Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AUDITOR

Laporan auditor sangat penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan
mengomunikasikan temuan auditor. Penggunaan laporan keuangan mengandalkan pada laporan
auditor untuk mendapatkan asurans tentang laporan leuangan entitas (perusahaan).

1. Bagian-bagian Dalam Laporan Auditor


1) Judul laporan : standar audit harus memiliki judul yang bertujuan agar
mengeidentasikansecara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan seorang auditor
independen.
2) Pihak yang Dituju : laporan auditor harus ditunjukan kepada pihak sebagaimana yang
diharuskan menurut ketentuan perikatan.
3) Paragraph Pendahuluan : untuk mengindentifakasi entitas yang laporan keuangannya
diaudit, menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit, mengidentifikasi judul setiap
laporan keuangan menjadi bagian dari laporan keuangan.
4) Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Laporan auditor harus
mencakup suatu bagian dengan judul “Tanggungjawab Manajemen” (atau istilah
semestinya yang lainnya) atas laporan keuangan. Bagian dari laporan auditor ini
menjelaskan tanggungjawab pihak – pihak dalam organisasi dalam organisasi yang
bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan.
5) Tanggungjawab Auditor. Laporan Auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul
“Tanggungjawab Auditor”. Laporan auditor menyatakan bahwa tanggung jawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk
mengontaskannya dengan tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan
keuangan.
6) Opini Auditor. Laporan auditor harus mencakup satu bagian dengan judul “opini”.
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasi atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor hasrus, kecuali jika
diharuskan lain oleh peraturan perundang – undangan.
7) Tanggungjawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakan tanggungjawab
pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan
tambahan terhadap tanggung jawab auditor berdasarkan Standar Akuntansi untuk
melaporkan laporan keuangan, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus
dinyatakan dalam suatu bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul
“Pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi”
8) Tanda Tangan Auditor. Laporan auditor harus ditandatngani. Tanda tangan auditor
dilakukan dalam nama kantor akuntan public (KAP) dan nama rekan. Selain itu, laporan
auditor harus mancantumkan nomor izin KAP dan nomor izin rekan yang
menandatangani laporan audit.
9) Tanggal Laporan Audit. Laporan auditor harus deiberi tanggal tidak lebih awal.
Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari tanggal krtika auditor telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan
keuangan.

2. Kondisi – Kondisi Untuk Perumusan Opini Wajar Tanpa Pengecualian


Untuk merumusakn opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari kesalahan penyajian material. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan (1)
kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh, (2) kesimpulan auditor, berdasarkan SA 50, bahwa kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi adalah tidak material, baik secara individual maupun secara kolektif, dan (3)
evaluasi yang diharuskan oleh paragraph 12 -15 SA 700. Apabila semua persyaratan sudah
terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk
laporan keuangan bertujuan umum yang disusun berdasar kerangkan pelaporan keuangan
yang berlaku.

3. Modifikasi Terhadap Opini Auditor


Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika auditor menyimpulkan
bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari kesalahan penyajian material atau auditor tidak dapat memperole bukti audit yang
cukup dan epat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material.
1) Sifat Kesalahan Penyajian Material, SA 700 mengharuskan auditor, untuk
merumusakn suatu opini atas laporang keunagan, untuk menyimpulkan apakah keyakinan
memadai telah diperoleh tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalhan penyajian material. SA 450 mendefinisikan suatu kesalahan penyajian sebagai
suatu selisih antara angka, klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan dari suatu pos yang
dilaporkan dlaam laporan keuangan beserta angka, klasifikasi, penyajian atau
pengungkapan yang diharuskan untuk pos tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
2) Ketepatan Kebijakan Akuntansi yang Dipilih, dalam hubungannya dengan ketepatan
kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen, kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan dapat timbul ketika (1) kebijakan akuntansi yang dipilih tidak onsste
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau laporan keuangan, termasuk
catatan atas laporan keuangan, tidak mencerminkan transaksi dan peristiwa dalam suatu
cara untuk mencapai penyajian wajar. Serta (2) kerangka pelaporan keuangan seringkali
mrngandung ketentuan akuntansi untuk, dan pengungkapan tentang, perubahan dalam
kebijakan akuntansi.
3) Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Dipilih, dalam hubungannya dengan penerapan
kebijakan akuntansi yang dipilih, kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
dapat timbul ketika manajemen menerpakan kebijakan akuntansi secara konsisten atau
karena metode penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih.
4) Ketepatan Kecukupan Pengungkapan dalam Laporan Keuangan, dalam kaitannya
dengan ketepatan kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan, kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan dapat timbul ketika laporan keuangan tidak
mencantumkan seluruh pengungkapan yang diharuskan oleh kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, pengungkapan dalam laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau laporan keuangan tidak
menyajikan pengungkapan yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar.
5) Sifat Ketidakmampuan untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat,
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dapat
timbul dari kondisi diluar pengendalian entitas, kondisi yang berkaitan dengan sifat atau
waktu dari pekerjaan auditor, atau pembatasan yang dilakukan oleh manajamen.
6) Contoh – contoh kondisi di luar pengendalian entitas, mencakup sebagai berikut,
yaitu catatan akuntansi entitas telah musnah dan catatan akuntansi suatu komponen
signifikan disita oleh otoritas pemerintah hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.
7) Contoh – contoh kondisi yang berkaitan dengan sifat atau waktu pekerjaan auditor,
mencakup entitas diharuskan untuk menggunakan metoda akuntansi ekuitas untuk suatu
entitas terasosiasi, dan auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang informasi keuangan entitas terasosiasi tersebut untuk mengevaluasi apakah
metoda ekuitas tersebut telah diterapkan dengan tepat, waktu penunjukkan auditor
menyebabkan auditor tidak dapat mengobservasi perhitungan fisik persediaan, dan
auditor menentukan bahwa pelaksanaan prosedur substantive saja adalh tidak cukup,
tetapi pengendalian entitas tidak efektif.

4. Penentuan Tipe Modifikasi Terhadap Opini Auditor


Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor, tergantung pada materialitas dan
seberapa pervasive dampak dari faktor penyebab modifikasi tersebut terhadap kewajaran
laporan keuangan sebagai keseluruhan. Modifikasi terhadap opini auditor terdiri dari: Opini
Wajar, Opini Tidak Wajar, dan Opini Tidak Menyatakan Pendapat
1) Konsekuensi ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat yang disebabkan oleh pembatasan yang dilakukan oleh manajemen setlah
audiot menerima perikatan, jika setelah menerima perikatan, auditor menyadari
bahwa manajemen telah melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup audit yang
menurut auditor kemungkinan akan menyebabkan opini wajar dengan pengecualian atau
opini tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, amka auditor harus meminta
manjemen untuk mecabut pembatasan tersebut.
2) Pertimbangan lain yang berkaitan dengan opini tidak wajar atau opini tidak
menyatakan pendapat, Ketika menurut auditor suatu opini tidak wajar atau opini tidak
menyatakan pendapat perlu dinyatakan atas laporan keuangan secara keseluruhan,
laporan auditor juga tidak diperkenankan untuk mencantumkan opini tanpa
modifikasian, berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang sama, atau suatu aporan
keuangan tunggal atau satu atau lebih unsur, akun, atau pos tertentu laporan keuangan.

5. Bentuk dan Isi Laporan Auditor Ketika Opini Dimodifikasi


1) Basis untuk Paragraf Modifikasi ketika auditor memodifikasi opini atas laporan
keuangan harus mencantumkan suatu paragraph dalam laporan auditor yang
menyediakan penjelasan tentang hal – hal yang menyebabkan modifikasi.
2) Paragraph Opini, ketika auditor memodifikasi opini audit, auditor harus menggunakan
judul “Opini Wajar dengan Pengecualian”, “Opini Tidak Wajar”, atau “Opini Tidak
Menyatakan Pendapat”, sesuai dengan kondisinya, untuk paragraph opini.
3) Penjelasan tentang Tanggungjawab Auditor Ketika Auditor Menyatakan suatu
Opini Wajar dengan Pengecualian atau Opini Tidak Wajar, ketika auditor
menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar, auditor harus
mengubah penjelasan tentang tanggungjawab auditor untuk menyatakan bahwa auditor
yakin bahwa bukti audit yang diper oleh auditor adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini modifikasian.
4) Penjelasan tentang Tanggungjaawab Auditor Ketika Auditor Tidak Menyatakan
Pendapat, ketika auditor tidak menyatakan pendapat karena ketidakmampuan auditor
untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus mengubah paragraph
pendahuluan dalam laporan auditor untuk menyatakan bahwa auditor ditugasi untuk
mengaudit laporan keuangan.

6. Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggungjawab Atas Tata Kelola


Ketika auditor berharap untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor, auditor
harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola tentang kondisi
yang menuntun pada modifikasi yang diharapkan tersebut dan usulan susunan kata – kata ats
modifikasi tersebut.

7. Ilustrasi Laporan Auditor Dengan Modifikasi Terhadap Opini

Iustrasi 1: laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena kesalaha
penyajian material dalam laporan keuangan.

Kondisi yang melingkupi laporan audit independen mencakup hal – hal berikut, yaitu
audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen enttas seusai dengan SAK di Indonesia, syarat – syarat perikatan audit
mencerminkan penjelasan tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan
dalam SA 210, kesalahan penyajian dipandnag material namun tidak pervasive terhadap
laporan keuangan, dan sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan.

Ilustrasi 2: Laporan auditor yang berisi opini tidak wajar karena kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan.

Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen mencakup hal – hal berikut, yaitu
audit atas laporan keuangan konsolidasian bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas induk sesuai dengan SAK di Indonesia, syarat – syarat perikatan audit
mencerminkan tentang tanggungjawab manjemen atas laporan keuangan dalam SA 210,
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material karena tidak
mengonsolidasikan suatu entitas anak, dan sebagai tambahan untuk audit atas laporan
keuangn.

Ilustrasi 3: Laporan Auditor yang Berisi Opini Wajar dengan Pengecualian karena
Ketidakmampuan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu: audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, Auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan dengan investasi dalam
suatu afiliasi asing. Dampak yang mungkin timbul dari ketidakmampuan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material namun tidak pervasive
terhadap laporan keuangan, Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor
memiliki tanggung jawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.

Ilustrasi 4: Laporan Auditor yang Berisi Opini tidak Menyatakan Pendapat karena
Ketidaknyamanan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat tentang Suatu
Unsur Tunggal dalam Laporan Keuangan.

Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu : audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal laporan
keuangan. Yaitu, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan lebih dari 90% dari asset
bersih perusahaan, dampak yang mungkin timbul dari ketidaknyamanan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material dan pervasif terhadap
laporan keuangan, sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor memiliki
tanggungjawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.

Ilustrasi 5: Laporan Auditor yang Berisi Opini tidak Menyatakan Pendapat karena
Ketidaknyamanan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat tentang
Banyak Unsur dalam Laporan Keuangan.

Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu: audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal laporan
keuangan. Yaitu, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan lebih dari 90% dari asset
bersih perusahaan. Dampak yan g mungkin timbul dari ketidaknyamanan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material dan pervasif terhadap
laporan keuangan, sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor memiliki
tanggungjawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.

8. Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen
SA 706 mengatur komunikasi tambahan dala laporan auditor ketika auditor menganggap
perlu untuk:

1) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian penting.
2) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal selain
yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan: atas audit, tanggungjawab auditor, atau laporan auditor.

Paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor


Jika menurut auditor perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan atas
suatu hal yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang menurut pertimbangan
auditor, sedemikian penting yang bersifat fundamental bagi pemahaman pengguna laporan
keuangan atas laporan keuangan.

Ketika auditor mencantumkan suatu paragraph Penekanan Suatu Hal dalam laporannya, auditor
harus:

1) Meletakkan paragraf tersebut segera setelah paragraf opini dalam laporan auditor;
2) Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat;
3) Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang
ditekankan dan rujukan pada catatan atas laporan keuangan
Pencantuman paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor tidak memengaruhi opini
auditor. Paragraf Penekanan Suatu Hal bukan merupakan pengganti bagi hal-hal sebagai berikut:

1) Auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian, atau opini tidak wajar, atau tidak
menyatakan pendapat, ketika diharuskan oleh kondisi suatu perikatan audit.
2) Pengungkapan dalam laporan keuangan yang diharuskan untuk dibuat oleh manajemen
menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor


Jika menurut auditor perlu untuk mengomunikasikan suatu hal lain selain yang telah
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang menurut pertimbangan auditor, relevan
dengan pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung jawab auditor, atau laporan
auditor, dan hal tersebut tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan, maka auditor harus
mencantumkan paragraf tersebut segera sesudah paragraf Opini dan paragraf Penekanan Suatu
Hal atau di tempat lain dalam laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai