Anda di halaman 1dari 68

Surono

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Jln. Diponegoro No. 57 Bandung 40122


Tlp. 022 72 72 606, Fax. 022 72 02 761
1
2
Kejadian Bencana Gerakan Tanah di Indonesia
Tahun 2006

2006
PR JUMLAH
PROVINSI M L RR RH RT (Ha) JR (m) KEJADIAN
JAWA BARAT 42 9 52 3 231 64 1060 20
JAWA TENGAH 151 18 22 116 274 14
JAWA TIMUR 99 65 140 77 4
SUMATRA BARAT 1 3 20 12 175 50 1
SULAWESI UTARA 18 4 637 150 14.5 5
NTB 3 75 787 7 25 13000 3
NTT 4 8 20 1
SULAWESI
SELATAN 204 25 26 11 489 3937 25000

Total 292 117 1583 428 705 205.5 210 44

M : Korban Meninggal RT : Rumah Terancam


L : Korban Luka-luka PR : Tanah Pertanian Rusak
RR : Rumah Rusak JR : Jalan Rusak
RH : Rumah Hancur
3
Kejadian Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 2006
NAMA
PROPINSI GEMPA TGL PUSAT KDLM MAG MMI KORBAN & KERUSAKAN
NO.
KEJADIAN GEMPA (KM) M L KB
128,099°
1 Maluku Pulau Seram 1/28/2006 BT 341,5 7,4 Mw V 0 0 Beberapa bangunan
01:58:48
WIT 5,448° LS
2 NAD Simeulue 2/1/2006 96,059° BT 10 5,9 Mw V 0 0 Beberapa bangunan

2:15:50 WIB 2,744° LS


3 Sulawesi Poso 2/4/2006 120,9° BT 26 4,6 Mw V 0 0 Beberapa bangunan
06.28.15
Tengah WIB 1,607° LS
4 Sulawesi Majene 2/17/2006 - Normal 4 SR V 0 0 Beberapa bangunan
Selatan 20.00 WIB
127,211°
5 Maluku Pulau Buru 3/14/2006 BT 30,6 6,7 Mw VI 3 Puluhan Menimbulkan tsunami
Puluhan bangunan
3:57:33 WIT 3,596° LS rusak
105,358° 4 rumah penduduk
6 Lampung Kalianda 5/12/2006 BT 23,4 5,4 SR VI 0 0 rusak
15:16:58
WIB 5,622° LS
Ribuan bangunan
7 DIY Yogyakarta 27/5/2006 110,29° BT 17,2 6,2 Mw VII 5700 ribuan roboh
05:54:01
WIB 8,01° LS dan rusak
Pangan- 17/07/2006 107,284 BT 10 7,7 Mw IV 550 ratusan
Tsunami melanda
8 Jawa Barat 15:19:25 pantai
daran WIB 9,311 LS (tsunami) Jabar, DIY & Jateng

M= Meninggal; L= Luka-luka; KB= Kerusakan Bangunan 4


Gunungapi

• Merapi: belasan ribu pengungsi, 2 orang


meninggal, puluhan rumah rusak karena
awanpanas
• Karang Etang (Sulut): ribuan orang
mengungsi

5
Beberapa pertanyaan yang harus segera dijawab

• Apa yang dapat dipelajari?


• Tanggung jawab siapa?
• Apa yang harus dilakukan ke depan?
• Mengapa selalu terjadi bencana?

6
• Mitigasi : Upaya/ langkah-langkah memperkecil dampak
bencana

• Bencana : Rangkaian peristiwa yang menyebabkan korban


jiwa, kerusakan/ hilangnya harta benda, merusak
lingkungan, mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat

• Bencana Geologi : Bencana yang disebabkan oleh


dinamika geologi seperti antara lain letusan gunungapi,
gempabumi, tsunami dan gerakan tanah/ tanah longsor.

7
TATAAN GEOLOGI DI INDONESIA

PASIFIK

EURASIA

LEMPENG INDIA-AUSTRALIA

8
TATAAN GEOLOGI
Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif :

• Eurasia yang relatif stabil, walaupun ada pergerakan dari


arah baratlaut ke tenggara (meliputi pulau-pulau Sumatera,
Jawa dan Kalimantan)

• Indo-Australia yang relatif untuk bergerak relatif dari selatan


ke utara, menyusup kebawah lempeng Eurasia membentuk
zona penunjaman di sebelah barat sumatra, selatan P.Jawa,
Selatan Bali-NusaTenggara, hingga ke Barat-Daya Maluku.

• Pasifik bergerak relatif dari Timur ke arah Barat menyusup


dibawah lempeng-lempeng Eurasia dan Indo-Australia,
membentuk zona penunjaman di Utara Papua hingga ke
perairan bagian Timur Sulawesi Tengah.
9
SKETSA TUMBUKAN ANTARA LEMPENG SAMUDRA DGN BENUA

PUSAT
GEMPA
TEKTONIK

10
Konsekuensi dari interaksi Lempeng
• Terbentuk zona penunjaman yang dapat menyebabkan gempabumi di dasar laut
yang berpotensi membangkitkan Tsunami dan berpotensi menyebabkan bencana

• Lipatan, perbukitan dan patahan di darat/busur kepulauan. Patahan aktif dapat


sebagai sumber gempabumi di darat, berpotensi menyebabkan bencana.

• Terbentuk 129 Gunungapi (13% dari jumlah gunungapi di dunia)


¾ Terdapat 129 gunungapi
¾ 80 gunungapi dinyatakan sangat aktif, yang ditandai pernah meletus sejak
1600 – kini
¾ 3 gunungapi bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobalt dan Emperor of China
/Flores)
¾ 65 gunungapi sangat aktif dipantau secara menerus melalui 74 Pos
Pengamatan Gunungapi
Indonesia rentan terjadi letusan gunungapi yang berpotensi menyebabkan
bencana.

• Perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah lolos air
tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, wilayah tersebut rentan
terjadi gerakan/tanah longsor.
11
GEMPABUMI

12
PENYEBAB GEMPABUMI
• Pelepasan energi secara tiba-tiba pada zona
penunjaman dan pada patahan aktif yang
menyebabkan getaran partikel tanah dan batuan
serta menimbulkan goncangan.
• Parameter Gempabumi
¾ Energi di ukur secara instrumental: dalam skala Richter
dan magnituda jenis gelombang gempabumi.
¾ Tingkat keterasaan dan kerusakan bangunan dan geologi
dinyatakan dalam Skala Modified Mercally Intensity (MMI).

13
Wilayah Rawan Bencana Gempabumi

14
15
MITIGASI BENCANA GEMPABUMI
• Jika suatu wilayah pernah terjadi gempabumi maka pasti akan terjadi lagi di
kemudian hari namun kapan dan berapa besar daya rusaknya tidak dapat di
ramalkan.
• Strategi mitigasi: identifikasi tingkat kerentanan terjadi gempabumi dan
siapkan masyarakat guna mengantisipasi kejadian bencana.
• Pemetaan wilayah rawan gempabumi
• Sosialisasi :
¾ Langsung kepada masyarakat, aparat Pemerintah Daerah, guru-guru,
tokoh masyarakat tentang gempabumi dan tata cara mengantisipasi
bencananya.
¾ Tidak langsung : penyerahan booklet, poster dan leaflet tentang
gambar dan tata cara antisipasinya.
• Tanggap Darurat : melakukan penyelidikkan guna menyusun peta rawan
bencana gempabumi secara rinci, menenangkan masyarakat dan rekomendasi
teknis ke Pemda untuk mitigasi ke depan.
• Tanggapan Gempabumi : jika terjadi gempabumi memberikan tanggapan dan
rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah, untuk mitigasi ke depan.
• Pemantauan dan pemetaan sesar aktif : memantau dan memetakan sesar
aktif di darat yang banyak pemukiman dan aktivitas penduduk, guna
menyusun peta rawan bencana gempabumi.
16
SOSIALISASI
Sosialisasi langsung kepada masyarakat
korban gempabumi dilakukan oleh Tim
Badan Geologi DESDM, Tim Psikologi
TNI AD dan Bakornas Media Center.
Sosialisasi bertujuan untuk menambah
pengetahuan masyarakat tentang
kegempaan, sekaligus menghilangkan
kekhawatiran dan keresahan masyarakat,
serta mengangkat semangat masyarakat
korban gempabumi.

17
Sosialisasi melalui
Poster mengenai tanya
jawab gempabumi

18
PETA INTENSITAS GEMPABUMI
HASIL TANGGAP DARURAT
SEBAGAI DATA DASAR
REKONSTRUKSI DAN REHABILITASI

Skala intensitas gempabumi yang


digunakan pada kegiatan ini
mengacu kepada skala Mercally
Modified Intensity (MMI) dengan
mengamati dan mengidentifikasi
respon obyek terhadap efek
goncangan dan kerusakan bangunan
maupun kerusakan geologi (retakan
tanah dan pelulukan).

19
REKOMENDASI TEKNIS

Di wilayah rawan gempabumi :


– Membangun permukiman, bangunan vital dan strategi,
serta bangunan lainnya yang mengundang konsentrasi
banyak manusia dengan konstruksi bangunan tahan
guncangan gempabumi.
– Tidak membangun diatas tanah yang lunak, bekas
urugan, sawah/rawa yang tidak memenuhi tingkat teknis
kepadatan
– Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di
atas, pada dan di bawah lereng sedang hingga terjal.

20
21
PENYEBAB TSUNAMI
• Gempabumi bawah laut, letusan gunungapi
bawah laut (Krakatau 1883), longsoran
bawah laut atau tebing laut, dan meteor jatuh
ke laut
• Parameter tsunami
¾ Dinyatakan dalam intensitas I – XII, berdasarkan
ketinggian gelombang pasang.
¾ Contoh ketinggian gelombang pasang 32 meter,
semua bangunan permanen rusak, beberapa
bangunan dan konstruksi beton bertulang masih
dapat bertahan.
22
Wilayah Rawan Bencana Tsunami

23
• Kerusakan bangunan
• Luka-luka hingga meninggal terseret arus
dan terhantam material hanyutan
• Kerusakan lingkungan

24
25
Kejadian Tsunami di Indonesia Tahun 2006
• Tsunami Pulau Buru 14 Maret 2006

BMG

Kerusakan akibat gempabumi


USGS

Run up Tsunami 40 cm

26
• Tsunami Selatan Jawa Barat, 17 Juli 2006

27
• Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
• Identifikasi wilayah rawan tsunami
• Membuat Peta Rawan Tsunami
• Tanggap darurat

28
29
REKOMENDASI TEKNIS

SIMELUE

Courtesy of Danny Hilman Natawijaya


30
Identifikasi Daerah Rawan Tsunami
di Pantai Selatan Bali
Teluk
Kedonganan,
Jimbaran
Teluk Jimbaran

Legian

Kuta
Bingin

31
32
33
PETA KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB)
LETUSAN GUNUNGAPI

KRB III : Terlanda


awan panas, aliran
lava, lontaran batu
pijar dan hujan abu
KRB II : Dapat
terlanda awan panas
dan lontaran material
vulkanik dan hujan
abu.
KRB I : Terlanda aliran
lahar dan hujan abu

34
35
36
MITIGASI BENCANA
LETUSAN GUNUNGAPI
• Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
• Membuat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Letusan Gunungapi
• Pemantauan gunungapi guna menunjang
sistem peringatan dini letusan gunungapi
• Tanggap darurat

37
SOSIALISASI

Talk Show “Coffee Break”


di TVRI Yogyakarta

Langsung pada masyarakat

Sosialisasi pada tokoh masyarakat 38


REKOMENDASI TEKNIS

Di wilayah rawan bencana letusan gunungapi:


– Tidak membangun permukiman, bangunan vital dan
strategi, serta bangunan lainnya yang mengundang
konsentrasi banyak manusia di KRB III.
– Hati-hati bermukim di KRB II .
– Tidak membangun pemukiman dan aktivitas penduduk di
bantaran sungai yang berpotensi terjadi aliran lahar.

39
40
PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH
DI INDONESIA

41
TINGKAT KERENTANAN GERAKAN
TANAH (KGT)
• Kondisi geologi : tanah lolos air tinggi, diatas batuan kedap
air dengan kemiringan sedang hingga curam.
• KGT Tinggi (Merah) sering terjadi gerak tanah, gerakan
tanah lama dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat.
• KGT Menengah (Kuning) dapat terjadi gerakan tanah jika
terjadi gangguan lereng, tanah alih fungsi lahan, dan hujan
diatas normal. Gerakan tanah bisa dapat aktif kembali jika
terjadi hujan lebat.
• KGT Rendah (Hijau) dapat terjadi gerakan tanah pada
bantaran sungai jika terjadi erosi lateral.
• KGT Sangat Rendah (Biru) jarang terjadinya gerakan tanah
kecuali terjadi kerusakan lingkungan yang sangat hebat.

