Anda di halaman 1dari 77

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara besar yang saat ini dihadapkan pada

berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat adanya persaingan global. Dengan

adanya persaingan global kita dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan di segala

aspek kehidupan terutama dari aspek manajemen pemerintahan dan kualitas aparatur

negara. Hal ini bertujuan agar cita-cita bangsa Indonesia yaitu masyarakat yang adil

dan makmur seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945 dapat terwujud. Salah satu langkah nyata yang saat ini

dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara

(ASN) terutama dalam meningkatkan pelayanan publik sehingga kedepannya diperoleh

ASN yang memiliki integritas, profesional, bertanggung jawab, netral dan bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu

menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat dan pemersatu

bangsa, penjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah. Pegawai ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

1
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta

mempererat persatuan dan kesatuan.

Fakta yang terjadi saat ini, ASN memiliki citra yang buruk di masyarakat. Hal ini

diungkapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(PANRB) ketika melantik lima pejabat eselon II Kementerian PANRB, bahwa citra

Aparatur Sipil Negara (ASN) masih buruk di mata masyarakat karena kinerjanya kurang

maksimal (www.menpan.go.id). Citra yang buruk di mata masyarakat terjadi karena

banyak ASN yang belum mampu mengaplikasikan nilai-nilai dalam pelaksanaan tugas

dan kewajibannya. Maka dari itu, saat ini pemerintah telah membuat sistem

pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan (Diklat) Prajabatan dengan menggunakan

pola baru yang menuntut setiap peserta Diklat Prajabatan untuk mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen

Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Melalui pola baru ini,

diharapkan kedepannya ASN dapat menginternalisasi dan mampu mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar profesi ASN, memiliki kesiapsiagaan fisik dan mental, mampu menjaga

sikap dan perilaku disiplin, serta memahami peran dan kedudukan sebagai pelayan

publik yang profesional.

UPT Balai Hiperkes dan KK (Higiene perusahaan, ergonomi, lingkungan kerja,

kesehatan dan keselamatan kerja) Provinsi Bali mempunyai tugas pokok dan fungsi

yaitu meningkatan pemberian pelayanan perlindungan Ketenagakerjaan melalui

pelaksanaan pengujian, pemeriksaan dan penelitian di bidang hygiene perusahaan,

kesehatan, dan keselamatan kerja, penyerasian antara pekerja dengan lingkungan

kerja (ergonomi) dan gizi kerja guna mewujudkan lingkungan kerja perusahaan yang

2
higienis, aman, dan sehat. Maka dari itu, tugas pokok dari UPT Balai Hiperkes dan KK

fokus utamanya adalah memberikan pelayanan perlindungan ketenagakerjaan

sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Sebagai

instansi yang tugas pokoknya memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka UPT.

Balai Hiperkes dan KK wajib memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas

sehingga tercipta kepuasan pelanggan. Memperbaiki kinerja masing-masing pegawai

ASN merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan

pelanggan. Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN ke dalam setiap

kegiatan, tugas dan tanggung jawab yang diberikan, secara tidak langsung akan

berdampak pada peningkatan kinerja kita sebagai ASN.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan adalah menyusun laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN

yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi di

setiap kegiatan atau tugas fungsi pokok di UPT Balai Hiperkes dan KK, Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di UPT. Balai Hiperkes dan KK Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali mulai tanggal 01 Maret 2016 sampai

dengan 19 Maret 2016.

3
BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Organisasi

UPT Balai Hiperkes dan KK (Higiene perusahaan, ergonomi, lingkungan kerja,

kesehatan dan keselamatan kerja) Provinsi Bali mempunyai tugas pokok dan fungsi

yaitu meningkatan pemberian pelayanan perlindungan Ketenagakerjaan melalui

pelaksanaan pengujian, pemeriksaan dan penelitian di bidang hygiene perusahaan,

kesehatan, dan keselamatan kerja, penyerasian antara pekerja dengan lingkungan

kerja (ergonomi) dan gizi kerja guna mewujudkan lingkungan kerja perusahaan yang

higienis, aman, dan sehat.

Undang-undang nomor 1 tahun 1970 dan undang-undang nomor 13 tahun 2003,

menegaskan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan dan

perlakuan yang sama yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas

kerja yang optimal, diselenggarakan upaya Hiperkes dan Kesehatan Kerja.

2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi

UPT Balai Hiperkes dan KK memiliki tugas pokok yaitu

menyelenggarakan pengujian, pelayanan, pelatihan dalam bidang hygiene

perusahaan, kesehatan kerja, keselamatan kerja, ergonomi dan gizi kerja yang

dilaksanakan oleh tenaga fungsional dan tenaga profesional dengan

menggunakan prasarana laboratorium

4
UPT Balai Hiperkes dan KK berfungsi meningkatkan pemberian

pelayanan perlindungan ketenagakerjaan melalui pelaksanaan pengujian,

pemeriksaan dan penelitian di bidang hygiene perusahaan, kesehatan dan

keselamatan kerja, penyerasian antara pekerja dengan lingkungan kerja

(ergonomi) dan gizi kerja.

2.1.2. Visi dan Misi

UPT Balai Hiperkes dan KK memiliki visi Terciptanya Suasana

Ketenagakerjaan yang Tenang, Harmonis dan Produktif Dalam Mewujudkan Bali

Mandara.

Adapun misi UPT Balai Hiperkes dan KK antara lain:

a. Melaksanakan pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan derajat

kesehatan tenaga kerja dalam rangka perlindungan ketenagakerjaan

secara aman, sehat dan selamat.

b. Menyelenggarakan pelatihan kompetensi hygiene perusahaan,

ergonomi, lingkungan kerja, kesehatan, dan keselamatan kerja.

c. Mengadakan pendataan perusahaan yang menerapkan hygiene

perusahaan, ergonomi, lingkungan kerja, kesehatan dan keselamatan

kerja.

5
2.1.3. Sasaran

Dalam melaksanakan kegiatan UPT Balai Hiperkes dan KK memiliki

sasaran antara lain:

a. Mengurangi dan menanggulangi potensi bahaya atau resiko kerja di

tempat kerja.

b. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan, gangguan

pencemaran lingkungan kerja dan penyakit akibat kerja.

c. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif dengan

mengadakan pengujian, pengukuran, pemeriksaan, dan pelatihan

hiperkes, ergonomi, keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya

penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja, potensi resiko

kecelakaan kerja karena pemakaian alat, bahan atau akibat proses

produksi.

e. Memberikan motivasi di perusahaan dalam rangka menciptakan

suasana ketenagakerjaan yang harmonis, produktif guna menjamin

ketenangan berusaha dan ketenangan bekerja.

2.1.4. Kegiatan yang Dilaksanakan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di UPT Balai Hiperkes dan KK antara

lain:

1. Pemeriksaan Lingkungan Kerja

6
a. Pengukuran faktor fisik di tempat kerja meliputi: pemeriksaan iklim

kerja, pencahayaan dan kebisingan

b. Pengujian ergonomi alat kerja

c. Pengukuran faktor kimia di udara tempat kerja (ambient)

d. Pengukuran faktor kimia dan asap cerobong (emisi)

e. Pengukuran kadar partikel total dan PM 10

2. Pemeriksaan Kesehatan Kerja

a. Pengukuran aspek antopometri

b. Pemeriksaan specimen biologis tenaga kerja (pemeriksaan

Cholinesterase dan Hb darah)

c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

2.2. Nilai Nilai Dasar Profesi ASN

1. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu , kelompok,

atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya.

Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-

nilai publik tersebut antara lain:

 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan

kepentingan sektor, kelompok dan pribadi

7
 Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis

 Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahandan pelayanan publik

 Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan (LAN-RI,

2015: 7)

Menurut Undang Undang ASN No. 5 Tahun 2014 yang dimaksud

dengan “asas akuntabilitas” adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir

dari kegiatan Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

b. Aspek Aspek Akuntabilitas

A. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a

relationship)

Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara

individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat dimana

dalam hubungan tersebut terjadi hubungan yang bertanggungjawab

antara kedua belah pihak.

B. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)

Hasil yang diharapkan dalam akuntabilitas ini adalah perilaku aparat

pemerintah yang bertanggungjawab, adil, dan inovatif.

C. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires

reporting)

8
Perwujudan dari akuntabilitas ini adalah laporan kinerja. Dengan

memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan tindakan dan

hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta mampu

memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan

D. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless

without consequences)

Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan

tanggungjawab, tanggungjawab menghasilkan konsekuensi.

Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.

E. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves

performance)

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (LAN-RI, 2015:8)

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang

mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut

kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk

membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya

sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Keadaan

seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme

9
merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,

dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN-RI, 2015: 1)

Untuk mempertahankan kedaulatan negara, rasa nasionalisme

hendaknya ditunjukkan oleh setiap warga negara termasuk Aparatur Sipil Negara

(ASN). Setiap pegawai ASN hendaknya memiliki nasionalisme yang kuat dan

mampu mangaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai

pelayanan publik dan pemersatu bangsa. Nasionalisme yang dikehendaki adalah

nasionalisme Pancasila yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia

terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Adanya nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila berarti negara menjamin

kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-

masing. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan dapat

memperkuat karakter dan kepribadian , menciptakan etos kerja yang positif dan

memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan

alam yang dikaruniakan Tuhan untuk kemakmuran rakyat.

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kebijakan dan perilaku aparatur negara diharapkan sesuai dengan nilai-nilai

kemanusiaan

c. Persatuan Indonesia

Nilai-nilai persatuan diaktualisasikan dengan semangat gotong royong. Ada dua

tujuan dalam penerapan semangat gotong royong yaitu ke dalam dan keluar.

Kedalam maksudnya adalah kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku,

10
agama yang dimiliki bangsa Indonesia disikapi secara positif sebagai karunia

yang berlimpah. Sedangkan keluar maksudnya adalah nasionalisme Indonesia

memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi persaudaraan,

perdamaian, keadilan antar umat manusia.

d. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Penghayatan terhadap nilai-nilai permusyawaratan diharapkan menciptakan

mentalitas masyarakat termasuk ASN yang mengutamakan kepentingan umum.

Segala pengambilan keputusan diutamakan dengan cara musyawarah mufakat.

e. Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam mewujudkan keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat kerangka

yaitu: (i) perwujudan relasi yang adil disemua tingkat sistem kemasyarakatan,

(ii) pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii)

proses fasilitasi akses atas informasi, (iv) dukungan atas partisipasi bermakna

atas pengambilan keputusan bagi semua orang.

3. Etika Publik

Pembahasan mengenai etika mengarahkan pola pikir kita pada suatu

tindakan atau perilaku. Secara umum, etika lebih dipahami sebagai refleksi atas

baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik

atau benar, sedangkan moral mengacu ada kewajiban untuk melakukan yang baik

atau apa yang seharusnya dilakukan (LAN-RI, 2015:8).

11
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi

tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan

dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan

tanggung jawab pelayanan publik (LAN-RI, 2015:8).

Ada tiga (3) fokus utama dalam pelayanan publik yaitu:

1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan

2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam

menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi

3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang Undang

ASN, adalah sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia 1945

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun

12
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai

perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Pemberian pelayanan publik yang bermutu harus berlandaskan pada

prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi. Nilai-nilai dasar (pasal 4) dan kode etik

(pasal 5) layanan publik sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 5 tahun 2014

tentan ASN, secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap

aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang layananannya dan kepada

siapapun layanan itu diberikan. Apalagi jika dikaitkan dengan tiga fungsi utama

pegawai ASN (pasal 10), yaitu sebagai: (1) pelaksana kebijakan, (2) pelayanan

publik, (3) perekat dan pemersatu bangsa, maka dalam implementasi fungsi

tersebut pegawai ASN harus menunjukkan perilaku yang komitmen terhadap mutu,

bukan sekedar menggugurkan kewajiban formal atau menjalankan rutinitas

pelayanan. Dengan demikian, pegawai ASN harus mampu menjadi pelayanan

publik yang handal dan profesional, menjadi pendengar yang baik atas berbagai

keluhan dan pengaduan masyarakat, sekaligus mampu menindaklanjutinya dengan

memberikan solusi yang tepat melalui langkah perbaikan secara nyata, bukan

13
sekedar janji-janji muluk untuk menenangkan gejolak masyarakat (LAN-RI, 2015:

63-64).

5. Anti Korupsi

Korupsi adalah istilah yang sangat sering kita dengar dewasa ini.

Banyaknya oknum yang melakukan korupsi membuat negara ini sering diidentikkan

dengan negara korup. Kata korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu corruption yang

artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai

kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar

biasa menyebabkan kerusakan baik dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat,

dan kehidupan yang lebih luas (LAN-RI, 2015: 1).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah

melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9

(Sembilan) nilai anti korupsi antara lain: 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disipilin, 5)

tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil. Nilai-nilai dasar

tersebut dapat diaktualisasikan dalam setiap organisasi atau tempat kerja, sehingga

diharapkan dapat meumbuhkan perilaku antikorupsi di kalangan pejabat dan

pelayan publik.

14
BAB III

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI

APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai

dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan

Anti Korupsi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sehari-hari. Penerapan nilai-

nilai ASN diharapkan mampu membentuk pribadi ASN yang bertanggungjawab dan

berintegritas sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada

masyarakat.

Sebelum mengaktualisasikan nilai-nilai dasar, terlebih dahulu disusun rancangan

aktualisasi nilai-nilai dasar yang pada akhirnya akan menghasilkan dokumen yang

disebut Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN. Adapun kegiatan-

kegiatan yang akan penulis aktualisasikan ke dalam nilai-nilai dasar profesi ASN, antara

lain:

1. Membantu membuat Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melakukan

kegiatan rutin pengujian faktor fisika, faktor kimia, pengujian kesehatan kerja,

dan pengujian ergonomi.

2. Menerima dan melayani customer yang akan melakukan pembayaran

permohonan pengujian/sampling.

3. Membuat kwitansi penerimaan pembayaran pengujian/sampling.

15
4. Melaporkan kepada kepala UPT Hiperkes dan KK terkait pembayaran yang

dilakukan oleh customer selama 1 (satu) hari.

5. Melakukan perekapan dan penyetoran terhadap uang yang diterima dari

customer selama 1 (satu) hari kepada bendahara penerimaan Dinas Tenaga

Kerja Provinsi Bali.

6. Meminta bukti penyetoran retribusi pendapatan daerah kepada Bendahara

Penerimaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi.

7. Melakukan perekapan dan pelaporan jumlah penerimaan uang hasil

pengujian selama 1 (satu) bulan kepada Bendahara Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, serta Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK.

8. Menyerahkan laporan hasil pengujian emisi gas buang dan udara ambien

kepada customer.

9. Mengarsipkan data dan laporan.

16
Tabel 3.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)

KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL NILAI-NILAI
NO KEGIATAN TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN DASAR
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 Membuat Surat a. Mengambil Surat Perintah 1. Akuntabilitas Penerbitan SPPD
Perintah daftar nama Perjalanan Dinas 2. Anti Korupsi dilakukan dengan
Perjalanan Dinas pegawai yang untuk pengujian 3. Komitmen tujuan untuk
untuk melakukan akan faktor fisika, faktor Mutu melaksanakan
kegiatan rutin melakukan kimia, pengujian 4. Anti Korupsi kegiatan pengujian
pengujian faktor perjalanan kesehatan kerja, 5. Nasionalism serta mengadakan
fisika, faktor kimia, dinas dan pengujian e pendataan
pengujian b. Menulis nama- ergonomi. perusahaan yang
kesehatan kerja, nama pegawai menerapkan
dan pengujian pada buku Dengan terbitnya hygiene
ergonomi surat keluar SPPD, pengujian perusahaan,
untuk yang dilakukan ergonomi,
memperoleh akan terstruktur dan lingkungan kerja,
nomor surat terencana, serta kesehatan dan
c. Melakukan nama-nama yang keselamatan kerja.
pengetikan ditugaskan dapat Hal ini akan
diketahui dengan menunjang misi
jelas. instansi yaitu poin a
dan c, sehingga
akan berkontribusi
pada pencapaian
visi organisasi
2 Menerima dan a. Menerima Jumlah customer 1. Komitmen Permohonan
melayani customer customer yang yang akan Mutu pengujian/sampling
yang akan akan melakukan 2. Etika Publik dilakukan untuk
melakukan melakukan pembayaran 3. Akuntabilitas memberikan
pembayaran pembayaran pengujian. 4. Anti Korupsi perlindungan

17
permohonan dengan 5. Nasionalism ketenagakerjaan
pengujian/sampling memberikan Dengan memberi e secara aman,
senyum, salam, pelayanan yang sehat, dan selamat.
dan sapa baik kepada Hal ini akan
b. Mempersilahka customer, maka menunjang misi
n customer akan meningkatkan instansi yaitu poin
untuk duduk kepuasan customer a, sehingga
c. Meminta berkontribusi pada
customer untuk pencapaian visi
menunjukkan organisasi
surat
permohonan
dan surat
penawaran
untuk
melakukan
pengujian/samp
ling
3 Membuat kwitansi a. Menuju Kwitansi 1. Akuntabilitas Kwitansi menjadi
penerimaan komputer penerimaan 2. Anti Korupsi instrument yang
pembayaran b. Melakukan pembayaran 3. Etika Publik menunjukkan
pengujian/sampling pengetikan pengujian/sampling. 4. Komitmen terdapat
kwitansi Mutu permohonan
penerimaan Kwitansi menjadi 5. Nasionalisme pengujian/sampling.
pembayaran instrument yang Pengujian/sampling
c. Menerima dan menunjukkan dilakukan untuk
menghitung tanggungjawab dan memberikan
uang transparansi perlindungan
pembayaran pelaksanaan ketenagakerjaan
pengujian yang pengujian secara aman,
diserahkan oleh sehat, dan selamat.
customer Hal ini akan
d. Menandatanga menunjang misi

18
ni dan instansi yaitu poin
membubuhkan a, sehingga
cap UPT. Balai berkontribusi pada
Hiperkes dan pencapaian visi
KK organisasi
e. Menyerahkan
kwitansi kepada
customer
4 Melaporkan a. Menemui Laporan berupa 1. Akuntabilitas Laporan bertujuan
kepada kepala kepala UPT. kwitansi 2. Anti Korupsi untuk menciptakan
UPT Hiperkes dan Balai Hiperkes penerimaan 3. Komitmen pelayanan yang
KK terkait dan KK pembayaran yang Mutu transparan dan
pembayaran yang b. Melaporkan telah 4. Etika Publik bertanggungjawab,
dilakukan oleh jumlah ditandatangani 5. Nasionalism sehingga
customer selama 1 pembayaran Kepala UPT e pelaksanaan
(satu) hari. yang diterima Hiperkes dan KK. pengujian dapat
dengan dilakukan dengan
memperlihatkan Melalui laporan ini, bail. Hal ini akan
bukti berupa maka akan menunjang misi
kwitansi diperoleh informasi instansi yaitu poin
penerimaan terkait jumlah a, sehingga
c. Meminta tanda customer yang berkontribusi pada
tangan datang untuk pencapaian visi
melakukan organisasi
permohonan
pengujian/sampling

5 Melakukan a. Merekap jumlah Jumlah total 1. Akuntabilitas Penyetoran uang


perekapan dan kwitansi dan kwitansi yang telah 2. Anti Korupsi bertujuan untuk
penyetoran menghitung ditandantangani 3. Komitmen menciptakan
terhadap uang uang yang Bendahara Mutu pelayanan yang
yang diterima dari sesuai dengan Penerimaan. 4. Etika Publik transparan dan
customer selama 1 jumlah kwitansi 5. Nasionalism bertanggungjawab,

19
(satu) hari kepada b. Menuju Dinas Jumlah kwitansi e sehingga
Bendahara Tenaga Kerja yang telah pelaksanaan
Penerimaan Dinas dan ditandangani pengujian dapat
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi instrument dilakukan dengan
Transmigrasi c. Menyerahkan yang memberikan bail. Hal ini akan
Provinsi Bali dan informasi terkait menunjang misi
menyetorkan jumlah uang yang instansi yaitu poin
uang yang diterima dalam a, sehingga
diterima dari rangka berkontribusi pada
customer permohonan pencapaian visi
kepada pengujian/sampling organisasi
Bendahara
Penerimaan
Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
Provinsi Bali
d. Meminta tanda
tangan dan cap
dinas sebagai
bukti
penyetoran
6 Meminta bukti a. Menuju Dinas Bukti penyetoran 1. Akuntabilitas Bukti setor
penyetoran Tenaga Kerja retribusi 2. Anti Korupsi bertujuan untuk
retribusi dan pendapatan 3. Etika Publik menciptakan
pendapatan Transmigrasi daerah. 4. Komitmen pelayanan yang
daerah kepada Provinsi Bali Mutu transparan dan
Bendahara b. Meminta bukti Bukti setor 5. Nasionalism bertanggungjawab,
Penerimaan Dinas setor retribusi menunjukkan uang e sehingga
Tenaga Kerja dan pendapatan customer telah pelaksanaan
Transmigrasi daerah kepada dipergunakan pengujian dapat
Provinsi Bendahara sebagaimana dilakukan dengan
penerimaan mestinya sehingga bail. Hal ini akan

20
dinas menghasilkan menunjang misi
c. Menyimpan pelayanan yang instansi yaitu poin
bukti setor bertanggungjawab a, sehingga
retribusi dan transparan berkontribusi pada
pendapatan pencapaian visi
daerah organisasi
7 Melakukan a. Mengumpulkan Rekapan jumlah Akuntabilitas Bukti setor
perekapan dan kwitansi- uang yang diterima Anti Korupsi bertujuan untuk
pelaporan jumlah kwitansi yang selama 1 bulan. Etika Publik menciptakan
penerimaan uang diterima pada Komitmen Mutu pelayanan yang
hasil pengujian bulan yang Rekapan Nasionalisme transparan dan
selama 1 (satu) sama mempermudah bertanggungjawab,
bulan kepada b. Melakukan melakukan sehingga
Bendahara Umum perekapan pengecekan jumlah pelaksanaan
Dinas Tenaga jumlah uang uang yang diterima pengujian dapat
Kerja dan yang telah dalam rangka dilakukan dengan
Transmigrasi diterima permohonan bail. Hal ini akan
Provinsi Bali dan c. Menuju Dinas pengujian/sampling menunjang misi
Kepala UPT. Tenaga Kerja instansi yaitu poin
Hiperkes dan KK dan a, sehingga
Propinsi Bali Transmigrasi berkontribusi pada
Provinsi Bali pencapaian visi
d. Menyerahkan organisasi
hasil rekapan
kepada
bendahara
dinas
8 Menyerahkan a. Menerima Laporan hasil 1. Akuntabilitas Laporan hasil uji
laporan hasil laporan hasil pengujian emisi dan 2. Etika Publik bertujuan untuk
pengujian emisi pengujian dari ambien. 3. Komitmen menciptakan
gas buang dan bagian Mutu pelayanan yang
udara ambien pengolahan Melalui laporan ini 4. Nasionalism transparan dan
kepada customer dan pembuatan dapat diketahui e bertanggungjawab,

21
laporan tingkat pencemaran 5. Anti Korupsi sehingga
b. Melakukan udara di lingkungan pelaksanaan
pengecekan tempat pengujian pengujian dapat
laporan hasil dilakukan apakah dilakukan dengan
pengujian masih dalam batas bail. Hal ini akan
c. Menyerahkan wajar atau tidak. menunjang misi
laporan hasil Hal ini berguna instansi yaitu poin
pengujian untuk memberikan a, sehingga
kepada perlindungan bagi berkontribusi pada
customer tenaga kerja pencapaian visi
organisasi
9 Mengarsipkan data a. Data dan Arsip data. 1. Akuntabilitas Data dan laporan
dan laporan laporan diarsip 2. Etika Publik bertujuan untuk
menjadi satu Data-data dan 3. Komitmen menciptakan
kemudian laporan akan Mutu pelayanan yang
disimpan tersusun dengan 4. Nasionalism transparan dan
dengan baik. rapi sebagai satu e bertanggungjawab,
Data terdiri dari kesatuan, dan 5. Anti Korupsi sehingga
surat mempermudah pelaksanaan
permintaan pencarian jika pengujian dapat
permohonan sewaktu-waktu data dilakukan dengan
pengujian, surat diperlukan bail. Hal ini akan
penawaran menunjang misi
pengujian, instansi yaitu poin
kwitansi a, sehingga
penerimaan berkontribusi pada
pembayaran, pencapaian visi
laporan hasil organisasi
pengujian dan
bukti setor
retribusi
pendapatan
daerah.

22
Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)

No Jenis Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Aktualisasi


1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19
1 Membuat Surat Perintah Perjalanan
Dinas untuk melakukan kegiatan
rutin pengujian faktor fisika, faktor
kimia, pengujian kesehatan kerja,
dan pengujian ergonomi
2 Menerima dan melayani customer
yang akan melakukan pembayaran
pengujian/sampling
3 Membuat kwitansi penerimaan
pembayaran permohonan
pengujian/sampling
4 Melaporkan kepada kepala UPT
Hiperkes dan KK terkait pembayaran
yang dilakukan oleh customer
selama 1 (satu) hari.

5 Melakukan perekapan dan


penyetoran terhadap uang yang
diterima dari customer selama 1
(satu) harikepada Bendahara
Penerimaan Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Bali
6 Meminta bukti penyetoran retribusi
pendapatan daerah kepada
Bendahara Penerimaan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi

23
7 Melakukan perekapan dan pelaporan
jumlah penerimaan uang hasil
pengujian selama 1 (satu) bulan
kepada Bendahara Umum Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Bali serta Kepala UPT. Balai
Hiperkes dan KK Provinsi Bali
8 Menyerahkan laporan hasil
pengujian emisi gas buang dan
udara ambien kepada customer
9 Mengarsipkan data dan laporan

24
BAB IV

CAPAIAN KEGIATANAKTUALISASI NILAI DASAR

Realisasi kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara

(ASN) dilaksanakan sesuai dengan rancangan kegiatan yang telah disusun

sebelumnya yaitu dimulai pada tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 18 Maret 2016

di UPT. Balai Hiperkes dan KK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali.

Kegiatan yang direalisasikan terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan pokok yang dalam

pelaksanaanya diaktualisasikan ke dalam nilai-nilai dasar profesi ASN.

Berikut uraian kegiatan aktualisasi yang dijabarkan pada form capaian

aktualisasi sebagai berikut:

Kegiatan I Membuat Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk

melakukan kegiatan rutin pengujian faktor fisika, faktor

kimia, pengujian kesehatan kerja, dan pengujian

ergonomi

Tanggal 1 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen SPPD dapat dilihat pada lampiran 3

Nilai Dasar yang Mendasari

Akuntabilitas

Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dibuat dengan penuh ketelitian, yaitu teliti

dalam memperhatikan nomor surat, nama-nama pegawai yang akan melakukan

perjalanan dinas, golongan pegawai, jabatan pegawai bersangkutan, tanggal

pelaksanaan sampling, tempat atau kabupaten yang akan dituju, serta pejabat

yang berwenang dalam penandatangan surat tugas.

25
Selain itu, Surat Perintah Perjalanan Dinas dibuat dengan tepat waktu agar pada

saat pengujian dilakukan surat telah selesai dibuat dan ditandatangani oleh Kepala

Hiperkes dan KK serta oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta

dicap stempel instansi.

Anti Korupsi

SPPD dibuat dengan jujur dimana saat pembuatan SPPD jumlah pegawai yang

melaksanakan pengujian sesuai dengan golongan atau jabatan pegawai

bersangkutan tanpa memanipulasi data, sehingga terjadi kesesuaian nilai jumlah

uang yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pengujian.

Komitmen Mutu

Jumlah pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas untuk melakukan pengujian

disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pengujian. Hal ini dilakukan agar

tercipta efektifitas dan efisiensi dalam hal pencapaian target maupun alokasi

sumber daya manusia. Efektifitas terkait dengan jumlah kabupaten yang akan

dikunjungi sehingga setiap kabupaten memperoleh kesempatan yang sama untuk

dilakukan pengujian yang pada akhirnya akan berpengaruh pada target

pencapaian pelaksanaan pengujian yang telah ditetapkan. Sedangkan dengan

penunjukkan jumlah pegawai diharapkan tercipta efisiensi alokasi sumber daya

manusia dimana jumlah pegawai yang ditunjuk sesuai dengan kebutuhan saat

melakukan pengujian

Etika Publik

Pembuatan SPPD dilakukan sesuai dengan format penulisan surat tugas. Format

penulisan ini disesuaikan dalam hal penggunaan lambang/kop pemerintah Provinsi

Bali maupun pejabat yang berwenang dalam melakukan penandatangan surat

tugas, dimana untuk staff ditandatangani oleh Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK

sedangkan untuk jabatan fungsional penandatanganan surat tugas dilakukan oleh

26
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali

Nasionalisme

Dalam pembuatan SPPD disesuaikan dengan prinsip keadilan, baik keadilan bagi

petugas maupun objek atau kabupaten yang dikunjungi. Yang dimaksud dengan

keadilan bagi petugas adalah setiap pegawai memperoleh kesempatan yang sama

dalam pelaksanaan pengujian, serta yang dimaksud dengan prinsip keadilan bagi

objek atau kabupaten yang dituju adalah seluruh kabupaten yang ada di Bali

memperoleh kesempatan yang sama untuk dilakukan pengujian di kabupaten

tersebut. Penulisan surat tugas juga mempergunakan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar

Deskripsi Proses

Pembuatan SPPD diawali dengan menulis daftar nama-nama pegawai yang akan

melakukan perjalanan dinas pada buku surat keluar untuk memperoleh nomor

surat. Setelah memperoleh nomor surat kemudian dilanjutkan dengan melakukan

proses pengetikan pada computer yang kemudian akan ditandatangani oleh kepala

UPT. Balai Hiperkes dan KK untuk surat perjalanan dinas staff dan Kepala Dinas

Tenaga Kerja untuk surat perjalanan dinas pejabat fungsional.

Keterangan Foto: Aktualisasi kegiatan dalam rangka pembuatan SPPD

27
Produk Kegiatan

Adapun produk kegiatan yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah Surat Perintah

Perjalanan Dinas (SPPD) untuk melakukan kegiatan rutin pengujian faktor fisika,

faktor kimia, pengujian kesehatan kerja, dan pengujian ergonomi.

Berikut daftar SPPD yang dibuat selama proses aktualisasi:

a. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melaksanakan kegiatan pengujian

faktor kimia di Kabupaten Bangli pada tanggal 11 Maret 2016

b. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melaksanakan kegiatan pengujian

faktor kimia di Kabupaten Bangli pada tanggal 17 Maret 2016

c. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melaksanakan kegiatan pengujian

emisi untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja di Kabupaten

Buleleng pada tanggal 07 Maret 2016

d. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melaksanakan kegiatan pengujian

lingkungan kerja faktor fisika di Kabupaten Karangasem pada tanggal 15

Maret 2016

e. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melakukan pemeriksaan

Kesehatan Kerja di Kabupaten Tabanan pada tanggal 14 Maret 2016

f. Surat Perintah Perjalanan Dinas untuk melakukan pemeriksaan

Kesehatan Kerja di Kabupaten Tabanan pada tanggal 16 Maret 2016

Manfaat Kegiatan

Pembuatan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) merupakan instrument

penting yang memuat informasi mengenai daftar nama-nama pegawai yang

ditunjuk untuk melakukan perjalanan dinas dalam rangka melakukan kegiatan rutin

pengujian faktor fisika, faktor kimia, pengujian kesehatan kerja, dan pengujian

ergonomi. Dalam pembuatan SPPD nilai yang paling utama dapat dibangun adalah

Akuntabilitas yaitu ketelitian dan tepat waktu. Manfaat yang penulis rasakan adalah

28
pekerjaan menjadi lebih cepat karena penulis sudah yakin tidak akan terjadi

kesalahan dalam pembuatan surat dan surat tugas dapat diselesaikan tepat waktu

sesuai jadwal yang telah direncanakan. Hal ini akan memberikan manfaat bagi

pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas dan bagi UPT. Balai Hiperkes

dan KK karena pengujian dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan. Hal ini terkait dengan pencapaian visi dan misi UPT. Balai Hiperkes

dan KK dalam mewujudkan lingkungan kerja yang higienis. Selan itu, nilai dasar

ASN yang terbangun dalam kegiatan ini adalah anti korupsi. Dalam pelaksanaan

kegiatan nilai anti korupsi dapat dilihat dari kejujuran penulis dalam membuat

SPPD dimana nama pegawai yang melakukan perjalanan dinas sesuai dengan

golongan atau jabatan pegawai bersangkutan, sehingga tidak terjadi manipulasi

nilai SPPD yang harus dibayarkan.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila nilai-nilai dasar ANEKA tidak

dilaksanakan adalah:

1. Akuntabilitas

Apabila pembuatan SPPD tidak dilakukan dengan teliti dan tepat waktu,

maka nilai Akuntabilitas tidak terbangun. Hal ini akan mengakibatkan

kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar baik kesalahan

penulisan nomor surat, nama pegawai, golongan pegawai, jabatan,

tanggal pelaksanaan dan daerah atau kabupaten yang dituju. Selain itu,

pembuatan SPPD jika tidak dilakukan dengan tepat waktu maka akan

menghambat pelaksanaan pengujian karena SPPD harus ditandatangani

oleh Kepala Hiperkes dan KK serta oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

29
Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan SPPD, maka penulis harus

melakukan pembuatan SPPD ulang. Hal ini akan memperlambat kinerja

dan menyita waktu penulis karena harus melakukan pekerjaan yang

sama kembali.

Bagi Stakeholder

Apabila kesalahan terdeteksi setelah pengujian dilakukan, maka pegawai

yang bersangkutan harus kembali ke perusahaan yang dituju untuk

meminta tanda tangan dan cap perusahaan kembali. Hal ini tentu saja

memperlambat kinerja pegawai karena harus melakukan pekerjaan yang

sama sebanyak 2 (dua) kali

Bagi Institusi

Dampak yang ditimbulkan jika pegawai harus kembali ke perusahaan

tempat dilakukannya pengujian karena terjadinya kesalahan pembuatan

SPPD maka terjadi pemborosan bahan bakar bensin karena untuk

melakukan perjalanan kembali dilakukan dengan menggunakan

kendaraan dinas

2. Anti Korupsi

Dalam pembuatan SPPD jika dilakukan dengan tidak jujur yaitu terjadi

manipulasi data dimana terdapat ketidaksesuaian antara pegawai yang

melakukan perjalanan dinas dengan golongan atau jabatan pegawai

yang bersangkutan, maka nilai Anti Korupsi tidak terbangun. Hal ini

akan berdampak pada ketidaksinkronan antara jumlah pegawai yang

melaksanakan pengujian dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan

untuk membiayai pengujian. Hal ini berpengaruh pada pembebanan

30
biaya perjalanan dinas.

Dampak jika nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Apabila penulis melakukan manipulasi data, maka penulis akan menjadi

pribadi yang tidak jujur dan mudah untuk tergoda melakukan tindakan

korupsi dengan skala yang lebih besar.

Bagi Stakeholder

Apabila perilaku memanipulasi data terdeteksi oleh bagian keuangan,

maka pencairan dana perjalanan dinas akan menjadi terhambat. Hal ini

tentu saja akan merugikan pegawai yang melakukan perjalanan dinas.

Bagi Institusi

Apabila terjadi ketidaksesuaian antara nilai uang yang harus dibayarkan

dengan jumlah nilai yang tercantum pada SPPD, tentu saja merugikan

institusi terutama jika uang yang dibayarkan melebihi nilai yang

seharusnya.

3. Komitmen Mutu

Apabila dalam melakukan penunjukkan jumlah pegawai yang akan

melakukan perjalanan dinas tidak sesuai dengan kebutuhan saat

melakukan pengujian, maka nilai Komitmen Mutu tidak terbangun.

Apabila nilai Komitmen Mutu tidak terbangun maka tujuan dari kegiatan

ini yaitu mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan higienis tidak

terwujud

Dampak jika nilai Komitmen Mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Penulis gagal berkontribusi dalam mewujudkan visi dan misi instansi

yaitu mewujudkan pelayanan yang profesional dalam rangka

31
mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan higienis.

Bagi Stakeholder

Dampak jika komitmen mutu tidak terbangun adalah hilangnya

kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pengujian yang

diselenggarakan UPT. Balai Hiperkes dan KK.

Bagi Institusi

Dampak jika komitmen mutu tidak terbangun adalah UPT. Balai Hiperkes

dan KK gagal memberikan pelayanan profesional kepada perusahaan-

perusahaan yang ada di seluruh kabupaten yang ada di Bali . sehingga

muncul ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.

Kegiatan 2 Menerima dan melayani customer yang akan melakukan

pembayaran pengujian/sampling

Tanggal 4 Maret 2016

Daftar Lampiran Foto dokumentasi kegiatan dapat dilihat pada lampiran 4

Nilai Dasar ASN

Komitmen Mutu

Dalam hal menerima dan melayani customer komitmen UPT. Balai Hiperkes dan

KK adalah memberikan pelayanan yang profesional dan maksimal kepada

customer sehingga tercapai kepuasan pelanggan. Maka dari itu hal yang dilakukan

adalah dengan memberikan kemudahan untuk berinteraksi kepada customer salah

satunya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik tidak

hanya sekedar tutur kata dan Bahasa tetapi juga kemudahan interaksi dan

informasi yang ingin diketahui oleh customer tentang pelaksanaan pengujian

32
maupun teknis pelaksanaan pengujian.

Etika Publik

Ketika menerima customer penulis memperlakukan customer dengan sopan dan

mengedepankan etika melalui senyum, salam, dan sapa. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kenyamanan kepada customer. Setelah mempersilakan untuk duduk,

maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah meminta customer untuk

menunjukkan surat penawaran yang diterima customer dan memohon ijin untuk

pembuatan kwitansi

Akuntabilitas

Dalam memberikan pelayanan kepada customer, selain dilakukan dengan

profesional juga dilakukan dengan cepat dan tanggap. Hal ini sesuai dengan fungsi

utama ASN sebagai pelayan publik yaitu memberikan pelayanan yang cepat dan

tepat demi terciptanya kepuasan customer.

Anti Korupsi

Menerima customer yang akan melakukan pembayaran dengan baik, sopan dan

ramah merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab kita

terhadap lingkungan sekeliling. Melalui kepedulian dan tanggungjawab, kita akan

menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial sehingga tidak akan tergoda untuk

memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.

Nasionalisme

Dalam penerimaan customer juga dijunjung tinggi asas keadilan yaitu

memperlakukan customer dengan adil dan tidak diskriminatif. Perlakukan yang adil

dilakukan dengan tidak membedakan ras, agama, warna kulit, jabatan, maupun

tempat atau dari perusahaan mana customer berasal.

Deskripsi Proses

Kegiatan ini diawali dengan memberikan salam kepada customer dan

33
mempersilakan customer untuk duduk. Setelah itu, penulis akan meminta customer

untuk menunjukkan surat penawaran permohonan pengujian/sampling untuk

mengetahui jenis sampling yang akan dilakukan serta nilai uang yang harus

dibayarkan untuk melakukan pengujian/sampling.

Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan menerima dan melayani customer

yang akan melaksanakan pembayaran pengujian/sampling

Produk Kegiatan

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah customer yang akan melakukan

pembayaran

Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah untuk memberikan pelayanan yang profesional kepada

customer yang akan melakukan pembayaran. Dengan demikian akan tercipta

kepuasan customer terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga pada nantinya

customer akan mempergunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK kembali apabila

melakukan pengujian/sampling. Dalam kegiatan ini terbangun nilai dasar ASN yaitu

komitmen mutu dan etika publik. Nilai komitmen mutu yang terbangun terkait

dengan pemberian pelayanan yang cepat dan profesional sehingga timbul

kepuasan customer pelayanan yang diberikan. Hal ini tentu saja memberikan

dampak yang positif bagi penulis dimana dengan kepuasan pelanggan yang

34
tercapai, maka paradigm masyarakat terhadap pelayanan dalam birokrasi

pemerintahan yang selama ini dianggap lambat dan berbelit-belit dapat

terbantahkan. Selain itu, nilai dasar yang terbangun dalam pelaksanaan kegiatan

ini adalah etika publik dimana penulis dalam melayani customer memberikan

pelayanan yang ramah, sopan, dan santun sehingga muncul kenyamanan bagi

customer ketika berinteraksi dengan penulis. Hal ini akan berdampak pada

komunikasi yang terjalin antara penulis dengan customer baik sehingga

pembayaran yang dilakukan berlangsung dengan lancer tanpa hambatan.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

dilandasi nilai-nilai dasar ASN:

1. Komitmen Mutu

Apabila dalam melayani customer tidak dilakukan dengan cepat, dan

profesional maka nilai komitmen mutu tidak terbangun. Hal ini akan

berdampak pada kekecewaan customer terhadap pelayanan yang diberikan

oleh UPT. Balai Hiperkes dan KK, sehingga dikawatirkan customer merasa

jera untuk menggunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam

pelaksanaan pengujian/sampling di kemudian hari.

Dampak jika nilai Komitmen Mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi penulis adalah penulis

tidak mampu untuk memberikan pelayanan yang cepat, dan profesional

kepada customer yang akan melakukan pengujian/sampling sehingga akan

berpengaruh terhadap kepercayaan dan penilaian atasan terhadap diri

penulis.

35
Bagi Stakeholder

Dampak apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi stakeholder

dalam hal ini adalah customer yaitu timbulnya kekecewaan customer

terhadap pelayanan yang diberikan oleh UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam

permohonan pelaksanaan pengujian/sampling sehingga menimbulkan efek

jera pada customer jika menggunakan jasa UPT.Balai Hiperkes dan KK

kembali.

Bagi Institusi

Dampak apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi UPT. Balai

Hiperkes dan KK adalah hilangnya kepercayaan customer untuk

menggunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam pelaksaan

pengujian/sampling.

2. Etika Publik

Apabila dalam menerima dan melayani customer, penulis tidak

memperlakukan customer dengan baik, ramah, dan sopan maka nilai Etika

Publik tidak terbangun. Apabila nilai etika publik tidak terbangun maka akan

muncul ketidaknyamanan dalam diri customer sehingga berdampak pada

informasi yang diterima oleh customer menjadi tidak jelas.

Dampak jika nilai Etika Publik tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai etika publik tidak terbangun bagi penulis

adalah penulis gagal menjadi pelayan masyarakat yang baik sehingga

mengurangi kepercayaan customer terhadap penulis

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai etika publik tidak terbangun bagi

stakeholder dalam hal ini adalah customer yaitu customer menjadi enggan

36
untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait mekanisme maupun

teknik pelaksanaan pengujian karena munculnya kekecewaan dan

ketidaknyamanan pada diri customer terhadap pelayanan yang diberikan.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai etika publik tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah hilangnya kepercayaan customer terhadap

pelayanan yang diberikan oleh UPT. Balai Hiperkes dan KK.

Kegiatan III Membuat kwitansi penerimaan pembayaran permohonan

pengujian/sampling

Tanggal 1 Maret 2016, 3 Maret 2016, 4 Maret 2016, dan 7 Maret 2016,

dan 15 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen kwitansi penerimaan pembayaran dapat dilihat

pada lampiran 5

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Kwitansi pembayaran dibuat dengan cermat dan teliti yaitu dengan memperhatikan

nomor kwitansi, penerima kwitansi, alamat penerima, tanggal kwitansi tersebut

dikeluarkan serta memperhatikan kesesuaian antara nilai yang tertera pada

kwitansi dengan jumlah terbilang pada kwitansi.

Anti Korupsi

Kwitansi merupakan instrument sebagai bentuk kejujuran penulis dalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan yaitu sebagai

penerima uang pembayaran pengujian/sampling. Kejujuran penulis dapat dilihat

dari kesesuaian antara jumlah nilai uang yang tertera pada surat penawaran

37
permohonan pengujian dengan nilai nominal yang tertera pada kwitansi. Jadi

pembuatan kwitansi dilakukan tanpa memanipulasi data.

Etika Publik

Pembuatan kwitansi disesuaikan dengan peraturan yang berlaku termasuk ketika

penyerahan kwitansi kepada customer kwitansi harus ditandatangani oleh

penanggungjawab penerimaan biaya pengujian dalam hal ini penulis sendiri selaku

bendahara penerima UPT. Balai Hiperkes dan KK serta dibubuhkan cap instansi

sebagai bukti syah nya pembayaran yang telah dilakukan. Selain itu, pada saat

penerimaan uang dari customer, penulis menghitung uang secara bersama-sama

dengan customer untuk memastikan bahwa uang yang diterima sesuai dengan

jumlah yang tertera pada kwitansi.

Komitmen Mutu

Pada saat pembuatan kwitansi, penulis membuat kwitansi dengan cepat. Hal ini

dilakukan agar customer tidak menunggu terlalu lama. Pemberian pelayanan yang

cepat dan tepat dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang profesional

yang berkualitas sehinga pada akhirnya tercapai kepuasan pelanggan.

Nasionalisme

Dalam pembuatan kwitansi, penulis juga menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar. Hal ini menunjukkan rasa cinta dan bangga terhadap Bahasa

persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Deskripsi Proses

Pembuatan kwitansi dilakukan dengan cermat dan teliti dengan memperhatikan no

kwitansi, nama penerima kwitansi, terbilang uang yang dibayarkan customer, jenis

pengujian yang dilakukan, nilai angka yang dibayarkan customer. Setelah semua

data benar, kwitansi kemudian ditandatangani dan dicap stempel UPT. Balai

Hiperkes dan KK.

38
Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan Pembuatan Kwitansi Penerimaan

Pembayaran

Produk Kegiatan

Produk kegiatan yang dihasilkan dalam kegiatan ini kwitansi penerimaan

pembayaran pengujian/sampling.

Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah memberikan pelayanan yang transparan melalui bukti

kwitansi penerimaan yang menerangkan bahwa customer telah melakukan

pembayaran pengujian/sampling. Bagi penulis sendiri, manfaat kegiatan ini adalah

membentuk pribadi teliti dalam melakukan pekerjaan sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam pembuatan kwitansi. Dalam hal ini telah terbentuk nilai dasar

Akuntabilitas dimana pekerjaan dilakukan dengan teliti sehingga menghindari

terjadinya kesalahan dalam pembuatan kwitansi. Selain itu, kegiatan ini

membentuk pribadi anti korupsi dalam diri penulis sehingga penulis menjadi pribadi

yang jujur dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Kejujuran

dapat dilihat dari kesesuaian antara jumlah uang yang diterima dari customer

dengan nilai uang yang tercantum pada kwitansi. Sedangkan bagi institusi kegiatan

39
ini memberikan manfaat dalam membangun kepercayaan customer terhadap

transparansi pelayanan yang diberikan serta mencegah terjadinya kerugian

institusi karena uang yang diterima dari customer tidak disalahgunakan oleh

penulis selaku penerima uang.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

dilandasi nilai-nilai dasar ASN:

1. Akuntabilitas

Apabila dalam pembuatan kwitansi tidak dilakukan dengan cermat dan teliti,

maka nilai akuntabilitas tidak terbangun. Dengan tidak terbangunnya nilai

akuntabilitas akan berdampak pada kemungkinan terjadinya kesalahan

dalam pembuatan kwitansi. Kesalahan yang sering terjadi apabila

pembuatan kwitansi tidak cermat dan teliti adalah nilai uang yang tercantum

pada kwitansi berbeda dengan nilai uang yang terbilang.

Dampak jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis

adalah pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak efisien karena harus

dilakukan pengulangan pembuatan kwitansi.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi

stakeholder dalam hal ini customer adalah pelayanan yang diterima oleh

customer menjadi lama sehingga muncul kekecewaan terhadap pelayanan

yang diberikan.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT.

40
Balai Hiperkes dan KK adalah berkurangnya kepercayaan customer

terhadap pelayanan yang diberikan sehingga pemberian layanan yang

profesional tidak dapat terwujud

2. Anti Korupsi

Apabila dalam pembuatan kwitansi penerimaan pembayaran

pengujian/sampling tidak dilakukan dengan transparan, maka nilai anti

korupsi tidak terbangun. Hal ini berdampak pada munculnya indikasi

perbuatan atau tindakan korupsi yang dilakukan oleh penulis.

Dampak yang terjadi apabila nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Apabila nilai anti korupsi tidak terbangun maka dampak yang terjadi bagi

penulis adalah hilangnya kepercayaan atasan dan customer terhadap

kinerja penulis sehingga akan berpengaruh pada penugasan atau

pemberian tanggung jawab di kemudian hari.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun bagi customer

adalah hilangnya kepercayaan customer terhadap pelayanan yang

diberikan.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah kerugian pendapatan dan kerugian

kepercayaan. Kerugian pendapatan terjadi apabila nilai yang tercantum

pada kwitansi tidak sesuai dengan jumlah uang yang diterima. Sedangkan

kerugian kepercayaan yaitu kepercayaan customer menurun terhadap

pelayanan yang diberikan, sehingga berpengaruh bagi keputusan customer

untuk menggunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam

41
pengujian/sampling diwaktu mendatang.

Kegiatan IV Melaporkan kepada Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK

terkait pembayaran yang dilakukan oleh customer selama 1

(satu) hari

Tanggal 1 Maret 2016, 3 Maret 2016, 4 Maret 2016, dan 7 Maret 2016,

dan 15 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen penunjang dapat dilihat pada lampiran 6

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Kegiatan pelaporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis kepada

atasan terkait tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada penulis. Pada saat

memberikan laporan kepada atasan, penulis menunjukkan kwitansi-kwitansi yang

telah diterima selama 1 (satu) hari berikut memberikan penjelasan kepada atasan

perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan pembayaran. Kwitansi-kwitansi ini

kemudian diperiksa untuk selanjutnya ditandatangani oleh Kepala UPT. Balai

Hiperkes dan KK.

Anti Korupsi

Pada saat memberikan kwitansi-kwitansi yang diterima selama 1 (satu) hari penulis

memberikan penjelasan kepada atasan mengenai jumlah pembayaran yang

diterima beserta perusahaan yang melakukan pembayaran disertai dengan

menunjukkan surat penawaran permohonan pengujian. Hal ini untuk membuktikan

bahwa nilai yang tercantum pada surat penawaran telah sesuai dengan nilai uang

yang diterima sebagaimana tercantum pada kwitansi pembayaran.

42
Komitmen Mutu

Pelaporan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada atasan terkait jumlah

pembayaran yang telah diterima pada hari tersebut. Hal ini tentu saja dapat

memberikan gambaran bahwa target kegiatan pengujian dapat tercapai atau tidak

dalam tahun tersebut.

Etika Publik

Pada saat melakukan kegiatan pelaporan ini, penulis menghadap atasan dengan

sopan dan santun, mengutarakan maksud dan tujuan kemudian melaporkan

jumlah penerimaan dengan menggunakan Bahasa yang jelas dan tegas disertai

dengan penyerahan kwitansi kepada atasan untuk dilakukan pengecekan dan

penandatangan.

Nasionalisme

Kegiatan pelaporan ini merupakan wujud kerjasama antara penulis dengan atasan

dalam hal ini Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK dimana penulis berfungsi

memberikan informasi terkait jumlah penerimaan yang berasal dari customer,

sedangkan atasan berfungsi sebagai penerima informasi.

Deskripsi Proses

Kwitansi yang diterima selama 1 (hari) kemudian dikumpulkan dan diperiksa

kembali. Setelah semua terkumpul langkah selanjutnya adalah melaporkan jumlah

pembayaran yang telah diterima kepada Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK.

Melaporkan jumlah pembayaran yang diterima dari customer selama 1 (satu) hari

merupakan kegiatan rutin yang penulis lakukan setelah menerima pembayaran

pengujian/sampling.

Adapun laporan yang disampaikan penulis selama proses kegiatan aktualisasi

adalah:

43
 Pada tanggal 1 Maret 2016 penulis melaporkan telah menerima

pembayaran 3 (tiga) perusahaan dengan total uang yang diterima Rp.

13.900.000,00.

 Pada tanggal 3 Maret 2016 penulis melaporkan telah menerima

pembayaran 3 (tiga) perusahaan dengan total uang yang diterima Rp

6.475.000,00.

 Pada tanggal 4 Maret 2016 penulis melaporkan telah menerima

pembayaran 1 (satu) perusahaan dengan total uang yang diterima Rp

1.075.000,00.

 Pada tanggal 7 Maret 2016 penulis melaporkan telah menerima

pembayaran 2 (dua) perusahaan dengan total uang yang diterima Rp

6.450.000,00.

 Pada tanggal 15 Maret 2016 penulis melaporkan telah menerima

pembayaran 2 (dua) perusahaan dengan total uang yang diterima Rp

8.950.000,00

Kwitansi penerimaan pembayaran kemudian ditandatangani oleh Kepala UPT.

Balai Hiperkes dan KK, hal ini membuktikan bahwa apa yang dilaporkan penulis

sesuai dengan yang tercantum pada kwitansi penerimaan pengujian/sampling

Produk Kegiatan

Produk kegiatan yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah kwitansi yang telah

ditandantangani oleh Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK.

Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini dilakukan adalah untuk memberikan informasi kepada Kepala

UPT. Balai Hiperkes dan KK terkait jumlah pembayaran yang telah diterima selama

1 (satu) hari, sehingga dapat memonitoring pelaksanaan pembayaran

44
pengujian/sampling. Bagi penulis sendiri kegiatan ini memberikan manfaat dalam

pembentukan karakter yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan

yaitu dapat dilihat dari konsistensi dan kedisiplinan penulis dalam melaporkan

pembayaran yang diterima. Selain itu juga memberikan manfaat dalam

pembentukan pribadi anti korupsi karena jumlah yang dilaporkan adalah sama

dengan jumlah yang diterima dari customer , sehingga tidak terjadi menimbulkan

kerugian pendapatan bagi institusi.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

didasari nilai-nilai dasar ASN:

1. Akuntabilitas

Apabila penulis tidak melaporkan jumlah penerimaan secara rutin dan

disiplin, maka tidak akan tercapai pelayanan yang transparan. Pelayanan

yang tidak transparan mengindikasikan bahwa nilai akuntabilitas tidak

terbangun. Hal ini berdampak pada komitmen UPT. Balai Hiperkes dan KK

dalam memberikan pelayanan yang transparan dan profesional.

Dampak yang terjadi apabila nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis

adalah hilangnya kepercayaan atasan terhadap kinerja penulis, sehingga

berdampak pada pemberian tugas dan tanggungjawab di kemudian hari.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi

stakeholder dalam hal ini adalah Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK adalah

tidak diperolehnya informasi yang jelas terkait jumlah pembayaran yang

telah diterima selama 1 (satu) hari.

45
Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah tidak tercapainya pemberian pelayanan yang

transparan dan profesional

2. Anti Korupsi

Apabila kegiatan ini tidak dilakukan dengan transparan, maka nilai Anti

Korupsi tidak terbangun. Hal ini akan berdampak pada tidak termonitornya

dengan baik jumlah uang yang telah diterima dari customer terkait dengan

pembayaran pengujian/sampling.

Dampak yang terjadi apabila nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun bagi penulis

adalah penulis tidak dapat mewujudkan kinerja yang jujur, transparan, dan

dapat dipercaya sehingga akan mengurangi penilaian atasan terhadap

kinerja penulis. Selain itu, apabila tidak terjadi transparansi pelayanan yang

diberikan akan memunculkan tindakan-tindakan korupsi karena terdapatnya

kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun bagi Kepala

UPT. Balai Hiperkes dan KK adalah sulitnya memperoleh informasi yang

akurat terhadap penerimaan pembayaran pengujian/sampling, sehingga

kepala balai sulit untuk memonitor pendapatan yang telah diterima balai

hiperkes dan KK terkait pengujian yang dilakukan

46
Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK terjadinya kerugian pendapatan yang diterima UPT.

Balai Hiperkes dan KK.

Kegiatan V Melakukan perekapan dan penyetoran terhadap uang yang

diterima dari customer selama 1 (satu) hari kepada

Bendahara Penerimaan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Bali

Tanggal 1 Maret 2016, 3 Maret 2016, 4 Maret 2016, 7 Maret 2016, dan

15 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen dan foto dapat dilihat pada lampiran 7

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Uang yang diterima dari customer selama 1 (satu) hari direkap dan disetorkan

kepada bendahara penerimaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penyetoran

dilakukan dengan membawa buku agenda yang berisi total penerimaan yang telah

direkap beserta bukti kwitansi yang sesuai dengan jumlah uang yang disetorkan.

Penyetoran dilakukan dengan disiplin yaitu maksimal pukul 13.00, hal ini dilakukan

agar pertangungjawaban terhadap uang customer dapat disetorkan sebagai

retribusi atau pendapatan daerah dapat dilakukan pada hari yang sama.

Anti Korupsi

Penyetoran uang customer kepada Bendahara Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi menunjukkan bahwa uang yang disetorkan memang telah

47
dipergunakan sebagaimana mestinya yaitu masuk sebagai retribusi atau kas

daerah. Pada saat melakukan penyetoran penulis menyerahkan kwitansi yang

sesuai dengan jumlah uang yang disetorkan untuk kemudian ditandatangani oleh

bendahara penerimaan dinas sebagai bukti bahwa uang sudah disetorkan ke dinas

untuk selanjutnya disetorkan sebagai kas daerah.

