Bab 2 Ori
Bab 2 Ori
menggunakan proses Kellog dan 1725 ton urea/hari atau 570.000 ton
urea/tahun dengan proses Mitsui Toatsu Total Recycle (MTTR) C-Improved.
Pembangunan pabrik PUSRI III ini dikerjakan oleh Kellog Overseas Corp dan
Toyo Engineering Corporation (TEC).
Pada tanggal 7 Agustus 1975, tepat satu tahun setelah penandatanganan
kontrak pembangunan PUSRI III, pemerintah kembali merencanakan
pembangunan pabrik PUSRI IV. Pembangunan pabrik ini dimulai pada tanggal 25
Oktober 1975 dengan kapasitas produksi dan proses yang sama dengan PUSRI
III.Pabrik PUSRI IV selesai dibangun dan mulai beroperasi pada tanggal 15
September 1977, tidak lama setelah PUSRI III mulai beroperasi.
Pada tahun 1985, operasi pabrik PUSRI I dihentikan karena usia dan dinilai
tidak efisien lagi. Pada tahun 1990, pabrik PUSRI I dibangun pabrik PUSRI IB
oleh PT. Rekayasa Industri dengan menggunakan teknologi Advanced Cost and
Energi Savings (ACES). PUSRI IB diresmikan pada tanggal 22 Desember 1994
oleh Presiden Soeharto. PUSRI IB menggunakan sistem kendali komputer
Disributed Control System. Pabrik PUSRI IB ini dibangun dengan kapasitas
terpasang 570.000 ton urea per tahun.
Berikut ini adalah data pembangunan dan spesifikasi pabrik PUSRI I, PUSRI
II, PUSRI III, PUSRI IV, PUSRI IB dan PUSRI IIB
PUSRI I
- Studi Kelayakan Ekonomi : Gass dan Bell
- Pelaksana Konstruksi : Marrison Knudsen of Asia, Inc.
- Penandatangan Kontrak : 1 Maret 1961
- Mulai Konstruksi : Oktober 1961
- Selesai Konstruksi : Agustus 1963
- Produksi Perdana : 16 Oktober 1963
- Biaya : US $ 33 Juta
- Sumber Dana : Bank Exim RI
- Jenis Prosek : Turn Key + Cost Plus
- Kapasitas Terpasang : - Urea 300 ton/hari
9
PUSRI IB
- Studi Kelayakan Ekonomi : PT PUSRI (April 1985 direvisi 1988)
- Mulai Konstruksi : Agustus 1990
- Produksi Perdana : Tahun 1994
- Pelaksana Konstruksi :PT. Rekayasa Industri yang bekerja
berdasarkan Process Engineering Design
Package(PEDP)
- Biaya : US $ 297 Juta
- Sumber Dana : USAID, OECF, IDA BANK Asia, RI
- Jenis Proyek : Cost Plus Fixed Fee
- Kapasitas Terpasang : Urea 1725 ton/hari
Amoiak 1350 ton/hari
- Proses Pembuatan : Ammonia-Kelog dan Urea-ACES
- Kebutuhan Gas Alat : 50 MMSCFD/MBTU
- Fasilitas Angkut Pupuk : Pupuk curah dari gudang ke kapal dengan
ban berjalan (Belt Conveyor)
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvac
Fasilitas pembantu yang dibangun untuk PUSRI IB adalah:
1. Dua unit turbin generator (Hitachi) dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam
2. Dua unit water treatment untuk penyediaan demineralized dan kebutuhan air
pendingin
3. Dua unit steam generator, yang masing-masing terdiri dari:
a. Waste heat boiler dengan kapasitas 90.700 kg/jam steam
b. Package boiler berkapasitas 102.060 kg/jam steam
4. Fasilitas tempat pengantongan dan gudang penyimpanan pupuk dengan
kapasitas 1000 MT
13
PUSRI IIB
- Studi Kelayakan Ekonomi : KBR Purifier Techology
- Mulai Konstruksi : 7 Februari 2013
- Produksi Perdana : Desember 2015
- Pelaksana Konstruksi : PT. Rekayasa Industri dan Toyo Engineering
Corporation
- Biaya : US $ 561 Juta
- Sumber Dana :BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank BJB,
Bank Sumsel Babel, dan Bank UOIndonesia
- Kapasitas Terpasang : Urea 2750 ton/hari
Amonia 2000 ton/hari
- Proses Pembuatan : Amonia-KBR Purifier dan Urea-ACES
- Kebutuhan Gas alam : 31,49 MMBTU/Ton amonia
21,18 MMBTU/Ton urea
- Sumber Gas Alam : Pertamina / Stanvac
Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga hemat
bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49
MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan
Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24
MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat
pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.
Dengan dibangunnya Pusri II-B ini, diharapkan PT Pusri dapat berkontribusi
lebih besar pada peningkatan produksi pangan dalam mendukung ketahanan
pangan nasional.
14
perusahaan penyertaan langsung yaitu PT. Rekayasa Industri dan PT. Mega Eltra,
masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha, sebagai berikut:
1. PT. Petrokimia Gresik (berdiri 31 Mei 1975), yang berkedudukan di Gresik,
Jawa Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18,
Phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik
2. PT. Pupuk Kujang (berdiri 9 Juni 1975), yang berkedudukan di Cikampek,
Jawa Barat. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia
lainnya.
3. PT. Pupuk Kalimantan Timur (berdiri 7 Desember 1977), yang
berkedudukan di Bontang, Kalimantan Timur. Memproduksi dan
memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya
4. PT. Pupuk Iskandar Muda (berdiri 24 Februari 1982), yang berkedudukan di
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Memproduksi dan memasarkan
pupuk Urea dan industri kimia lainnya
5. PT. Rekayasa Industri (berdiri 11 Maret 1985), yang berkedudukan di
Jakarta, Bergerak dalam penyediaan Jasa Engineering, Procurement and
Construction (EPC) guna membangun industri gas & minyak bumi, pupuk,
kimia dan petrokimia, pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu
bara, micro-hydro, diesel)
6. PT. Mega Eltra (berdiri 1970), yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang
usaha utamanya adalah Perdagangan Umum dan bergerak dalam bidang
layanan ekspor-impor, pemasok bahan kimia, distributor pupuk, serta
konstruksi.
Namun, pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja disingkat PT PUSRI (Persero) kepada
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan
kewajiban PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang sebagaimana tertuang didalam RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010
yang berlaku efektif 1 Januari 2011 sebagaimanatelah dituangkan dalam
Perubahan Anggaran Dasar pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte
Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang telah
17
disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor
AHU-57993.AH.01 tahun 2010.
Visi:
"Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat
Nasional maupun Regional"
Misi:
“Memproduksi, memasarkan pupuk dan produk agrobisnis dengan
memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh”
2. Lambang Perusahaan
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang mengabadikan nama Sriwidjaja sebagai nama
perusahaan untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama yang
telah termasyhur pada abad ke tujuh di segala penjuru dunia. Di samping itu,
penggunaan nama Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa Indonesia kepada
leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada
sekitar abad ke tujuh yang silam. Sebagai lambang perusahaan, PT PUSRI
menggunakan logo seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.
Sumber: http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/
19
A. Lokasi Pabrik
PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak 7 km dari pusat kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan rekomendasi dari Gas Bell & Associates
(Amerika Serikat).
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut ;
1. Lo kasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ini berdekatan dengan wilayah
kilang gas dan minyak Pertamina Sumbagsel, sehingga penyaluran gas alam
sebagai bahan baku pembuatan pupuk dari Pertamina Sumbagsel ke PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang menjadi lebih mudah dan jumlah gas alam lebih
terjamin
2. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berdekatan dengan sungai
Musi ini menyebabkan kuantitas suplai air sebagai bahan baku pembuatan
steam dan keperluan utilitas lainnya terjamin sepanjang tahun. Sungai Musi
juga merupakan jalur sarana transportasi untuk pengangkutan bahan baku
maupun hasil pabrik yang baik
3. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang ini memungkinkan untuk diadakan
perluasan pabrik
4. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan
industri, karena tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota
masih terjangkau
5. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja dekat dengan ibukota Provinsi mempermudah
perolehan sumber daya manusia pekerja dan kemudahan pengurusan
administrasi pemerintah.
21
Untuk mengetahui lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja dapat dilihat pada Gambar 3.
