Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan dalam letak alat-alat genital sudah dikenal sejak 2000 tahun
sebelum masehi. Catatan-catatan yang ditemukan di Mesir mengenai Ratu
Cleopatra, menyatakan prolapsus genitalis merupakan satu ahal yang aib pada
wanita dan menganjurkan pengobatannya dengan penyiraman dengan larutan
Adstringensia. Dalam hal ilmu kedokteran Hindu kuno menurut Chakraberty,
dijumpai keterangan-keterangan mengenai kelainan dalam letak alat genital,
dipakai istilah “Mahati” untuk wanita yang lebar dengan sistokel, rektokel
dan laserasi perineum. Juga di Indonesia sejak zaman dahulu telah lama
dikenal istilah peranakan turun dan peranankan terbalik. Dewasa ini
penentuan letak alat genital bertambah penting artinya bukan saja untuk
menangani keluhankeluhan yang ditimbulkan olehnya, namun juga oleh
karena diagnosis letak yang tepat perlu sekali guna menyelenggarakan
berbagai tindakan pada uterus.
1
2
1.3 Tujuan
1. Diagnosa keperawatan yang timbul pada Ny. F
2. Tatalaksana bladder training yang harus dilakukan Ny. F
3. Tatalaksana kegel exercise dalam meningkatkan kemampuan berkemih
Ny. F
3
BAB II
ISI
2.1 Teori
2.1.1. Definisi
Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk dari turunya
peranakan, yaitu turunnya rahim beserta jaringan penunjangnya
kedalam liang atau rongga vagina. Turunnya peranakan dapat terjadi
karena adanya kelemahan pada otot besar panggul sehingga satu atau
lebih organ didalam panggul turun (Pajario, 2004).
Prolapsus uteri adalah keadaan yang sangat jarang terjadi.
Kebanyakan terjadi pada usia tua dan pada usia muda. Hal ini dapat
disebabkan oleh kelemahan dari otot dan struktur fascia pada usia
yang lebih lanjut (Ifan, 2010)
Uterus adalah satu satunya organ yang berada diatas vagina.
Bila kandung kemih atau usus bergeser maka keduanya akan
mendorong dinding vagina. Meskipun prolapsus bukan satu keadaan
yang bersifat “life threatening”, namun keadaan ini menimbulkan
rasa tak nyaman dan sangat mengganggu kehidupan penderita.
Prolapsus uteri adalah keadaan yang terjadi akibat otot penyangga
uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser
kebawah dan dapat menonjol keluar dari vagina. Dalam keadaan
normal, uterus disangga oleh otot panggul dan ligamentum
penyangga. Bila otot penyangga tersebut menjadi lemah atau
mengalami cedera akan terjadi prolapsus uteri. Pada kasus ringan,
bagian uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus yang sangat
berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium vaginae dan berada
diluar vagina. Prolapsus uteri sering terjadi bersamaan dengan
urethrocele dan cystocele (urethra dan atau kendung kemih
terdorong keluar dari dinding depan vagina ) dan rectocele (dinding
3
4
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Etiologi
1) Faktor bawaan
Setengah wanita akan mengalami masalah ini jika dalam
keluarga mereka khususnya ibu, saudara dari ibu, atau nenek
5
2.1.5. Patologi
Sebagaimana telah diterangkan prolapsus uteri terdapat
beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri
totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya persalinan per
vaginam yang susah, dan terdapatnya kelemahan -kelemahan
ligamen-ligamen yang tergolong dalam fasia endopelvik dan otot-
otot fasia dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intra
abdominal yang meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan
uterus, terutamaa apabila tonus otot mengurang seperti pada
penderita dalam menopause. Serviks uteri terletak di luar vagina,
8
2.1.6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri, yaitu :
1. Keratinasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitus
3. Hipertropi servik uteri dan elangasio kolli
4. Gangguan miksi dan stress incontinence
5. Infeksi jalan kencing
6. Kemandulan
7. Kesulitan pada waktu partus
8. Hemoroid
9. Inkarserasi usus halus (Hanifa, 2007)
2.1.7. Penatalaksanaan
Pada pengobatan operatif dilakukan operasi pada prolaps uteri
harus dilihat dari beberapa faktor, seperti umur penderita, keinginan
untuk masih mendapat anak atau untuk mempertahankan uterus,
tingkat prolapsus, dan adanya keluhan. Beberapa literatur
melaporkan bahwa dari operasi prolapsus uteri, disertai dengan
perbaikan prolapsus vagina pada waktu yang sama. Macam-macam
operasi untuk prolapsus uteri sebagai berikut:
1) Ventrofikasi
Dilakukan pada wanita yang masih tergolong muda dan
masih menginginkan anak. Cara melakukannya adalah dengan
memendekkan ligamentum rotundum atau mengikat
ligamentum rotundum ke dinding perut atau dengan cara
operasi Purandare (membuat uterus ventrofiksasi).
2) Operasi Manchester
9
Vaginal Histerektomi
14
Terpasang kateter
Hambatan Mobilisasi
fisik
DO : - Prolaps uteri Ganguan pola seksual
DS : -
Grade III
Vaginal Histerektomi
Vaginal Histerektomi
Resiko Infeksi
DO : Ny. F dilakukan Prolaps uteri Nyeri
Operasi Vaginal
Histerektomi Grade III
DS : -
Seluruh uterus keluar
dari vagina/ prosidensia
15
Vaginal Histerektomi
Nyeri
DS : - Prolaps uteri Ansietas
DO : Ny. F dilakukan
Operasi Vaginal Grade III
Histerektomi
Seluruh uterus keluar
dari vagina/ prosidensia
Vaginal Histerektomi
Ansietas
A. prosedur 1 jam :
1) Cuci tangan
2) Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari pukul
07.00-19.00. Setiap kali klien diberi minum, kateter diklem
3) Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai
pukul 08.00-20.00 dengan cara klem kateter dibuka
19
4) Pada malam hari (setelah pukul 20.00) buka klem kateter dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari.
5) Prosedur terus diulang sampai berhasil.
B. Prosedur 2 jam :
1) Cuci tangan
2) Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari pukul
07.00-19.00. Setiap kali diberi minum, kateter diklem
3) Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai
pukul 08.00-21.00 dengan cara klem kateter dibuka
4) Pada malam hari (setelah pukul 21.00) buka klem kateter dan
klien boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari
5) Prosedur terus diulang sampai berhasil
6) Alat-alat dibereskan
7) Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
8) Dokumentasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Perlunya pencegah terhadap kemungkinan terjadinya prolaps uteri
dengan cara mengosongkan kandung kemih. Penanganan prolaps uteri
sebaiknya dilakukan dengan menilai keadaan dari keadaan umum pasien,
24
27