Gizi Mahasiswa...
E-ISSN : 2548-5741
Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 83-87
*
Penulis untuk korespondensi: checoks@yahoo.com
dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko Status gizi pada kelompok dewasa di atas
terjadinya penyakit, melindungi diri dari 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas,
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif walaupun masalah kurus juga masih cukup
dalam gerakan kesehatan masyarakat1 tinggi. Angka obesitas pada perempuan
Mahasiswa sebagai bagian dari cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki.
masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai Berdasarkan karakteristik masalah obesitas
generasi penerus bangsa diharapkan memiliki cenderung lebih tinggi pada penduduk yang
prilaku hidup sehat sesuai dengan visi Indonesia tinggal di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi
Sehat 2010. Diharapkan juga, dengan memiliki dan pada kelompok status ekonomi yang
prilaku hidup sehat mahasiswa/i akan memiliki tertinggi pula.6
kesehatan yang baik yang selanjutnya akan Prevalensi IMT Aceh usia >15 tahun
mendukung tercapainya sumber daya manusia adalah Kurus 13,1%, Normal 70,3%, BB lebih
yang berkualitas karena kesehatan merupakan 8% dan Obesitas 8,6%. Berdasarkan perbedaan
salah satu faktor yang sangat menentukan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa
kualitas sumber daya manusia.2 obesitas pada laki-laki adalah 5,2%, sedangkan
Pola makan yang tidak seimbang membuat prevalensi obesitas pada perempuan adalah
pasokan energi tidak sesuai dengan keluaran 11,7%. Pada Banda Aceh prevalensinya laki-laki
energi untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. adalah 14,6% sedangkan pada perempuan
Jika di pagi hari tidak sempat sarapan, lalu siang 21,4%. Prevalensi Kurang Energi Kronis pada
hari makan seadanya, selanjutnya makan malam wanita usia subur 15-45 tahun adalah Aceh
dalam keadaan yang terlalu lelah untuk 12,3% dan Banda Aceh 23%.6
menyiapkan makanan sehat maka solusi Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
termudah dan tercepat biasanya adalah pilihan ingin meneliti bagaimana hubungan pola makan
“makanan di luar” atau jajan di mana komposisi pagi dengan status gizi pada mahasiswi
gizinya di luar kontrol anda sebagai pembeli.3 Poltekkes Kemenkes Aceh.
Dalam memperoleh makanan, ada
beberapa cara mendapatkan makanan
mahasiswa/i yang kos yaitu bayar makan, beli di DESAIN PENELITIAN
warung, rantangan, dan masak sendiri. Hal ini
dilakukan 3 kali atau 2 kali per hari tergantung Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik
kepada keinginan mahasiswa/i tersebut. Khusus dengan desain penelitian yang dilakukan secara
mereka yang masak sendiri atau makan bayar, crosssectional untuk melihat hubungan pola
keteraturan pola makannya sangat tergantung makan pagi dengan status gizi pada mahasiswi
kepada kedisiplinan mereka mengatur waktu dan Program Studi D-III Gizi Tingkat II Poltekkes
keuangan. Tidak jarang dijumpai mahasiswa/i Kemenkes Aceh.
yang makan pagi dan siang disatukan karena Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
terlambat bangun atau kondisi keuangan yang mahasiswi gizi Tingkat II Prodi DIII Jurusan
kurang baik menurut David Simanjuntak tahun Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh yang berjumlah
1998. Karena biasanya yang dialami mereka 53 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
yang kos, ada waktu tertentu uang mereka seluruh mahasiswi gizi Tingkat II Prodi DIII
banyak dan ada waktu tertentu uang mereka Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh yang
sedikit atau sama sekali tidak ada.4 berjumlah 53 orang. Sampel yang diambil
Pola makan merupakan faktor yang dengan memenuhi kriteria sampel bersedia
berpengaruh langsung terhadap status gizi. Pola untuk dijadikan responden dan hadir pada saat
makan dapat dinilai secara langsung dari kualitas dilakukan penelitian.
dan kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan Data yang yaitu data primer dan data
memenuhi kebutuhan tubuh, baik kuantitas sekunder. Data primer terdiri dari data
maupun kualitasnya, maka tubuh akan mendapat identitas yang meliputi nama, umur dan
kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya dan alamat,data berat badan, data tinggi badan dan
keadaan gizi yang baik pun dapat tercapai.5 data Food Record. Sedangkan data sekunder
dalam penelitian ini meliputi gambaran umum Tabel 1. Indeks masa tubuh (IMT)
lokasi penelitian dan jumlah populasi yang mahasiswa Poltekkes Kemenkes Aceh
diperoleh dari staf akademik Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Aceh. Data identitas IMT n %
sampel yang meliputi nama, umur dan alamat Kurus 7 13,2
dikumpulkan dengan metode pembagian
angket dan wawancara langsung dengan Berat normal 39 73,6
responden. Data pengukuran tinggi badan dan Gemuk 7 13,2
berat badan dilakukan dengan pengukuran
antropometri yaitu berat badan diukur dengan Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan
menggunakan timbangan injak dengan cara bahwa sangat sedikit mahasiswa yang
letakkan timbangan injak di tempat yang datar, mempunyai status gizi dengan kegemukan yaitu
menggunakan pakaian seminim mungkin dan 13,2% begitu juga dengan mahasiswa yang
berdiri pada timbangan injak serta lihat kurus. Secara umum mahasiswa di Poltekkes
hasilnya. Tinggi badan diukur dengan Kemenkes Aceh mempunyai status gizi normal
menggunakan mikrotoa dengan cara mikrotoa yaitu sebesar 73,6%. Hal ini memberikan
diletakkan di dinding yang datar, berdiri tegak gambaran bahwa mahasiswa Poltekkes tidak
lurus dengan pandangan lurus ke depan, bahu mempunyai masalah yang berarti terkait dengan
rata, kepala, punggung, bokong, betis dan status gizi mereka.
tumit kaki menempel ke dinding. Data tentang
status gizi yang diperoleh dengan cara 3. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi
pengukuran menggunakan antropometri
terhadap IMT pada responden. Data tentang Tabel 2. Hubungan Pola Makana dengan
pola makan pagi dikumpulkan dengan Status Gizi Mahasiswa Poltekkes Aceh
menggunakan metode food record selama 7
hari. Kebugaran tubuh
Pola Total p-
Makan Kurang Baik Gemuk value
n % n % n % n %
HASIL DAN PEMBAHASAN Kurang 6 12,5 36 75 6 12,5 48 100 0,646
Baik 1 20 3 60 1 20 5 100
Total 7 13,2 39 73,6 7 13,2 53 100
1. Pola Makan Pagi
Pola makan pagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Aceh mempunyai suatu Secara proporsional terlihat bahwa pada
kecenderungan yang kurang baik, hasil mahasiswi yang mempunyai status gizi dalam
penelitian menyebutkan bahwa 91,0% kategori kurus sebagian besar (20%) memiliki
mahasiswa memiliki pola pada katagori pola makan pagi dalam kategori baik
kurang baik. Selain itu hanya terdapat sedikit dibandingkan dengan yang berkategori kurang
mahasiswa yang mempunyai pola makan baik (12,5%), sedangkan pada mahasiswi yang
yaitu sebesar 9,0%. Kurang baiknya pola berstatus gizi dalam kategori gemuk sebahagian
makan mereka berkaitan dengan jenis besar (20%) juga terdapat pada pola makan pagi
sarapan, waktu sarapan yang tepat, serta dalam kategori baik dibandingkan dengan yang
tingkat kecukupan energid dan zat dari dari berkategori kurang (12,5%). Dari hasil
sarapan mahasiswa. perhitungan uji statistik menggunakan chi-
square test didapat hasil, tidak ada hubungan
2. Status Gizi Mahasiswa antara pola makan pagi dengan status gizi pada
Staus gizi mahasiswa diukur secara mahasiswa Poltekkes Kemenkes Aceh , dimana
antropometri yaitu meliputi pengukuran tinggi diperoleh p= 0,769
badan, penimbangan berat badan serta Dengan demikian, ada faktor lain yang
perhitungan umur. Selanjutnya dihitung mempengaruhi status gizi responden selain pola
menggunakan persamaan indeks masa tubuh. makan pagi seperti konsumsi harian responden