Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen
biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam.
Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup
yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak
dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali
dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah
kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem
Klasifikasi (penggolongan/pengelompokan).
Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus
pada klasifikasi tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana pengelompokkan-pengelompokkan tentang tumbuhan mungkin
yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki
daun yang lebat dan batang yang kua, padahal banyak hal yang belum kita
ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana habitus, bentuk organ, ukuran organ, warna bunga, aroma, dan
rasa Morindae Folium ?
2. Bagaimana habitus, bentuk organ, ukuran organ, warna bunga, aroma, dan
rasa Jasmini Flos?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui habitus, bentuk organ, ukuran organ, warna bunga, aroma,
dan rasa Morindae Folium.
2. Untuk mengetahui habitus, bentuk organ, ukuran organ, warna bunga, aroma,
dan rasa Jasmini Flos.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Glucogard

Komposisi : Morindae Folium ekstrak (daun Mengkudu), Mamordicae Fructus

ekstrak (buah Pare)

Khasiat kegunaan : membantu meringankan gejala kencing manis

Produksi : PT Phapros

2.1.1 MORINDAE CITRIFOLIAE FRUCTUS

Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anakkelas : Sympatalae
Bangsa : Rubiales

2
Suku : Rubiaceae
Marga/genus : Morinda
Jenis / spesies : Morinda citrifolia L.

Habitus :

Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat
tumbuh pada lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.

Morfologi :

Batang

1. Kulit batang cokelat keabu abuan atau cokelat kekuning kuningan


2. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun.
3. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan
untuk penopang tanaman lada.

Daun

1. Berdaun tebal mengkilap dan berwarna hijau.


2. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.
3. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal.
4. Bentuknya jorong langset berukurann 15-50 ˣ 5-17 cm
5. Tepi daun rata, ujung lancip pendek.
6. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip.

3
Bunga

1. Bunga tersusun majemuk.


2. Perbungaan bertipe bongkol bulat.
3. Tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh
normal.
4. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm.
5. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua.
6. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih,
harum

Buah

1. Buah majemuk.
2. Terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan bongkol di bagian
dalamnya.
3. Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat poligonal
(segibanyak) yang berbintik bintik dan berkutil.
4
4. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi putih kekuningan,
dan akhirnya putih pucat ketika masak.
5. Daging buah lunak, tersusun dari buah buah batu berbentuk piramida dengan
daging buah berwana putih terbentuk dari mesokam.

Bentuk Organ :

Ukuran Organ :

a. Pohon

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4–6 m.

b. Daun

Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal 15-50 x 5–17 cm. Pangkal daun
pendek, berukuran 0,5-2,5 cm.
5
c. Bunga

Perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1–4 cm, tumbuh di ketiak daun
penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunga banci,
mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm

d. Buah

diameter 7,5–10 cm.

Warna Bunga : berwarna putih

Aroma : Tajam

Rasa : pahit

2.2 Bedak Dingin Nyonya Meneer

6
Komposisi:

 Amylum Oryzae 50%


 Jasmini Flos 35%
 Kaempferiae Rhizoma 10%
 Curcumae Heyneanae Rhizoma 5%

Cara Pemakaian:

setiap pagi dan sore boleh memakai bedak ini 3 butir dicampur air mawar (rozen
water) atau air dingin

Isi:

20 utir @ 0.2 gr

2.2.1 JASMINI FLOS

Klasifikasi Tanaman

Nama Simplisia : Jasmini flos

Tanaman Asal : Jasminum sambac L

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophularies

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

7
Spesies : Jasminum sambac

Kandungan : Minyak atsiri, asam format, asam benzoat, dan


asam asetat ester

Makroskopis : Mahkota bungan berbentuk lembaran agak


mengerut, mahkota bunga panjang 0,6 cm, sampai 1
cm, tangkai bunga panjang 0,7 cm sampai 1 cm.

Mikroskopis : Pada penampang melintang bunga, tampak epidermis daun


mahkota berbentuk hampir bulat, berpapila; parenkim mahkota berbentuk bulat, di
daerah ini terdapat berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral;
epidermis kelopak berbentuk segi empat. Sayatan paradermal tampak epidermis
daun mahkota berbentuk poligonal, dinding antiklinal agak berombak.

Habitus :

Tumbuh pada tempat yang beriklim tropis pada daerah dataran rendah dengan
ketinggian 1600 m dpl.

Morfologi :

Batang

8
Menurut jenis batangnya, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai semak,
batangnya berkayu dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu
halus dan jarang.

Daun

1. Daun majemuk menyirip (pinnatus)


2. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite dengan setiap buku
terdapat dua lembar daun yang berhadapan
3. Daunnya hanya memiliki tangkai dan helaian saja
4. Berbentuk ovate, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada
ujung daun sedikit meruncing

9
5. Seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan
sedikit bergelombang
6. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan
daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan pertulangan
daunnya agak melengkung.

Bunga

1. Bunga melati selalu berwarna putih


2. Bunga majemuk, memilki ibu tangkai bunga yang keluar dari ketiak daun.
Susunan bunganya menyirip dan berhadapan
3. Bagian-bagian bunganya terdiri dari tangkai anak bunga yang di ujungnya
terdapat daun pelindung berbentuk benang berjumlah 7 helai, disambung
dengan tangkai bunga.
4. Saat mekar bunga yang memilki 7 mahkota berlapis-lapis ini akan berbentuk
datar sehingga pada bunga jenis ini tidak ditemukan kelopak bunga
5. Bunga Jasminum sambae punya andrecium (alat kelamin jantan) ditandai
dengan adanya stamen yang terdiri dari kepala sari, tangkai sari, kotak sari,
dan serbuk sari dan juga mempunyai alat kelamin betina yang terdiri dari
kepala putik, tangkai putik dan bakal buah. Namun alat kelamin ini tidak
produktif sehingga tidak menghasilkan buah.
6. Posisi stamen berada dalam rongga tangkai bunga
10
7. Posisi kepala putik lebih pendek dibandingkan kepala sarinyaAkar

Akar

Melati yang termasuk tumbuhan berkayu ini memiliki akar tunggang yang dapat
menopang tanaman yang dpat tumbuh hingga ketinggian 5 M.

Bentuk Organ :

Ukuran organ :

a. Batang

Batang bulat berkayu dengan tinggi 0,3-3 meter

b. Daun

Daun melati putih berjenis tunggal, tangkai daun pendek, dengan ukuran sekitar 5
mm, dengan letak yang berhadapan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur,
hingga menjorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata, tulang
daunnya menyirip, dengan ukuran 5-10 cm × 4–6 cm.
11
c. Bunga

Bunganya tunggal atau berpasangan (di varietas kultivasi), dengan 7-10 ruas
kelopak, panjang 2,5–7 mm, berbulu halus, panjang tabung mahkota 7–15 mm,
sebanyak 5 cuping, bundar telur atau lonjong, panjang 8–15 mm, kebanyakan
putih, beraroma kuat

Warna bunga : berwarna putih

Aroma : Bau harum lemah

Rasa : tidak berasa

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari
begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang
mudah. Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari
organisme melalui dasar/kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme.

13
DAFTAR PUSTAKA

Esiti B. Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Diktat Kuliah. Jurusan Biologi


FMIPA ITB. Bandung.

Subagio. 1990. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan Jurusan Biologi


FMIPA. ITB. Bandung.

Undang Ahmad Dasuki. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Pusat


antar universitas ITB. Bandung.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta Erlangga.

Tijitrosoepomo, Gembong. 1998. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada Univerity


Press. Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai