Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO

HIPERTIROID

Oleh:

dr. Nurharafah

Pendamping:

dr. Indri Hadijah Trianto

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD DR. MOH SALEH
KOTA PROBOLINGGO
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

PORTOFOLIO

SMF ILMU PENYAKIT DALAM

INTERNSHIP RS DR. MOH SALEH PROBOLINGGO

JUDUL

“ HIPERTIROID”

TELAH DISETUJUI DAN DI PRESENTASIKAN

Mengetahui, Mengetahui,

Dokter Pendamping Dokter Pembimbing

dr. Indri Hadijah Trianto dr. Rizki Habibie Sp.PD

2
BERITA ACARA PRESENTASI LAPORAN KASUS (PORTOFOLIO)

Pada hari ini, tanggal telah dipresentasikan portofolio oleh:


Nama Peserta : dr. Nurharafah
Dengan judul/topik : Hipertiroid
Nama Pendamping : dr. Indri Hadijah Trianto
Nama Wahana : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan


1 dr. Dwi Meliza Putri 1
2 dr. Rizky Jaya Amal 2
3 dr. Hilda Annisa 3
4 dr. Muhammad Deniasa 4
5 dr. Indah Sabrina 5
6 dr. Shinta Hidayani 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Indri Hadijah Trianto)

3
Borang Portofolio
Nama Peserta : dr. Nur Harafah
Nama Wahana : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
Topik : Hipertiroid
Tanggal (kasus) : 12 september 2017
Nama Pasien : Nn. S
No. RM : 216605
Tanggal Presentasi :
Nama Pendamping : dr. Indri Hadijah Trianto
Tempat Presentasi : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo

OBJEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi :
Pasien perempuan, berusia 24 tahun datang ke poli penyakit dalam RSUD dr. Mohd.
Saleh dengan keluhan jantung berdebar yang dialaminya sejak 2 minggu yang lalu
dan dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan tersebut tidak disertai dengan
sakit dada, namun pasien mengeluh tangan sering gemetaran, mudah berkeringat,
sulit tidur dan menjadi lebih mudah marah. Selain itu, pasien mengeluh adanya
benjolan di leher yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya lemas, mual dan muntah. Lemas dirasakan sepanjang hari,
terutama setelah melakukan pekerjaan. Setiap habis makan, pasien mengeluh mual
dan muntah. Dimana muntahannya berisi makanan yang dimakan pasien. Disamping
itu, nafsu makan pasien meningkat, tetapi berat badannya dirasakan terus menurun.
Pasien juga mengeluh cepat haus sehingga sering minum yang berakibat pasien
sering buang air kecil. Adanya diare atau konstipasi disangka (-). Riwayat keluhan
serupa sebelumnya (-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT (-), DM(-),
Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)

4
o Tujuan:
Membuat diagnosis yang paling mungkin dan melakukan tatalaksana yang tepat pada
kasus ini
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan Pustaka
Cara Diskusi Presentasi E-mail Pos
Membahas dan
Diskusi
DATA PASIEN Nama: Nn. S No Registrasi: 216605
Nama klinik : Telp: - Terdaftar sejak: 12 September
RSUD Dr Moh Saleh 2017

Data utama untuk bahan diskusi:


Diagnosis/Gambaran Klinis
Keluhan utama : Jantung berdebar sejak 2 minggu yang lalu.
Anamnesis:
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD dr. Mohd. Saleh dengan keluhan jantung
berdebar yang dialaminya sejak 2 minggu yang lalu dan dirasakan terus menerus
sepanjang hari. Keluhan tersebut tidak disertai dengan sakit dada, namun pasien
mengeluh tangan sering gemetaran, mudah berkeringat, sulit tidur dan menjadi lebih
mudah marah. Selain itu, pasien mengeluh adanya benjolan di leher yang semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya lemas, mual dan
muntah. Lemas dirasakan sepanjang hari, terutama setelah melakukan pekerjaan. Setiap
habis makan, pasien mengeluh mual dan muntah. Dimana muntahannya berisi makanan
yang dimakan pasien. Disamping itu, nafsu makan pasien meningkat, tetapi berat
badannya dirasakan terus menurun. Pasien juga mengeluh cepat haus sehingga sering
minum yang berakibat pasien sering buang air kecil. Adanya diare atau konstipasi
disangkal (-)

Riwayat Pengobatan:
Tidak ada riwayat pengobatan

5
Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-), HT (-), DM (-), penggunaan obat lainnya (-)
Riwayat Keluarga:
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Pekerjaan:
Pasien adalah seorang karyawati

Pemeriksaan fisik:
Tanda vital:
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 120 x/m
Suhu : 36,6 oC
Pernapasan : 26x/m

Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, exoftalmus (-)
Telinga : Normal, nyeri tekan dan nyeri tarik (-/-)
Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), massa (-/-), nafas cuping hidung (-/-) Mulut
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, tidak sianosis. tonsil T1-T1, faring tidak
hiperemis
Leher : KGB tidak membesar
Tiroid : Tampak benjolan bilateral, simetris kanan-kiri, permukaan rata, nyeri
tekan negatif, konsistensi kenyal, ukuran sekitar 5x7 cm.

