Anda di halaman 1dari 25

A.

PENGERTIAN

Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling

sering (Mansjoer,2000).Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak

berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah

abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan

inflamasi (Wilson&Goldman,1989). Apendiksitis merupakan penyakit prototip yang berlanjut melalui

peradangan, obstruksi daniskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston,1995) . Apendiksitis akut

adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab

paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).

B. PATOFISIOLOGI

Appendicitis terjadi karena penyumbatan lumen appendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, benda

asing , striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma.

Obstruksi tersebut menyebab kan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama

mucus tersumbat makin banyak, namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasann sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran

limfe yag mengakibatkan edema diapendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.

Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal tersbut akan menyebabkan

obstruksi vena, oedema bertambah da bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan

mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut

appendicitis supuratif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks yang di ikuti dengan

ganggrenosa. Bila dinding yang telah rapuh ini pecah akan terjadi appendicitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks

hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat

menjadi abses atau menghilang.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri, kram di periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah disertai demam derajat rendah, mual, dan

seringkali muntah

2. Nyeri tekan lokal pada titik mc Burney karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan.

3. Nyeri tekan lepas pada kuadran kanan bawah abdomen

4. Distensi abdomen akibat ileus paralitik (Smeltzer, suzanne, C 2001)

5. Iritabilitas

6. Bising usus meurun atau tidak terdegar samasekali

7. Konstipasi, Diare

8. Disuria

9. Gejala berkembang cepat dapat di diagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama

10. Pada bayi dan anak-anak nyerinya bersifat menyeluruh di semua bagian perut.

Infeksi yang bertambah buruk dapat menyebabkan syok. (mansjoer,2000)

D. ETIOLOGI

1. faktor sumbatan

60 % obstruksi di sebabkan oleh hyperplasia jaringan limphoid sub-mukosa. 35% karena

statis fekal, 4% karena benda asing, 1% sumbatan parasit dan cacing

2. Faktor bakteri
Adanya fekolith dalam lumen appendiks yang telah terinfeksi menyebabkan memperburuk

dan memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnansi feces dalam lumen

appendiks. Terbanyak ditemukan : bacteriodes fragililis dan E.coli, lalu Splancicus

3. Kecenderungan familiar

Terdapatnya alformasi yang herediter dari organ, appendiks yang terlalu panjang,

vaskularisasi yang tidak baik dan letaknya yang mudah terjadi appedicitis.

4. Ras dan diet

Diet rendah serat memudahkan terjadinya fekolith dan mangakibatkan obstruksi lumen).

E. PENATALAKSANAAN

Menurut Brunner & Suddarth (2000) penatalaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Pembedahan diindikasikan jika terdiagnosa appendicitis: lakukan appendiktomi secepat

mungkin untuk menguraangi resiko perforasi. Metode insisi abdominal bawah anastesi

umum atau spinal: laparascopy.

b. Berikan antibiotic dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan, pemberian antibiotic

preoperative dengan toksitas yang berat dan demam tinggi

c. Analgetik dapat diberikan setelah diagnose ditegakkan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laparaskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan ovarium sebelum

dilakukan appendiktomi pada wanita muda

2. Lekosit diatas 12.000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%, hb normal, LED meningkat

pada apendisitis infiltrat

3. Urinalisis : Eritrosit/ leukosit ,mungkin ada.


4. Foto abdomen : Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis), ileus terlokalisir.

5. Ultrasonografi : Pada pemerikasaan ultrasonografi biasanya ditemukan massa di kuadran

perut kanan bawah tepat pada organ appendiks (akurasi 90-94%)

6. CT Scan : Ditemukan bagian menyilang dengan fekalith dan perluasan dari appendik yang

mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum(akurasi 94-100%)

7. Tanda rovsing (+) dengan melakukan palpasi kuadran kanan bawah (brunner & Suddart,

1997).

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pre operasi

a. Nyeri berhubungan akut

Batasan karakteristik :

Subjek :

- Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat

Objektif :

- Posisi menghindari nyeri

- Perubahan tonus otot dengan rentang lemas sampai tidak bertenaga

- Perubahan selera makan

- Perilaku ekspresif : gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebih, peka terhadap

rangsang, dan menghela napas panjang

- Wajah topeng : nyeri

- Berfokus pada diri sendiri

- Gangguan tidur : mata terlihat layu, gerakan tidak teratur dan tidak menentu.
NOC :

- Pain control

- Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik psikologis

- Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan nyeri : tidak pernah, jarang,

kadang-kadang, sering, selalu

- tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan : sangat berat, berat,

sedang, ringan, tidak ada

- mempertahankan nyeri pada.. atau kurang dari (skala 0-10)

- melaporkan pola tidur yang baik

NIC :

- gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan

informasi pengkajian

- minta pasien untuk menila nyeri 0-10

- gunakan bahan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh analgesic dan

kemungkinan efek sampingnya

- managemen nyeri lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi ,

karakteristik awitan dan durasi, frekuensi, kualitas intensitas atau keparahan nyeri dan

factor presipitasinya.

- Obsevasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak mampu

berkomunikasi efektif

- Instruksikan kepada pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak

dapat di capai

- Berikan informasi tentang nyeri : penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung
- Ajarkan penggunanan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, therapy)

Analgesic administration :

- Tentukan lokasi, karakteristik kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

- Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

- Cek riwayat alergi

- Tentukan analgesic pilihan yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic jika lebih dari

Saturday tentukan rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

- Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

- Evaluasi efektivitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)

b. Actual/ resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, pembatasan pasca

operasi

Batasan karakteristik :

- Keseimbangan cairan

NOC :

- Status nutrisi : intake makanan dan cairan adekuat

NIC :

- Pantau warna, jumlah dan frekuensi muntah

- Identifikasi factor pengaruh terhadap bertambah buruknya dehidrasi

- Manajemen cairan

- Pantau status hidrasi


- Pertaruhkan keakuratan catatan asupan dan haluaran

- Laporkan dan catat haluaran kurang dari….ml

- Laporkan dan catat haluaran lebih dari….ml

- Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam, hitung asupan yang diinginkan

sepanjang sif siang, sore dan malam

- Pastikan bahwa pasien terhidrasi dengan baik sebelum pembedahanTerapi Intra

Vena

- Pemantauan tanda vital

c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan

dilaksanakan dan hasil akhir pascaoperatif.

Batasan karakteristik :

- Gelisah

- Resah

- Focus pada diri sendiri

- Kekawatiran

- Cemas

Factor yang berhubungan

- Kurang pengetauan

NOC :

- Ansietas terkontrol

- Coping
Criteria :

1. Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan.

NIC :

Anxiety reduction (penurunan kecemasan)

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

5. Berikan iformasi factual mengenai diagnosis dan tindakan prognosis

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi : keterbatasan

kognitif

Batasan karakteristik ;

- Memverbalisasikan adanya masalah

- Ketidakakuratan mengikuti instruksi

- Perilaku tidak sesuai

Factor yang berhubungan :

- Keteerbatasan kognitif

- Interpretasi terhadap informs yang salah


- Kurangnya kainginan untuk mencari informasi

- Tidak mengetahui sumber-sumber informasi

NOC :

- Knowlwdge : disease process

- Knowledge : health behavior

Criteria hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang peenyakit, kondisi, prognosis, dan

program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat

NIC :

Teaching :

1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi

dan fisiologi degan cara yang tepat

3. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat

4. Hindari harapan kosong

5. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang

tepat

6. Diskusikan pilihan terapi dan penanganan

2. Post operasi

a. Resiko infeksi intraoperatif berhubungan dengan luka post operasi


NOC:

Pengendalian resiko infeksi

Kriteria hasil :

- Terbebas dari tanda atau gejala infeksi

- Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat

- Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi

NIC : Pengendalian infeksi

Intervensi :

- Pantau tanda/gejala infeksi

- Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi

- Instruksikan untuk menjaga hygiene pribadi

- Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan

b. Ketidakefektifan kebersihan jalan napas berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan

post operasi

Batasan Karakteristik :

- Dispneu, Penurunan suara nafas

- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)

- Batuk,

- Produksi sputum

- Gelisah

- Perubahan frekuensi dan irama nafas


NOC

- Bersihan jalan napas efektif

Kriteria Hasil :

- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed

lips)

- Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

- Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas

NIC :

- Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

- Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal

- Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan

- Monitor status oksigen pasien

- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

- Lakukan fisioterapi dada jika perlu

- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

- Monitor respirasi dan status O2


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian dilakuakn sebanyak dua kali yaitu tanggal 15-09-2017 saat pasien

masuk ke ruangn, dan tanggal 16 saat pasien selesai menjalani operasi.

a. Biodata

Nama : Tn. SK

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Jln. Utama, Gg. Tengah no.13 , Medan

Status : Sudah Menikah

No.RM : 05-0880

Dx medis : Appendicitis Acute

Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. S

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Hubungan Dengan Pasien : Istri Pasien


Alamat : Jln. Utama, Gg. Tengah no.13 , Medan

1. Pengkajian pre operasi

b. Keadaan umum

- Kesadaran : Compos mentis

- GCS :15

- Tekanan Darah : 140/80 mmHg,

- Suhu : 36,6 derajat celcius,

- HR : 89 kali permenit,

- Berat badan : 64 kg

- Tinggi badan :165 cm

- Pernapasan : 21 kali permenit

- Penglihatan : Normal

- Pendengaraan : Normal

- Bicara : Normal

- Mulut : Bibir kering, tidak ada penggunaan protese

- Reflex menelan : terganggu oleh adanya mual

- Gastrointestinal : Mual ada, muntah setiap kali makan

- Defekasi : 1x/hari

- Miksi :Normal

- Pola tidur : Terganggu akibat nyeri yang di rasakan

- Kulit : Normal, lembab


c. Riwayat psikososial

Status psikologis : Cemas, pasien takut untuk mengahadapi tindakan

operasi dan pembedahan, pasien kurang mengerti

dengan penyakit yang dialaminya.

Status mental : Sadar dan orientasi baik

Status social : Hubungan dengan anggota keluarga baik

d. Skrining resiko jatuh :

Penilaian resiko jatuh skala Norton :

- Kondisi fisik : Sedang

- Status mental : Sadar

- Aktifitas : Jalan dengan bantuan (terpasang infuse dan adanya

nyeri abdomen)

- Mobilitas : Gerak terbatas

- Inkontinensia : mandiri

e. Penilaian tingkat nyeri

Keluhan nyeri : nyeri hebat, nyeri tekan pada titik Mc Burney (+),

nyeri tekan lepas (+), pasien tampak memegang dan

melindungi area sakit

Lokasi : perut kuadran kanan bawah

Perpindahan : nyeri menjalar ke pinggang

Onset nyeri : 2 hari sebelum di bawa ke RS

Rasa nyeri : Nyeri seperti berdenyut, kadang kadang keram

Frekuensi nyeri : menetap 1-2 jam


Nyeri memburuk bila : berbaring dan berjalan

Skala nyeri :6

f. Skrining gizi

- Penurunan berat badan : Tidak ada

- Asupan makan berkurang : Kurang setelah sakit

g. Status fungsional

- Aktivitas dan mobilisasi : terganggu

h. Indicator barthel index :

- Mengendalikan rangsang BAB : 1 x /hari

- Mengendalikan rangsang BAK : teratur ,

- Membersihkan diri : Butuh pertolongan,

- Makan : butuh bantuan

- Berubah sikap berbaring ke duduk : butuh bantuan sedikit

- Berpindah/ berjalan :berjalan dengan bantuan 1 orang

- Memakai naju : dibantu sebagian

- Naik turun tangga : tidak mampu

- Mandi : tidak mampu

Skore : 7 (tujuh)

i. Hasil pemeriksaan laboratorium :

- Leukosit : 12.400 uL

- Haemoglobin : 16,1 mg/dl

- LED : 12 mm/jam

- Netrofil :11,5
- Limfosit :19,2

j. Hasil pemeriksaan radiologi :

- USG Appendix : Tampak penebalan dinding appendiks,

dengan diameter 1,3-1,4 cm di sertai cairan

bebas diarea Mc Burney

Kesimpulan : gambaran appendicitis akut

k. Therapy :

- injeksi ranitidine 50 mg/12 jam

- Injeksi ondancentron 4 mg/ 8 jam

- Injeksi novaldo 500 mg/ jika perlu

- Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Paracetamol oral 3x500 mg


2. Pengkajian post operasi

a. Keadaan umum

- Kesadaran : Compos mentis

- GCS :15

- TD : 130/80 mmHg,

- Suhu : 36,6 derajat celcius,

- HR : 78 kali permenit,

- RR : 18 kali permenit

- Pernapasan : Normal

- Gastrointestinal : Mual

- Defekasi : tidak ada

- Miksi : Terpasang cateter urine

- Pola tidur : pasien tampak mudah tertidur

- Kulit : kulit teraba dingin

b. Riwayat psikososial

Status psikologis : Cemas, pasien bertanya kapan bias menggerakkan

kaki, kapan bias duduk

Status mental : sadar dan orientasi baik

c. Skrining resiko jatuh : ya, pasien terpasang kancing kuning , roda tempat

tidur terkunci,

d. Penilaian resiko dekubitus skala Norton :

