Anda di halaman 1dari 14

Ruang Lingkup Manajemen Produksi PT.

Indofood Sukses Makmur, Tbk


25SEP
1.1 Keragaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur

1.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Indofood Makmur


Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta
Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15
November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991,
semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus
1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11
Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT
Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan
Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah
Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di
Jakarta.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant
dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992
dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT
Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai
beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak
200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di
lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi
mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota,
diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,
Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi,
sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar
produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik
berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta
membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
1.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

1.1.3 Job Description


Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1) Manajer Umum (General Manager)
Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab
atas berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur,
membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk
mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan
jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.

2) Manajer Pabrik (Factory Manager)


Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi
kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran
jalannya proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung jawab:
(1) Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan manufacturing yang meliputi PPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang
untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. (2) meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu
produk, produktifitas kerja dan pengendalian biaya operasional secara kontinu. (3)
Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang
ditentukan.
 Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja
guna pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas
kerja sesuai dengan persyaratan.

 Manajer Teknik (Manager Technical)


Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga
dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang.
Membuat perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya
dalam kegiatan yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan
perbaikan mesin.

 Manajer Gudang (Warehouse Manager)


Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan,
sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan
kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk menjaga dan memelihara semua aset
perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap. Menjaga kelancaran dan
pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui penentuan tata letak gudang
serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi
tenaga kerja.

 Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan
bahan baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan
kedatangan RM untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah
dibuat. Membuat jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang
diterima. Memantau tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard
dan persediaan penyangga tetap terjaga.
3) Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process
Development and Quality Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan
tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi,
bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan
produk. Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung jawab: (1) Mengendalikan semua
kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin
kelangsungan aktifitas perusahaan. (2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP
dan Kalibrasi di laboratorium serta GNP dan HACCP diproses produksi. (3)
Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal pengawasan mutu
dan hasil pengawasan serta pengembangan produk. (4) Mengatur dan merencanakan
kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan fasilitas kerja selama masih dalam
batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan rencana manajemen. (5)
Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.

1. Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)


Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem
pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses
produksi dan produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan
QC Process Spv & bagian administrasi. Melakuaka perbaikan mutu dan cost peralatan
untuk kebutuhan analisis.
1. Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw
Material/Finished Good Spv)
Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC
dalam hal pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi.
Melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses Incoming Quality
Control (IQC), Outgoing Quality Control (OQC) yang meliputi koordinasi QC Field RM &
FG serta pelaksanaan penerbitan hasil analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja
bisa berjalan lancar. Melakukan koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG serta
mengembangkan proses. Menjaga kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC
RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili
BPDQC jika tidak ada. Memantau, mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
4) Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan,
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai.
Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP.
Menandatangani bank instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang
ditetapkan perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset
dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Menetapkan pelasanaan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
5) Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)
Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi
kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses
pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu
manajer personalia memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial
yang harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan
usaha) dilingkungan perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja
dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian
secara tepat sebagai syarat untuk meningktkan produktifitas kerja yang optimal.
Memberikan dukungan dan pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai
standar kerja secara optimal. Membuat analisa pengembangan organisasi secara berkala
dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan mutu/Total Quality
Management (TQM). Turut serta melaksanakan program HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point).
6) Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk,
menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat
rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.

7) Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian
sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang
telah ditetapkan.
1.1.4 Tujuan Pendirian
Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1)
memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu
meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu
kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan
hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah
realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan
tujuan untuk masa depan perusahaan.

Visi : “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk
bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri
makanan”.
Misi : “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di
bidang industri makanan”.
1.1.5 Usaha Awal
Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan
bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi,
rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan
ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar
Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah,
Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di
Afrika.

1.1.6 Sumber Daya Manusia Perusahaan


Pada saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari 1500 karyawan yaitu sekitar 70%
merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf manajemen. Tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari SD sampai dengan Strata Satu.
Dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan terhadap
kepercayaan pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu dan
inovasi tenaga kerja adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan perusahaan
terdiri dari tiga kategori, yaitu pelatihan dasar, pelatihan teknis fungsional, dan pelatihan
manajerial.

Dalam penerimaan pegawai, Divisi Noodle, PT. ISM, Tbk menerapkan dua sistem.
Pertama adalah sistem internal, apabila perusahaan membutuhkan suatu jabatan
tertentu, maka akan ditinjau dulu pegawai yang telah ada dan berpotensi untuk promosi
jabatan. Kedua adalah sistem eksternal, dimana HRD akan merekrut SDM dari luar yang
bermutu dengan spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan melalui kantor Departemen
Tenaga Kerja, iklan, Biro Konsultasi, atau dengan pemasangan pengumuman di
lingkungan perusahaan.
1.1.7 Perkembangan Perusahaan
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta
Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar
Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah
Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT
Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.
PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik,
lebih dari 10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000
outlet.

PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle
division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m².
Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi,
Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur,
Indramayu, dan Sumedang.
PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie
instan merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini
perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market
leader pada masing-masing brand yang dimilikinya.
1.2 Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur

1.2.1 Bahan Baku Utama


Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan mie
instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku
tersebut adalah :
 Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam
pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses
pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata,
mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta
sebagai sumber karbohidrat dan protein.

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku
utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung
setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga
jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai
klasifikasi khusus sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga
jenis tepung tersebut sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein
tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan
mie instan. Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu

Jenis Kadar Air Gluten Protein


No. Tepung pH (%) (%) (%)

Cakra 5,5-
1. Kembar 6,8 14,5 (max) 31 (min) 13

Segitiga 5,5-
2. Biru 6,8 14 (max) 25 (min) 10,5-11,5

Segitiga 5,5-
3. Hijau 6,8 14 (max) 21 (min) 9

Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk
pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu
sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.
 Tepung Tapioka
Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik
digunakan untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%.
Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka
ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg.

2.2.2 Bahan Baku Penunjang


 Air
Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan
suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-
bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus
air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air
Minum (PAM).

 Alkali
Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman,
pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk
dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih
baik.

Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan
untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan
penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku
pada periode sebelumnya.

2.2.3 Pemasok Bahan Baku


PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok
(supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan
pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan
baku dan bahan pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material
No Lokasi
Material Supplier

1 Jakarta
Tepung terigu Bogasari Flour Mills

2 Jakarta
Minyak goreng Salim Ivomas

3 PT. Food Ingredient Cikampek


Bumbu Development

4 Jakarta
Karton Packing Raci Pack
Bandung
Puri Nusa

Jakarta
Supermova

Jakarta
Prima Makmur

Jakarta
Respati

5 Jakarta
Etiket Cipta Kemas Abadi
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk
melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam
perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware
House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang
peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku
tersebut.
2.2.4 Sistem Persediaan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang).
Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat
penanganan bahan baku, yaitu :
 Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah
yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya
Departemen Quality Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah
ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan
disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk.
Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan telah
memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung
terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan
rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
 Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat
oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku
terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan
dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung
dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.

 Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku
yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses
produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa
dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu
mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca
panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.3 Proses Produksi yang Terjadi di PT. ISM

Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap,


yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan).
Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
 Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang
terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan
beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau
homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau
dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses
pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35 oC.
 Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll
press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk
lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu.
Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan
tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
 Slitting atau Pembentukan Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap
dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu
laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang
mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
 Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang
cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua
menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi
mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi
pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki
tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak
pada proses penggorengan atau frying.
 Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran
tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya
ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang
berputar.

 Frying atau Penggorengan


Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok
pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini
minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari
proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan
pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi
matang, kaku dan awet.

 Cooling atau Pendinginan


Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas
untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan
tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar
dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan
etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan
lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari
penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang
dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih
dua menit.

Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2 Diagram Alur Produksi Mie Instan

Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi
sebatas pengawas jalannya produksi.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood


CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang
diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk
tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka
waktu pendek atau menengah.
2.4 Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie
instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA

8
1 Indomie

2
2 Indomie Special

2
3 Indomie Vegan

11
4 Indomie Regional Flavor

3
5 Indomie Kriuk

2
6 Indomie Jumbo

6
7 Indomie SQN

4
8 Indomie Paket

4
9 Supermie Reguler
NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA

3
10 Supermie Sedaaap

3
11 Supermie Go Series

6
12 Sarimi

6
13 Sarimi Extra Besar

6
14 Sakura

1
15 Intermi

15
16 POP Mie

2
17 Mie Telor

2
18 Anak Mas

4
19 POP Bihun Spesial
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu
berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas
produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi
kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari
2 kelompok besar yaitu :

1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan


2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan
dikeringkan.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak
bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari
kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami
penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie
tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton
seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

Anda mungkin juga menyukai