Thorax
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 linea midklavikularis kiri
Perkusi : batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis kanan

6
batas kiri jantung : ICS IV linea midklavikularis kiri
batas atas jatntung : ICS III linea parasternalis kiri.
Auskultasi : BJ I & II reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru
Inspeksi: pergerakan napas simetris
Palpasi: vocal fremitus teraba sama kuat
Perkusi: sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi: suara napas vesikular, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen
Inspeksi: bentuk cekung, kulit sawo matang, venektasi (-)
Auskultasi: bising usus (+), arterial bruit (-)
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-)
Perkusi: timpani pada seluruh abdomen, shifting dullness (-)

Ekstremitas
Inspeksi: warna kulit sawo matang, ikterik (-), tremor (+), palmar eritema (-), deformitas
(-), efloresensi (-), dan kuku normal. Akral hangat (+), edema (-)

Diagnosis Banding : - Hipertiroid ec graves’ disease


- Hipertiroid ec goiter multinodular toksik
- Hipertiroid ec Tiroiditis

Diagnosis Kerja : Hipertiroid ec graves’ disease

Tata laksana :
 Thyrozol ( Thiamazole) 1x10mg
 Propanolol ( beta blocker) 2x40mg

7
Prognosis :
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Ad bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad bonam
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Pengetahuan tentang Hipertiroid, penyebab, tanda dan gejala klinis, pemeriksaan
penunjang untuk kepentingan penegakkan diagnosis.
2. Membuat diagnosis Hipertiroid sesuai dengan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
3. Pengetahuan tentang tatalaksana kasus Hipertiroid.

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


Subjektif
Pasien datang 24 tahun datang ke poli penyakit dalam RSUD dr. Mohd. Saleh dengan
keluhan jantung berdebar yang dialaminya sejak 2 minggu yang lalu dan dirasakan
terus menerus sepanjang hari. Keluhan tersebut tidak disertai dengan sakit dada,
namun pasien mengeluh tangan sering gemetaran, mudah berkeringat, sulit tidur dan
menjadi lebih mudah marah. Selain itu, pasien mengeluh adanya benjolan di leher
yang semakin membesar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya
lemas, mual dan muntah. Lemas dirasakan sepanjang hari, terutama setelah melakukan
pekerjaan. Setiap habis makan, pasien mengeluh mual dan muntah. Dimana
muntahannya berisi makanan yang dimakan pasien. Disamping itu, nafsu makan
pasien meningkat, tetapi berat badannya dirasakan terus menurun. Pasien juga
mengeluh cepat haus sehingga sering minum yang berakibat pasien sering buang air
kecil. Adanya diare atau konstipasi disangka (-). Riwayat keluhan serupa sebelumnya
(-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT (-), DM(-), Riwayat pengobatan
sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)

8
Objektif
Pemeriksaan Fisik:
 Status lokalis : Tampak benjolan bilateral, simetris kanan-kiri, permukaan rata,
nyeri tekan negatif, konsistensi kenyal, ukuran sekitar 5x7 cm.

Pada pasien ini indeks Wayne adalah :


Tabel I : 0+2+2+0+0+3+2+3+0+0+3 = 15
Tabel II : 3-2+0+0+4+1-2+1-0+3= 8
Jumlah indeks wayne pasien ini adalah 23

Pemeriksaan Penunjang:
Pada pasien ini sudah dilakukan pemeriksaan USG Tiroid dan Pemeriksaan
Laboratorium fungsi tiroid ( kadar TSH, T3, T4 )

9
Assesment
Hipertiroid ec Graves’ Disease

DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu gangguan dimana kelenjar tiroid memproduksi lebih
banyak hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh. Kadang-kadang disebut juga
tirotoksikosis. Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang
beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidsme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh
kelenjar tiroid yang hiperkatif. Apapun sebabnya manifestasi kliniknya sama, karena
efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T4-inti yang makin penuh.

ETIOLOGI
Beberapa penyebab terjadinya hipertiroid adalah :

1. Penyakit Grave
Pada penyakit grave sistem imun membuat antibodi yang disebut thyroid

10
stimulating immunoglobulin (TSI), dimana memiliki struktur yang hampir sama
dengan TSH dan menyebabkan peningkatan hormon tiroid yang lebih banyak
dalam tubuh.

2. Nodul Tiroid
Nodul tiroid yang dikenal juga sebagai adenoma adalah benjolan yang terdapat
pada tiroid. Nodul dapat menjadi hipereaktif dan menghasilkan banyak hormon
tiroid. Suatu nodul yang hiperaktif disebut adenoma toksik dan apabila
melibatkan banyak nodul yang mengalami hiperaktif disebut sebagai goiter
multinodular toksik.

3. Tiroiditis
Beberapa jenis tiroiditis dapat menyebabkan hipertiroidisme. Tiroiditis tidak
menyebabkan tiroid untuk menghasilkan hormon berlebihan. Sebaliknya, hal itu
menyebabkan hormon tiroid yang disimpan, bocor keluar dari kelenjar yang
meradang dan meningkatkan kadar hormon dalam darah.
a. Tiroiditis subakut
Kondisi ini berkembang akibat adanya inflamasi pada kelenjar tiroid yang
dapat diakibatkan dari infeksi virus atau bakteri.
b. Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum diyakini kondisi autoimun dan menyebabkan
hipertiroidisme yang biasanya berlangsung selama 1 sampai 2
bulan.Kondisi ini akan terulang kembali dengan kehamilan berikutnya.
c. Tiroiditis “silent”
Jenis tiroiditis disebut "silent" karena tidak menimbulkan rasa sakit, seperti
tiroiditis postpartum, meskipun tiroid dapat membesar. Seperti tiroiditis
postpartum,tiroiditis “silent” mungkin suatukondisi autoimun.

4. Penggunaan Yodium
Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid, sehingga
jumlah yodium yang dikonsumsi berpengaruh pada jumlah hormon tiroid yang
dihasilkan.

5. Medikasi berlebihan dengan hormon tiroid


Beberapa orang yang menderita hipotiroid akan mengkonsumsi hormon tiroid
lebih banyak, yang terkadang akan menyebabkan kelebihan hormon tiroid
dalam tubuh.

11
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves2

Sistem Gejala dan Tanda Sistem Gejala dan Tanda

Umum Tak tahan hawa Psikis dan saraf Labil. Iritabel,


panas, hiperkinesis, tremor, psikosis,
capek, BB turun, nervositas, paralisis
tumbuh cepat, periodik dispneu
toleransi obat,
youth fullness

Gastrointestinal Hiferdefekasi, Jantung hipertensi, aritmia,


lapar, makan palpitasi, gagal
banyak, haus, jantung
muntah, disfagia,
splenomegali

Muskular Rasa lemah Darah dan Limfositosis,


limfatik anemia,
splenomegali, leher
membesar

Genitourinaria Oligomenorea, Skelet Osteoporosis,


amenorea, libido epifisis cepat
turun, infertil, menutup dan nyeri
ginekomastia tulang

Kulit Rambut rontok,


berkeringat, kulit
basah, silky hair
dan onikolisis

DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
a. Indeks klinis Wayne dan New Castle yang didasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik teliti.

12
b. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH , kadar leukosit (bila
timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
 USG Tiroid
 Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama membedakan penyakit Plummer dari
penyakit Graves dengan komponen nodosa
 EKG
 Foto torak

TATALAKSANA
Golongan Tionamid
Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol. Tiourasil
dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama
metimazol dan karbimazol. Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah
tiamazol yang isinya sama dengan metimazol.
pemberian PTU dengan dosis awal 100-150 mg setiap 6 jam. Setelah 4-8 minggu,
dosis dikurangi menjadi 50-200 mg , 1 atau 2 kali sehari
Terapi dimulai dengan dosis methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2 bulan,
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 – 20 mg perhari

13
Obat Golongan Penyekat Beta
Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat
untuk mengendalikan manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state) seperti
palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada reseptor
adrenergik. Di samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini juga dapat -
meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3 melalui penghambatannya terhadap konversi
T-4 ke T-3. Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari

Pembedahan
Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada penderita dengan struma yang
besar. Sebelum operasi, penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid dengan
pemberian OAT (biasanya selama 6 minggu). Disamping itu , selama 2 minggu pre
operatif, diberikan larutan Lugol atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang
dimaksudkan untuk mengurangi vaskularisasi kelenjar dan mempermudah operasi
Planning
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan bahwa pasien
mengalami Hipertiroid.
a. Terapi Farmakologis :
 Thyrozol ( Thiamazole) 1x10mg
 Propanolol ( beta blocker) 2x40mg
b. Terapi Non-Farmakologis
 Konsultasi : Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi ke dokter spesialis
penyakit dalam setiap kontrol pengobatan.
 Pendidikan : Melakukan edukasi terhadap pasien mengenai penyakit yang
diderita. Diharapkan pasien lebih memahami tentang penyakit yang dideritanya,
sehingga pasien patuh dalam menggunakan obat yang diberikan.
 Kontrol: Menyarankan kepada pasien untuk rutin kontrol pengobatan minimal
sebulan sekali.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. National Endocrine and MetabolicDiseases Information Service.


Hyperthyroidsme. 2014; 573-582

2. Rani, A. Panduan Pelayanan Medik. Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.


Jakarta. 2012

3. Donangelo, Ines. Update on Subclinical Hyperthyroidsm. 2013; 934-938

4. American Thyroid Association. Hyperthyroidsm. 2012; 1-4

5. Brand, Frans. A Critical Review and Meta-Analysis of The Association Between


Overt Hyperthyroidsm and Mortality. 2014; 491-497

6. David S. Cooper, M.D. Antithyroid Drugs, N Engl J Med 2005;352:905-17

15

Anda mungkin juga menyukai