Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI

Komparasi Management Theory : Perbandingan Teori Manajemen Modern


Menurut Peter Drucker dan Teori Manajemen Klasik Menurut James D.
Mooney dan Herbert Alexander Simon

Disusun oleh:

Iftitah Imawati (15/380131/TK/43315)

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
Komparasi Management Theory : Perbandingan Teori Manajemen Modern
Menurut Peter Drucker dan Teori Manajemen Klasik Menurut James D.
Mooney dan Herbert Alexander Simon

Iftitah Imawati
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada
Abstrak

Makalah ini dibuat untuk menjelaskan teori yang disampaikan oleh beberapa tokoh manajemen. membahas
teori dari beberapa tokoh yang mewakili setiap era yaitu pemikiran dari 3 tokoh besar yaitu Peter Drucker
dengan teori modern management dibandingkan tokoh manajamen dunia lain seperti James D. Mooney
dengan teori Principles of Organization dan Herbert Alexander Simon dengan teori general administrative
management. Dari masing-masing teori memiliki kesinambungan yang unik. Tiap tokoh mempunyai
perbedaan perspektif mengenai tindakan atau kegiatan yang ideal untuk dilakukan seorang manajer. Teori
tersebut muncul berdasarkan pengalamn tokoh atau studi kasus yang dilakukan tokoh tersebut dalam
kapasitas sebagai manajer. Studi mengenai teori manajemen sangat perlu dilakukan guna memperkaya
tinjauan literatur sebagai manajer. Selain itu, dapat diginakan sebagai acuan penagambilan kebijakan untuk
manajer. Semua teori yang dijabarkan tidak semata-mata merupakan teori yang sempurna, teori-teori
tersebut dapat kita kombinasikan sesuai kebutuhan dan iklim perusahaan. Setiap teori akan menimbulkan
dampak positif maupu negatif. Di sinilah peran paper ini dalam mengulas kembali teori yang telah
disampaikan tokoh-tokoh manajemen, agar dapat kita terapkan poin-poin yang bersesuaian dengan tujuan
yang ingin kita capai.

Kata kunci : Tokoh manajemen, management theory , teori klasik, teori modern

I.Pendahuluan

Manajemen telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, semenjak jaman purbakala. Era
bercocok tanam pada manusia purba mengharuskan kelompok untuk mengatur anggota dan
menerapkan teknik pertanianataupun perburuan sedemikianrupa sehingga tujuan kelompok dapat
tercapai. Para ahli paleoantropologi mengemukakan tentang nenek moyang manusia homo hobilis
yang merupakan spesies yang terampil dalam menggunakan peralatan, homo erectus yang pertama
kali berdiri tegak dan homo sapiens yang merupakan mahluk pemikir (Wren & Bedeian,2009;10).
Seiring dengan pemikiran manusia, para tokoh manajemen melahirkan pemikiran tentang
ilmu-ilmu manajemen yang baru yang terus berkembang hingga hari ini. Perkembangan ilmu-ilmu
manajemen terus berkembang seiring perubabahn waktu dan kontek, sehingga banyak konsep dan
Ilmu manajemen itu sendiri teori mengenai manajemen semakin berkembang dengan berbagai
macam model. Pada awal kemunculannya teori manajemen ilmiah menjadi populer pada tahun
1870-1930, lalu teori organisasi klasik, hubungan manusiawi hingga teori modern yang menjadi
acuan hingga saat ini. Teori tersebut muncul dari pemikiran para tokoh-tokoh manajemen yang
hampir di setiap benua menyumbangkan ide manajemen dengan perspektif dan fokus yang
berbeda. Hal tersebut, dipengaruhi oleh pengalaman yang para tokoh dapat atau dengan
mengnalisis teori-teori sebelumnya dan menyempurnakannya hingga berujung pada teori
manajemen modern yang berlaku dan banyak digunakan hingga saat ini.
Secara garis besar tulisan ini akan membahas teori dari beberapa tokoh yang mewakili
setiap era. Namun yang akan diulas lebih dalam yaitu pemikiran dari 3 tokoh besar yaitu Peter
Drucker dengan teori modern management dibandingkan tokoh manajamen dunia lain seperti
James D. Mooney dengan teori Principles of Organization dan Herbert Alexander Simon dengan
teori general administrative management,. Ketiga tokoh tersebut menurut penulis, memberikan
dampak yang cukup luas bagi perspektif manajemen.

