Di PAUD Bantur
Oleh :
1. Ainun Anggun L
2. Chetrin Iga L
3. Dian Wahyu N
4. Hendra Putra P
5. Ni Putu Nia N
6. Nurul Winda
7. Ulfa Rhizka F
8. Vivi Nur S
9. Yudha Andang L
MALANG
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul ‘‘Denver Development Screening Test/ DDST ’’dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dususun untuk memenuhi tugas praktek klinik
Puskesmas Bantur.
Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih untuk semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa yang lain dan bermanfaat
bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………....................................................................................................i
DAFTAR ISI…..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.5Fungsi DDST..........………………………………………..................................
3.1 Pengkajian...............................................................................................................
3.2. Pelaksanaan............................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan............................................................................................................
BAB V PENUTUP
3.2 Saran......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek – aspek perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada anak
perlu diketahui dan dipahami karena sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak
berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis.
Pertumbuhan anak akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri
maupun dari luar , apabila hal ini mengalami masalah maka akan berpengaruh pada
pertumbuhan anak.
Perkembangan anak akan berjalan dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya
tidak mengalami gangguan. Anak akan mulai menampakkan perkembanganya (skill) sesuai
dengan tahapa usianya, dan itu akan terus bertambah sampai dewasa. Untuk mengetahui
perkembangan anak harus tahu aspek apa saja dalam perkembangan dan tahapan
perkembangan sesuai usia anak, dan itu diperlukan parameter – parameter tertentu, dan
semua itu akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
DDST adalah salah satu dari metode Skrinning terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ. DDST memnuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan cepat ( 15-20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif
dapatmengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah yang mengalami
keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89 % dari kelompok
DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz ( 1986 ) menunjukan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan
revisi dan retandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa
ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.
Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks. Perkembangan bersifat kualitatif dan mempunyai pola yang teratur serta dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
C. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20. menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata
Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu:
1. Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner
yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2. Faktor Lingkungan
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara
20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja
c. Penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur
kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan
(Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
1. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
2. Meragukan
- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining
dengan menggunakan :
1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga
seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau
ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)
Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi
orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner
yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)
TEKNIK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENVER II
A. Personal Sosial
1. Menatap Wajah
Anak dibaringkan , pemeriksa berhadapan dengan anak dengan jarak kurang lebih 30
cm di atas wajah anak tersebut
Anak dalam keadaan berbaring , lalu pemeriksa tersenyum atau bercakap-cakap anak
tanpa melirik
3. Tersenyum Spontan ®
Selama test pemeriksa memperhatikan anak, apakah tersenyum pada pemeriksa atau
pada orang tuanya tanpa ada stimulasi baik dengan sentuhan atau dengan suara. Jika hal ini
tidak terlihat maka ditanyakan pada orang tuanya ank tersebut pernah tersenyum pada
seseorang pertama kali sebelum orang tersebut tersenyum, bicara atau menyentuh anak.
4. Mengamati tangannya ®
Selama test, perhatikan apakah anak memandang salah satu tangannya selama paling
tidak beberapa detik , bukan memandang sekilas tanpa sengaja . Bila anak tidak melakukan
hal ini tanyakan pada orang tuannya apakah anak pernah melakukannya.
Meletakkan suatu mainan yang menarik perhatian anak diatas meja yang agak jauh
dari jangkauan anak.
6. Makan Sendiri ®
Menanyakan pada pengasuh anak apakah anak makan sendiri seperti makan makanan
kecil.
7. Tepuk Tangan ®
Tanpa menyentuh lengan atau tangan anak, perlihatkan suatu permainan dengan cara
bertepuk tangan sendiri serta meminta anak untuk bermain dengan pemeriksa. Jika anak tidak
melakukannya maka minta ortunya untuk melakukannya dengan baik. Jika anak tidak
melakukanya maka menanyakan pada ortunya apakah anak pernah melakukannya.
8. Menyatakan Keinginan®
9. Melambaikan tangan ®
Saat anak berpisah dengan ortunya atau ketika pemeriksa meninggalkan ruangan
tersebut, hadapkan wajah pemeriksa pada anak dan katakana “da-da”. Ortu anak jangan
menyentuh lengan atau tangan anak, dalam membantu melambaikaikan tangan. Jika anak
tersebut tidak berespon maka laporan dari ortunya apakah anak tersebut suka melambaikan
tangan.
Menggelindingkan bola ke arah anak tersebut dan mencoba agar anak tersebut
mencoba menggelindingkan kembali/melemparkannya kepada pemeriksa. Pemeriksa bias
menggelindingkan bola kembali dan sebaliknya beberapa kali.
Tanyakan kepada ortunya apakah anak tersebut pernah meniru kegiatan rumah seperti
: menyapu, membersihkan, mengepel, atau bertelpon
Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat memegang atau gelas serta
meminumnya tanpa pertolongan, dengan tumpahan isinya tidak lebih dari setengah isinya.
Cangkir /gelas jangan tertutup / mempunyai ceretan (bibir gelas / yang mengucur air )
13 Membantu di Rumah ®
Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut pernah menolong ortunya dirumah,
dengan tugas-tugas sederhana seperti menyingkirkan/membereskan mainan (membuang
sampah), atau membalikan sesuatu ketika diminta orang tuanya
Menanyakan pada ortunya pakah anak tersebut apakah bias menggunakan sendok /
garpu untuk makan , jika demikian berapa banyak yang tumpah.
Tanyakan pada ortunya apakah anak tersebut dapat membuka pakaiannya sendiri
termasuk menanggalkan sepatu, jaket , celana, atau t-shirtnya
Letakkan boneka dan botol minuman diatas meja anak, dan meminta anak tersebut
member makan boneka dan atau member boneka sebuah botol.
Menanyakan pada orang tuannya apakah anak tersebut dapat memakai pakaiannya
sendiri, jika bisa pakaian yang mana.
18. Berlari
Doronglah anak untuk berlari , mungkin dengan melemparkan bola untuk dikejarnya.
Minta anak ± 15 cm dari hadapan anak dan minta anak untuk menendangnya atau
berikan.
Minta anak untuk melempar bola ke atas ke arah pemeriksa. Bisa didemontrasikan
dahulu.
22. Melompat di tempat
Perlihatkan pada anak dengan cara berdiri satu kaki tanpa pegangan dan minta anak
untuk melakukannya. Catat waktunya dan di ulangi 3kali.
Tanayakan pada orang tuanya apakah anak terssebut dapat menggisik giginya dengan
sedikit bantuan jika sedemikian, mintalah penjelasan bagaimana anak terseebut gosok gigi.
Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat mencuci dan mengeringkan tangan
tanpa bantuan kecuali mendekatkan wadah cuci tangan padanya.
Tanyakan kepada anak apakah dapat menyebutkan beberapa nama temannya attau
teman bermain (yang tidak tinggal dengan anak tersebut.
Menanyakan pada orang tua apakah anak dapat memakai T-shirtnya atau pull-over
tanpa bantuan.
Menanyakan kepada orang tua apakah anak dapat memakai pakaian tanpa bantuan.
Menanyakan pada orang tuanya apakah anak dapat bermain permainan seperti kartu,
ular tangga. Pastikan bahwa anak benar-benar bermain dan mengerti permainan.
C. Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan. Terdiri dari 28 tugas kerja atau item.
Cara :
Letakkan 8 kubus diatas meja di depan si anak. Tempatkan sepotong kertas di depan
kubus tersebut. Katakan pada si anak “letakkan 5 kubus pada kertas” , bila si anak
tampak selesai , tanyakan “ berapa banyak kubus pada kertas ?”
Cara :
Katakan masing-masing dari kalimat-kalimat berikut dengan lambat dan tersendiri, dan
tunggu si anak mengisi tempat kosong.setiap kalimat dapat diulangi 3 kali jika perlu.
D. Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Terdiri dari 22 tugas
perkembangan atau item
1. Gerakan seimbang
Cara:
Ketika si anak berbaring pada punggungnya amatilah kegiatan lengan dan kakinya.
2. Mengangkat kepala
Cara :
Tempatkan si anak pada perutnya (membuat si anak telungkup dengan bagian perut
sebagai penyangga utama tubuh pada permuaan yang rata.
Cara :
Cara :
Cara :
Buatlah si anak dalam posisi berdiri sehingga kakinya terletak di atas meja. Perlahan-
lahan longgarkan topangan tangan pemeriksa untuk membiarkan bobot si anak di topang
pada kakinya.
Cara :
8. Membalik
Cara :
Selama tes perhatikan apakah anak membalik dari terlentang ke tengkurap atau dari
tengkurap ke terlentang. Jika ini tidak terlihat Tanya orang tuanya apakah si anak telah
pernah membalik secara komplit, dari terlentang ke tengkurap atau tengkurap ke
terlentang , setidaknya dua kali.
Cara :
Tepatkan si anak terlentang , genggan tangan dan pergelangan tangannya dan tarik secara
perlahan lahan ke posisi duduk . jika kepalanya terkulai segera tarik si anak hingga ke
posisi duduk.
Buatlah si anak dalam posisi duduk di atas meja . pastikan si anak tidak jatuh , perlahan
lahan tarik tangan pemeriksa.
Cara:
Tempatkan si anak dalam posisi berdiri memegang benda (bukan pada orang)
Cara :
Tempatkan si anak duduk di samping kursin atau meja pendek. Dorong dia untuk berdiri
dengan meletakkan mainan di atas kursi atau diatas di atas meja.
