengukur perkembangan anak dengan DDST ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar DDST

DDST adalah salah satu dari metode Skrinning terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. DDST memnuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan cepat ( 15-20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif
dapatmengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89 % dari kelompok
DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz ( 1986 ) menunjukan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan
revisi dan retandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa
ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.

2.2 Fungsi DDST

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,


bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
Umur : 1 bulan sampai 6 tahun.
Catatan : Diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa.
a. Aspek perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver
II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.

Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat :


- Peningkatan 86 % pada sektor bahasa.
- 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa.
- Skala umur yang baru.
- Kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan.
- Skala penilaian tingkah laku.
- Materi training yang baru

2.3 Definisi perkembangan

Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks. Perkembangan bersifat kualitatif dan mempunyai pola yang teratur serta dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.

2.4 Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

A. Personal Social (Perilaku Sosial)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, seperti:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan

B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus
18. Menara dari 4 kubus
19. Menara dari 6 kubus
20. Meniru garis vertikal
21. Menara dari kubus
22. Menggoyangkan dari ibu jari
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh ð yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh ð

C. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata

D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik

2.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:

1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner
yang disebabkan oleh kelainan kromosom.

2. Faktor Lingkungan

a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:


- Gizi ibu pada waktu hamil
- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion,
obna-obat anti kanker)
- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
- Radiasi
- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak,
teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
- Stres
- Imunitas
- Anoksia embrio

b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :


1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
hormon.
2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi,
keadaan rumah, radiasi.
3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga,
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik
dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll.
(Soetjiningsih, 1998)
 Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada
anak
Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu:
1. Kebutuhan Fisik – Biomedis (“ASUH”)
- Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting
- Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang
teratur, pengobatan kalau sakit.
- Papan/pemukiman yang layak.
- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
- Sandang
- Kesegaran jasmani, rekreasi.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”)
- Kebutuhan hubungan ibu dan anak
- Emosi
- Psikososial
- Kasih sayang
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)
- Kecerdasan - Kreativitas - Moral – Etika
- Ketrampilan - Agama - Produktivitas
- Kemandirian - Kepribadian - dsb.
Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi:
1. Fisioterapi
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Terapi bermain
5. Terapi pijat
6. Latihan persepsi motorik
7. Psikoterapi
8. Edukasi
Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang
terintegrasi meliputi:
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Proprioseptif raba
4. Sentuhan
5. Keseimbangan

2.6 Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST

Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara
20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja

a. Alat yang Digunakan


1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-
hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
2. Lembar formulir DDST
3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
menilainya.

b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:


1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9
– 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur
kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan
(Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining
dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau
ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi
orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner
yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)
TEKNIK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENVER II

A. Personal Sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi


dengan lingkungannya. Terdiri dari 31 tugas kerja atau item.

1. Menatap Wajah

Anak dibaringkan , pemeriksa berhadapan dengan anak dengan jarak kurang lebih 30
cm di atas wajah anak tersebut

2. Membalas senyum pemeriksa

Anak dalam keadaan berbaring , lalu pemeriksa tersenyum atau bercakap-cakap anak
tanpa melirik

3. Tersenyum Spontan ®

Selama test pemeriksa memperhatikan anak, apakah tersenyum pada pemeriksa atau
pada orang tuanya tanpa ada stimulasi baik dengan sentuhan atau dengan suara. Jika hal ini
tidak terlihat maka ditanyakan pada orang tuanya ank tersebut pernah tersenyum pada
seseorang pertama kali sebelum orang tersebut tersenyum, bicara atau menyentuh anak.

4. Mengamati tangannya ®

Selama test, perhatikan apakah anak memandang salah satu tangannya selama paling
tidak beberapa detik , bukan memandang sekilas tanpa sengaja . Bila anak tidak melakukan
hal ini tanyakan pada orang tuannya apakah anak pernah melakukannya.

5. Berusaha Mencapai Mainan

Meletakkan suatu mainan yang menarik perhatian anak diatas meja yang agak jauh
dari jangkauan anak.

6. Makan Sendiri ®

Menanyakan pada pengasuh anak apakah anak makan sendiri seperti makan makanan
kecil.
7. Tepuk Tangan ®

Tanpa menyentuh lengan atau tangan anak, perlihatkan suatu permainan dengan cara
bertepuk tangan sendiri serta meminta anak untuk bermain dengan pemeriksa. Jika anak tidak
melakukannya maka minta ortunya untuk melakukannya dengan baik. Jika anak tidak
melakukanya maka menanyakan pada ortunya apakah anak pernah melakukannya.

8. Menyatakan Keinginan®

Selama test perhatikan apakah anak mencoba sehingga ortuatau pemeriksa


mengetahui bahwa anak ingin sesuatu, tanpa menangis. Jika hal tersebut tidak terjadi pada
anak tanyakan pada ortunya bagaimana cara anak untuk memperlihatkan keinginannya

9. Melambaikan tangan ®

Saat anak berpisah dengan ortunya atau ketika pemeriksa meninggalkan ruangan
tersebut, hadapkan wajah pemeriksa pada anak dan katakana “da-da”. Ortu anak jangan
menyentuh lengan atau tangan anak, dalam membantu melambaikaikan tangan. Jika anak
tersebut tidak berespon maka laporan dari ortunya apakah anak tersebut suka melambaikan
tangan.

10. Bermain Bola dengan pemeriksa

Menggelindingkan bola ke arah anak tersebut dan mencoba agar anak tersebut
mencoba menggelindingkan kembali/melemparkannya kepada pemeriksa. Pemeriksa bias
menggelindingkan bola kembali dan sebaliknya beberapa kali.

11. Meniru Kegiatan ®

Tanyakan kepada ortunya apakah anak tersebut pernah meniru kegiatan rumah seperti
: menyapu, membersihkan, mengepel, atau bertelpon

12. Minum dari Cangkir

Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat memegang atau gelas serta
meminumnya tanpa pertolongan, dengan tumpahan isinya tidak lebih dari setengah isinya.
Cangkir /gelas jangan tertutup / mempunyai ceretan (bibir gelas / yang mengucur air )

13 Membantu di Rumah ®
Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut pernah menolong ortunya dirumah,
dengan tugas-tugas sederhana seperti menyingkirkan/membereskan mainan (membuang
sampah), atau membalikan sesuatu ketika diminta orang tuanya

14. Menggunakan sendok / garpu ®

Menanyakan pada ortunya pakah anak tersebut apakah bias menggunakan sendok /
garpu untuk makan , jika demikian berapa banyak yang tumpah.

15. Membuka pakaian ®

Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat membuka pakaiannya sendiri
termasuk menanggalkan sepatu, jaket , celana, atau t-shirtnya

16. Menyuapi boneka

Letakkan boneka dan botol minuman diatas meja anak, dan meminta anak tersebut
member makan boneka dan atau member boneka sebuah botol.

17. Memakai Baju ®

Menanyakan pada orang tuannya apakah anak tersebut dapat memakai pakaiannya
sendiri, jika bisa pakaian yang mana.

18. Berlari

Doronglah anak untuk berlari , mungkin dengan melemparkan bola untuk dikejarnya.

19. Berjalan Naik Tangga ®

Tanyakan orang tuannya bagaimana cara anak menaikki tangga.

20. Menendang bola ke depan

Minta anak ± 15 cm dari hadapan anak dan minta anak untuk menendangnya atau
berikan.

21. Melempar bola dengan tangan di atas

Minta anak untuk melempar bola ke atas ke arah pemeriksa. Bisa didemontrasikan
dahulu.
22. Melompat di tempat

Minta anak untuk melompat di tempat. Bisa di contohkan dahulu.

23. Berdiri satu kaki dalam satu detik

Perlihatkan pada anak dengan cara berdiri satu kaki tanpa pegangan dan minta anak
untuk melakukannya. Catat waktunya dan di ulangi 3kali.

24. Menggosok gigi dengan bantuan

Tanayakan pada orang tuanya apakah anak terssebut dapat menggisik giginya dengan
sedikit bantuan jika sedemikian, mintalah penjelasan bagaimana anak terseebut gosok gigi.

25. Mencuci tangan dan mengeringkan tangan®

Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat mencuci dan mengeringkan tangan
tanpa bantuan kecuali mendekatkan wadah cuci tangan padanya.

26. Menyebutkan nama teman

Tanyakan kepada anak apakah dapat menyebutkan beberapa nama temannya attau
teman bermain (yang tidak tinggal dengan anak tersebut.

27. Mengenakan T-Shirt®

Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat memakai T-shirtnya atau pull-over
tanpa bantuan.

28. Berpakaian tanpa bantuan

Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat memakai pakaian tanpa bantuan.

29. Bermain kartu

Menanyakan pada orang tuanya apakah anak dapat bermain permainan seperti kartu,
ular tangga. Pastikan bahwa anak benar-benar bermain dan mengerti permainan.

30. Menggosok gigi tanpa bantuan


Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat menggosok gigi tanpa bantuan atau
pengawasan, meliputi meletakkan pasta gigi pada sikat gigi serta menyikat semua giginya
dengan gerakan bolaik-balik atau menggerakkan ke depan atau ke belakang pada garis gigi.

31. Menyiapkan makan sendiri

Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat mempersiapkan sendiri


makanannya tanpa bantuannya (kecuali tidak dapat dijangkau) mencakup mendapatkan
mangkuknya, sendok dan susunya serta menuangkan ke dalam mangkuk tanpa bantuan serta
ttidak tumpah. Jika orang tua mengatakan bahwa anak tidak dapat mengerjakan karena
wadahnya terlalu besar, tanyakan apakah anak dapat menuangkan dari wadah yang hamper
kosong, wadah yang lebih kecilatau gelas.

B. Adaptasi Motorik Halus

Aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,


melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot
kecil , tetapi memerlukan koordinasi yang cermat , terdiri dari 24 kerja / item.

1. Mengikuti garis tengah atau mid line


Anak dalam keadaan berbaring telentang , pemeriksa memegang benamg merah di
atas wajahnya pada ketinggian dimana anak tersebut dapat memfokuskan matanya
kurang lebih 20 cm. Goyangkan benang merah tersebut untuk menarik perhatian anak
dan geserkan benang dengan arah yang melengkung dari sisi lainnya beberapa kali.
Perpindahan benang dapat dihentikan untuk menarik perhatian anak lalu dilanjutkan
lagi.
2. Mengikuti lewat garis tengah
Seperti gerakan mengikuti garis tengah
3. Memegang krincingan
Baringkan anak terlentang atau sedang dipegang oleh orang tua sentuhan pegangan
oleh kerincingan pada bagian belakang atau ujung-ujung anak tersebut.
4. Tangan bersentuhan
Ketika anak berbaring terlentang (tidak digendong oleh ortunya) perhatikan apakah
kedua anak dapat saling berpegangan satu sama lain pada garis tegak tubuh di daerah
dada atau pada mulutnya.
5. Gerakan mengikuti 180 derajat (berpaling)
Sama seperti mengikuti garis tengah
6. Mengamati manik-manik
Pada saat anak posisi duduk pada pangkuan ortunya, letakkan manik-manik pada latar
belakang yang kontras , misalnya dengan kertas putih pemeriksa ddapat menunjuk
/menyentuh manik-manik tersebut untuk menarik perhatian anak.
7. Gerakan menggapai
Dengan posisi anak duduk pada pangkuan ortunya sehingga siku anak setinggi meja
serta tangan anak diatas meja, letakkan suatu objek misalnya benang merah yang
mudah dijangkau dan diambil oleh anak tersebut.
8. Mencari benang
Ketika anak duduk di pangku ortunya , peganglah benang merah cukup tinggi untuk
menarik perhatian anak tersebut. Ketika ia melihat pada benang , jatuhkan benang
tersebut keluar pandangannya , jangn menggerakkan lengan atau tangan pemeriksa
kecuali menjatuhkan benang tersebut. Ulang jika respon anak tersebut tidak jelas.
9. Menggerakkan manik-manik
Pada saat anak tersebut dipangkuan ortunya sehingga siku setinggi meja dan tangn
anak diatas meja. Jatuhkan sebuah manik-manik tidak langsung di depan anak
tersebut pada jarak yang mudah dijangkau. Jika perlu pemeriksa dapat menunjukkan
atau menyentuh manik-manik tersebut
10. Memindahkan kubus
Perhatikan apakah anak dapat memindahkan satu kubus dari satu tangan ke tangan
lainnya. Untuk mendukung hal tersebut berikan anak sebuah kubus lalu berikan kubus
kedua pada tangan yang sama, sehingga anak sering memindahkan kubus pertama ke
tangan yang satunya lagi untuk mengambil kubus kedua.
11. Mengambil 2 kubus
Simpan 2 buah kubus pada meja di depan anak, suruhlah anak untuk mengambil
kubus tersebut tapi jangan memberikan kubus ke tangan anak.
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
Sama seperti menggaruk manik-manik
13. Membenturkan 2 kubus
Letakkan 1 kubus pada masing-masing tangan anak dan minta anak untuk
membenturkan 2 buah kubus tersebut secara bersamaan. Pemeriksa dapata
memberikan contoh dengan memegang kubus dengan kedua tangan pemeriksa.
Jangan menyentuh tangan/lengan anak tersebut oleh orang tuanya / oleh pemeriksa.
Jika anak tersebut tidak dapat membenturkan kubus bersamaan, tanyakanlah pada
ortunya apakah anaknya dapat membenturkan objek kecil-kecil bersama-sama dengan
cara yang sama (dirumah)
14. Menaruh kubus kedalam cangkir
Letakkan 3 kubus dan cangkir di atas meja di depan anak tersebut. Upayakan agar
anak memasukkan kubus ke dalam cangkir dengan cara memberi contoh kata-kata.
