Percobaan Penyearah Gelombang Rectifier
Percobaan Penyearah Gelombang Rectifier
PENYEARAH GELOMBANG
1. Tujuan
2. Alat-alat Percobaan
1). Osiloskop/CRO
2). Voltmeter analog dan digital.
3). Papan rangkaian
4). Resistor, kapasitor, potensiometer, dioda, transformator
5). Kabel-kabel penghubung.
3. Dasar Teori
(anoda) A K (katoda)
22
Apabila kaki anoda (A) dihubungkan dengan kutub positif dan kaki katoda (K)
dihubungkan dengan kutub negatif dari suatu sumber tegangan dc (atau tegangan
A lebih positif dari pada tegangan K), maka arus dapat mengalir dan pada keadaan
yang demikian dikatakan dioda terpanjar maju (foward bias). Pada pemasangan
yang sebaliknya, anoda dihubungkan dengan kutub negatif sedangkan katoda
dengan kutub positif, maka arus tidak dapat mengalir asalkan tidak melebihi batas
tegangan dadalnya. Pemasangan yang demikian dikatakan dioda terpanjar mundur
(reverse bias).
Apabila sebuah dioda dipasang pada sumber tegangan bolak-balik, misalnya
PLN (setelah melewati transformator step-down), maka oleh dioda tegangan itu akan
diubah menjadi tegangan searah. Rangkaian penyearah sederhana dan bentuk
keluarannya adalah sebagai berikut :
Vi
CT
R Vo
Vi Masukan Vo Keluaran
Vm Vm
0 t 0 t
π 2π π 2π
-Vm -Vm
Dari 0 sampai dengan π arus dapat diteruskan karena pada saat itu dioda terpanjar
maju. Tetapi dari π hingga 2 π dioda terpanjar mundur, oleh karenanya arus tidak
dapat mengalir. Rangkaian yang demikian tadi disebut sebagai rangkaian penyearah
gelombang setengah (half wave rectifier). Jika masukannya (Vi) sebagai gelombang
sinus, maka keluarannya dapat dituliskan :
23
Suatu voltmeter dc analog dibuat sedemikian hingga simpangan jarumnya
menunjukkan tegangan reratanya saja untuk masukan yang berupa gelombang
sinus, dengan demikian tegangan yang terbaca pada voltmeter dc adalah :
Vm
Vdc = = Vrerata
Vm
Vac = = Veff
2
Penyearah yang sedikit lebih baik menggunakan dua buah dioda. Rangkaian
ini dapat dipikirkan sebagai dua rangkaian penyearah gelombang setengah yang
bekerja secara bergantian. Rangkaian demikian disebut sebagai rangkaian
penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) yang skemanya dapat dilihat pada
gambar berikut :
Vi
CT
R Vo
Vi Masukan Vo Keluaran
Vm Vm
0 t 0 t
π 2π π 2π
-Vm -Vm
24
Jika ujung-ujung keluarannya dihubungkan dengan voltmeter dc, maka jarum
voltmeter yang menunjukkan tegangan reratanya akan berharga :
2Vm
Vdc = = Vrerata
Vi
CT
C RL Vo
Vi Masukan Vo Keluaran
Vm Vm
Vr
0 t 0 t
π 2π π 2π
-Vm -Vm
Mengingat sifat kapasitor (C) yang dapat diisi muatan maupun dikosongkan,
dengan terpasangnya C, tegangan keluaran (Vo) tidak segera turun meskipun
tegangan masukan (Vi) sudah turun. Ini dikarenakan kapasitor memerlukan waktu
untuk mengosongkan muatannya. Sebelum tegangan kapasitor turun ke nol,
tegangan kapasitor tersebut segera naik lagi oleh tegangan masukan. Dengan
demikian sekecil apapun, tegangan keluaran belum rata sempurna, tetapi masih
25
terdapat riak (ripple). Besar riak dinyatakan sebagai tegangan riak (Vr) yang
besarnya dapat dibuktikan secara teoritis sebagai :
Vm
Vr = (untuk penyearah gelombang setengah)
fRLC
Vm
Vr = (untuk penyearah gelombang penuh).
2 fRLC
Tampak bahwa tegangan riak (Vr) makin kecil untuk nilai C yang semakin besar.
Setelah melalui tapis, tegangan dc (Vdc) pada keluarannya dapat ditentukan, diukur
ataupun dihitung. Besar tegangan dc tersebut tergantung pada R L, C, Vm , dan f.
Dari gambar dapat ditentukan :
Vdc = Vm - 1 Vr .
2
Ada beberapa besaran yang menunjukkan kualitas suatu penyearah dan 2 (dua) di
antaranya adalah faktor riak (r) dan regulasi tegangan (R) yang masing-masing
didefinisikan sebagai berikut
Vr , rms
r =
Vdc
Vo (tan pa RL ) Vo (dengan RL )
R = .
Vo (dengan RL )
4. Langkah-langkah Percobaan
ke CRO
R
Vi mA
S4
PLN CT S1 S2 S3
Vo
RL
trafo C1 C2
26
Dengan R = 560 Ω atau 47 Ω, C1 = C2 = 47 μF/25V, dan RL = 10 kΩ.
5. Data Percobaan
27