Anda di halaman 1dari 5

WAWASAN KEBANGSAAN

Penamaan Bangunan
dengan Bahasa Asing
Kelompok 3

 Ahmad Rizky Alfian 3616100002

 Aditya Galih 3616100051

 Selia Faradisa NZ 3616100105

 Devia Virena 2816100046

 Ainul Imam 1216100702

 Ria Astuti 1216100040

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2016


PENAMAAN BANGUNAN DENGAN BAHASA ASING
murah. Hal tersebut menyebabkan
Sudah tidak asing lagi di negeri ini mewahan sehingga meningkatkan rasa
munculnya pengastaan dalam masya-
bahwa pemberian nama terhadap percaya diri pada konsumen.
rakat. Kalangan menengah ke atas di
kompleks permukiman, pusat per-
Degradasi Minat Penggunaan Bahasa Indonesia cenderung malu berbahasa
belanjaan, dan apartemen lebih sering
Indonesia Indonesia. Bagi mereka, pemakaian dan
menggunakan bahasa asing. Hal tersebut
Beberapa contoh bangunan pe- kemahiran berbahasa asing menjadi
jelas kontradiktif dengan UU No. 24
rumahan dan apartemen dengan pe- ukuran tinggi rendahnya peradaban dan
tahun 2009 Pasal 36 ayat 3 ,yang
namaan bahasa asing adalah apartemen pendidikan.
berbunyi ”Bahasa Indonesia wajib
Dian Regency, apartemen Kertajaya
digunakan untuk nama bangunan atau Padahal sesuai dengan UU No. 24
Regency, apartemen Educity, perumahan
gedung, jalan, apartemen atau tahun 2009 Pasal 36 ayat 3 dijelaskan
East Coast Park, Pakuwon City, dan
permukiman, perkantoran, kompleks bahwa meskipun tidak ada sanksi yang
masih banyak lagi. Beberapa tempat
perdagangan, merek dagang, lembaga mengikat, bahasa Indonesia harus tetap
wisata di Surabaya juga menggunakan
usaha, lembaga pendidikan, organisasi memiliki eksistensi terutama di negeri
bahasa asing, misalnya Kenpark, House Centre (DTC) dan lainnya.
yang didirikan atau dimiliki oleh warga sendiri. Kenyatanya tidak demikian. Kita
of Sampoerna, Ciputra Waterpark Cluster yang menggunakan bahasa
negara Indonesia atau badan hukum sering menjumpai nama gedung seperti
Surabaya, Surabaya North Quay, dan Indonesia dianggap memiliki kualitas
Indonesia.” Bukan tanpa alasan, hal apartemen yang tidak menggunakan
masih banyak lagi. Selain itu, pusat rendah. Pada kenyatanya cluster,
tersebut banyak kita temui di sekitar kita. bahasa Indonesia, melainkan meng-
perbelanjaan seperti BG Junction, City apartemen, dan gedung yang pe-
Para pengusaha memanfaatkan persepsi gunakan bahasa asing. Tidak hanya
Of Tomorrow (Cito), Hi-Tech Mall, namaannya menggunakan bahasa
masyarakat yang menganggap semua hal apartemen, nama-nama perusahaan,
Pakuwon Trade Centre, Darmo Trade Indonesia memiliki harga yang relatif
berbau asing itu identik dengan ke- media iklan, jual beli barang dalam
jaringan internet, pusat perbelanjaan, dan dengan dinamika peradaban bangsa. mendapatkan kesan atau citra tertentu, berhadapan langsung dengan warisan
tempat bisnis juga seringkali lebih Pada seminar bahasa dan lokakarya seperti lebih bermutu, lebih bergengsi, budaya.
bangga menggunakan bahasa asing. lembaga adat di Jakarta (18/8/14), lebih menarik, lebih berkelas, dan Upaya Pelestarian
Padahal usaha-usaha tersebut dimiliki Mendikbud Mohammad Nuh me- sebagainya. Mereka menggunakan Penggunaan bahasa Indonesia secara
oleh Warga Negara Indonesia sendiri. ngatakan masyarakat Indonesia kurang bahasa asing karena melihat kesuksesan nasional merupakan anugerah bagi bang-
percaya diri untuk menggunakan bahasa pelaku usaha lain yang sejenis yang juga sa Indonesia karena bahasa Indonesia
Peran bahasa Indonesia dalam
Indonesia sebagai identitas diri. menggunakan bahasa asing. merupakan alat komunikasi antar suku
berbagai bidang kehidupan mulai
Beberapa waktu lalu tepatnya bangsa di Nusantara. Bahasa Indonesia
tergusur oleh bahasa asing. Globalisasi Bahasa Asing Lebih Menjanjikan
tanggal 23 Februari 2013 Ketua Umum telah berperan sebagai alat pemersatu
memang menawarkan perdagangan Ada beberapa alasan mengapa para
REI mengatakan pelaku industri properti dan menunjukkan identitas bangsa
bebas yang kurang menguntungkan pelaku usaha menggunakan bahasa asing.
Indonesia setuju untuk kembali Indonesia. Oleh karena itu sudah
terhadap perjalanan bahasa Indonesia. Pertama, sebagian dari mereka mengakui
menggunakan bahasa lokal (bahasa selayaknya para pelaku usaha kembali
Bahasa asing (terutama bahasa Inggris) bahwa penggunaan bahasa asing untuk
Indonesia) dalam penamaan berbagai menggunakan bahasa Indonesia pada
memiliki peranan penting dalam mendapatkan citra positif bagi usahanya.
bidang usahanya. Namun bangunan yang papan nama usaha mereka.
komunikasi dibidang iptek dan ekonomi. Penggunaan bahasa asing (khususnya
memakai nama asing bukannya Untuk mempertahankan suatu
Hal ini tentunya melunturkan identitas bahasa Inggris) dinilai dapat memberikan
berkurang tetapi malah menjadi tren, bahasa, khususnya bahasa Indonesia,
dan jati diri bangsa yang diikrarkan kesan kualitas lebih bagus, lebih mewah,
bahkan mereka juga berlomba-lomba kalangan pengusaha properti perlu
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 lebih bergengsi, lebih berkelas, dan
memamerkan nama asing untuk mengembangkan sikap positif. Pe-
Oktober 1928 pada ikrar ketiga yang sebagainya. Kedua, sebagian dari pelaku
menunjukkan kehebatan usahanya. Hal ngembangan sikap positif dapat di-
berbunyi: “kami putra dan putri usaha hanya mengikuti penggunaan
ini terjadi karena pemerintah tidak lakukan dengan cara seperti: (1) lebih
Indonesia, menjujung bahasa persatuan, bahasa asing atau terpengaruh oleh pihak
membuat regulasi yang tegas untuk mendahulukan dan mengutamakan
bahasa Indonesia”. Dari ikrar tersebut lain. Kelompok ini sebenarnya tidak
mengatur pembangunan properti yang bahasa Indonesia daripada bahasa asing
bahasa Indonesia merupakan bahasa pernah berpikir bahwa bahasa asing yang
dalam penamaan bangunan; (2) bahasa
persatuan yang dikembangkan sesuai mereka gunakan itu dimaksudkan untuk
Indonesia harus menjadi ladang bahasa
bersama yang harus dilestarikan dan
disuburkan; (3) boleh menggunakan
bahasa asing tapi dengan situasi, kondisi,
dan tempat yang tepat karena tidak bisa
dipungkiri penggunaan bahasa asing
merupakan tuntutan dari peradaban dunia
yang semakin maju.

Kita membutuhkan kesungguhan


dan komitmen yang kuat dari seluruh
lapisan masyarakat Indonesia untuk
menguatkan bahasa nasional kita. Karena
hanya orang Indonesialah yang
berkewajiban melestarikan bahasa
Indonesia agar anak cucu di generasi
mendatang tetap mengenal dan mencintai
bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai