HIPERTIROID
Oleh:
dr. Nurharafah
Pendamping:
1
LEMBAR PENGESAHAN
PORTOFOLIO
JUDUL
“ HIPERTIROID”
Mengetahui, Mengetahui,
2
BERITA ACARA PRESENTASI LAPORAN KASUS (PORTOFOLIO)
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
3
Borang Portofolio
Nama Peserta : dr. Nur Harafah
Nama Wahana : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
Topik : Hipertiroid
Tanggal (kasus) : 12 september 2017
Nama Pasien : Nn. S
No. RM : 216605
Tanggal Presentasi :
Nama Pendamping : dr. Indri Hadijah Trianto
Tempat Presentasi : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
OBJEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi :
Pasien perempuan, berusia 24 tahun datang ke poli penyakit dalam RSUD dr. Mohd.
Saleh dengan keluhan jantung berdebar yang dialaminya sejak 2 minggu yang lalu
dan dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan tersebut tidak disertai dengan
sakit dada, namun pasien mengeluh tangan sering gemetaran, mudah berkeringat,
sulit tidur dan menjadi lebih mudah marah. Selain itu, pasien mengeluh adanya
benjolan di leher yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya lemas, mual dan muntah. Lemas dirasakan sepanjang hari,
terutama setelah melakukan pekerjaan. Setiap habis makan, pasien mengeluh mual
dan muntah. Dimana muntahannya berisi makanan yang dimakan pasien. Disamping
itu, nafsu makan pasien meningkat, tetapi berat badannya dirasakan terus menurun.
Pasien juga mengeluh cepat haus sehingga sering minum yang berakibat pasien
sering buang air kecil. Adanya diare atau konstipasi disangka (-). Riwayat keluhan
serupa sebelumnya (-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT (-), DM(-),
Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
4
o Tujuan:
Membuat diagnosis yang paling mungkin dan melakukan tatalaksana yang tepat pada
kasus ini
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan Pustaka
Cara Diskusi Presentasi E-mail Pos
Membahas dan
Diskusi
DATA PASIEN Nama: Nn. S No Registrasi: 216605
Nama klinik : Telp: - Terdaftar sejak: 12 September
RSUD Dr Moh Saleh 2017
Riwayat Pengobatan:
Tidak ada riwayat pengobatan
5
Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-), HT (-), DM (-), penggunaan obat lainnya (-)
Riwayat Keluarga:
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Pekerjaan:
Pasien adalah seorang karyawati
Pemeriksaan fisik:
Tanda vital:
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 120 x/m
Suhu : 36,6 oC
Pernapasan : 26x/m
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, exoftalmus (-)
Telinga : Normal, nyeri tekan dan nyeri tarik (-/-)
Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), massa (-/-), nafas cuping hidung (-/-) Mulut
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, tidak sianosis. tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemis
Leher : KGB tidak membesar
Tiroid : Tampak benjolan bilateral, simetris kanan-kiri, permukaan rata, nyeri
tekan negatif, konsistensi kenyal, ukuran sekitar 5x7 cm.
Thorax
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 linea midklavikularis kiri
Perkusi : batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis kanan
6
batas kiri jantung : ICS IV linea midklavikularis kiri
batas atas jatntung : ICS III linea parasternalis kiri.
Auskultasi : BJ I & II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi: pergerakan napas simetris
Palpasi: vocal fremitus teraba sama kuat
Perkusi: sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi: suara napas vesikular, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen
Inspeksi: bentuk cekung, kulit sawo matang, venektasi (-)
Auskultasi: bising usus (+), arterial bruit (-)
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-)
Perkusi: timpani pada seluruh abdomen, shifting dullness (-)
Ekstremitas
Inspeksi: warna kulit sawo matang, ikterik (-), tremor (+), palmar eritema (-), deformitas
(-), efloresensi (-), dan kuku normal. Akral hangat (+), edema (-)
Tata laksana :
Thyrozol ( Thiamazole) 1x10mg
Propanolol ( beta blocker) 2x40mg
7
Prognosis :
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Ad bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad bonam
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Pengetahuan tentang Hipertiroid, penyebab, tanda dan gejala klinis, pemeriksaan
penunjang untuk kepentingan penegakkan diagnosis.
2. Membuat diagnosis Hipertiroid sesuai dengan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
3. Pengetahuan tentang tatalaksana kasus Hipertiroid.
8
Objektif
Pemeriksaan Fisik:
Status lokalis : Tampak benjolan bilateral, simetris kanan-kiri, permukaan rata,
nyeri tekan negatif, konsistensi kenyal, ukuran sekitar 5x7 cm.
Pemeriksaan Penunjang:
Pada pasien ini sudah dilakukan pemeriksaan USG Tiroid dan Pemeriksaan
Laboratorium fungsi tiroid ( kadar TSH, T3, T4 )
9
Assesment
Hipertiroid ec Graves’ Disease
DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu gangguan dimana kelenjar tiroid memproduksi lebih
banyak hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh. Kadang-kadang disebut juga
tirotoksikosis. Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang
beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidsme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh
kelenjar tiroid yang hiperkatif. Apapun sebabnya manifestasi kliniknya sama, karena
efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T4-inti yang makin penuh.
ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya hipertiroid adalah :
1. Penyakit Grave
Pada penyakit grave sistem imun membuat antibodi yang disebut thyroid
10
stimulating immunoglobulin (TSI), dimana memiliki struktur yang hampir sama
dengan TSH dan menyebabkan peningkatan hormon tiroid yang lebih banyak
dalam tubuh.
2. Nodul Tiroid
Nodul tiroid yang dikenal juga sebagai adenoma adalah benjolan yang terdapat
pada tiroid. Nodul dapat menjadi hipereaktif dan menghasilkan banyak hormon
tiroid. Suatu nodul yang hiperaktif disebut adenoma toksik dan apabila
melibatkan banyak nodul yang mengalami hiperaktif disebut sebagai goiter
multinodular toksik.
3. Tiroiditis
Beberapa jenis tiroiditis dapat menyebabkan hipertiroidisme. Tiroiditis tidak
menyebabkan tiroid untuk menghasilkan hormon berlebihan. Sebaliknya, hal itu
menyebabkan hormon tiroid yang disimpan, bocor keluar dari kelenjar yang
meradang dan meningkatkan kadar hormon dalam darah.
a. Tiroiditis subakut
Kondisi ini berkembang akibat adanya inflamasi pada kelenjar tiroid yang
dapat diakibatkan dari infeksi virus atau bakteri.
b. Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum diyakini kondisi autoimun dan menyebabkan
hipertiroidisme yang biasanya berlangsung selama 1 sampai 2
bulan.Kondisi ini akan terulang kembali dengan kehamilan berikutnya.
c. Tiroiditis “silent”
Jenis tiroiditis disebut "silent" karena tidak menimbulkan rasa sakit, seperti
tiroiditis postpartum, meskipun tiroid dapat membesar. Seperti tiroiditis
postpartum,tiroiditis “silent” mungkin suatukondisi autoimun.
4. Penggunaan Yodium
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid, sehingga
jumlah yodium yang dikonsumsi berpengaruh pada jumlah hormon tiroid yang
dihasilkan.
11
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves2
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
a. Indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik teliti.
12
b. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH , kadar leukosit (bila
timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
USG Tiroid
Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer dari
penyakit Graves dengan komponen nodosa
EKG
Foto torak
TATALAKSANA
Golongan Tionamid
Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol. Tiourasil
dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol. Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah
tiamazol yang isinya sama dengan metimazol.
pemberian PTU dengan dosis awal 100-150 mg setiap 6 jam. Setelah 4-8 minggu,
dosis dikurangi menjadi 50-200 mg , 1 atau 2 kali sehari
Terapi dimulai dengan dosis methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 – 20 mg perhari
13
Obat Golongan Penyekat Beta
Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat
untuk mengendalikan manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state) seperti
palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada reseptor
adrenergik. Di samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini juga dapat -
meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3 melalui penghambatannya terhadap konversi
T-4 ke T-3. Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari
Pembedahan
Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma yang
besar. Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid dengan
pemberian OAT (biasanya selama 6 minggu). Disamping itu , selama 2 minggu pre
operatif, diberikan larutan Lugol atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang
dimaksudkan untuk mengurangi vaskularisasi kelenjar dan mempermudah operasi
Planning
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan bahwa pasien
mengalami Hipertiroid.
a. Terapi Farmakologis :
Thyrozol ( Thiamazole) 1x10mg
Propanolol ( beta blocker) 2x40mg
b. Terapi Non-Farmakologis
Konsultasi : Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam setiap kontrol pengobatan.
Pendidikan : Melakukan edukasi terhadap pasien mengenai penyakit yang
diderita. Diharapkan pasien lebih memahami tentang penyakit yang dideritanya,
sehingga pasien patuh dalam menggunakan obat yang diberikan.
Kontrol: Menyarankan kepada pasien untuk rutin kontrol pengobatan minimal
sebulan sekali.
14
DAFTAR PUSTAKA
15