42
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA TANAH LONGSOR

KONDISI
CURAH
HUJAN GEOLOGI

GERAKAN TANAH/TANAH
LONGSOR

MORFOLOGI KURANGNYA
VEGETASI

43
DAMPAK BENCANA
GERAKAN TANAH
• Kerusakan geologi (retakan dan amblasan)
• Longsoran dengan atau tanpa diikuti banjir
bandang korban jiwa, harta benda dan
kerusakan lingkungan.

44
45
46
47
PENAMPANG LINTASAN GEOLISTRIK
DAERAH CIPATAT

48
PETA SITUASI
TANAH LONGSOR GN. BAWAKARAENG
26 Maret 2004, Jam 14.30 WITA
Lokasi: Dsn Panaikang, Desa Manimbahoi
Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan

49
Dam Bili-Bili

G. Bawakaraeng
2883 m

Citra landsat Sulawesi Selatan th. 50


2000
51
52
BENCANA BANJIR BANDANG
DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

Debris Lokasi bencana :


• Desa Kemiri, Suci, Panti
Kec.Panti dan Kec. Rambipuji,
terjadi pada 2 Januari 2006
Kali Ketajik Kali Putih
• Akibat bencana: 98 orang
Lokasi 2 meninggal dunia, 140 rumah
Lokasi 1
hancur, ratusan hektar lahan
pertanian rusak.

Lokasi 3 Kali Dinoyo


• Longsor terjadi pada zona
kerentanan gerakan tanah
menengah hingga tinggi

Lokasi 4 • Longsor terjadi pada bagian atas


Gunung Argopuro, berkembang
menjadi banjir bandang di
Sungai Denoyo yang dangkal
Aluvial fan dan banyak permukiman di
Lokasi 5 sekitarnya.

53
5 Januari 2006

Kampung Manggis yang terlanda


Banjir Bandang

Komplek rumah
Perkebunan Jawati yang
hilang terlanda Banjir
Bandang

54
Material lepas di hulu Kali Putih siap menimbulkan
Banjir Bandang susulan jika curah hujan tinggi

55
5 Januari 2006

5 Desember 2006
Longsoran tebing sungai yang
mensuplai material Banjir Bandang

56
5 Januari 2006

Material banjir bandang yang


melanda persawahan di Kampung
Sodong

57
5 Januari 2006

Ketinggian landaan
banjir bandang

Material bekas banjir


bandang yang melanda
pemukiman

58
BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN
BANJARNEGARA, PROPINSI JAWA TENGAH

• Lokasi bencana di Dusun


Gunungraja, Ds Sijeruk, Kec.
Banjarmangu, Kab. Banjarnegara,
4 Januari 2006

• Ditemukan 31 orang meninggal,


111 orang diduga tertimbul
longsoran, 102 rumah tertimbun,
satu masjid dan satu TK tertimbun,
79 rumah terancam longsor
susulan
Titik Longsor
• Korban berada pada kaki gunung
Pawinihan yang terjal masuk pada
zona kerentanan gerakan tanah
tinggi, artinya sering terjadi
longsor, longsoran lama dapat
aktif kembali jika terjadi hujan
lebat.

59
PROSES TERJADINYA LONGSOR BANJARNEGARA

• Longsoran Pertama, sekitar pukul


01:00 WIB, pada bagian atas
Gunung Pawinihan, peringatan
Kades tidak begitu dihiraukan
masyarakat (informasi dari
lapangan), karena sering terjadi
longsor, masyarakat masuk ke rumah
masing-masing.

• Material longsoran pertama


menumpuk bagian tengah gunung
Pawinihan, stabilitas lereng
terganggu, terjadi longsoran kedua
sekitar pukul 05:00 WIB.

• Material longsoran meluncur cepat


karena lereng yang curam,
menimbun lembah dan permukiman
penduduk,
60
REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN
BANJARNEGARA

• 79 rumah yang terancam longsor


segera direlokasi.

• Percarian korban perlu waspada


karena curah hujan masih tinggi,juga
getaran alat berat dapat memicu
longsoran susulan.

• Segera menutup retakan tanah dan


dipadatkan, jika retakan terus
berkembang ungsikan penduduk
ketempat yang aman.

• Perlu menata pemukiman yang


terletak di Kawasan rentan
menengah-tinggi tanah longsor.

61
UPAYA YANG TELAH DI LAKUKAN

• Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,


DESDM, telah memberikan surat peringatan kewaspadaan ke
seluruh Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/Kota, dengan
menyebutkan wilayah kecamatan yang rawan gerakan tanah.

• Badan Geologi, DESDM telah mengirimkan Tim Tanggap


Darurat Bencana Gerakan Tanah ke lokasi bencana.

• Menyampaikan hasil tanggap darurat berupa rekomendasi


teknis penanganan dan mitigasi bencana gerakan tanah.

62
• MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH

– Sosialisasi tentang Gerakan Tanah dan Mengantisipasi


jika terjadi bencana gerakan tanah
– Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Pemantauan Gerakan Tanah di Jalur Jalan Raya Vital
dan Strategis
– Tanggap Darurat, jika bencana tdk dapat ditangani
oleh PEMDA, dilakukan penelitian di daerah bencana
guna memberikan rekomendasi teknis penanganan
bencana gerakan tanah
– Tidak membangun di atas/ pada/ bawah lereng terjal
dan pada alur/ lembah sungai

63
SOSIALISASI

• Sosialisasi langsung dengan masyarakat, LSM, dan


Aparat PEMDA

• Sosialisasi tidak langsung, penyebaran Leaflet dan


Booklet

64
EARLY WARNING

• Sistem peringatan dini gerakan tanah dilakukan pada awal


musim hujan dengan mengirim surat, booklet, dan poster
tentang mitigasi bencana gerakan tanah.

• Peta perkiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah dibuat


dengan cara overlay antara peta zona kerentanan gerakan tanah
dan prediksi curah hujan bulanan. Hasilnya berupa 3 tingkatan
zona potensi gerakan tanah tinggi, sedang dan rendah yang
diinformasikan kepada Pemerintah Daerah. 65
REKOMENDASI TEKNIS

Di Zona Kerentanan Gerakan Tanah:


– Tinggi : tidak membangun atau bangunan lainnya yang
mengundang konsentrasi banyak manusia
– Menengah : dapat membangun bangunan dengan
memperhatikan syarat teknis stabilitas lereng dan tidak
mengganggu kemiringan lereng. Senantiasa memelihara
vegetasi berakar kuat dan dalam.
– Rendah hingga sangat rendah : tidak membangun
bangunan di bantaran sungai dan lereng dengan kemiring
sedang hingga terjal.

66
KESIMPULAN
• Wilayah Republik Indonesia berdasarkan tataan geologi, rentan terjadi dinamika
geologi destruktif antara lain gempabumi dengan sumber di darat, di laut (yang
dapat membangkitkan tsunami), letusan gunungapi dan gerakan tanah/tanah
longsor, yang berpotensi menimbulkan bencana. Bersama kita berupaya menekan
jumlah korban

• Pengembangan wilayah belum optimal mempertimbangkan aspek kebencanaan


geologi sbg bagian perlindungan pada masyarakat dlm pencapaian
kesejahteraannya

• Masih banyak dijumpai permukiman dan aktivitas penduduk serta bangunan vital
dan strategis lainnya di wilayah rentan terjadi dinamika geologi destruktif maka
berpotensi besar terjadi bencana geologi

• Belum optimalnya pengembangan wilayah yang memperhatikan aspek


kebencanaan geologi sebagai bagian perlindungan masyarakat dalam mencapai
kesejahteraan

• Letusan gunungapi: korban menurun, pengungsi meningkat


• Keputusan Menteri Dalam Negeri No 131 Tahun 2003 bahwa daerah diwajibkan
membuat peta rawan bencana secara rinci. DESDM dapat memberikan bimbingan
teknis.

67
TERIMA KASIH

68

Anda mungkin juga menyukai