Anda di halaman 1dari 4

3.1.

1 Penulisan Kata “di “

Penulis spanduk iklan pada gambar diatas pasti tidak tahu ada dua macam “di” dalam kalimat. “di” yang
pertama menunjukkan tempat, yang harus dituliskan terpisah dari kata yang menunjukkan tempat. “di”
yang kedua merupakan sebuah awalan untuk sebuah kata kerja pasif, yang harus digabungkan pada kata
yang diawalinya.

Jadi kata depan “di” yang ada digambar itu harus digabung menjadi “Dijual” karena kata

“jual” merupakan kata kerja. bilamana digabungkan dengan kata depan “di” maka kata

“jual” itu menjadi kata kerja pasif.

3.1.2 Penggunaan kata depan

“di”, “ke”, dan“ dari”

Kata depan “di”, “ke”, dan

“dari ” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata seperti “ kepada ” dan “ daripada ”.

Contoh yang dipisah:

a) Kain itu terletak di dalam lemari.

b) Ke mana saja ia selama ini?

c) Ia datang dari surabaya kemarin.

Contoh yang digabung:

a) Surat perintah itu

d ikeluarkan di Bogor pada tanggal 11 maret 1996.

b) Kdisisi

rcaya sepenuhnya ke padanya.

c) Amin lebih tua daripada Ahmad.

3.1.3 Awalan “di-/ke-” dan kata depan “di/ke”

Untuk menunjukan preposisi:

No Benar Salah No Benar Salah


1 di antara diantara 19 di sekitar disekitar

2 di atas diatas 20 di seluruh diseluruh

3 di bawah dibawah 21 di sini disini

4 di belakang dibelakang 22 di situ disitu

5 di dalam didalam 23 di sisi disisi

Kata depan “di” akan memiliki arti berbeda jika ditulis terpisah. Kata-kata ini khusus untuk kata dasar
yang dapat berfungsi sebagai kata benda (petunjuk tempat) sekaligus kata kerja. Berikut beberapa
contohnya:

i. Dilanggar = bertubrukan

ii. Di langgar = tempat mengaji atau solat.

iii. Dibalik = bentuk pasif dari membalik

iv. Di balik = dibagian sebaliknya

v. Dikarantina = bentuk pasif dari mengkarantina

vi. Di karantina = di (tempat) karantina

3.1.4 Kata “si” dan “sang ”

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya:

a) Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.

b) Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

3.1.5 Kata Ganti “ku”,”kau”, “mu”, dan “nya”

Kata ganti “ku” dan “kau” ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; “ku”, “mu”, dan “nya” ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contohnya:

a) Apa yang kumiliki boleh

kau ambil

b) Bukuku , buku mu, dan buku nya tersimpan di perpustkaan.

3.1.6 Partikel

1) Partikel “–lah”, “-kah”, dan “–tah” ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contohnya:
a) Baca lah buku itu baik-baik.

b) Apa kah semuanya baik-baik saja?

c) Apa tah gunanya harta benda bertumpuk jika jiwa kita menderita?

2) Partikel “pun” kadang dipisah kadang disambung. Jika partikel pun yang berpadanan dengan kata

‘saja’/’juga’ , maka penulisannya dipisah (kabar pun , saya pun ). Bentuk ‘pun’ yang sudah dianggap padu
harus ditulis serangkai. Berikut contoh partikel “pun” yang ditulis terpisah dan digabung.

Contoh yang dipisah:

a) Jika ayah pergi, saya pun ingin pergi.

b) Jangankan bertemu, memberi kabar pun tidak pernah.

Contoh daftar partikel “pun” yang digabung:

Benar Salah

Adapun Ada pun

Andaipun Andai pun

Apapun Apa pun

Ataupun Atau pun

3.1.7 Penggunaan Kata Penghubung “tetapi”,”akan tetapi”, dan “namun”

Perhatikan dengan seksama kalimat berikut ini!

i. Banyak wanita cantik.

Tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.

ii. Wajah Tamara agak pucat, namun dia tetap tampil dengan senyuman.

Pemakaian kata penghubung

“tetapi” dan “namun” pada kalimat-kalimat di atas secara baku tidak tepat. Memang, bahasa dalam
media massa kadang-kadang kurang memperhatikan kaidah tata bahasa yang baku.

Penggunaan kata penghubung yang benar adalah sebagai berikut:

i. Banyak wanita cantik,


tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.

ii. Banyak wanita cantik.

Akan tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.

iii. Wajah Tamara agak pucat. Namun dia tetap tampil dengan senyuman.

Kata penghubung “tetapi” merupakan kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung

“akan tetapi” dan “namun” merupakan kata penghubung antarkalimat.

3.1.8 Penggunaan Kata Penghubung “ialah”, dan ” yaitu”

Kata “ialah” digunakan sebagai kata penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan
perincian atau penjelasan atas penggal yang pertama itu. Contohnya:

Yang perlu dikerjakan sekarang ialah membawa korban ke rumah sakit.

Kata “yaitu” digunakan sebagai kata penghubung yang digunakan untuk memerinci keterangan kalimat.
Contohnya:

Yang pergi tahun ini dua orang, yaitu dia dan saya.

Anda mungkin juga menyukai