Contoh ini dilakukan berulang ulang.
15. Mencoret-coret
Letakkan selembar kertas dan pensil diatas meja di depan anak tersebut. Pemeriksa
dapat meletakkan pensil tersebut agar dipegang anak dan mengupayakan untuk
mencoret-coretnya(perhatikan dengan hati-hati serta siap-siap mencegah anak tersebut
agar tidak memasukkan pensil ke dalam mulut atau matanya)
16. Mengambil manik-manik yang ditunjukkan
Perhatikan 2-3 kali caranya mengeluarkan manik-manik dari botol kemudian minta
anak tersebut untuk mengeluarkannya sendiri
17. Menumpukkan 2,4,6,8 kubus
Dengan anak duduk cukup tinggi sehingga sikunya setinggi daun meja serta lengan
dan tangannya diletakkan diatas meja, tempatkan kubus di atas meja di depan anak
tersebut. Mintakkan anak tersebut untuk menumpukkan kubus dengan cara diberi
contoh atau dengan kata-kata. Cukup bermanfaat jika memberi kubus tersebut satu
per satu setiap kali. Tiga kali percobaan dapat dilakukan.
18. Meniru gambar garis vertikal
Anak didudukkan dekat meja dengan posisi yang nyaman untuk menulis, tempatkan
pensil dan selembar kertas di depan anak serta terangkan pada anak untuk
menggambarkan garis seperti yang dibuat oleh pemeriksa. Pada kertas tersebut
perlihatkan bagaimana caranya menggambar garis-garis vertikal yang menuju arah
anak tersebut. Jangan membimbing tangan anak. Tiga kali percobaan dapat diberikan.
19. Menggerakkan ibu jari
Berilah contoh dengan 1 atau kedua tangan anda dengan cara mengepalkan tangan
dengan jempol menunjuk ke atas. Gerak-gerakkan jempol anda, ceritakan pada anak
untuk meniru hal yang sama. Jangan menolong memposisikan tangan anak tersebut.
20. Meniru gambar lingkaran
Berikan anak sebuah pensil dan selembar kertas dan perlihatkan anak tersebut,
gambarkan lingkaran pada belakang formulir tes tanpa menyebutkan nama gambar
tersebut yaitu lingkaran maupun cara menggambarnya dengan gerakan-gerakan
tangan atau pensil. Mintalah anak tersebut untuk menggambarkan seperti contoh. Tiga
kali percobaan dapat diberikan.
21. Menggambar orang – 3 bagian, 6 bagian
Berikanlah anak sebuah pensil dan selembar kertas biasa. Sampaikanlah kepadannya
untuk menggambar seseorang. Pastikanlah si anak telah menyelesaikan gambarnya
sebelum memberikan nilai angka 3 bagian – lulus jika si anak telah menggambar 3
atau lebih bagian tubuh. Sepasang dianggap satu bagian. Untuk mendapatkan nilai,
kedua bagian pasangan itu harusalah digambar, kalau gambar untuk itu berprofil
buatlah catatan dalam pengamatan tes pemeriksa setiap gambar yang luar biasa.
22. Mencontoh +
Berilah si anak sebuah pensil dan selembar kertas. Perlihatkan kepadanya garis silang
dibelakang formulir tes tanpa menyebutkan atau memindahkan jari pemeriksa atau
pensil menunjukkan bagaimana cara menggambarnya. Ceritakanlah kepada si anak
untuk mencontoh gambar. Tiga kali percobaan dapat diberikan.
23. Memilih garis yang lebih panjang
Pastikanlah garis-garis itu disajikan secara vertikal, tunjukkan kepada si anak itu
manakah garis yang lebih panjang. Setelah si anak menunjukkan sebuah garis,
kembalilah pada kertas ini dan tanyakanlah lagi pertanyaan itu. Kembalikan dan putar
lagi kertas itu lalu ulang pertanyaan itu sampai 3 kali.
24. Mencontoh
Berikan contoh sebelum contoh diperagakan. Berikan si anak sebuah pensil dan
sehelai kertas. Tunjukkan kepadanya 4 persegi pada bagian belakang formulir tes.
Tanpa menyebut namanya atau menggerakkan jari anda atau pensil untuk
menunjukkan bagaimana menggambar 4 persegi panjang seperti gambar itu. 3 kali
percobaan bisa diberikan.

