Anda di halaman 1dari 6

ANGINA PEKTORIS

No. Dokumen : PKM-KB/SOP/KSY-36


No. Revisi :0
SOP
Tgl. Terbit : 7 September 2017

Halaman :5
Mengetahui, Kepala
Puskesmas Kecamatan
PUSKESMAS
drg. Aprillina Siahaan
KELURAHAN
NIP:196804041993122001
BUNGUR drg. Kristy Wathini
NIP 196311221993032003

1. Pengertian Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat
melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas dihentikan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menatalaksana angina pektoris.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.113/2017 tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Puskesmas Kelurahan Bungur
4. Referensi Permenkes No 5 Tahun 2014 tentang Panduan Pelayanan Klinis di
Puskesmas
5. Prosedur 1. Alat :
a. Tabung oksigen
b. Masker oksigen
c. Ambu Bag
d. Gudell
e. Saturasi oksigen
2. Bahan :
a. APD (Sarung tangan steril, masker)
b. Set Infus (Selang Infus, abocath sesuai ukuran)
c. Cairan kristaloid (NaCl 0,9%, RL)
d. Spuit 5cc
e. Kassa steril
f. Plester
g. Obat; ISDN
6. Langkah - a. Tenaga kesehatan melakukan anamnesis kepada pasien. Anamnesis
langkah meliputi apakah pasien mengalami keluhan nyeri dada yang khas, yaitu
seperti rasa ditekan atau terasa seperti ditimpa beban yang sangat berat,
seperti diperas atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh
perasaan tidak enak di dada di daerah sternum atau di bawah sternum
(substernal: tidak dapat melokalisasi), atau dada sebelah kiri dan kadang-
kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain
seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, dan bahu. Apakah nyeri
muncul pada saat melakukan aktivitas dan hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. Berapa lama nyeri berlangsung, bila nyeri
dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mengalami
sindrom koroner akut dan bukan angina pektoris biasa. Apakah muncul
keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang nyeri
dada disertai keringat dingin.
b. Tenaga kesehatan menanyakan pada pasien apakah terdapat faktor
resiko berupa riwayat penyakit koroner di keluarga, riwayat diabetes
melitus, riwayat hipertensi, riwayat riwayat kolestrol tinggi (dislipidemia),
kurang melakukan aktivitas fisik, merokok, minum alkohol.
c. Tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang
meliputi penimbangan berat, pengukuran tinggi dan tekanan darah,
perhitungan nadi dan laju pernapasan, serta pengukuran suhu tubuh
pasien.
d. Dokter melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan (holistik) yang
meliputi pemeriksaan kepala, leher, dada, perut, dan ekstremitas. Pada
auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik
di daerah apeks. Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau
meningkat.
e. Dokter memberikan lembar pengantar untuk tindakan elektrokardiografi
(EKG), dan X-ray thorak.
f. Dokter melakukan penegakan diagnosis sesuai dengan kriteria Klasifikasi
Angina:
1. Stable Angina Pectoris (angina pektoris stabil) yang timbul bila
melakukan suatu pekerjaan, sesuai dengan berat ringannya
pencetus, dibagi atas beberapa tingkatan:
a. Selalu timbul sesudah latihan berat.
b. Timbul sesudah latihan sedang (jalan cepat 1/2 km)
c. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)
d. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa)
2. Unstable Angina Pectoris (angina pektoris tidak stabil/ATS) terjadi
pada saat istirahat maupun bekerja.
3. Angina prinzmetal (Variant angina) terjadi tanpa peningkatan jelas
beban kerja jantung dan sering timbul pada waktu beristirahat atau
tidur.
Klasifikasi Angina Pektoris menurut Canadian Cardiovascular Society
Classification System:
1. Kelas I: Pada aktivitas fisik biasa tidak mencetuskan angina. Angina
akan muncul ketika melakukan peningkatan aktivitas fisik (berjalan
cepat, olahraga dalam waktu yang lama).
2. Kelas II: Adanya pembatasan aktivitas sedikit/aktivitas sehari-hari
(naik tangga dengan cepat, jalan naik, jalan setelah makan, stres,
dingin). Kelas III: Benar-benar ada pembatasan aktivitas fisik karena
sudah timbul gejala angina ketika pasien baru berjalan 1 blok atau
naik tangga 1 tingkat.
3. Kelas IV: Tidak bisa melakukan aktivitas sehari-sehari, tidak nyaman,
untuk melakukan aktivitas sedikit saja bisa kambuh, bahkan waktu
istirahat juga bisa terjadi angina.
g. Dokter memberikan tatalaksana pasien berupa terapi farmakologis dan
non farmakologis, yaitu:
 Farmakologis:
1. Oksigen dimulai 2 L/menit
2. Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral
sampai mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan
sekunder.
3. Antipletelet Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan akut
 Non farmakologis:
1. Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat dimana
membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya
2. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
3. Mengatur pola makan dan menjaga berat badan ideal
4. Melakukan olah raga ringan secara teratur
5. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan
diabetes secara teratur
6. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid dan tekanan darah
h. Dokter melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut
7. Diagram Alir
nyeri dada khas angina

Anamnesa :Lokasi (dimana, menjalar atau tidak)? Onset


nyeri? Kuantitas keluhan ? Kualitas keluhan (seperti apa
sakitnya)? Apakah menjalar?Jenis obat yg diminum? Pola
makan minum? Faktor risiko? Penyakit lain?
Pemeriksaan fisik:KU, TTV, auskultasi dapat terdengar derap atrial
atau ventrikel dan murmur sistolik di daerah apeks. Frekuensi
denyut jantung dapat menurun, menetap atau meningkat.

Pemeriksaanpenunjang: EKGdan X-ray thorak.

Farmakologis:
1. Oksigen dimulai 2 L/menit
2. Nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan 5 mg peroral sampai
mendapat pelayanan rawat lanjutan di pelayanan sekunder.
3. Antipletelet Aspirin 160-320 mg sekali minum pada serangan akut
Non farmakologis:
1. Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat dimana membutuhkan
banyak oksigen dalam aktivitasnya
2. Menghentikan konsumsi rokok dan alkohol
3. Mengatur pola makan dan menjaga berat badan ideal
4. Melakukan olah raga ringan secara teratur
5. Jika memiliki riwayat diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes
secara teratur
6. Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid dan tekanan darah

Rujukke FKRTL

Selesai
8. Hal – hal yang Nilai TTV dan keadaan umum pasien
perlu diperhatikan

9. Unit terkait Unit Pelayanan Umum dan ruang tindakan

10.Dokumen Rekam Medis


terkait

11. Rekaman Histori Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal diberlakukan

TATA LAKSANA ANGINA PEKTORIS

No dokumen : PKM-KB/DT/KSY-36
Tgl. Terbit : 7 September 2017
DAFTAR
No.Revisi : 0
PUSKESMAS TILIK drg. Aprillina Siahaan
KELURAHAN NIP:196804041993122001
Halaman : 1
BUNGUR

No LangkahKegiatan Ya Tidak
1 Apakah tenaga kesehatan melakukan anamnesis keluhan pasien?
2 Apakah tenaga kesehatan menanyakan pada pasien apakah terdapat faktor
resiko dan riwayat penyakit?
3 Apakah tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital?
4 Apakah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan (holistik)?
5 Apakah dokter memberikan lembar pengantar untuk tindakan
elektrokardiografi (EKG), dan X-ray thorak?
6 Apakah dokter melakukan penegakan diagnosis sesuai dengan kriteria
Klasifikasi Angina?
7 Apakah dokter memberikan tatalaksana pasien berupa terapi farmakologis dan
non farmakologis?
8 Apakah dokter membuat rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut.
bila diperlukan?

Compliance rate (CR) : ……………..%

Jakarta,…………..........
Pelaksana / auditor

……………………………………….
NIP: ………………..........................

Anda mungkin juga menyukai