Definisi

Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit. Hal ini disebabkan oleh
Malassezia, jamur dimorfik lipofilik. Jamur ini adalah bagian dari flora kulit normal namun bisa
menyebabkan penyakit saat ia beralih ke bentuk hifa patogennya. Faktor lingkungan, genetik,
dan imunologi tertentu dapat menjadi predisposisi patogen ini dan berkontribusi terhadap
perkembangan penyakit.
Jamur tumbuh paling baik dalam kondisi hangat dan lembab, prevalensi pityriasis
versicolor yang lebih tinggi di daerah tropis lembab. Ada peningkatan prevalensi penyakit yang
signifikan antara masa kanak-kanak dan remaja, mungkin karena perubahan hormonal yang
meningkatkan sebum produksi dan memungkinkan lingkungan yang kaya akan lipid dimana
jamur dapat tumbuh. Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda yang
aktif secara fisik. Meskipun pilihan pengobatan oral dan topikal yang efektif ada, kekambuhan
penyakit umum terjadi dan pityriasis versicolor dapat berdampak pada kualitas hidup.

Renati S, Cukras A, Bigby M. Pityriasis versicolor. BMJ 2015; 350: 1394

Etiologi
Tinea versicolor adalah mikosis kulit yang disebabkan oleh fungi dari genus Malassezia.
Saat ini, spesies yang paling umum adalah Malassezia globosa. Furfur adalah spesies yang paling
umum, dengan penyebab lain adalah M. sympodialis, M. sloffiae, dan M. restricta. Malassezia
adalah jamur kecil yang terdiri dari hanya bahan genetik. Karena itu, penghuniannya terbatas
pada flora kulit normal manusia dan vertebrata lainnya. Jamur ini tidak dapat tumbuh dalam
media yang tidak mengandung lipida (kecuali M. pachydermatis) . Siklus reproduksi
Malasseziais tidak jelas, daerah yang sesuai dengan lokus tipe kawin (MAT) dan gen yang
mengatur meiosis telah diidentifikasi untuk M. globosa, menunjukkan bahwa pola kawin seksual
dan aseksual. Host imunokompeten biasanya menghilangkan virulen Malassezia melalui sel
dendritik monosit yang mengikat fagositosis organisme, ini diaktifkan melalui respon imun sel
T-helper yang adaptif. Ada beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan kemungkinan
pertumbuhan patologis berlebih dari jamur ini. Ini mencakup penerapan sediaan dan krim
berminyak, peningkatan lingkungan kelembaban rendah, penggunaan berlebihan kortikosteroid,
dan genetik. Selanjutnya, seperti patogen lainnya, gangguan pada penghalang epidermal (umum
pada individu dengan atopikzim) dapat memicu sensitisasi dan spesifik allergen IgE dan
reaktivitas sel T terhadap jamur. Sebagai tambahan, pelepasan peptida antimikroba seperti LL-37
dan humanbeta-defensin-2 (HBD-2) dapat memicu patologi. Tinea versicolor lazim terjadi di
lingkungan tropis.
Joseph R, Fauzia R, Amor K. Tinea versicolor in dark-skinned individuals. International journal
of dermatology. 2014, 53, 137–141
Tinea versicolor kondisi kutaneous yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari genus
Malassezi, yang merupakan komponen jamur dari flora kulit normal yang biasa ditemukan di
daerah seboroik pada wajah, lengan, dan batangnya. Manifesis secara klinis sebagai makula
hipopigmentasi yang asimtomatik, makula hiperpigmentasi, atau kombinasi keduanya. Di bawah
mikroskop cahaya, Malassezia hadir sebagai dimorfik fungus baik dalam bentuk hifa dan ragi.
Sebagian besar dokter telah menemukan bahwa mayoritas pasien kulit putih hadir hanya dengan
lesi hipopigmentasi. Di bawah mikroskop cahaya, lesi pada kulit gelap yang terlibat dengan tinea
versicolor cenderung memiliki lapisan stratum korneum yang lebih tebal, lebih banyak
tonofilamen di granulosum, dan melanosomes yang lebih banyak.Ddiagnosis banding meliputi
reticulasi papillomatosis, dermatitis seboroik, pityriasis rosea, pityriasis alba, dan vitiligo. Tinea
versicolor dapat berhasil dikelola pada kebanyakan hal dengan pengobatan antijamur topikal.
Kasus kekambuhan, seperti yang terlihat pada pasien yang tidak diobati dengan kompromi,
mungkin memerlukan terapi oral atau topikal terjadwal

Joseph R, Fauzia R, Amor K. Tinea versicolor in dark-skinned individuals. International journal

of dermatology. 2014, 53, 137–141