C. Bahasa

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan. Terdiri dari 28 tugas kerja atau item.

1. Bereaksi terhadap bel


Peganglah lonceng dimana si anak tidak dapat melihatnya bunyikan lonceng itu
perlahan. Jika si anak tidak merespon, cobalah kembali pada akhir tes ini.
2. Bersuara ®
Selama tes, dengarkan suara selain tangisan seperti bunyi tenggorokan atau bunyi
vokal pendek (‘’uh’’,’’eh’’). Jika tidak ada yang di terdengar tanyakan ke orang
tuanya apakah si anak membuat bunyi-bunyi ini.
3. ‘’Ooo’’/’’Aah’’ ®
Dengarkan si anak apakah membuat bunyi bunyi vokal, seperti ‘’ooo’’ atau ‘’aaa’’.
Jika bunyi-bunyi ini tidak terdengar, tanyakan orang tuanya apakah si anak telah
membuat bunyi-bunyi ini.
4. Tertawa ®
Dengarkan apakah si anak tertawa keras, jika ini tidak terdengar tanyakan pada orang
tuanya apakah anak melakukan ini.
5. Berteriak ®
Dengarkan apakah si anak membuat bunyi-bunyi nada tinggi dan menjerit gembira.
Jika ini tidak terdengar, tanyakan pada ortunya apakah anak melakukan ini.
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
Berdirilah dibelakang si anak ketika dia mengahadapi orang tuannya, duduklan anak
dipangkuan ortunya atau di atas meja. Jika perlu minta ortunya untuk menggunakan
benang merah untuk menarik perhatian si anak. Tempatkan satu potongan dalam
cangkir dan pegang dengan tangan pemeriksa menutup bagian atasnya. Dengan
cermat membuat cangkir tersebut 15 sampai 30 cm dari telinga si anak tetapi diluar
garis penglihatan si anak. Goyangkan cangkir tersebut dengan halus yang membuat
bunyi rendah dan halus. Ulangi dengan telinga satu lagi.
7. Menoleh ke arah suara
Ketika anak menghadap ke pada ortunya, baik duduk di pangkuan ortunya atau duduk
di atas meja, dekatilah si anak dari belakang hingga jarak 15-30 cm dari telinganya.
Dengan menempatkan tangan pemeriksa antara mulut pemeriksa dan si anak tidak
merespon pada saat merasa dekat dengan napas anda bukannya pada bunyi,
bisikkanlah nama si anak beberapa kali, ulangi dengan telinga satu lagi.
8. Satu Syllabel ®
Dengarkan apakah si anak mengeluarkan satu syllabel yang terjadi dari satu konsonan
dari satu vokal seperti ‘’ba’’, ‘’da’’, ‘’ga’’, atau ‘ma’’. Jika ini tidak terdengar,
tanyakanlah orang tuanya apakah si anak melakukan ini
9. Meniru bunyi kata-kata ®
Ulangi suatu bunyi beberapa kali dan lihat apakah anak meniru pemeriksa. Jika si
anak tidak merespon, tanya ortunya apakah si anak meniru bunyi-bunyi ujaran.
Tekankan bahwa bunyi-bunyi tersebut harus dimulai oleh orang lain, bukan oleh si
anak.
10. Papa/mama, tidak spesifik ®
Dengarkan apakah si anak mengatakan ‘’papa’’ atau ‘’mama’’ atau jika ortunya
melaporkan bahwa si anak melakukan ini.
11. Kombinasi Syllabel ®
Dengarkan apakah si anak mengulang syllabel yang sama tiga kata atau lebih, sperti
‘’dadada’’ atau ‘’gagaga’’. Jika ini tidak terdengar tanya ortunya apakah si anak
melakukan ini.
12. Mengoceh
Selama tes, dengarkan apakah si anak membuat ‘’percakapan’’ yang tidak karuan
pada dirinya sendiri dengan mengguanakan infleksi atau jedah. Dimana pola-pola
brubah-ubah dan hanya sedikit sedikit atau tidak ada kata-kata real dapat dibedakan.
Jika ini tidak terdengar, tanyakan ortunya apakah si anak berbicara pada dirinya
dengan cara ini atau terdengar seperti berbahasa asing.
13. Papa/mama spesifik ®
Dengarkan apakah si anak mengatakan ‘’papa’’ pada ayahnya atau ‘’mama’’ pada
ibunya selama tes. Jika ini terdengar tanya ortunya apakah anaknya melakukan ini.
14. Satu,2,3,6 kata
Tanyakan ortunya berapa kata yang dikatakan si anak dan apa saja kata-kata tersebut.
15. Menunjuk 2,4 gambar
Pertama-tama berikanlah item-item nama gambar. Jika si anak menyebutkan nama
kurang dari empat gambar secara tepat, berikan item ini. Tunjukkan pada si anak
gambar-gambar pada bagian belakang formulir. Suruh hanya 1 gambar pada satu
waktu, dan tunggu si anak menunjukkan sebelum menyebutkan gambar berikutnya.
16. Kombinasi kata-kata ®
Dengarkan apakah si anak menggabungkan setidaknya dua kata untuk membuat frase
yang bermakna yang mengindikasikan suatu tindakan. Jika ini tidak terdengar, tanya
ortu apakah si anak melakukan ini.
17. Menunjuk 1,4 gambar
Tunjukkan pada si anak gambar-gambar pada bagian formulir. Tunjukkan pada
kucing, burung, kuda,anjing dan orang dan tanyakan ‘’Apa ini?”
18. Enam (6) bagian tubuh
Tunjukkan boneka pada si anak. Katakan pada si anak ‘’tunjuk pada hidung-telinga-
mata-tangan-kaki-rambut-boneka’’ dengan menyebutkan bagian bagian tubuh tersebut
satu per satu.
19. Bicara sebagian dimengerti atau semua dimengerti
Sepanjang tes, perhatikan kebermaknaan dari ujaran si anak
20. Mengetahui 2,4 kegiatan
Tunjukkan kepada si anak gambar-gambar pada bagian belakang formulir suruh si
anak menunjukkan gambar yang tepat ketika pertanyaan-pertanyaan berikut
ditanyakan ‘’mana yang menggonggong?’’. ‘’mana yang menderap?’’
21. Mengetahui 2,3 kata sifat
Tanyakan pada si anak pertanyaan-pertanyaan berikut, pada keadaan :
‘’apa yang kamu lakukan bila kamu dingin?’’
‘’apa yang kamu lakukan bila kamu cape?’’
‘’apa yang kamu lakukan bila kamu lapar?’’
22. Menyebutkan 1,4 warna
Tempatkan sebuah balok merah, biru, kuning, hijau diatas meja didepan anak. Tunjuk
pada satu balok dan tanya si anak ‘’warna apa ini?’’. Setelah si anak menjawab
pindahkan balok-balok disekitar meja dan tanyakan warna.
23. Kegunaan 2,3 benda
Ajukan kepada si anak pertanyaan-pertanyaan berikut : ‘’apa yang kita lakukan
dengan sebuah cangkir?’’‘’digunakan apa sebuah kursi?’’
‘’digunakan untuk apa sebuah pensil?’’
24. Menghitung 1 kubus
Letakkan 8 kubus di atas meja di depan anak, tempatkan sepotong kertas di depan
kubus tersebut. Katakan kepada si anak ‘’letakkan satu kubus pada kertas’’. Bila si
anak tampak selesai, tanyakan ‘’berapa banyak kubus ada pada kertas?’’

27. Menghitung 5 kubus

Cara :
Letakkan 8 kubus diatas meja di depan si anak. Tempatkan sepotong kertas di depan
kubus tersebut. Katakan pada si anak “letakkan 5 kubus pada kertas” , bila si anak
tampak selesai , tanyakan “ berapa banyak kubus pada kertas ?”

28. Dua kata berlawanan

Cara :

Katakan masing-masing dari kalimat-kalimat berikut dengan lambat dan tersendiri, dan
tunggu si anak mengisi tempat kosong.setiap kalimat dapat diulangi 3 kali jika perlu.

“jika kuda besar , tikus ….”

“jika api panas , es….”

“jika matahari bersinar selama siang, nulan bersinar selama… “

D. Motorik Kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Terdiri dari 22 tugas
perkembangan atau item

1. Gerakan seimbang

Cara:

Ketika si anak berbaring pada punggungnya amatilah kegiatan lengan dan kakinya.

2. Mengangkat kepala

Cara :

Tempatkan si anak pada perutnya (membuat si anak telungkup dengan bagian perut
sebagai penyangga utama tubuh pada permuaan yang rata.

3. Kepala terangkat 45 derajat

Cara :

Tempatkan si anak pada perutnya pada permukaan rata.

4. Kepala terangkat 90 derajat


Cara :

Tempatka n si anak pada perutnya pada permukaan rata.

5.Duduk atau kepala tegak

Cara :

Buatlah si anak dalam posisi duduk

6. Menumpu badan pada kaki

Cara :

Buatlah si anak dalam posisi berdiri sehingga kakinya terletak di atas meja. Perlahan-
lahan longgarkan topangan tangan pemeriksa untuk membiarkan bobot si anak di topang
pada kakinya.

7.Dada terangkat menumpu pada lengan

Cara :

Tempatkan si anak pada perutnya pada permukaan rata

8. Membalik

Cara :

Selama tes perhatikan apakah anak membalik dari terlentang ke tengkurap atau dari
tengkurap ke terlentang. Jika ini tidak terlihat Tanya orang tuanya apakah si anak telah
pernah membalik secara komplit, dari terlentang ke tengkurap atau tengkurap ke
terlentang , setidaknya dua kali.

9. Bangkit kepala tegak

Cara :

Tepatkan si anak terlentang , genggan tangan dan pergelangan tangannya dan tarik secara
perlahan lahan ke posisi duduk . jika kepalanya terkulai segera tarik si anak hingga ke
posisi duduk.

10.Duduk, tangan pegangan


Cara :

Buatlah si anak dalam posisi duduk di atas meja . pastikan si anak tidak jatuh , perlahan
lahan tarik tangan pemeriksa.

11. Berdiri dengan pegangan

Cara:

Tempatkan si anak dalam posisi berdiri memegang benda (bukan pada orang)

12.Bangkit untuk berdiri

Cara :

Tempatkan si anak duduk di samping kursin atau meja pendek. Dorong dia untuk berdiri
dengan meletakkan mainan di atas kursi atau diatas di atas meja.

13. Bangkit terus duduk

Cara:

Ketika si anak tidur (terlentang atau tengkurap) , merangkak atau berdiri sambil
memegang sesuatu , doronglah dia untuk beralig ke posisi duduk. Jika ini tidak terlihat ,
Tanya orang tua apakah si anak dapata beralih ke posisi duduk tanpa dibantu .

14.Berdiri 2 detik

Cara :

Tempatkan si anak berdiri di atas lantai . setelah sin anak tampak seimbang berusahalah
untuk melepas topangan.

15.Berdiri sendiri

Cara:

Prosedur pelaksanaan sama seperti untuk berdiri dua detik.

16.Membungkuk kemudian berdiri

Cara ;
Ketika si anak sedang berdiri di atas lantai tanpa topangan sama sekali ,tempatkan sebuah
mainan atau bola di atas lantai dan minta si anak untuk memungutnya.

17.Berjalan dengan baik

Cara :

Amati anak berjalan

18.Berjalan mundur

Cara :

Doronglah si anak untuk berjalan mundur melalui demomstrasi atau peragaan . atau
perhatikan apakah si anak melakukan ini selama tes. Jika pemeriksaan tidak melihat anak
tersebut melakukan ini, tanyakan orang tuanya apakah si anak pernah berjalan mundur ,
mungkin karena menarik sebuah mainan atau sebuah pintu.

19.Loncat jauh

Cara:

Perhatikan pada anak bagaimana cara melewati blangko tes, kemudian minta anak
melakukan 3 kali.

20.Berdiri dengan satu kaki selama 2,3,4,5,6,detik

Cara :

Perlihatkan pada anak cara berdiri dengan satu kaki tanpa pegangan dan kemudian minta
anakmelakukannya . catat waktunya , dapat diulang tiga kali.

21. Melompat dengan satu kaki

Cara:

Minta anak untuk melompat pada satu kaki , dapat di demonstrasikan terlebuh dahulu.

22. Berjalan tumit ke jari kaki

Cara :
Perlihatkan cara berjalan maju dengan meletakkan tumit dari satu kaki di depan jari-jari
kaki yang lain. Jalan lebih kurang delapan langkah , kemudian minta anak untuk
menirukanya. Dapat dicoba 3 kali.
BAB III

SATUAN ACARA PELAKSANAAN

Bidang studi : Ilmu Keperawatan Anak

Topik : Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita melalui DDST

Sasaran : Anak usia toodler di PAUD

Tempat : Balai Desa Bantur

Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Mei 2014

Waktu :

Anggota :

1. Leader : Yudha Andang Lestari


2. Co leader : hendra putra p

Dian Wahyu Nugroho

3. Fasilitator : Ulfa Rhizka Fatmala

Vivi Nur Sefiawati

4. Observer : Ainun Anggun Lestari

Chetrin Iga L

5. Dokumentasi : Nurul Winda

Ni Putu nia
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Pemantauan Tumbuh Kembang Usia Toodler Melalui


Kegiatan DDST (Denver Development Screening Test)Di PAUD

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Klinik Kepala PAUD Bantur

(Ns. Soebagjono, S. Kep ,MM . Kes) (Pipit, Amd Keb)


TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Hari/tanggal : Rabu / 12 Juni 2013

Jam : 09.00 WIB

1. Biodata
- Anak
Nama Anak : Maulana Jauharul Ashravin
TTL : Malang , 22 September 2009
Umur : 3 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :1
- Orang tua
Nama : Ariza Dwi Astuti
Umur : 30 tahun
Suku : Jawa
Pendidikan : S1 – PGSD
Alamat : JL. Perum Tirta Aji blok C-7 , Malang
Pertumbuhan :
- TB / BB : 125cm / 13kg
- LLA : 15 cm

2. Diagnosa
Mempertahankan perkembangan anak secara optimal

3. Umur anak yang di tes DDST


13 . 3 . 13
13 . 9 . 22
3 . 5 . 21

Anak Savin berumur 3 tahun 6 bulan

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes perkembangan dengan menggunakan lembar Denver II yang diberikan
pada pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2013 di dapatkan hasil antara lain :