II.Isi

Peter Ferdinand Drucker

Peter Ferdinand Drucker lahir di Wina, Austria-Hungary


pada tahun 1909 dan menjadi profesor yang paling
berpengaruh dalam dunia manajemen hingga tutup usia di
umur 95 tahun di Claremont, California, Amerika
Serikat, 11 November 2005 . Adalah seorang penulis,
konsultan manajemen, dan "ekolog sosial." Ia sering disebut
sebagai bapak "manajamen modern." Ratusan artikel ilmiah
dan populer serta 39 bukunya menjelaskan bagaimana
manusia diorganisir pada setiap sektor masyarakat—bisnis,
pemerintah, maupun organisasi non-profit. Tulisan-
tulisannya juga berhasil memprediksi berbagai peristiwa
yang terjadi pada abad ke-20 seperti privatisasi dan
desentralisasi; kebangkitan Jepang sebagai kekuatan
ekonomi dunia; peran pemasaran yang semakin meningkat;
dan kebutuhan akan sebuah masyarakat informasi. Pada tahun 1959, Drucker memperkenalkan
istilah "Pekerja pikiran" (knowledge worker).”
Beragam teori manajemennya telah menjadi acuan di banyak organisasi, perusahaan swasta
maupun pemerintah. Prediksinya tentang privatisasi dan desentralisasi, kebangkitan ekonomi
Jepang, keunggulan kompetitif praktek pemasaran, dan peran vital informasi dalam industri telah
menjadi kenyataan di masa kini.
Peter Drucker telah bekerja sama dan menjadi konsultan yang berperan penting dalam kesuksesan
bisnis banyak perusahaan besar seperti: GM, GE, Coca-Cola, IBM, Citicorp, Intel, P&G, Toyota,
serta beberapa organisasi pemerintah dan LSM.

“Performing, responsible management is the alternative to tyranny and our only protection
against it.” -Peter Drucker-
Peter Drucker merupakan tokoh manajemen dengan modern management theory dengan
pendekatan management strategic dengan konsentrasi pada proses pengambilan keputusan
dan kajian serta analisis aktifitas terkait kinerja jangka panjang organisasi.
Beberapa ide pentingnya yaitu :
1. Desentralisasi dan penyederhanaan.
2. Perampingan hirarki dan peningkatan kompetensi.
3. Alih-daya (outsourcing).
4. Peran penting sektor nirlaba dan mikroekonomi.
5. Menghargai karyawan sebagai aset alih-alih liabilitas.
6. Perencanaan dengan visi ke depan bukan ke belakang.
7. Menguatkan komunitas.
8. Menyelaraskan berbagai kebutuhan dengan tujuan
9. Mengutamakan pelayanan daripada keuntungan jangka pendek.

Dan salah satu konsep utama yang dikemukakan sang guru manajemen ini
adalah MBO: Management By Objectives. Suatu sistem yang menekankan efektivitas dan
pengendalian mutu, tanpa mengesampingkan kreativitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Implementasi MBO oleh sebuah perusahaan tidak terbatas pada target tahunan saja tapi
juga sampai kepada penetapan indikator-indikator pencapaian kinerja individual dari setiap
karyawan. Para karyawan dengan manajernya secara aktif dan partisipatif menetapkan target
secara bersama-sama.
Elemen yang umum ditemui dalam teori MBO adalah :
1. Komitmen kepada program kerja.
2. Penetapan target oleh pembuat keputusan serta strateginya.
3. Penetapan sasaran individual lewat partisipasi aktif dari sang pekerja.
4. Penilaian kinerja secara periodik.
5. Otonomi atau keleluasaan dari eksekusi pelaksanaan pencapaian tujuan.

Selain itu, Peter Drucker mengajarkan ekologis sosial yang menekankan pentingnya
keharmonisan hubungan para pemimpin dengan bawahannya ketika bekerja sama secara aktif
dalam menetapkan sasaran namun memberikan keleluasaan dan wewenang untuk mencapainya,
meningkatkan kefektifan manajemen mencapai tujuan organisasi sekaligus memotivasi para
anggotanya.

Lalu, dia juga membela posisi karyawan sebagai sumber daya bukan biaya dengan
menekankan dampak manusiawi dalam penetapan tujuan yang membawa kesuksesan. Peningkatan
kompetensi karyawan dianggap sangat krusial karena ilmu pengetahuan khususnya di bidang
teknologi dan inovasi adalah keunggulan bersaing yang didapatkan lewat karyawan berwawasan.

Pandangannya sejak tahun 1940-an hingga tahun 1970-an tentang desentralisasi, karyawan
sebagai aset yang berharga, perusahaan sebagai komunitas yang dibangun atas kepercayaan dan
rasa hormat bukan hanya laba, pentingnya pelanggan bagi bisnis, mendahulukan substansi
daripada tampilan atau pengkultusan dalam kepemimpinan, dan kontribusi dari pekerja yang
berwawasan telah teruji visioner serta terbukti di masa kini hingga ke masa yang akan datang.

James D. Mooney
James D. Mooney memulai karirnya sebagai insinyur dan
pebisnis, dan kemudian menjadi salah satu anggota kunci tim
manajemen senior di General Motors, di bawah Pierre du Pont
dan Alfred P.Sloan. Bertanggung jawab atas operasi GM di luar
negeri, dia membantu membuat perusahaan tersebut menjadi
pembuat mobil terkemuka di dunia, berkembang dari basis
domestiknya menjadi perusahaan global.

Dianggap sebagai intelektual terkemuka di dewan GM, dia


adalah pemikir yang dihormati dalam organisasi dan strategi.
Bukunya “Onward Industry!” (1931), yang kemudian dicetak ulang sebagai “Principles of
Organization” (1937), menjadikannya sebagai guru manajemen yang populer. Karyanya tentang
sifat dan asal mula sejarah organisasi bisnis menjadi semakin relevan di era globalisasi modern.
James D. Money, seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar
manajemen tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhati kan untuk merancang organisasi.
1. Kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak antara manajemen dan pekerja
2. Seleksi ilmiah kerja
3. Sistem bonus untuk merangsang pekerja
4. Instruksi-instruksi kerja yang detail harus digunakan

Herbert Alexander Simon (15 Juni 1916 – 9 Februari 2001)

Adalah peneliti di bidang psikologi kognitif, ilmu komputer,


administrasi umum, ekonomi dan filsafat. Pada tahun 1975, Simon
mendapat penghargaan Turing Award dari ACM, bersama Allen
Newell atas jasanya dalam memberikan kontribusi yang besar di
bidang kecerdasan buatan, psikologi manusia dan pengolahan
senarai. Pada tahun 1978 Simon juga mendapat penghargaan Nobel
di bidang Ekonomi, atas penelitiannya di bidang pengambilan
keputusan pada organisasi ekonomi. Salah satu konsep temuannya
antara lain adalah istilah rasionalitas terbatas dan keterpuasan
(satisficing).

Herbert Simon lahir di Milwaukee, Wisconsin pada tahun 1916. Ia meraih gelar sarjananya
pada tahun 1936 dari University of Chicago. Kemudian ia meraih gelar Ph.D. di bidang Ilmu
Politik dari universitas yang sama pada tahun 1942, dengan disertasinya mengenai administrasi
umum. Disertasinya ini kemudian diterbitkan dengan judul Administrative Behavior, dan konsep-
konsep yang dikembangkan dalam buku inilah yang akhirnya membuat Simon menerima
penghargaan Nobel. Simon sempat bekerja di Berkeley dan di Illinois Institute of Technology.
Sejak tahun 1949, Simon bekerja di Carnegie Mellon University – Pitsburg hingga wafat. Ia
melakukan riset terhadap proses pengambilan keputusan.

Berikut Daftar tulisan beliau

 Administrative Behavior 1947


 Models of Man 1957
 Organizations 1959
 Models of Discovery 1977
 Models of Thought 1979, 1989
 Models of Bounded Rationality 1982
 Models of My Life 1991
 The Sciences of the Artificial (3rd Edition) 1996

Herbert Simon dan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsip Klasik. Gerakan kontingensi


mencapai puncaknya pada taun 1960-an, tetapi Herbert Simon sudah menyadari pada tahun 1940-
an bahwa prinsip-prinsip paradigma teori klasik harus mengalah terhadap pendekatan kontingensi
atau situasional. Simon mencatat bahwa kebanyakan dari prinsip klasik tidak lebih dari pada
pepatah saja dan banyak di antaranya saling bertentangan. Ia menyatakan bahwa teori organisasi
perlu melebihi prinsip-prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai
kondisi yang di bawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.

Namun di tahun 1950 dan 1960- an, cenderung masih didominasi oleh prinsip-prinsip yang
simplisistik baik dalam keragaman mekanistik maupun aspek humanistisnya. Diperlukan kurang
lebih dua puluh tahun bagi para teoritikus organisasi untuk memberikan tanggapan yang efektif
terhadap tantangan Simon. Pandangan-pandangan Simon berdasarkan hasil risetnya terhadap
proses pengambilan keputusan ditemukan bahwa ada kesamaan pandangan antara proses
pengambilan keputusan dengan proses manajemen,’…management is equivalent to decision
making…’. Simon merumuskan tiga tahap dalam proses pengambilan keputusan sebagai tahap
aktivitas pemikiran (intelligence), aktivitas desain, dan aktivitas memilih. Dalam proses
pengambilan keputusan menurut Simon ada batasan atau konstrain yang diidentifikasikan olehnya
sebagai administrative man versus economic man. Ada keputusan-keputusan yang sifatnya
terprogram versus tak terprogram, dan ada jenjang hirarki pada pencapaian tujuan-tujuan.
‘Proverbs of Administration’, yang diterbitkan pada tahun 1960, merupakan karya utama Simon
yang sangat berpengaruh terhadap pemahaman administrasi. Pandangannya terhadap teori
administrasi menyatakan bahwa setiap prinsip selalu eksis dan dapat diterima, tetapi akan
menimbulkan kontradiksi antara satu prinsip dengan yang lain. Simon mencontohkan beberapa hal
antara lain: spesialisasi, kesatuan komando, rentang kendali, pengorganisasian lewat tujuan,
proses, klien dan tempat.

Pandangan Simon sangat berpengaruh terhadap pendekatan-pendekatan yang


dikembangkan dalam teori administrasi, dalam bentuk aturan-aturan yang fleksibel dan diakui
sebagai bagian yang saling berhubungan terhadap sistem. Dari pandangan ini selanjutnya
dilakukan pendekatan yang lebih komprehensif pada teori administrasi baik gambaran situasi
administrasi, diagnosis dan penentuan kriteria utama yang menentukan pengembangan teori
administrasi. Pandangannya masih dikembangkan lebih lanjut dan menjadi acuan bagi yang lain,
sejak 1965 hingga kini. Simon menjelaskan proses dalam organisasi terjadi lewat tujuan yang
spesifik dan terjadi secara formal. Dia mengkritik pandangan Fayol yang datar dan Taylor dengan
asumsi economic mannya. Ia mengajukan konsep asumsi administrative man, yaitu orang yang
mengejar kepentingan pribadi tetapi mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat, mereka
menyadari hanya memiliki sedikit alternatif dalam membuat keputusan, dan berharap akan
mendapatkan penyelesaian yang optimal.