- Kondisi fisik : sedang


- Status mental ; sadar penuh

- Aktifitas : di tempat tidur

- Mobilitas : Tidak bergerak, bedrest selama 24 jam post anastesi

- Inkontinensia : terpasang cateter urine, BAB :-

e. Penilaian tingkat nyeri

Keluhan nyeri : Nyeri seperti disayat sayat

Lokasi : kuadran kanan bawah abdomen

Perpindahan : tidak ada

Onset nyeri : 2 jam post operasi

Lama nyeri :Menetap

Frekuensi nyeri : menetap setelah operasi

Nyeri memburuk bila : Berpindah posisi

f. Skrining gizi

- Penurunan berat badan :-

- Asupan makan berkurang : Puasa

g. Status fungsional

- Aktivitas dan mobilisasi : Bedrest

h. Indicator barthel index :

- Mengendalikan rangsang BAB : Tidak ada

- Mengendalikan rangsang BAK : Terpasang kateter

- Membersihkan diri : Dibantu sepenuhnya

- Makan : Tidak mampu

- Berubah sikap berbaring ke duduk : Tidak mampu


- Berpindah/ berjalan : Tidak mampu

- Memakai naju : Tidak mampu

- Naik turun tangga :Tidak mampu

- Mandi : Tidak mampu, tergantung orang lain

Score :0

i. Hasil pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan

laboratorium post operasi

j. Hasil pemeriksaan radiologi : tidak dilakukan pemeriksaan

laboratorium post operasi

k. Therapy :

- Ketorolac 30 mg/8 jam

- Ondancentron 4 mg/8 jam

- Ranitidine 50 mg/12 jam

- Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Metronidazole 500 mg/8 jam

- Asam traneksamat 500 mg/8 jam

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1. Subjek : Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada perut
kanan bawah, nyeri dialami sejak 2
hari lalu, memberat hari ini sebelum
dibawa kerumah sakit, nyeri seperti
keram kadang berdenyut, nyeri
menjalar ke pinggang, dan menetap
selama 1-2 jam, nyeri memberat saat
berdiri dan berbaring.

Objek :
nyeri tekan lepas (+), pasien tampak
melindungi area yang sakit,
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit.
2. Subjek : Cemas Kurang pengetahuan
pasien mengatakan takut menjalani
tidakan operasi dan mneyatakan
belum siap
Objek :
Pasien selalu bertanya tentang
rencana operasi, waktu dan
prosedurnya,
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit
3. Subjek : Resiko kekurangan Haluaran cairan
Pasien mengeluh tidak selera makan volume cairan tubuh berlebih
mual dan muntah setiap kali makan
makanan, warna muntahan sesuai
dengan apa yang dimakan pasien,
Objek :
TD: 140/80 mmHg, suhu : 36,6
derajat Celsius, RR: 21 kali
permenit, HR : 89 kali permenit

4 Subjek : Nyeri Bekas insisi


Pasien mengatakan nyeri pada perut
kanan bawah, nyeri seperti di sayat,
nyeri terasa setelah 2 jam ost operasi,
nyeri memburuk apabila bergeser
dan berpindah posisi,
Objek:
TD : 130/80 mmHg, suhu :36,6
derajat celcius, RR : 18 kali
permenit, HR : 78 kali permenit
5 Subjek : Resiko injury Efek anastesi
Pasien mengatakan belum bisa
menggerakkan kaki, mual dan pusing
Objek :
Pasien terpasang IVFD RL 20 tpm,
bedrest (+),

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Tanggal/Jam Diagnose
1. 15-08-2017 Nyeri akut
14.00 WIB Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rencana
tindakan pembedahan
Actual kekurangan volume cairan berhubungan dengan haluaran
cairan berlebih
2 16-08-2017 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rencana
08.00 WIB tindakan pembedahan
3 17-08-2017 Nyeri berhubungan dengan agen injuri/bekas insisi
08.00 WIB Resiko injury berhubungan dengan effect anastesia, sedasi, dan
analgesik

4 18-08-2017 Nyeri berhubungan dengan agen injuri/bekas insisi


08.00 WIB Resiko injury berhubungan dengan effect anastesia, sedasi, dan
analgesic

5 19-08-2017 Nyeri berhubungan dengan agen injuri/bekas insisi


08.00 WIB Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
6 20-08-2017 Nyeri berhubungan dengan agen injuri/ bekas operasi
08.00 WIB

D. RENCANA TINDAKAN

No Diagnose NOC NIC

1. Nyeri akut Nyeri terkontrol - Gunakan laporan dari pasien


sendiri sebagai pilihan pertama
untuk mengumpulkan informasi
pengkajian

- Minta pasien untuk menilai


nyeri skala 0-10

- Gunakan bahan alir nyeri untuk


memantau peredaan nyeri oleh
analgesic dan kemungkinan
efek sampingnya

- Managemen nyeri lakukan


pengkajian nyeri secara
komprehensif meliputi lokasi ,
karakteristik awitan dan durasi,
frekuensi, kualitas intensitas
atau keparahan nyeri dan factor
presipitasinya.

- Obsevasi isyarat nonverbal


ketidaknyamanan, khususnya
pada mereka yang tidak mampu
berkomunikasi efektif

- Instruksikan kepada pasien


untuk menginformasikan pada
perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat di capai

- Berikan informasi tentang nyeri


: penyebab nyeri, berapa lama
akan berlangsung
- Ajarkan penggunanan teknik
nonfarmakologi (relaksasi,
distraksi, therapy)

Analgesic administration :
- Tentukan lokasi, karakteristik
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat

- Cek instruksi dokter tentang


jenis obat, dosis, dan frekuensi

- Cek riwayat alergi

- Tentukan analgesic pilihan yang


diperlukan atau kombinasi dari
analgesic jika lebih dari
Saturday tentukan rute
pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur

- Monitor TTV sebelum dan


sesudah pemberian analgesic
pertama kali

- Evaluasi efektivitas analgesic


tanda dan gejala (efek samping)

2 Cemas - Ansietas terkontrol - Gunakan pendekatan yang


menenangkan
6. - Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan
apa yang dirasakan selama
prosedur
- Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
- Berikan iformasi factual
mengenai diagnosis dan
tindakan prognosis

e.
3 Resiko Balance cairan - Pantau warna, jumlah dan
kekurangan frekuensi muntah
volume cairan - Identifikasi factor pengaruh
terhadap bertambah buruknya
dehidrasi
- Manajemen cairan
- Pantau status hidrasi
- Pertaruhkan keakuratan catatan
asupan dan haluaran
- Laporkan dan catat haluaran
kurang dari….ml

- Laporkan dan catat haluaran


lebih dari….ml
- Tentukan jumlah cairan yang
masuk dalam 24 jam, hitung
asupan yang diinginkan
sepanjang shift siang, sore dan
malam
- Pastikan bahwa pasien
terhidrasi dengan baik sebelum
pembedahan

4 Resiko infeksi Pengendalian resiko - Pantau tanda/gejala infeksi pada


infeksi luka insisi
- Kaji faktor yang meningkatkan
serangan infeksi
- Instruksikan untuk menjaga
hygiene pribadi
- Berikan terapi antibiotik, bila
diperlukan

E. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


HARI NO PUKUL IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA
15-08-2017 1, 2 & 3 12.00 Diagnosa no.1 Pukul : 21.00
wib managemen nyeri : S:
- Mengkaji lokasi , - pasien
karakteristik awitan mangatakan nyeri
dan durasi, sudah berkurang,
frekuensi, kualitas nyeri terasa jika
intensitas atau berdiri tetapi
keparahan nyeri dan dapat tidur
factor telentang,
presipitasinya. - pasien masih
takut dan belum
- Mengkaji respon siap menghadapi
pasien setelah tindakan operasi
pemberian - mual sudah
analgetik : berkurang,
ketorolac 30 mg/8 muntah (-)
jam
O:
TD :130/80 mmHg,
- Mengobsevasi suhu : 37,3 derajat
isyarat nonverbal celcius, respirasi rate
ketidaknyamanan, :20 kali permenit,
heart rate 80 kali
- memberikan permenit,skala nyeri
informasi tentang 4, nyeri tekan lepas
nyeri : penyebab (+), pasien tampak
nyeri, berapa lama dapat mengontrol
akan berlangsung saat ada nyeri dengan
teknik relaksasi :
napas dalam
- mengajarkan teknik
relaksasi napas A:
dalam - nyeri
-
- memberikan P : intervensi
kesempatan kepada diteruskan
pasien untuk
bertanya tentang
hal-hal yang ingin
diketahui

diagnose no 2
Management cemas :
1. Melakukan
pendekatan
dengan keluarga
2. Menjelaskan
rencana tindakan
operasi meliputi :
persiapan, waktu
pelaksanaan,
rencana sedasi
dan penjelasan
informed consend
3. Menganjurkan
keluarga untuk
memberikan
dukungan
emosional dan
dukungan rohani :
berdoa
4. Mengkaji ulang
respon

Anda mungkin juga menyukai