Komitmen Mutu

Apabila uang sudah disetorkan oleh bendahara dinas, maka uang customer sudah

dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya yaitu masuk sebagai retribusi atau

pendapatan daerah. Hal ini menunjukkan adanya efektifitas penggunaan dana

dimana dana yang masuk telah dikelola sesuai dengan peraturan dan mekanisme

yang berlaku .

Etika Publik

Pada saat melakukan penyetoran kepada bendahara dinas, hal pertama yang

penulis lakukan adalah memberikan salam dan mengungkapkan maksud dan

tujuan kedatangan penulis yaitu melakukan penyetoran uang customer yang

mengajukan permohonan/sampling. Saat memberikan kwitansi dan uang yang

sesuai dengan jumlah yang tertera pada kwitansi, penulis dan bendahara

penerimaan dinas melakukan perhitungan uang secara bersama-sama untuk

membuktikan bahwa uang yang disetorkan jumlahnya sama dengan nilai yang

tertera pada kwitansi.

Nasionalisme

Penyetoran ini menunjukkan adanya kerja sama antara penulis dengan bendahara

penerimaan dinas. Dalam hal ini kerja sama yang terbentuk adalah saat penulis

menyetorkan uang customer maksimal pada pukul 13.00. Dengan batas waktu

penyetoran tersebut akan mempermudah kinerja bendahara penerimaan dinas

untuk melakukan penyetoran sebagai retribusi atau pendapatan daerah .

48
Deskripsi Proses

Kegiatan ini dilakukan setelah penulis menerima biaya pengujian/sampling.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencatat dan merekap semua transaksi

yang terjadi sesuai dengan tanggal dilakukannya transaksi pembayaran. Uang

tersebut kemudian disetorkan kepada bendahara penerimaan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi untuk kemudian disetorkan sebagai retribusi pendapatan daerah.

Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan Melakukan Penyetoran Uang

Customer selama 1 (satu) hari kepada Bendahara Penerimaan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

Produk Kegiatan

Produk kegiatan yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah kwitansi yang telah

ditandatangani dan dicap stempel oleh bendahara penerimaan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi.

Manfaat Kegiatan

Manfaat dilakukannya kegiatan ini adalah bentuk pertanggungjawaban serta

pemberian pelayanan yang profesional dan transparan kepada customer terkait

uang yang telah disetorkan kepada UPT. Balai Hiperkes dan KK telah

49
dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yaitu masuk sebagai pendapatan atau retribusi daerah. Bagi penulis

sendiri, kegiatan ini membentuk pribadi yang bertanggungjawab terhadap

pekerjaan yang diberikan dalam hal ini tanggung jawab terhadap uang yang telah

disetorkan oleh customer, Sehingga terbentuk nilai akuntabilitas dalam pelaksanaa

kegiatan ini. Selain itu, penyetoran uang customer membentuk pribadi anti korupsi

karena uang yang diterima telah dipergunakan sebagaimana mestinya yaitu masuk

sebagai pendapatan daerah. Sedangkan bagi institusi, kegiatan ini memberikan

manfaat dalam membentuk kepercayaan customer terkait transparansi

penggunaan dana yang telah disetorkan customer untuk melakukan

pengujian/sampling.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak dilandasi

nilai dasar ASN adalah:

1. Akuntabilitas

Apabila dalam melaksanakan kegiatan perekapan dan pelaporan ini tidak

dilakukan dengan disiplin, maka nilai akuntabilitas tidak terbangun. Hal ini

berdampak pada kemungkinan adanya uang yang tidak disetorkan kepada

bendahara dinas sehingga berpengaruh pada laporan pertanggungjawaban

kepada atasan dan customer.

Dampak yang terjadi jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis

adalah berkurangnya kepercayaan atasan dan customer terhadap kinerja

penulis dalam hal penerimaan uang pengujian/sampling.

50
Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi stakeholder

adalah munculnya keraguan customer terhadap pelayanan yang diberikan

yaitu terkait pengalokasian dana yang telah mereka setorkan untuk

pelaksanaan pengujian/sampling.

Bagi institusi

Dampak yang terjadi jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT. Balai

Hiperkes dan KK adalah terjadinya pengurangan jumlah pendapatan ketika

uang customer lupa atau tidak disetorkan.

2. Anti Korupsi

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak dilakukan dengan transparan,

maka nilai anti korupsi tidak terbangun. Hal ini akan berdampak pada

pemberian kesempatan kepada penerima biaya pengujian/sampling untuk

melakukan perbuatan atau tindakan korupsi.

Dampak yang terjadi jika nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi penulis

adalah munculnya niat penulis untuk tidak menyetorkan uang yang telah

diterima dari customer.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi stakeholder

adalah uang customer tidak dipergunakan sebagaimana mestinya yaitu

sebagai retribusi atau pendapatan daerah.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi UPT. Balai

Hiperkes dan KK adalah terjadi pengurangan pendapatan sehingga

51
berpengaruh pada target pendapatan yang diterima UPT. Balai Hiperkes

dan KK.

3. Komitmen Mutu

Apabila dalam kegiatan ini tidak dilakukan secara transparan dan disiplin,

maka nilai komitmen mutu tidak terbangun. Hal ini akan mengakibatkan

terjadinya krisis kepercayaan customer terhadap pelayanan

pengujian/sampling yang diberikan.

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi

penulis adalah penulis tidak dapat berperan sebagai pelayan yang baik,

dimana tugas utama ASN adalah memberikan pelayanan yang profesional

kepada masyarakat. Hal ini berakibat pada penilaian kinerja yang buruk baik

oleh atasan maupun masyarakat dalam hal ini customer.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi

stakeholder dalam hal ini adalah customer yaitu menurunnya tingkat

kepercayaan customer terhadap pelayanan yang diberikan, hal ini terkait

dengan transparansi penggunaan uang customer terkait permohonan

pengujian/sampling apakah memang benar masuk sebagai retribusi

pendapatan daerah atau tidak.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang

profesional dan transparan kepada pemakai jasa dalam hal ini customer.

52
Kegiatan VI Meminta bukti penyetoran retribusi pendapatan daerah

kepada Bendahara Penerimaan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Bali

Tanggal 2 Maret 2016; 4 Maret 2016; 7 Maret 2016; 8 Maret 2016; dan

16 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen retribusi pendapatan daerah dapat dilihat pada

lampiran 8

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Bukti retribusi pendapatan daerah merupakan bukti autentik yang menggambarkan

bahwa uang yang telah diterima dari customer memang dipergunakan

sebagaimana mestinya yaitu masuk sebagai retribusi atau pendapatan daerah.

Dengan adanya bukti ini maka penulis dapat mempertanggungjawabkan uang

yang telah diterima dari customer.

Anti Korupsi

Selain itu, dengan adanya bukti ini menunjukkan bahwa penulis bekerja dengan

jujur dan bertanggung jawab dimana uang yang diterima memang telah benar-

benar disetorkan sebagai retribusi atau pendapatan daerah.

Etika Publik

Pada saat meminta bukti setor retribusi pendapatan daerah kepada bendahara

penerimaan dinas, penulis menggunakan tutur Bahasa yang sopan dan

mengutarakan maksud kedatangan dengan jelas agar terjalin komunikasi yang

baik antara penulis dengan bendahara penerimaan dinas.

53
Komitmen Mutu

Setelah bukti setor diterima, penulis kemudian menyimpan bukti tersebut dengan

baik untuk diserahkan kepada customer jika sewaktu-waktu diminta. Hal ini

dilakukan demi memberikan pelayanan yang profesional kepada customer bahwa

uang yang diterima dari permohonan pengujian/sampling telah dipergunakan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Nasionalisme

Ketika meminta bukti setor kepada bendahara penerima dinas terjalin kerja sama

yang baik antara penulis dengan bendahara dinas, dimana bendahara dinas

berfungsi sebagai penyedia bukti retribusi pendapatan daerah, sedangkan penulis

berfungsi sebagai penerima bukti retribusi pendapatan daerah.

Deskripsi Proses

Kegiatan ini dilakukan sehari setelah penyetoran dilakukan kepada bendahara

penerimaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Penulis menuju Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi untuk menemui bendahara penerimaan dinas. Setelah

sampai, penulis mengutarakan niat untuk meminta bukti retribusi pendapatan

daerah untuk uang yang telah disetorkan sehari sebelumnya. Bukti retribusi

merupakan bukti autentik yang menjelaskan bahwa uang customer telah

dipergunakan sesuai peraturan yang berlaku yaitu masuk sebagai retribusi

pendapatan daerah.

54
Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiaran Meminta Bukti Retribusi Pendapatan

Daerah

Produk Kegiatan

Kegiatan ini menghasilkan dokumen berupa retribusi pendapatan daerah.

Manfaat Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang transparan dan

profesional kepada customer. Bukti retribusi merupakan pertanggungjawaban UPT.

Balai Hiperkes dan KK kepada customer terkait uang yang telah disetorkan saat

permohonan pengujian/sampling. Bagi penulis, kegiatan ini membentuk pribadi

yang disiplin yaitu disiplin dalam meminta bukti retribusi kepada bendahara dinas

karena melalui bukti ini penulis dapat mempertanggungjawabkan uang yang telah

diterima dari customer. Sehingga dengan kedisiplinan dalam meminta bukti

55
retribusi pendapatan daerah maka telah terbangun nilai dasar akuntabilitas. Selain

itu, kegiatan ini membentuk karakter anti korupsi karena uang yang telah penulis

terima tercantum dengan jelas pada bukti retribusi pendapatan daerah. Bagi

customer, kegiatan ini memberikan manfaat yaitu sebagai bukti bahwa uang yang

disetorkan untuk pengujian/sampling telah dipergunakan sebagaimana mestinya.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan tidak didasari

nilai dasar ASN:

1. Akuntabilitas

Dalam pelaksanaan kegiatan ini apabila tidak dilakukan dengan disiplin,

maka nilai akuntabilitas tidak terbangun. Karena akibat ketidakdisiplinan ini

mengakibatkan bukti retribusi tidak tersimpan dengan rapi. Hal ini akan

berdampak pada laporan pertanggungjawaban penulis baik kepada atasan

maupun customer apabila sewaktu-waktu dokumen tersebut diperlukan.

Dampak jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis

adalah penulis tidak dapat memberikan informasi berupa dokumen retribusi

pendapatan daerah jika sewaktu-waktu diminta atasan atau customer. Hal

ini tentu saja berpengaruh pada penilaian kinerja penulis di mata atasan dan

juga customer.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi

stakeholder dalam hal ini atasan dan customer adalah pihak stakeholder

tidak memperoleh informasi yang akurat terkait uang permohonan

pengujian/sampling apakah sudah dipergunakan sebagaimana mestinya

56
atau tidak.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang

profesional dan transparan sehingga berpengaruh pada tingkat kepercayaan

customer untuk menggunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam

pelaksanaan pengujian.

2. Anti Korupsi

Apabila dalam meminta bukti setor tidak dilakukan dengan transparan, maka

nilai anti korupsi tidak terbangun. Dampak yang terjadi apabila nilai anti

korupsi tidak terbangun, maka tidak ada bukti autentik yang dapat

menjelaskan bahwa uang yang disetorkan customer telah dipergunakan

sesuai peraturan yang berlaku

Dampak jika nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi penulis

adalah jika terjadi ketidaksesuaian antara jumlah pendapatan yang diterima

instansi dengan jumlah yang disetor oleh customer, penulis tidak dapat

menunjukkan bukti bahwa uang customer telah disetor sebagaimana

mestinya, sehingga penulis dapat dicurigai melakukan tindakan korupsi.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi stakeholder

adalah hilangnya kepercayaan customer terhadap pengelolaan uang hasil

pengujian/sampling apakah memang benar masuk sebagai retribusi atau

tidak.