Cara:
Ketika si anak tidur (terlentang atau tengkurap) , merangkak atau berdiri sambil
memegang sesuatu , doronglah dia untuk beralig ke posisi duduk. Jika ini tidak terlihat ,
Tanya orang tua apakah si anak dapata beralih ke posisi duduk tanpa dibantu .
14.Berdiri 2 detik
Cara :
Tempatkan si anak berdiri di atas lantai . setelah sin anak tampak seimbang berusahalah
untuk melepas topangan.
15.Berdiri sendiri
Cara:
Cara ;
Ketika si anak sedang berdiri di atas lantai tanpa topangan sama sekali ,tempatkan sebuah
mainan atau bola di atas lantai dan minta si anak untuk memungutnya.
Cara :
18.Berjalan mundur
Cara :
Doronglah si anak untuk berjalan mundur melalui demomstrasi atau peragaan . atau
perhatikan apakah si anak melakukan ini selama tes. Jika pemeriksaan tidak melihat anak
tersebut melakukan ini, tanyakan orang tuanya apakah si anak pernah berjalan mundur ,
mungkin karena menarik sebuah mainan atau sebuah pintu.
19.Loncat jauh
Cara:
Perhatikan pada anak bagaimana cara melewati blangko tes, kemudian minta anak
melakukan 3 kali.
Cara :
Perlihatkan pada anak cara berdiri dengan satu kaki tanpa pegangan dan kemudian minta
anakmelakukannya . catat waktunya , dapat diulang tiga kali.
Cara:
Minta anak untuk melompat pada satu kaki , dapat di demonstrasikan terlebuh dahulu.
Cara :
Perlihatkan cara berjalan maju dengan meletakkan tumit dari satu kaki di depan jari-jari
kaki yang lain. Jalan lebih kurang delapan langkah , kemudian minta anak untuk
menirukanya. Dapat dicoba 3 kali.
BAB III
Topik : Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita melalui DDST
Waktu :
Anggota :
Chetrin Iga L
Ni Putu nia
HALAMAN PENGESAHAN
3.1 Pengkajian
1. Biodata
- Anak
Nama Anak : Maulana Jauharul Ashravin
TTL : Malang , 22 September 2009
Umur : 3 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :1
- Orang tua
Nama : Ariza Dwi Astuti
Umur : 30 tahun
Suku : Jawa
Pendidikan : S1 – PGSD
Alamat : JL. Perum Tirta Aji blok C-7 , Malang
Pertumbuhan :
- TB / BB : 125cm / 13kg
- LLA : 15 cm
2. Diagnosa
Mempertahankan perkembangan anak secara optimal
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tes perkembangan dengan menggunakan lembar Denver II yang diberikan
pada pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2013 di dapatkan hasil antara lain :
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil tes perkembangan yang menggunakan
formulir DDST ini perkembang Anak Savin adalah ‘’suspek’’. Dimana nilai suspek
ini di dapatkan karena dari semua hasil tes yang diperiksakan pada anak Savin hanya
ada satu ‘’F’’ yaitu pada sektor Personal Sosial, khususnya yang harus lebih
diperhatikan nilai ini berada di kiri garis umur, dimana anak seusia Savin ini sudah
seharusnya bisa melakukan tes yang di ujikan yaitu ‘’memakai T-shirt’’.
1.2 Saran
- Saran untuk orang tua
Adakalanya orang tua bisa lebih mengajarkan anak dalam hal kemandirian seperti
memberikan anjuran pada anak untuk memakai baju sendiri, karena dilihat dari
hasil tes Anak Savin tidak bisa menggunakan baju padahal seharusnya pada umur
ini sudah bisa, namun perkembangan Anak Savin masih dalam batas normal. Bisa
juga orang tua sering mengajak bicara/ngobrol dengan si anak untuk melatih
bahasa agar lebih mahir, mengenalkan pekerjaan di rumah sehari-hari, mengajak
anak bermain diluar rumah, dan membiarkan anak bersosialisasi dengan orang
lain/teman-temannya. Pemeriksaan ulang DDST ini dapat dilakukan dua minggu
lagi, untuk mengetahui apa perkembangan yang di uji pada pemeriksaan pertama
yang hasilnyasuspekapakahdapatberubahmenjadi normal,
atausebaliknyamalahtetapmendapatkannilaisuspek,
bisajadiAnakSavinmengalamiketerlambatanpadaperkembangannya. Apabila ibu
ingin mengetahui perkembangan anak selanjutnya , bisa diperiksakan lagi di RS
atau di Puskemas.
- Saran untuk Mahasiswa
Adakalanya untuk lebih memantapkan pemeriksaan , mahasiswa lebih
mempersiapkan apa saja yang akan di lakukan dengan cara menambah literatur
dari berbagai sumber agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii.html
http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/ddst-denver-development-screening-
test_14.html#ixzz2MGMkVc6Z