2006
PR JUMLAH
PROVINSI M L RR RH RT (Ha) JR (m) KEJADIAN
JAWA BARAT 42 9 52 3 231 64 1060 20
JAWA TENGAH 151 18 22 116 274 14
JAWA TIMUR 99 65 140 77 4
SUMATRA BARAT 1 3 20 12 175 50 1
SULAWESI UTARA 18 4 637 150 14.5 5
NTB 3 75 787 7 25 13000 3
NTT 4 8 20 1
SULAWESI
SELATAN 204 25 26 11 489 3937 25000
5
Beberapa pertanyaan yang harus segera dijawab
6
• Mitigasi : Upaya/ langkah-langkah memperkecil dampak
bencana
7
TATAAN GEOLOGI DI INDONESIA
PASIFIK
EURASIA
LEMPENG INDIA-AUSTRALIA
8
TATAAN GEOLOGI
Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif :
PUSAT
GEMPA
TEKTONIK
10
Konsekuensi dari interaksi Lempeng
• Terbentuk zona penunjaman yang dapat menyebabkan gempabumi di dasar laut
yang berpotensi membangkitkan Tsunami dan berpotensi menyebabkan bencana
• Perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah lolos air
tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam, wilayah tersebut rentan
terjadi gerakan/tanah longsor.
11
GEMPABUMI
12
PENYEBAB GEMPABUMI
• Pelepasan energi secara tiba-tiba pada zona
penunjaman dan pada patahan aktif yang
menyebabkan getaran partikel tanah dan batuan
serta menimbulkan goncangan.
• Parameter Gempabumi
¾ Energi di ukur secara instrumental: dalam skala Richter
dan magnituda jenis gelombang gempabumi.
¾ Tingkat keterasaan dan kerusakan bangunan dan geologi
dinyatakan dalam Skala Modified Mercally Intensity (MMI).
13
Wilayah Rawan Bencana Gempabumi
14
15
MITIGASI BENCANA GEMPABUMI
• Jika suatu wilayah pernah terjadi gempabumi maka pasti akan terjadi lagi di
kemudian hari namun kapan dan berapa besar daya rusaknya tidak dapat di
ramalkan.
• Strategi mitigasi: identifikasi tingkat kerentanan terjadi gempabumi dan
siapkan masyarakat guna mengantisipasi kejadian bencana.
• Pemetaan wilayah rawan gempabumi
• Sosialisasi :
¾ Langsung kepada masyarakat, aparat Pemerintah Daerah, guru-guru,
tokoh masyarakat tentang gempabumi dan tata cara mengantisipasi
bencananya.
¾ Tidak langsung : penyerahan booklet, poster dan leaflet tentang
gambar dan tata cara antisipasinya.
• Tanggap Darurat : melakukan penyelidikkan guna menyusun peta rawan
bencana gempabumi secara rinci, menenangkan masyarakat dan rekomendasi
teknis ke Pemda untuk mitigasi ke depan.
• Tanggapan Gempabumi : jika terjadi gempabumi memberikan tanggapan dan
rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah, untuk mitigasi ke depan.
• Pemantauan dan pemetaan sesar aktif : memantau dan memetakan sesar
aktif di darat yang banyak pemukiman dan aktivitas penduduk, guna
menyusun peta rawan bencana gempabumi.
16
SOSIALISASI
Sosialisasi langsung kepada masyarakat
korban gempabumi dilakukan oleh Tim
Badan Geologi DESDM, Tim Psikologi
TNI AD dan Bakornas Media Center.
Sosialisasi bertujuan untuk menambah
pengetahuan masyarakat tentang
kegempaan, sekaligus menghilangkan
kekhawatiran dan keresahan masyarakat,
serta mengangkat semangat masyarakat
korban gempabumi.
17
Sosialisasi melalui
Poster mengenai tanya
jawab gempabumi
18
PETA INTENSITAS GEMPABUMI
HASIL TANGGAP DARURAT
SEBAGAI DATA DASAR
REKONSTRUKSI DAN REHABILITASI
19
REKOMENDASI TEKNIS
20
21
PENYEBAB TSUNAMI
• Gempabumi bawah laut, letusan gunungapi
bawah laut (Krakatau 1883), longsoran
bawah laut atau tebing laut, dan meteor jatuh
ke laut
• Parameter tsunami
¾ Dinyatakan dalam intensitas I – XII, berdasarkan
ketinggian gelombang pasang.
¾ Contoh ketinggian gelombang pasang 32 meter,
semua bangunan permanen rusak, beberapa
bangunan dan konstruksi beton bertulang masih
dapat bertahan.
22
Wilayah Rawan Bencana Tsunami
23
• Kerusakan bangunan
• Luka-luka hingga meninggal terseret arus
dan terhantam material hanyutan
• Kerusakan lingkungan
24
25
Kejadian Tsunami di Indonesia Tahun 2006
• Tsunami Pulau Buru 14 Maret 2006
BMG
Run up Tsunami 40 cm
26
• Tsunami Selatan Jawa Barat, 17 Juli 2006
27
• Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
• Identifikasi wilayah rawan tsunami
• Membuat Peta Rawan Tsunami
• Tanggap darurat
28
29
REKOMENDASI TEKNIS
SIMELUE
Legian
Kuta
Bingin
31
32
33
PETA KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB)
LETUSAN GUNUNGAPI
34
35
36
MITIGASI BENCANA
LETUSAN GUNUNGAPI
• Melakukan Sosialisasi kepada masyarakat
• Membuat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Letusan Gunungapi
• Pemantauan gunungapi guna menunjang
sistem peringatan dini letusan gunungapi
• Tanggap darurat
37
SOSIALISASI
39
40
PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH
DI INDONESIA
41
TINGKAT KERENTANAN GERAKAN
TANAH (KGT)
• Kondisi geologi : tanah lolos air tinggi, diatas batuan kedap
air dengan kemiringan sedang hingga curam.
• KGT Tinggi (Merah) sering terjadi gerak tanah, gerakan
tanah lama dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat.
• KGT Menengah (Kuning) dapat terjadi gerakan tanah jika
terjadi gangguan lereng, tanah alih fungsi lahan, dan hujan
diatas normal. Gerakan tanah bisa dapat aktif kembali jika
terjadi hujan lebat.
• KGT Rendah (Hijau) dapat terjadi gerakan tanah pada
bantaran sungai jika terjadi erosi lateral.
• KGT Sangat Rendah (Biru) jarang terjadinya gerakan tanah
kecuali terjadi kerusakan lingkungan yang sangat hebat.
42
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA TANAH LONGSOR
KONDISI
CURAH
HUJAN GEOLOGI
GERAKAN TANAH/TANAH
LONGSOR
MORFOLOGI KURANGNYA
VEGETASI
43
DAMPAK BENCANA
GERAKAN TANAH
• Kerusakan geologi (retakan dan amblasan)
• Longsoran dengan atau tanpa diikuti banjir
bandang korban jiwa, harta benda dan
kerusakan lingkungan.
44
45
46
47
PENAMPANG LINTASAN GEOLISTRIK
DAERAH CIPATAT
48
PETA SITUASI
TANAH LONGSOR GN. BAWAKARAENG
26 Maret 2004, Jam 14.30 WITA
Lokasi: Dsn Panaikang, Desa Manimbahoi
Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan
49
Dam Bili-Bili
G. Bawakaraeng
2883 m
53
5 Januari 2006
Komplek rumah
Perkebunan Jawati yang
hilang terlanda Banjir
Bandang
54
Material lepas di hulu Kali Putih siap menimbulkan
Banjir Bandang susulan jika curah hujan tinggi
55
5 Januari 2006
5 Desember 2006
Longsoran tebing sungai yang
mensuplai material Banjir Bandang
56
5 Januari 2006
57
5 Januari 2006
Ketinggian landaan
banjir bandang
58
BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN
BANJARNEGARA, PROPINSI JAWA TENGAH
59
PROSES TERJADINYA LONGSOR BANJARNEGARA
61
UPAYA YANG TELAH DI LAKUKAN
62
• MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH
63
SOSIALISASI
64
EARLY WARNING
66
KESIMPULAN
• Wilayah Republik Indonesia berdasarkan tataan geologi, rentan terjadi dinamika
geologi destruktif antara lain gempabumi dengan sumber di darat, di laut (yang
dapat membangkitkan tsunami), letusan gunungapi dan gerakan tanah/tanah
longsor, yang berpotensi menimbulkan bencana. Bersama kita berupaya menekan
jumlah korban
• Masih banyak dijumpai permukiman dan aktivitas penduduk serta bangunan vital
dan strategis lainnya di wilayah rentan terjadi dinamika geologi destruktif maka
berpotensi besar terjadi bencana geologi
67
TERIMA KASIH
68