1. Pada sektor Personal-Sosial


Dalam sektor personal sosial di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin
yaitu : memakai T-shirt , menyebutkan nama teman, cuci dan mengeringkan tangan
didapatkan nilai “P: 2” dan “F: 1” dimana nilai “F” pada kiri garis umur harusnya
sudah dapat dilakukan. Dimana nilai ‘’F’’ yang didapatkan dari tidak bisa
menggunakan T-shirt. Hal inibisajadidisebabkankarenaadanya factor
lingkunganataupengaruhdarisikap orang tua yang over protektif.
Kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu :
mengambil makana, gosok gigi tanpa bantuan, bermain ular tangga atau kartu,
berpakaian tanpa bantuan didapatkan nilai “P: 4” dimana memang seharusnya
kegiatan dalam kotak yang ditembus garis umur dapat dilakukan.
2. Pada sektor Motorik Halus
Dalam sektor motorik halus di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin
yaitu : meniru garis vertikal, menara dari 4 kubus, menara dari 6 kubus didapatkan
nilai “P: 3” dimana memang kegiatan pada kiri garis umur seharusnya sudah dapat
dilakukan.
Pada kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu :
memilih garis yang lebih panjang, mencontoh bintang, menggambar 3 bagian orang,
mencontoh lingkaran, menggoyangkan ibu jari, menara dari kubus didapatkan nilai
“P: 6” dimana memang kegiatan pada kotak yang ditembus garis umur seharusnya
bisa dilakukan.
Pada kanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mencotoh
persegi, menggambar 6 bagian orang, mencotoh persegi ditunjukkan didapatkan nilai
“P: 3” dimana walaupun anak tidak bisa melakukan kegiatan ini tetap dianggap lulus.
Karena kegiatan di kanan garis umur merupakan kegiatan yang belum seharusnya
dilakukan oleh anak se usia Anak Savin.
3. Pada sektor Bahasa
Dalam sektor ini di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu :
mengetahui 2 kegiatan, menyebut 4 gambar, bicara dengan dimengerti didapatkan
nilai “P: 3” dimana memang kegiatan pada kiri garis umur seharusnya sudah bisa
dilakukan.
Kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu :
mengetahui 3 kata sifat, mengartikan 5 kata, menyebut warna, mengerti kata depan,
bicara semua dimengerti, mengetahui 4 kegiatan, kegunaan 1 benda, menghitung 1
kubus, kegunaan 2 benda, menyebut warna, mengerti 3 kata sifat didapatkan nilai “P:
11” dimana memang kegiatan ini anak sudah bisa melakukan.
Pada kanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : mengartikan 7
kata, berlawanan 2, menghitung 5 kubus didapatkan nilai “P: 3” dimana walaupun
anak tidak bisa melakukan kegiatan ini tetap dianggap lulus.
4. Pada sektor Motorik Kasar
Dalam sektor motorik kasar di kiri garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin
yaitu : berdiri 1 kaki 1 detik, loncat jauh, melempar bola ke atas didapatkan nilai “P:
3” dimana memang seharusnya anak sudah harus bisa melakukan.
Kotak yang ditembus garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : berdiri
1 kaki 3 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 2 detik, berdiri 1 kaki 4 detik
didapatkan hasil “P: 4” dimana kotak yang ditembus garis umur bisa dilakukan.
Kotak dikanan garis umur tugas yang diberikan pada anak Savin yaitu : berdiri 1 kaki
6 detik, bejalan tumit kejari kaki, berdiri 1 kaki 4 detik didapatkan nilai “P: 3” dimana
walaupun anak tidak bisa melakukan tetaqp dianggap lulus.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil tes perkembangan yang menggunakan


formulir DDST ini perkembang Anak Savin adalah ‘’suspek’’ dimana ada nilai 1 “F” di kiri
garis umur pada sektor personal sosial, karena mungkin anak Savin belum terlatih
menggunakan T-shirt scara mandiri atau bisa juga pengaruh dari kelahiran anak pertama
dalam keluarga sehingga orangtua lebih over protektif pada anak.
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil tes perkembangan yang menggunakan
formulir DDST ini perkembang Anak Savin adalah ‘’suspek’’. Dimana nilai suspek
ini di dapatkan karena dari semua hasil tes yang diperiksakan pada anak Savin hanya
ada satu ‘’F’’ yaitu pada sektor Personal Sosial, khususnya yang harus lebih
diperhatikan nilai ini berada di kiri garis umur, dimana anak seusia Savin ini sudah
seharusnya bisa melakukan tes yang di ujikan yaitu ‘’memakai T-shirt’’.

1.2 Saran
- Saran untuk orang tua
Adakalanya orang tua bisa lebih mengajarkan anak dalam hal kemandirian seperti
memberikan anjuran pada anak untuk memakai baju sendiri, karena dilihat dari
hasil tes Anak Savin tidak bisa menggunakan baju padahal seharusnya pada umur
ini sudah bisa, namun perkembangan Anak Savin masih dalam batas normal. Bisa
juga orang tua sering mengajak bicara/ngobrol dengan si anak untuk melatih
bahasa agar lebih mahir, mengenalkan pekerjaan di rumah sehari-hari, mengajak
anak bermain diluar rumah, dan membiarkan anak bersosialisasi dengan orang
lain/teman-temannya. Pemeriksaan ulang DDST ini dapat dilakukan dua minggu
lagi, untuk mengetahui apa perkembangan yang di uji pada pemeriksaan pertama
yang hasilnyasuspekapakahdapatberubahmenjadi normal,
atausebaliknyamalahtetapmendapatkannilaisuspek,
bisajadiAnakSavinmengalamiketerlambatanpadaperkembangannya. Apabila ibu
ingin mengetahui perkembangan anak selanjutnya , bisa diperiksakan lagi di RS
atau di Puskemas.
- Saran untuk Mahasiswa
Adakalanya untuk lebih memantapkan pemeriksaan , mahasiswa lebih
mempersiapkan apa saja yang akan di lakukan dengan cara menambah literatur
dari berbagai sumber agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii.html

http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/ddst-denver-development-screening-
test_14.html#ixzz2MGMkVc6Z

Hand out Keperawatan Anak I , Denver II Bu Dian Pitaloka S, Kep. Ners

Anda mungkin juga menyukai