Simon membedakan antara keputusan-keputusan yang dibuat seseorang yang memasuki


atau keluar dari organisasi dan keputusan yang mereka buat sebagai partisipan organisasi, dengan
cara menyederhanakan keputusan dan dukungan partisipan dalam keputusan yang diambil oleh
partisipan. Partisipan dalam posisi yang tinggi memutuskan dengan komponen bernilai tinggi,
sementara orang berposisi rendah membuat keputusan dengan komponen yang ada saja. Top
manajemen membuat keputusan tentang ‘what’, sedangkan bawahan membuat keputusan tentang
‘how’. Secara keseluruhan Simon menolong kita memahami bagaimana ratusan atau ribuan tujuan
individu disatukan dan organisasi dapat mengendalikannya lewat tujuan organisasi. Kontribusi
Simon yang lain adalah dalam bidang tehnologi manajemen. Pemikirannya didasarkan atas studi
terhadap perusahaan di South Essex, yang melibatkan lebih dari 100 orang karyawan. Dalam
analisis terhadap penilitian tersebut ditemukan tidak adanya pola yang paling baik atau
menentukan, apakah itu pola lini, staf, mekanistik atau organis, dalam manajemen kecuali
organisasi memisahkan fungsi tersebut kepada kelompok kecil (batch), kelompok besar (large
batch) atau masal, atau kelompok proses produksi.

Temuan Simon tentang impilikasi-implikasi kompleksitas teknologi dalam batch kecil


adalah tentang adanya pengurangan biaya tenaga kerja ketika tehnologi makin baik, kapasitas
produksi dan rentang kendali yang semakin luas, proses produksi semakin organis, intensitas
komunikasi verbal yang semakin jelas, dan spesialisasi manajemen yang berbasis pada metode
know-how. Sementara temuan Simon tentang pengembangan teknologi manajemen pada batch
besar atau masal, menunjukkan adanya hubungan tentang hal yang menyenangkan antara
keteraturan dalam manajemen dengan bisnis yang sukses.

Pada tahun 1956, bersama Allen Newell, Simon mengembangkan Logic Theory
Machine dan program General Problem Solver (GPS) (1957). GPS adalah metode penyelesaian
masalah dengan cara memisahkan strategi pemecahan permasalahan dari informasi/data yang
spesifik tentang masalah itu sendiri. Kedua program ini dikembangkan dengan menggunakan
bahasa IPL (Information Processing Language) (1956) yang dikembangkan oleh Newell, Cliff
Shaw dan Simon. Dalam buku The Art of Computer Programming , Donald Knuth menyebutkan
bahwa pengolahan senarai dalam IPL dengan senarai berkait awalnya disebut sebagai "NSS
memory", yang merupakan singkatan dari nama-nama penemunya.

Komparasi

Gerakan manajemen modern melanjutkan pengembangan manajemen ke arah yang lebih


terintegrasi. Semua konsep pemikiran dari gerakan sebelumnya menjadi fondasi dasar dalam
membentuk kerangka konsep pemikiran manajemen modern. Pindur mengklasifikasikan era
modern ini menjadi enam pendekatan dengan tidak menyertakan pendekatan pelanggan yang
berkembang pesat di era tahun 1990an (Pindur et all, 1995). Teori Peter Ducker terkait manajemen
modern menitik beratkan pada visi dan tujuan suatu perusahaan dengan cara penetapan mutu yang
telah disepakati sehingga semua kegaiatan mengacu pada tujuan dan berstandar mutu yang telah
ditentukan. Hal tersebut membuat tingkat kreativitas menurun dan inovasi sangat minim apabila
perbaikan mutu tidak dilakukan secara berkala. Peter juga menitikberatkan pada peran aktif
pegawai dalam suatu perusahaan, hal itu juga termasuk dalam penilaian yang dilakukan oleh
seorang manajer. Jika kita melihat hal ini, teori manajemen modern secara tidak langsung
menggabungkan kedua teori sebelumnya. Oleh karena itu teori modern ini digemari di era
sekarang.

III.Kesimpulan

Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan
diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi
sosiologis maupun psikologis. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan
mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan
prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.

Daftar Pustaka
Baskara, I Gde Kajeng. 2013. Perkembangan Pemikiran Manajemen dari Gerakan Pemikiran
Scientific Management Hingga Era Modern. Bali : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 7, No. 2.
Pindur, Wolfgang., Rogers, Sandra. dan Pan Suk Kim, 1995, “The History of Management : a
Global Perspective”, Journal of Management History, MCB University Press, USA.
Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada
Media Group.

Wren, Daniel dan Bedeian, Arthur, 2009, The Evolution of Management Thought, ed. 6, John
Wiley & Sons, USA.

Anda mungkin juga menyukai