Keterangan :
A. Pos satpam M. Dinas Kesehatan K3
B. Kantor utama N. Main Lab
C. Lapangan O. Ammoniastorage
D. Perumahan P. Kantor
E. Gedung serba guna Q. Wisma
F. Diklat R. Lapangan Olahraga
G. Sekolah S. Perluasan Pabrik
H. Kolam T. Gedung
I. Masjid U. Dermaga
J. Rumah makan V. PPU
K. Parkir W. Rumah Sakit
L. Teknik Produksi V. Wisma
Direktur Utama
General manager
General Manager General Manager
perencanaan & General Manger
Pemeliharaan Pemasaran
pengembangan usaha Umum
General Manager
Perkapalan
B. Devisi Pemeliharaan
Devisi Pemeliharaan, bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatalat-
alat pabrik serta kendaraan yang berhubungan dengan operasional pabrik.
Departemen ini dikepalai oleh seorang Kepala Departemen yang membawahi
beberapa dinas, yaitu:
- Dinas Pemeliharaan Lapangan I, dibagi menjadi 3 bagian masing-masing,
yaitu Bagian Pemeliharaan lapangan (Pemlap) PPU (Pengantongan Pupuk
Urea), Bagian Pemlap PUSRI IB, dan bagian Pemlap PUSRI II
- Dinas Pemeliharaan Lapangan II, terdiri dari Bagian Pemlap PUSRIIII dan
Pemlap PUSRIIV
- Dinas Pemeliharaan Listrik dan Instrumen, terdiri dari Bagian Pemeliharaan
Listrik I dan II, Bagian Pemeliharaan Instrument I dan II, dan Bagian
Pemeliharaan Telekomunikasi dan Elektronik
- Kelompok Teknik Kehandalan, bertugas memelihara alat-alat spesifik yang
memerlukan kehandalan khusus dalam perawatannya.
C. Devisi Teknologi
Devisi Teknologi dipimpin oleh seorang General Manager (GM) dan
membawahi empat Departemen, yaitu:
1. Departemen Rendal Produksi
Departemen ini dikepalai oleh seorang kepala Departemen Manajer. Untuk
kelancaran pekerjaan, maka dibawah Departemen Rendal Produksi dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok Teknik Proses, bertugas untuk mengevaluasi efisiensi dan
performa pabrik serta mengendalikan kualitas produk ini mempunyai dua
bidang, yaitu:
1. Koordinator I mengepalai kelompok teknik proses I (proses ammonia)
2. Koordinator II mengepalai kelompok teknik proses II (proses urea dan
utilitas).
Masing-masing bidang tersebut diatas dipimpin oleh seorang Senior
Engineer danberanggotakan Process Engineer, sesuai dengan bagiannya
28
Terdiri atas:
1. Bagian penanggulangan kebakaran dan kecelakaan kerja
2. Kelompok teknik keselamatan kerja
3. Bagian hygiene dan pemeriksaan kesehatan
d. Departemen administrasi umum dan keuangan produksi
Terdiri atas :
1. Bagian pengantongan pupuk urea (PPU)
2. Bagian Ekspedisi dan Dermaga Khusus (DerSus)
Selain operator dan karyawan lapangan yang dibutuhkan 24 jam
sehingga jadwal kerjanya dibagi per shift terdapat pula karyawan non shift
(pegawai administrasi) dan jabatan setingkat kepala bagian ke atas dengan
jadwal kerja:
Hari senin-kamis : 07.30-16.30 diselingi istirahat pukul 12.00-13.00.
Hari jumat : 07.30-17.00 diselingi istirahat pukul 11.30-13.00.
Hari sabtu dan minggu libur
Gudang
Lini II
Produsen Pupuk
Gudang Koperasi/KUD
PT. PUSRI Lini III Penyalur
PT Pupuk Kujang
PT Pupuk Iskandar Muda
(PIM) UPP (Unit
PT Petrokimia Gresik Pengantongan Pengecer
PT Pupuk Kalimantan Pupuk)
Timur
Petani
PupukKantong
Pupuk curah
Importir
pupuk yang Gudang Gudang KUD/Koperasi
Pengecer Petani
ditunjuk Lini II Lini III Penyalur
pemerintah
Pada tahun 2001, tata niaga pupuk kembali diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, dimana unit niaga
PUSRI dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk di lini III (kabupaten)
sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani dilaksanakan oleh distributor
(BUMN, swasta, dan koperasi).
Pada tahun 2003, dikeluarkan kebijakan tambahan mengenai tata niaga
pupuk, yaitu keputusan Menteri Perindag RI No.70/MPP/2003 tanggal 11
Februari 2003 yang menyatakan tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi.
PT PUSRI tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan pupuk
secara nasional namun dibagi dalam beberapa rayon. Mulai Mei 2003, PT PUSRI
mengatur distribusi untuk delapan propinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka-Belitung, Jawa Tengah, dan
Banten.
Kemudian menyusul Surat Keputusan No. 306/MPP/Kep/4/2003 yang
mengatur tentang perubahan atas Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 70/MPP/Kep/2/2003 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian. SK ini mengatur tentang syarat-syarat bagi
importir, serta tatacara pengadaan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi melalui
impor.
Terakhir, dalam rangka lebih meningkatkan kelancaran pengadaan dan
pendistribusian pupuk bersubsidi, maka Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan
nomor:356/MPP/Kep/5/2004 tanggal 27 Mei 2004 yang menegaskan kembali
tanggung jawab masing-masing Produsen, Distributor, Pengecer, serta
pengawasan terhadap pelaksanaannya dilapangan.
Sarana distribusi dan pemasaran yang dimiliki PT PUSRI meliputi:
1. Satu buah kapal ammonia, yaitu MV Sultan Machmud Badaruddin II
2. Tujuh buah kapal pengangkut pupuk curah dan satu unit kapal sewa berdaya
muat masing-masing 66500 ton, yaitu MV PUSRI Indonesia, MV Abusamah,
MV Sumantri Brojonegoro, MV Mochtar Prabu mangku negara, MV Julianto
Mulio Diharjo, MV Ibrahim Zahier, dan MV Otong Kosasih
34
Dalam proses reforming, pada umumnya steam to carbon ratio di dalam gas
proses yang masuk keprimary reformer berkisar antara 3,2–3,4 tergantung pada
kondisi di primary reformer, karena pada rasio ini operasi akan memberikan
kinerja yang optimal dan paling ekonomis.
Gambar 8. Skema aliran bahan baku dan pendukung (Rendal Produksi PT PUSRI,
2014)
proses lain. Alat – alat yang digunakan pada proses ACES ini adalah : reaktor,
stripper, kondensor, scrubber dan kompresor CO2.
1. Seksi Sintesa
Urea dihasilkan dengan reaksi yang sangat eksotermis dari NH3 dan CO2 yang
akan menghasilkan ammonium carbamate. Selanjutnya ammonium carbamate
secara dehidrasi endotermis berubah menjadi urea. Unit sintesa berfungsi selain
mereaksikan antara gas CO2 dengan amoniak cair juga mengembalikan campuran
gas terutama gas amoniak yang berlebih ke reaktor. Reaksi yang terjadi dalam
reaktor terdiri dari dua tahap yaitu :
a) Pembentukan Karbamat
2NH3 + CO2 NH2COONH4
b) Dehidrasi
NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O
Reaksi ini adalah reaksi bolak – balik. Variabel yang mempengaruhi reaksi
adalah temperature, tekanan, komposisi bahan baku dan waktu tinggal.
2. Seksi Purifikasi
Unit ini terdiri dari HP decomposer, LP decomposer, tanki urea solution dan
pompa urea solution. Larutan urea syntesa yang diproduksi di unit sysntesa
dikirim ke unit purifikasi, dimana ammonium carbamate dan ekses ammonia yang
terkandung dalam larutan urea syntesa akan diuraikan dan dipisahkan sebagai gas
dari larutan aqueous urea dengan penurunan tekanan dan pemanasan HP
decomposer dan LP decomposer. Larutan urea dimurnikan menjadi konsentrasi
sekitar 71% berat dengan sisa ammonia sekitar 0,7% berat dan dikirim ke unit
konsentrasi.
3. Seksi Kristalisasi
Bagian ini terdiri dari crystallizer, prethickener, centrifuge, mother liquor tank,
circulation pump, slurry feed pump, mother liquor pump dan LP absorbent pump.
Pada unit ini, larutan urea yang sudah bebas dari kandungan carbamate di
kristalkan pada kondisi vacuum oleh crystallizer. Kristal ini dipisahkan di
prethickener dan centrifuge. Larutan urea yang datang dari urea solution tank
dipompakan dengan pompa urea solution ke bagian bawah crystallizer.
