BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT)
dilakukan pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200
2.2Prosedur
Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji
glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan
mengumpulkan sampel urinenya.
Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, penderita diambil darah
untuk pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita
mengosongkan kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya
secara terpisah.
Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan
permen, merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat.
Minum air putih yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.
2.4 Interpretasi
Gambaran yang diberikan di sini adalah untuk darah vena. Jika digunakan
darah kapiler, kadar puasa lebih tinggi 5.4 mg/dl (0.3 mmol/L), kadar
puncak lebih tinggi 19.8 – 30.6 mg/dl (1.1 – 1.7 mmol/L), dan kadar 2 jam
lebih tinggi 10.8 – 19.8 mg/dl (0.6 – 1.1 mmol/L). Untuk plasma vena
kadar ini lebih tinggi sekitar 18 mg/dl (1 mmol/L).
Pada banyak kasus diabetes, tidak ada puncak 1 jam karena kadar glukosa
darah meningkat pada keseluruhan waktu tes. Kurva diabetik dari jenis
yang sama dijumpai pada penyakit Cushing yang berat.
Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi
insulin menurun karena proses penuaan.
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
KA-EN 1B
Indikasi:
KA-EN MG3
Indikasi :
KA-EN 4A
Indikasi :
Na 30 mEq/L
K 0 mEq/L
Cl 20 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
o Na 30 mEq/L
o K 8 mEq/L
o Cl 28 mEq/L
o Laktat 10 mEq/L
o Glukosa 37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
Otsu-RL
Indikasi:
1. Resusitasi
2. Suplai ion bikarbonat
3. Asidosis metabolik
MARTOS-10
Indikasi:
AMIPAREN
Indikasi:
AMINOVEL-600
Indikasi:
PAN-AMIN G
Indikasi:
Contoh:
Hari I : (masa stabilisasi) cukup diberikan kristaloid (RL atau Ringer
Asetat)
Hari II : Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 500 cc maka:
Cairan : 2000 cc
Asam amino : 17,5 gram
Energi : 870 kcal
Na+ : 30,8 mEq
K+ : 15 mEq
Osmolaritas : 745 mOsm
Data ini menunjukan kekurangan natrium dan kalium. Untuk itu dapat
ditambahkan Kcl 15-20 cc (15-20 mEq) atau sesuai data laboratorium,
sedangkan natrium dapat ditambahkan NaCl 3% 200 cc yang mengandung
105 mEq Na+. NaCl 3%=513 mEq Na+/L
Hari III : Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 1000 cc +
Ivelip 10% 100 cc.
Contoh ini dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai kebutuhan. Perlu diingat
larutan yang mengandung dektrose harus diberikan terus-menerus. Dengan
demikian dapat dipergunakan stop-cock sehingga cairan lain yang daat diberikan
selang seling. Ketrampilan kita dalam pemberian nutrisi ini perlu disertai dengan
komposisi berbagai jenis cairan yang ada dipasaran termasuk osmolaritasnya.
Viskositas cairan : darah, emulsi lemak, atau larutan koloid (misal albumin
dan dekstran). Mungkin perlu kanula lebih besar dan hindari vena kecil
(misal vena punggung tangan)
Temperatur larutan: larutan dingin bisa menginduksi spasme vena dan
memperlambat aliran
Infiltrasi, flebitis atau trombus
Dressing infus
Dressing dipantau untuk memastikan tetap kering, tertutup dan utuh. Dressing
yang utuh berarti pinggir-pinggirnya rapat ke kulit. Jika dressing lembab atau
integritasnya tidak baik maka harus segera diganti. Dewasa ini ada dressing
transparan dan memiliki keuntungan cepat mendeteksi tanda dini flebitis dan
infiltrasi.
Tempat insersi
Blanching
Blanching adalah keputihan mengkilat pada tempat insersi. Ini merupakan
petunjuk adanya infiltrasi, atau kebocoran cairan ke jaringan. Jika ada kebocoran
pada tempat insersi, pemasangan infus harus diulang. Pembahasan terpisah
mengenai infiltrasi dan flebitis telah diunggah pada situs ini dan bisa diakses.
2. PEMANTAUAN KOMPLIKASI METABOLIK
Komplikasi metabolik terkait dengan nutrisi parenteral bisa serius, tetapi
bisa diminimalkan dengan pemantauan adekuat. Komplikasi metabolik akut
Jika anggota keluarga Anda telah menderita stroke, maka Anda perlu tahu
tentang jenis diet yang akan membantu dalam proses pemulihan. Pada artikel ini
kita akan membahas diet untuk korban stroke dan bagaimana diet yang tepat
dapat membantu dalam penyembuhan. (Bramardianto.com )
Untuk menyusun diet yang ideal untuk korban stroke, Anda harus terlebih
dahulu berbicara dengan dokter yang bersangkutan untuk mengetahui apa jenis
pantangan si pasien. Beberapa korban stroke mengalami kesulitan menelan
makanan yang akan membatasi jenis makanan padat yang mereka konsumsi.
3.1 Kesimpulan
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan
langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi
parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus
yang normal. Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai
nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna.
3.2 Saran
Pada pemberian nutrisi parenteral, lakukan pemantauan yang tepat untuk
menghindari komplikasi. Jika fungsi pencernaan pasien sudah normal lebih baik
mencoba untuk memberikan nutrisi secara oral.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/131446105/makaLah-pemeriksaan-gLukosa-docx