Hipertnsi Khmilan
Hipertnsi Khmilan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan
tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang
wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan
(Yohanna,Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan
ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler
dan pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama
masa kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan
cardiacpreload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi
arteriol, vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah
(Reeder,Martin, & Griffin, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan
tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik
sebesar 15mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua
keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi
dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan
salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin
(Prawirohardjo, 2013).
Preeklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang
disebabkan oleh kehamilan walaupun belum jelas bagaimana terjadi.
Diindonesia preeclampsia, eklampsia, disamping perdarahan dan infeksi
masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal
yang tinggi. (professor dotor dokter sarwono prawirhadjo, DSOG).
Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu
dan anak s tiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun
dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini
terjadi hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu
adalah akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. Komplikasi
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia
(UNICEF,2015).
Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai
dari tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010
angka kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012
(26,9%), sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI,
2015).
Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor
risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah satunya adalah
usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu
pada umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%), dan ibu hamil
yang memiliki riwayat hipertensi (pree lamsi-eklamsi)(55,6%)(Radjamuda
& Montolalu, 2014).
B. Manfaat
Sebagai salah satu sumber informasi bagi mahasiswa, serta sebagai salah
satu persyaratan dalam untuk memenuhi tugas perkuliahan Dan Diharapkan
dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang
telah dipelajari.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi
D. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
E. Metode Penulisan
Studi literature : Yaitu bersumber dari jurnal dan karya tulis ilmiah yang
relevan.
F. Sistematika Penulisan
B. Epidemiologi
pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan
mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi
komplikasi sekitar 7-10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang
mengalami hipertensi selama hamil, setengah sampai dua pertiganya
didiagnosis mengalami preeklampsi atau eklampsi (Bobak, 2005).
a. Uterus
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan
16 minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk,
korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal .95).
d. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan
tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola
mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
e. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh
adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu
dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu,
diikuti dengancardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh rasa sesak nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke
arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
g. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot
traktus digestivus juga menurun. Pada bulan-bulan pertama
kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang
dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan
banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum. (Wiknjosastro,
H. 2006. Hal. 97).
h. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing
tertekan oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering
kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan, namun
akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin
mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006.
Hal. 97).
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung,
dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut
dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae
livide. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97).
j. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat
hingga 15-20%. Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini
ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein yang diperlukan
sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat
kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk
laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk
pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga. Dengan
demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling
tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr
kalsium yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak
akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan
tambahan zat besi sebanyak 800 mg untuk pembentukan
haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar tidak terjadi
perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 98).
k. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan
berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg
dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi
totalnya 12,5 kg. (Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61).
D. Etiologi
a. Primigravida, primipaternitas
E. Patofisiologi
e. Teori genetic
1. Volume Plasma
2. Hipertensi
3. Fungsi Ginjal
10. Hematokrit
11. Edema
12. Neurologik
H. Komplikasi
Pada ibu :
a. Eklampsia
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
h. Ablasio retina.
Pada Janin
b. Kelahiran premature
c. Asfiksia neonatorum
I. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hipertensi ringan
b. Hipertensi Berat
c. Hipertensi kronis
1. Pengkajian
A. Anamnesa
a. Identitas Pasien
e. Pemeriksaan penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan
penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan
adalah :
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeiksaan darah
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan
darah
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan
atau kadar normal untukwanita hamil
adalah 12-14 gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-
43 vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-
450 ribu/mm3
2. Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan
hipertensi tersebut mengalami proteinuria
atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin
3. Pemeriksaan fungsi hati
NO DX NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola NOC : Setelah dilakukan NIC : a. Monitor vital
nafas berhubungan tindakan keperawatan,
sign
dengan sindrom diharapkan partisipan
hipoventilasi menunjukkan keefektifan Tindakan keperawatam
dalam bernafas dan dengan
1) Memonitor tekanan
indikator :
darah, nadi, suhu, dan
a. Status pernafasan status pernafasan,
2) Memonitor denyut
Kriteria hasil:
jantung
1) frekunsi pernapasan
3) Memonitor suara
normal
paruparu
2) irama pernafasan
4) Memonitor warna kulit
normal
5) Meniai CRT
3) tidak ada dispnea
pada saat istirahat
4) tidak ada suara
b. Monitor
mendengkur
Pernafasan
1) Memonitor tingkat,
irama, kedalaman, dan
kesulitan bernafas
2) Memonitor gerakan
dada
3) Monitor bunyi
pernafasan
4) Auskultasi bunyi paru
5) Memonitor pola nafas
6) Monitor suara nafas
Tambahan
c. Pengaturan posisi
1) Poposisikanpasien
untuk mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Oxygen therapy (terapi
perfusi jaringan tindakan keperawatan, oksigen)
perifer berhubungan diharapkan partisipan 1) Monitor kemampuan
dengan kurang suplai menunjukkan keefektifan pasien dalam
oksigen ke jaringan perfusi jaringan perifer mentoleransi kebutuhan
dengan indicator oksigen saat makan
Perfusi Jaringan Perifer 2) Monitor perubahan
warna
Kriteria hasil :
kulit pasien
1) Pengisian kapiler jari
3) Monitor posisi pasien
normal
untuk membantu
2) Pengisian kapiler jari
masuknya oksigen
kakinormal
4) Memonitor penggunaan
3) Kekuatan denyut nadi
oksigen saat pasien
karotisnormal
beraktivitas
4) Edema perifer tidak
ada
b. Peripheral
sensationManagement
(menajemen sensasi
perifer)
1) Memonitor perbedaan
terhadap rasa
tajam,tumpul,panas atau
dingin
2) Monitor adanya mati
rasa,rasa geli.
3) Diskusikan tentang
adanya kehilangan
sensasi atau perubahan
sensasi
4) Minta keluarga untuk
memantau perubahan
warna kulit setap hari
3 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
berhubungan dengan tindakan keperawatan, 1) Lakukan pengkajian
agen cedera biologis diharapkan partisipan nyeri secara
mampu menangani komprehensif yang
masalah nyeri dengan meliputi lokasi,
indikator : karakteristik, durasi,
kontrol nyeri intensitas dan faktor
1) mengenali kapan nyeri pencetus
terjadi 2) Observasi adanya
2) menggunakan tindakan petubjuk non verbal
pencegahan mengenai
3) mengenali gejala yang ketidaknyamanan
terkait dengan nyeri 3) Gunakan strategi
4) melaporan nyeri komunikasi terapeutik
Terkontrol untuk mengetahui
pengalaman nyeri
4) Kaji pengetahuan
kepuasan klien pasien
manajemen nyeri megenai nyeri
1) nyeri terkontrol 5) Tentukan akibat dari
2) mengambil tindakan pengalaman nyeri
untuk mengurangi terhadap kualitas hidup
nyeri seperti tidur, nafsu
3) mengambil tindakan makan, perasaan,
untuk memberikan
dllfrekwensi, kualitas
kenyamanan
4) informasi disediakan
untuk mengurangi
nyeri
5 Intoleran aktifitas Setelah dilakukan a. terapi aktifitas
berhubungan dengan tindakan keperawatan, Aktivitas keperawatan :
ketidakseimbangan diharapkan partisipan 1) Bantu klien
antara suplai dan menunjukkan toleransi menngidentifikasi
kebutuhan oksigen dalam beraktivitas dengan aktivitas yang mampu
indikator : dilakukan
2) Bantu klien untuk
a. toleransi terhadap
memilih aktivitas yang
aktifitas
sesuai dengan
Kriteria hasil :
kemampuan fisik,
1) Saturasi oksigen
psikologi, dan sosial
dengan
3) Bantu untuk
beraktivitasnormal
mengidentifikasi dan
2) frekuensi nadi ketika
mendapatkan sumber
beraktivitasnormal
yang diperlukan untuk
3) frekuensi pernapasan
aktivitas yang
bila beraktivitasnormal
diinginkan
4) Warna kulitnormal
4) Bantu untuk
5) Tekanan darah ketika
mengidentifikasi
Beraktifitasnormal
aktivitas yang disukai
5) Bantu pasien atau
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
6) Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri