Laporan auditor sangat penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan
mengomunikasikan temuan auditor. Penggunaan laporan keuangan mengandalkan pada laporan
auditor untuk mendapatkan asurans tentang laporan leuangan entitas (perusahaan).
Iustrasi 1: laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian karena kesalaha
penyajian material dalam laporan keuangan.
Kondisi yang melingkupi laporan audit independen mencakup hal – hal berikut, yaitu
audit atas suatu laporan keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen enttas seusai dengan SAK di Indonesia, syarat – syarat perikatan audit
mencerminkan penjelasan tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan
dalam SA 210, kesalahan penyajian dipandnag material namun tidak pervasive terhadap
laporan keuangan, dan sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan.
Ilustrasi 2: Laporan auditor yang berisi opini tidak wajar karena kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen mencakup hal – hal berikut, yaitu
audit atas laporan keuangan konsolidasian bertujuan umum yang disusun oleh
manajemen entitas induk sesuai dengan SAK di Indonesia, syarat – syarat perikatan audit
mencerminkan tentang tanggungjawab manjemen atas laporan keuangan dalam SA 210,
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material karena tidak
mengonsolidasikan suatu entitas anak, dan sebagai tambahan untuk audit atas laporan
keuangn.
Ilustrasi 3: Laporan Auditor yang Berisi Opini Wajar dengan Pengecualian karena
Ketidakmampuan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu: audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, Auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan dengan investasi dalam
suatu afiliasi asing. Dampak yang mungkin timbul dari ketidakmampuan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material namun tidak pervasive
terhadap laporan keuangan, Sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor
memiliki tanggung jawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
Ilustrasi 4: Laporan Auditor yang Berisi Opini tidak Menyatakan Pendapat karena
Ketidaknyamanan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat tentang Suatu
Unsur Tunggal dalam Laporan Keuangan.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu : audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, Syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal laporan
keuangan. Yaitu, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan lebih dari 90% dari asset
bersih perusahaan, dampak yang mungkin timbul dari ketidaknyamanan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material dan pervasif terhadap
laporan keuangan, sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor memiliki
tanggungjawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
Ilustrasi 5: Laporan Auditor yang Berisi Opini tidak Menyatakan Pendapat karena
Ketidaknyamanan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat tentang
Banyak Unsur dalam Laporan Keuangan.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu: audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal laporan
keuangan. Yaitu, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan lebih dari 90% dari asset
bersih perusahaan. Dampak yan g mungkin timbul dari ketidaknyamanan untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dipandang material dan pervasif terhadap
laporan keuangan, sebagai tambahan untuk audit atas laporan keuangan, auditor memiliki
tanggungjawab pelaporan lain yang disyaratkan oleh ketentuan hukum tertentu.
8. Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen
SA 706 mengatur komunikasi tambahan dala laporan auditor ketika auditor menganggap
perlu untuk:
1) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal yang
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian penting.
2) Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal selain
yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan: atas audit, tanggungjawab auditor, atau laporan auditor.
Ketika auditor mencantumkan suatu paragraph Penekanan Suatu Hal dalam laporannya, auditor
harus:
1) Meletakkan paragraf tersebut segera setelah paragraf opini dalam laporan auditor;
2) Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat;
3) Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang
ditekankan dan rujukan pada catatan atas laporan keuangan
Pencantuman paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor tidak memengaruhi opini
auditor. Paragraf Penekanan Suatu Hal bukan merupakan pengganti bagi hal-hal sebagai berikut:
1) Auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian, atau opini tidak wajar, atau tidak
menyatakan pendapat, ketika diharuskan oleh kondisi suatu perikatan audit.
2) Pengungkapan dalam laporan keuangan yang diharuskan untuk dibuat oleh manajemen
menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.