38
4. Seksi Prilling(Pembutiran)
Kristal urea dikeringkan sampai kandungan air kurang dari 0,2% dengan udara
panas di fluidizing dryer kemudian dipindahkan ke bagian atas prilling tower.
Kristal urea dilelekan di melter dan kemudian molten urea dialirkan melalui
distributor. Urea prill terbentuk dari tetesan molten urea dan membeku karena
pendinginan udara di prilling tower.
Urea molten dari head tank didistribusikan secara merata ke distributor dan
dari distributor turun kedalam prilling tower menjadi dingin dan membutir. Ketika
urea molten turun dari tower, menjadi dingin dan membutir karena adanya kontak
dengan udara yang menuju keatas dari blower for fluidizing cooler setelah melalui
air heater untuk fluidizing cooler dan bercampur dengan udara yang ada pada
prilling tower bagian bawah. Peralatan menangkap debu urea disediakan untuk
mengurangi polusi udara yang keluar dari prilling tower. Dust chamber digunakan
untuk menngurangi kecepatan aliran debu yang keluar dan menjadi partikel urea
yang bagus.
2.2.3 Unit Utilitas
Unit utilitas merupakan unit pendukung yang berfungsi untuk menyediakan
kebutuhan operasional pabrik yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan
bahan pendukung proses.
PUSRI juga memiliki unit pengelolaan limbah atau Pusri Effluent
Treatment (PET) yang dikelola oleh bagian utilitas PUSRI IV, unit Gas Metering
yang dikelola oleh utilitas PUSRI II bekerjasama dengan PERTAMINA serta unit
Air Separation dan CO2 plant yang dikelola oleh utilitas PUSRI II.
Sistem utilitas di unit operasi PUSRI III terdiri dari :
1. Unit Water Treatment
2. Demin Plant
3. Cooling Water system
4. Gas Turbine Generator ( GTG )
5. Steam System
6. Condensate Stripper
7. Plant Air dan Instument air
39
1. Water Treatment
Water treatment adalah prose pengolahan pertama air dari sungai Musi
sebelum diproses lebih lanjut. Water treatment berfungsi untuk mendapatkan
filtered water, air minum, air cooling tower dan air demin plant dari bahan baku
air sungai Musi. Jumlah air Sungai Musi yang digunakan di unit utilitas ini
sebanyak 69 m3/jam. Fasilitas pengolahan air dirancang untuk kapasitas produksi
air terfiltrasi (filtered water) maksimum 1.000 m3/jam. Proses yang terjadi di
water treatment adalah filtrasi, flokulasi, sedimentasi dan koagulasi.
2. Demineralized Water Plant (Demin Plant)
Demin Plant sistem bertujuan menghasilkan air bebas mineral/kesadahan, baik
ion postif ataupun negatif untuk bahan baku pembuatan steam sebagai umpan
boiler untuk pembangkit tenaga uap bertekanan tinggi di ammonia plant, umpan
Waste Heat Boiler (WHB), dan package boiler di utilitas. Sehingga harus
menghindari terbentuknya kerak dan korosi akibat adanya unsur logam dan carry
over.
3. Cooling Water System
Sistem Cooling Water di Cooling Tower adalah system sirkulasi terbuka
dengan kapasitas sirkulasi desain 23060 m3/jam. Pemakaian utamanya adalah
untuk proses pendinginan di pabrik Ammonia dan Urea. Cooling Water dipakai
untuk pendingin proses, mesin, pendingin bearing di pabrik Ammonia, Urea,
Offsite dan pemakaian lainnya dalam jumlah yang kecil.
Cooling tower di unit PUSRI III bekerja secara counter current. Udara masuk
dari sisi bawah tower, berlawanan arah dengan aliran arah air dengan tujuan agar
air dapat terjadi kontak dengan udara. Air mengalir ke bawah menuju basin dan
udara mengalir ke atas dihisap oleh ID (Induce Draft) Fas pada masing – masing
cell. Air didistribusikan di dalam cell – cell cooling tower menggunakan
distributor dan untuk memperluas area kontak antara udara dengan air digunakan
packing yang dipasang dibawah distributor. Air yang telah digunakan sebagai
pendingin di pabrik Ammonia dan Urea akan dikembalikan lagi ke cooling tower
sehingga terjadi proses sirkulasi.
4. Gas Turbine Generator (GTG)
40