Askep Appendicitis
Askep Appendicitis
PENGERTIAN
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling
sering (Mansjoer,2000).Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah
abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan
peradangan, obstruksi daniskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston,1995) . Apendiksitis akut
adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab
B. PATOFISIOLOGI
Appendicitis terjadi karena penyumbatan lumen appendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, benda
Obstruksi tersebut menyebab kan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama
mucus tersumbat makin banyak, namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasann sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran
limfe yag mengakibatkan edema diapendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersbut akan menyebabkan
obstruksi vena, oedema bertambah da bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan
mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks yang di ikuti dengan
ganggrenosa. Bila dinding yang telah rapuh ini pecah akan terjadi appendicitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks
hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri, kram di periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah disertai demam derajat rendah, mual, dan
seringkali muntah
2. Nyeri tekan lokal pada titik mc Burney karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan.
5. Iritabilitas
7. Konstipasi, Diare
8. Disuria
9. Gejala berkembang cepat dapat di diagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama
10. Pada bayi dan anak-anak nyerinya bersifat menyeluruh di semua bagian perut.
D. ETIOLOGI
1. faktor sumbatan
2. Faktor bakteri
Adanya fekolith dalam lumen appendiks yang telah terinfeksi menyebabkan memperburuk
dan memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnansi feces dalam lumen
3. Kecenderungan familiar
Terdapatnya alformasi yang herediter dari organ, appendiks yang terlalu panjang,
vaskularisasi yang tidak baik dan letaknya yang mudah terjadi appedicitis.
Diet rendah serat memudahkan terjadinya fekolith dan mangakibatkan obstruksi lumen).
E. PENATALAKSANAAN
mungkin untuk menguraangi resiko perforasi. Metode insisi abdominal bawah anastesi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Lekosit diatas 12.000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%, hb normal, LED meningkat
6. CT Scan : Ditemukan bagian menyilang dengan fekalith dan perluasan dari appendik yang
7. Tanda rovsing (+) dengan melakukan palpasi kuadran kanan bawah (brunner & Suddart,
1997).
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operasi
Batasan karakteristik :
Subjek :
Objektif :
- Gangguan tidur : mata terlihat layu, gerakan tidak teratur dan tidak menentu.
NOC :
- Pain control
- Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan nyeri : tidak pernah, jarang,
- tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan : sangat berat, berat,
NIC :
- gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan
informasi pengkajian
- gunakan bahan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh analgesic dan
karakteristik awitan dan durasi, frekuensi, kualitas intensitas atau keparahan nyeri dan
factor presipitasinya.
- Obsevasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu
berkomunikasi efektif
- Instruksikan kepada pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak
dapat di capai
- Berikan informasi tentang nyeri : penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung
- Ajarkan penggunanan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, therapy)
Analgesic administration :
- Tentukan lokasi, karakteristik kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
- Tentukan analgesic pilihan yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic jika lebih dari
Saturday tentukan rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
b. Actual/ resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, pembatasan pasca
operasi
Batasan karakteristik :
- Keseimbangan cairan
NOC :
NIC :
- Manajemen cairan
- Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung asupan yang diinginkan
Vena
Batasan karakteristik :
- Gelisah
- Resah
- Kekawatiran
- Cemas
- Kurang pengetauan
NOC :
- Ansietas terkontrol
- Coping
Criteria :
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
NIC :
kognitif
Batasan karakteristik ;
- Keteerbatasan kognitif
NOC :
Criteria hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang peenyakit, kondisi, prognosis, dan
program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat
NIC :
Teaching :
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
5. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat
2. Post operasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
b. Ketidakefektifan kebersihan jalan napas berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan
post operasi
Batasan Karakteristik :
- Batuk,
- Produksi sputum
- Gelisah
Kriteria Hasil :
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
- Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Pengkajian dilakuakn sebanyak dua kali yaitu tanggal 15-09-2017 saat pasien
a. Biodata
Nama : Tn. SK
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No.RM : 05-0880
Nama : Ny. S
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
b. Keadaan umum
- GCS :15
- HR : 89 kali permenit,
- Berat badan : 64 kg
- Penglihatan : Normal
- Pendengaraan : Normal
- Bicara : Normal
- Defekasi : 1x/hari
- Miksi :Normal
nyeri abdomen)
- Inkontinensia : mandiri
Keluhan nyeri : nyeri hebat, nyeri tekan pada titik Mc Burney (+),
Skala nyeri :6
f. Skrining gizi
g. Status fungsional
Skore : 7 (tujuh)
- Leukosit : 12.400 uL
- LED : 12 mm/jam
- Netrofil :11,5
- Limfosit :19,2
k. Therapy :
a. Keadaan umum
- GCS :15
- TD : 130/80 mmHg,
- HR : 78 kali permenit,
- RR : 18 kali permenit
- Pernapasan : Normal
- Gastrointestinal : Mual
b. Riwayat psikososial
c. Skrining resiko jatuh : ya, pasien terpasang kancing kuning , roda tempat
tidur terkunci,
f. Skrining gizi
g. Status fungsional
Score :0
k. Therapy :
B. ANALISA DATA
Objek :
nyeri tekan lepas (+), pasien tampak
melindungi area yang sakit,
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit.
2. Subjek : Cemas Kurang pengetahuan
pasien mengatakan takut menjalani
tidakan operasi dan mneyatakan
belum siap
Objek :
Pasien selalu bertanya tentang
rencana operasi, waktu dan
prosedurnya,
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit
3. Subjek : Resiko kekurangan Haluaran cairan
Pasien mengeluh tidak selera makan volume cairan tubuh berlebih
mual dan muntah setiap kali makan
makanan, warna muntahan sesuai
dengan apa yang dimakan pasien,
Objek :
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Tanggal/Jam Diagnose
1. 15-08-2017 Nyeri akut
14.00 WIB Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rencana
tindakan pembedahan
Actual kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluaran
cairan berlebih
2 16-08-2017 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rencana
08.00 WIB tindakan pembedahan
3 17-08-2017 Nyeri berhubungan dengan agen injuri/bekas insisi
08.00 WIB Resiko injury berhubungan dengan effect anastesia, sedasi, dan
analgesik
D. RENCANA TINDAKAN
Analgesic administration :
- Tentukan lokasi, karakteristik
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
e.
3 Resiko Balance cairan - Pantau warna, jumlah dan
kekurangan frekuensi muntah
volume cairan - Identifikasi factor pengaruh
terhadap bertambah buruknya
dehidrasi
- Manajemen cairan
- Pantau status hidrasi
- Pertaruhkan keakuratan catatan
asupan dan haluaran
- Laporkan dan catat haluaran
kurang dari….ml
diagnose no 2
Management cemas :
1. Melakukan
pendekatan
dengan keluarga
2. Menjelaskan
rencana tindakan
operasi meliputi :
persiapan, waktu
pelaksanaan,
rencana sedasi
dan penjelasan
informed consend
3. Menganjurkan
keluarga untuk
memberikan
dukungan
emosional dan
dukungan rohani :
berdoa
4. Mengkaji ulang
respon