57
Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai anti korupsi tidak terbangun, adalah UPT.

Balai Hiperkes dan KK gagal mewujudkan pelayanan yang transparan

sehingga mengurangi kepercayaan customer terhadap pelayanan yang

diberikan UPT. Balai Hiperkes dan KK.

Kegiatan VII Melakukan perekapan dan pelaporan jumlah penerimaan

uang hasil pengujian selama 1 (satu) bulan kepada

Bendahara Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Bali serta Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK

Provinsi Bali

Tanggal 2 Maret 2016

Daftar Lampiran Hasil Rekapan dapat dilihat pada lampiran 9

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Perekapan dibuat dalam aplikasi program excel yang memuat informasi mengenai

tanggal penerimaan dari customer, nama perusahaan atau individu yang

melakukan pembayaran pengujian, jenis kegiatan pengujian/sampling, serta total

uang yang diterima dari customer. Perekapan dibuat dengan teliti dan rapi agar

jumlah yang direkap sesuai dengan jumlah uang yang diterima dari customer.

Anti Korupsi

Perekapan ini dibuat sebagai bentuk kejujuran penulis terhadap tanggungjawab

yang diberikan dimana dalam perekapan tersebut memberikan informasi bahwa

58
uang yang telah diterima dari customer telah disetorkan kepada bendahara

penerimaan dinas dan dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Etika Publik

Melalui pembuatan rekapan ini menunjukkan bahwa penulis telah melaksanakan

tugas sesuai dengan kode etik, jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas, serta

pelaporan dilakukan dengan menggunakan sikap dan perilaku yang sopan dan

tutur Bahasa yang jelas.

Komitmen Mutu

Pada saat melaporkan hasil rekapan penerimaan selama 1 (bulan) kepada

bendahara umum dinas dan Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK penulis

melakukan inovasi yaitu melaporkan hasil rekapan melalui email. Hal ini dilakukan

agar kegiatan yang dilakukan lebih cepat, tepat, dan efisien.

Nasionalisme

Dalam kegiatan ini terjalin kerja sama antara penulis dengan bendahara umum

dinas dan kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK, dimana penulis sebagai penyedia

informasi terkait jumlah penerimaan dalam rangka permohonan

pengujian/sampling sedangkan bendahara umum dinas dan kepala UPT. Balai

Hiperkes dan KK sebagai penerima informasi.

Deskripsi Proses

Perekapan dan pelaporan jumlah penerimaan uang hasil pengujian yang telah

diterima selama 1 (satu) bulan kepada Bendahara Umum Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi serta kepada Kepala UPT. Balai Hiperkes dan KK dilakukan setiap

awal bulan. Jumlah yang direkap dan dilaporkan adalah penerimaan yang

diperoleh pada bulan sebelumnya. Perekapan dilakukan dengan menggunakan

program excel yang memuat informasi mengenai tanggal penerimaan dari

59
customer, nama perusahaan atau individu yang melakukan pembayaran pengujian,

jenis kegiatan pengujian/sampling, serta total uang yang diterima dari customer.

Setelah perekapan selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan melaporkannya

kepada Bendahara Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kepala

UPT. Balai Hiperkes dan KK. Dalam kegiatan pelaporan ini, penulis melakukan

inovasi yaitu melakukan pelaporan via email agar waktu lebih singkat dan efisien.

Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan Pelaporan Jumlah Penerimaan selama

1 (satu) bulan via email

Produk Kegiatan

Hasil dari kegiatan ini adalah rekapan jumlah penerimaan uang hasil pengujian

yang telah diterima selama 1 (satu) bulan.

60
Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini dilakukan adalah untuk memberikan informasi terkait uang

yang telah diterima dari customer terkait permohonan pengujian yang dilakukan

selama 1 (satu) bulan sehingga mempermudah melakukan monitoring terhadap

uang yang diterima. Bagi penulis, kegiatan ini membentuk karakter disiplin dan

bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Disiplin dalam membuat

rekapan dan melaporkannya kepada bendahara dinas dan Kelapa UPT. Balai

Hiperkes dan KK, sedangkan yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah

tanggung jawab terhadap uang yang diterima agar terhindar dari perilaku korupsi.

Dengan kedisiplinan dalam membuat rekapan, maka nilai akuntabilitas telah

terbangun dalam kegiatan ini. Selain nilai akuntabilitas, nilai dasar yang terbangun

adalah nilai anti korupsi dimana jumlah yang direkap sesuai dengan jumlah uang

yang diterima dari customer. Bagi institusi kegiatan ini memberi dampak

terhindarnya penggelapan uang customer karena pemasukan uang termonitor

dengan baik.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

didasari nilai-nilai dasar ASN:

1. Akuntabilitas

Apabila dalam pembuatan rekapan tidak dilakukan dengan ketelitian, maka

nilai Akuntabilitas tidak terbangun. Hal ini berdampak pada kemungkinan

terjadinya kesalahan ketika melakukan perekapan dimana jumlah yang

direkap tidak sesuai dengan jumlah nilai uang yang diterima. Sehingga

pemberian informasi atau laporan menjadi tidak valid.

61
Dampak jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis

adalah penulis memberikan informasi yang tidak valid sehingga dikemudian

hari apabila terjadi perbedaan antara laporan yang direkap dengan jumlah

uang yang diterima, maka penulis harus meluangkan waktu lebih untuk

mencari dimana letak kesalahan tersebut.

Bagi Stakeholder

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terwujud bagi

stakeholder adalah informasi yang diterima tidak akurat atau tidak valid.

Bagi Institusi

Dampak yang terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak terwujud bagi UPT.

Balai Hiperkes dan KK adalah terjadi ketidaksinkronan dalam hal jumlah

uang yang telah direkap dengan jumlah uang yang disetorkan kepada

bendahara dinas.

2. Anti Korupsi

Pembuatan rekapan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang

transparan. Apabila dalam kegiatan ini tidak dilakukan dengan transparan,

maka nilai anti korupsi tidak terbangun. Hal ini berdampak pada

pertanggungjawaban penulis terhadap uang yang diterima dari hasil

pengujian/sampling.

Dampak jika nilai Anti Korupsi tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi penulis adalah jika suatu

saat terjadi ketidaksinkronan antara jumlah uang yang direkap dengan

jumlah uang yang diterima oleh bendahara dinas, maka penulis dapat

62
diindikasikan melakukan perbuatan atau tindakan korupsi

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi stakeholder adalah tidak

diperolehnya pelayanan yang transparan sehingga akan menurunkan

tingkat kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan.

Bagi Institusi

Dampak jika nilai anti korupsi tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes dan

KK adalah institusi gagal memberikan pelayanan yang profesional dan

transparan, sehingga akan menurunkan tingkat kepercayaan customer

terhadap institusi.

3. Komitmen Mutu

Dalam pelaksanaan kegiatan apabila dilakukan tanpa inovasi, maka nilai

komitmen mutu tidak terbangun. Hal ini akan berakibat pada pemberian

informasi menjadi lama dan tidak efisien.

Dampak jika nilai Komitmen Mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi penulis adalah

pekerjaan menjadi lambat sehingga efisiensi tidak terwujud

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi stakeholder adalah

informasi yang diperoleh lama

Bagi Institusi

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes

dan KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang profesional,

cepat, dan tepat

63
Kegiatan VIII Menyerahkan laporan hasil pengujian emisi gas buang dan

udara ambient

Tanggal 15 Maret 2016

Daftar Lampiran Dokumen penunjang dapat dilihat pada lampiran 10

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Laporan hasil yang diterima dari bagian pengolahan data dan laporan, kemudian

diteliti kelengkapannya apakah ada bagian yang kurang atau tidak.

Laporan akan disimpan dengan baik sampai akhirnya customer datang ke kantor

untuk mengambil laporan yang dimaksud. Hal ini dilakukan sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada customer bahwa laporan diterima secara lengkap

dan sesuai dengan permintaan pengujian yang telah dilakukan.

Etika Publik

Saat penyerahan laporan kepada customer, penulis menggunakan Bahasa yang

jelas dan santun serta memperlakukan customer dengan ramah yaitu dengan

menerapkan senyum, salam, dan sapa.

Komitmen Mutu

Pada saat penyerahan laporan kepada customer, penulis melakukan inovasi yaitu

dengan memberikan kuisioner indeks kepuasan pelanggan.

Pemberian kuisioner ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan

atas pelayanan yang diberikan, sehingga kedepannya dapat meningkatkan

pelayanan menjadi lebih berkualitas. Kuisioner ini kemudian diolah dan disajikan

dalam bentuk diagram batang untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan,

sehingga apabila tingkat kepuasan pelanggan rendah, kita dapat melakukan

64
perbaikan kinerja, sehingga tercipta kepuasan pelanggan.

Saat melakukan penyerahan laporan penulis menggunakan buku agenda sebagai

tanda bukti bahwa laporan telah diserahkan kepada customer. Dalam buku agenda

tersebut berisi nama perusahaan yang melakukan permohonan pengujian, nama

penerima laporan beserta tanda tangan dan tanggal pengambilan laporan. Hal ini

penulis lakukan karena sebelumnya customer seringkali mengklaim belum

mengambil laporan padahal laporan telah diambil, kemungkinan hal ini terjadi

karena saat pengambilan laporan diambil oleh orang yang berbeda, sehingga

apabila hal yang serupa terjadi penulis memiliki bukti bahwa laporan telah diambil

dengan melihat nama pengambil laporan.

Nasionalisme

Penulis menerima laporan dari bagian pembuatan laporan, dalam hal ini terjadi

kerjasama antara penulis dengan pembuat laporan. Kerjasama terjadi yaitu bagian

pengolahan data dan laporan ketika menyerahkan laporan kepada penulis, maka

penulis akan melakukan pengecekan ulang agar jika terdapat data yang kurang

dapat segera diatasi. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang

maksimal kepada customer.

Anti Korupsi

Nilai anti korupsi dapat penulis terapkan yaitu dengan melakukan kegiatan ini

dengan jujur dan bertanggungjawab. Jujur dimaksudkan disini adalah penulis

dalam menyerahkan laporan tidak meminta biaya apapun, karena bisa saja penulis

memanfaatkan kesempatan yang ada dengan meminta imbalan kepada customer

(korupsi autogenic).

Deskripsi Proses

Setelah laporan diserahkan oleh bagian pengolahan data dan laporan maka

laporan disimpan dengan baik sampai akhirnya customer datang untuk melakukan

65
pengambilan laporan. Setelah laporan diserahkan maka penulis melakukan

pencatatan pada buku agenda sebagai bukti bahwa laporan telah diambil. Pada

akhir kegiatan, penulis memberikan kuisioner kepada customer untuk mengetahui

indeks kepuasan customer terhadap pelayanan yang diberikan.

Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan Penyerahan Laporan Hasil Uji Kepada

Customer

Produk Kegiatan

Buku agenda yang telah ditandatangani customer sebagai bukti pengambilan

laporan dan kuisioner indeks kepuasan pelanggan

Manfaat kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah memberikan pelayanan yang profesional, cepat, dan

tepat kepada customer. Melalui kegiatan ini, maka akan memberikan manfaat

dalam meminimalisir terjadinya ketidaklengkapan laporan yang telah dibuat,

sehingga pada saat customer datang untuk mengambil laporan tidak ada lagi

perbaikan-perbaikan karena adanya kesalahan pengetikan atau data yang

tercantum tidak lengkap. Sedangkan bagi penulis, kegiatan ini memberikan

manfaat yaitu membentuk pribadi yang teliti dan cermat agar kesalahan yang

66
terjadi dalam proses pengetikan dapat ditanngulangi dengan cepat. Bagi institusi,

kegiatan ini memberikan manfaat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

customer terhadap pelayanan yang diberikan, termasuk dengan adanya kuisioner

institusi dapat mengetahui indeks kepuasan customer terhadap pelayanan yang

telah diberikan, sehingga menjadi tolak ukur dalam peningkatan kualitas

pelayanan.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

didasari nilai-nilai dasar ASN:

1. Akuntabilitas

Apabila ketika menerima laporan tidak dilakukan pemeriksaan kembali maka

kemungkinan terjadi ketidaklengkapan laporan yang diterima. Hal ini

membuktikan bahwa nilai akuntabilitas tidak terbangun, sehingga

berdampak pada ketika laporan diberikan kepada customer laporan yang

diterima kurang lengkap atau terdapat kesalahan pengetikan.

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis adalah penulis

tidak dapat memberikan pelayanan yang cepat dan profesional kepada

customer karena laporan yang diberikan terdapat kesalahan.

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi stakeholder dalam hal

ini adalah customer yaitu customer harus menunggu kembali laporan yang

harus dilengkapi atau diperbaiki. Hal ini akan berakibat pada penambahan

waktu dan biaya, sehingga efisiensi tidak dapat diwujudkan.

67
Bagi institusi

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes

dan KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang profesional.

2. Etika Publik

Dalam pelaksanaan kegiatan apabila dilakukan dengan tidak ramah, maka

nilai etika publik tidak terbangun. Hal ini berdampak pada ketidaknyamanan

customer terhadap pelayanan yang diberikan.

Dampak jika nilai Etika Publik tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai etika publik tidak terbangun bagi penulis adalah penulis

gagal menjadi pelayan masyarakat karena seperti yang kita ketahui tugas

ASN adalah memberikan pelayanan profesional kepada masyarakat

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai etika publik tidak terbangun bagi stakeholder dalam hal ini

customer adalah munculnya rasa ketidaknyamanan dan kekecewaan

terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga memunculkan stigma buruk

mengenai kinerja ASN bagi customer.

Bagi Institusi

Dampak jika nilai etika publik tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes dan

KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang profesional kepada

masyarakat.

3. Komitmen Mutu

Dalam kegiatan ini apabila tidak dilakukan inovasi dalam rangka

peningkatan pemberian pelayanan kepada customer, maka nilai komitmen

mutu tidak terbangun. Hal ini berdampak pada pemberian pelayanan yang

tidak sesuai dengan harapan customer.

68
Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi penulis adalah

penulis dalam memberikan pelayanan kepada customer tidak

mengutamakan factor kepuasan pelanggan, sehingga pelayanan yang

diberikan cenderung datar dan sekedarnya.

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi stakeholder dalam

hal ini customer adalah munculnya ketidakpuasan terhadap pelayanan yang

diberikan.

Bagi Institusi

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes

dan KK adalah kekecewaan customer terhadap pelayanan yang diberikan.

Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap keberlanjutan customer untuk

menggunakan jasa UPT. Balai Hiperkes dan KK dalam proses

pengujian/sampling dikemudian hari.

Kegiatan IX Mengarsipkan data dan laporan

Tanggal 7 Maret 2016 dan 17 Maret 2016

Daftar Lampiran Foto dapat dilihat pada lampiran 11

Nilai Dasar ASN

Akuntabilitas

Penyusunan data dan laporan ini dilakukan secara rapi untuk mempermudah

pencarian dokumen jika sewaktu-waktu dokumen dibutuhkan. Penyusunan data

69
dan lapoan terdiri dari surat permohonan permintaan pengujian oleh customer,

surat penawaran yang dikirim oleh petugas lab kepada customer, kwitansi

penerimaan dalam rangka pelaksanaan pengujian, bukti setor retribusi pendapatan

daerah, dan laporan hasil uji kualitas udara.

Komitmen Mutu

Pada saat melakukan penyusunan data dan laporan, penulis melakukan pelabelan

dan penomoran untuk mempermudah mengidentifikasi data dan laporan apabila

sewaktu-waktu dibutuhkan. Masing-masing data dan laporan dikumpulkan sesuai

dengan nama bulan dilakukannya pembayaran. Data dan laporan tersebut

dikumpulkan dalam satu map kemudian setiap data dan laporan diberikan label

nomor 01, 02, 03, dst sesuai dengan tanggal pembayaran dilakukan. Pada bagian

depan map kemudian diberikan penjelasan untuk masing-masing kode yang

dibuat.

Etika Publik

Pengarsipan data dan laporan dilakukan dengan rutin dan teliti agar data dan

laporan tersebut tersusun dengan rapi dan baik, serta apabila atasan sewaktu-

waktu meminta salah satu data dan laporan tersebut penulis dapat

menyediakannya dengan cepat.

Nasionalisme

Dengan pengarsipan data dan laporan dengan baik, maka penulis dapat

memberikan fasilitas akses dan informasi terkait data-data yang dibutuhkan baik

oleh atasan maupun pihak lainnya sesuai dengan prinsip kerja sama yang baik.

Anti Korupsi

Melalui pengarsipan data dan laporan yang dilakukan dengan disiplin, teratur, dan

berurutan akan menjadikan penulis pribadi yang bertanggungjawab sehingga

kedepannya dapat memberdayakan diri dalam menjalani setiap tugas yang

70
diberikan. Selain itu, apabila data-data dan laporan telah diarsipkan dengan baik,

apabila suatu saat atasan atau customer mempertanyakan perihal pembayaran

yang dilakukan oleh customer penulis mempunyai bukti-bukti yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Deskripsi Proses

Data dan laporan disusun secara rapi sesuai dengan tanggal pembayaran

pengujian. Penyusunan data dan laporan terdiri dari surat permohonan permintaan

pengujian oleh customer, surat penawaran yang dikirim oleh petugas lab kepada

customer, kwitansi penerimaan dalam rangka pelaksanaan pengujian, bukti setor

retribusi pendapatan daerah, dan laporan hasil uji kualitas udara. Semua data-data

tersebut disusun dengan rapi dalam satu map kemudian diberikan kode dan label

untuk mempermudah pencarian jika sewaktu-waktu data dibutuhkan.

Keterangan Foto: Aktualisasi Kegiatan Pengarsipan Data dan Laporan

71
Produk Kegiatan

Adapun hasil dari kegiatan ini adalah arsip data dan laporan yang tersusun rapi

sesuai dengan tanggal dan bulan pembayaran dilakukan.

Manfaat Kegiatan

Kegiatan ini memberikan kemudahan bagi penulis untuk melakukan pencarian jika

suatu saat data dan laporan dibutuhkan. Dalam melakukan arsip data penulis

melakukan kegiatan ini dengan disiplin dan rapi sehingga semua data dan laporan

terarsip dengan baik. Hal ini akan mempermudah pencarian data dan laporan

apabila sewaktu-waktu atasan atau customer ingin memperoleh informasi dari data

dan laporan yang telah diarsip. Dengan demikian telah terbangun nlai akuntabilitas

dalam kegiatan ini. Bagi stakeholder kegiatan ini memberikan manfaat dalam

pemberian informasi, informasi yang diberikan lengkap dan cepat sehingga tidak

perlu menunggu terlalu lama untuk memperoleh informasi untuk data yang

dibutuhkan. Bagi institusi, kegiatan ini memberikan manfaat bahwa data-data

pelayanan pengujian telah disimpan dengan baik dan rapi sehingga meminimalisir

terjadinya data yang hilang. Selain nilai akuntabilitas nilai dasar yang terbangun

dalam kegiatan ini adalah komitmen mutu. Hal ini dapat dilihat saat penulis

melakukan inovasi yaitu pembuatan nomor dan kode saat melakukan pengarsipan

data dan laporan. Hal ini memberikan manfaat efisiensi waktu ketika melakukan

pencarian terhadap data dan laporan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Analisa Dampak

Analisa dampak yang mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak

didasari nilai-nilai dasar ASN adalah:

1. Akuntabilitas

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak dilakukan dengan disiplin dan

rapi, maka nilai akuntabilitas tidak terbangun. Hal ini akan berdampak pada

72
data dan laporan yang disusun tidak lengkap.

Dampak jika nilai Akuntabilitas tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi penulis adalah jika

penyusunan data dan laporan dilakukan dengan tidak disiplin maka ada

beberapa data yang tidak dikumpulkan dengan lengkap.

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi stakeholder adalah

kesulitan memperoleh data dan laporan yang dibutuhkan.

Bagi Institusi

Dampak jika nilai akuntabilitas tidak terbangun bagi UPT.Balai Hiperkes dan

KK adalah tidak terwujudnya pemberian pelayanan yang profesional dan

transparan

2. Komitmen Mutu

Apabila dalam melaksanakan kegiatan tidak dilakukan inovasi berupa

pemberian dan kode, maka nilai komitmen mutu tidak terbentuk. Hal ini

berdampak pada lamanya pencarian data dan laporan jika sewaktu-waktu

diperlukan

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun:

Bagi Diri Sendiri

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi penulis adalah

pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak efisien karena waktu pencarian data

dan laporan menjadi lebih lama.

Bagi Stakeholder

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi stakeholder adalah

informasi yang diperlukan tidak dapat diperoleh dalam waktu yang cepat

73
Bagi Institusi

Dampak jika nilai komitmen mutu tidak terbangun bagi UPT. Balai Hiperkes

dan KK adalah munculnya kekecewaan terhadap pelayanan yang diberikan.

74
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

Indonesia dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk melakukan perbaikan-

perbaikan di berbagai kehidupan bangsa terutama dalam hal pemberian pelayanan

publik yang berkualitas. Akan tetapi faktanya, masih banyak ASN yang belum

mampu mengaplikasikan nilai-nilai dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya

sehingga berpengaruh terhadap kinerja ASN.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, maka diaplikasikan nilai-nilai

dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi ke dalam kegiatan dan tanggung jawab sehari-hari yang kemudian

diimplementasikan ke dalam kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan di UPT. Balai

Hiperkes dan KK.

Dari 9 kegiatan yang telah dirancang, seluruh kegiatan telah berhasil

dilaksanakan selama proses aktualisasi. Kesembilan kegiatan yang dimaksud telah

berhasil membangun nilai-nilai dasar ASN, akan tetapi nilai-nilai yang dibangun

tersebut ada yang bersifat dominan dan ada yang bersifat tidak dominan. Nilai-nilai

dasar yang terbangun yang paling mendominasi dalam kegiatan-kegaiatan yang

penulis lakukan adalah Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Etika Publik dan

yang terakhir adalah Nasionalisme.

75
5.2. Saran

Berdasarkan uraian pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN

yang dilaksanakan di UPT. Balai Hiperkes dan KK, maka dapat disampaikan saran

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan, jika ada kegiatan yang nilai dasarnya ingin

ditingkatkan, maka penulis lebih fokus pada pekerjaan yang dapat

membangun nilai-nilai dasar tersebut, sehingga kedepannya dalam diri

penulis terbentuk peningkatan nilai dasar yang diinginkan.

2. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan inovasi-

inovasi ketika aktualisasi harus berkelanjutan walaupun aktualisasi

kegiatan prajabatan telah usai.

76
77

Anda mungkin juga menyukai