Sampl
Sampl
Sampl
sampel yang reprensif dari populasi. Populasi yaitu Keseluruhan unit atau individu yang
ada dalam ruang lingkup yang sedang diteliti atau dibicarakan yang hendak diduga
karakteristiknya. Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti atau bagian
dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu untuk diukur karakteristiknya dan
dianggap mewakili populasinya, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap
populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Terdapat dua cara pengambilan sampel,
yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak acak (non-random)/non-probabilita.
Probablity Sampling
Probability Sampling ialah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata lain cara pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik
populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu
yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan.
2. Presisi.
Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada
persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi.
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat
umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan
pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting
dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat
mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :
TEKNIK SAMPLING
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa
dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa
tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian
dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian
masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan
secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel .
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random
sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability
sampling.
1. Random sampling atau probability sampling
adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan
sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
Terdapat lima metode dalam penarikan sampel probabilistik. Metode dalam penarikan sampel
probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut:
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat
umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan
pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-
perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting
dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat
mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti
yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel
dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu
kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya
terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya
harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik
pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga
tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari
setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :
Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus.
Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur
dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B
: perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang
karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil
data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut
kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa
dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang
bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah.
Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,
kedua, dan seterusnya adalah 25. Prosedurnya :
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar
di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui
tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan
sampel dengan area sampling sangat tepat.
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-
benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau
subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh
obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu
orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi,
hobi, dan lain sebagainya.
Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian
yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau
dapat memberikan informasi (data) penelitian.
Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
B. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya,
tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari
populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau
dapat mewakili.
Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai macam teknik
sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada
dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu probability sampling dan non-
probability sampling. berikut dibawah ini penjelasannya:
Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, tekhnik
ini terdiri atas:
Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel
anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam
populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional.
Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk menentukan
sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, seperti misalnya
penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.