T Hypoid
T Hypoid
PENCERNAAN
II. PEMBAHASAN
Saluran pencernaan
Usus halus
Jaringan limfoid
SSP
Seluruh Tubuh Kel. Limfoid Usus Halus Masuk retikuloendotelial
Merangsang pusat
muntah di medulla Mengeluarkan Nekrosis usus halus Masuk limfa dan hati
oblongata endotoksin
Pembesaran hati dan limfa
Pelepasan mediator Ulkus di Plak Pyeri
inflamasi
Nyeri perabaan
Motilitas usus terganggu
kuadran atas
A. Pengkajian
a. Identitas : umur, alamat (daerah endemis, lingkungan rumah / sekolah ada yang
menderita demam tifoid)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas,
muntah, epistaksis, perdarahan gusi
2. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit) : kapan mulai panas
3. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien)
4. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak)
5. Riwayat tumbuh kembang : adakah keterlambatan tumbuh kembang
6. Riwayat imunisasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang
badan, usia)
2) Pemeriksaan persistem
a) Sistem persepsi sensori :
Penglihatan : edema palpebra, air mata ada / tidak, cekung / normal
Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab / kering
b) Sistem persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing
c) Sistem pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, cuping
hidung, odem pulmo, krakles
d) Sistem kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat / tak teraba,
kapilary refill lambat, akral hangat / dingin, epistaksis, sianosis
perifer, nyeri dada
e) Sistem gastrointestinal :
Mulut : membran mukosa lembab / kering, lidah kotor, perdarahan
gusi
Perut : turgor kulit, kembung / meteorismus, distensi, nyeri, asites,
lingkar perut
Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau,
konsistensi, darah, melena
f) Sistem integumen : RL test (+), petekie, ekimosis, kulit kering /
lembab, perdarahan bekas tempat injeksi
g) Sistem perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria
d. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : sanitasi
2. Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah
3. Pola eleminasi
a) Bab : frekuensi, warna (merah ?, hitam ? ), konsistensi, bau, darah
b) Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir ?, oliguria, anuria
4. Pola tidur dan istirahat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia
NOC :
Termoregulasi (hal. 564)
Merasa merinding saat dingin
Berkeringat saat panas
Menggigil saat dingin
Tingkat pernapasan
Melaporkan kenyamanan suhu
Peningkatan suhu kulit
Penurunan suhu kulit
Hipertermia
Hipotermia
Sakit kepala
Sakit otot
Mengantuk
Perubahan warna kulit
Dehidrasi
NIC :
Perawatan demam (hal.355)
1. Pantau suhu dan tanda vital lainnya
2. Monitor warna kulit dan suhu
3. Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang
tidak dirasakan
4. Berikan obat atau cairan IV
5. Tutupi anak dengan selimut atau pakaian ringan tergantung pada fase
demam
6. Dorong konsumsi cairan
7. Mandikan anak dengan spons hangan dengan hati-hati
8. Tingkatkan sirkulasi udara
9. Pantau komplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan gejala
kondisi penyebab demam
10. Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau pada orangtua
11. Lembabkan bibir dan mukosa hidung anak yang kering
NIC :
Peningkatan keselamatan (hal 327)
1. Sediakan lingkungan yang tidak mengancam
2. Tunjukkan ketenangan
3. Luangkan waktu bersama anak
4. Tunjukkan perubahan secara berangsur
5. Jangan timbulkan situasi emosi yang kuat
6. Dukung keluarga untuk menyediakan barang pribadi yang digunakan anak
untuk kesenangan
7. Jelaskan semua prosedur kepada anak / keluarga
8. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi faktor apa yang meningkatkan rasa
keamanan
Manajemen lingkungan : kenyamanan (192)
1. Tentukan tujuan anak dan keluarga dalam mengelola lingkungan dan
kenyamanan yang optimal
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
3. Lingkungan yang aman dan bersih
4. Sesuaikan suhu ruangan yang paling menyamankan individu, jika
memungkinkan
5. Monitor kulit terutama daerah tonjolan tubuh terhadap adanya tanda-tanda
tekanan pada anak
6. Sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan individu,
hindari cahaya langsung pada mata
7. Hindari paparan dan aliran udara yang tidak perlu, terlalu panas maupun
terlalu dingin
Asupan kalori
Asupan protein
Asupan lemak
Asupan karbohidrat
Asupan serat
Asupan vitamin
Asupan mineral
Asupan zat besi
Asupan kalsium
Asupan natrium
NIC :
Manajemen gangguan makan (hal 179)
1. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan anak dan keluarga
2. Dorong anak untuk mendiskusikan makanan yang disukai dengan ahli gizi
3. Timbang berat badan anak secara rutin (pada hari yang sama setelah
BAB/BAK)
4. Monitor intake /asupan dan asupan cairan secara tepat
5. Batasi makanan sesuai dengan jadwal , makanan pembuka dan makanan
ringan
6. Temani anak ke kamar mandi selama observasi pemberian makanan /
makanan ringan
7. Monitor perilaku anak yang berhubungan dengan pola makan ,
penambahan dan kehilangan berat badan
8. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan berat badan
9. Monitor berat badan anak secara rutin
NIC :
Pemantauan (Monitor) Elektrolit (hal. 242)
1. Monitor serum elektrolit
2. Monitor serum albumin dan kadar protein total sesuai dengan kebutuhan
3. Monitor ketidakseimbangan asam basa
4. Kenali dan laporkan adanya ketidakseimbangan elektrolit
5. Monitor adanya kehilangan cairan dan elektrolit
6. Monitor adanya mual, muntah, dan diare
7. Berikan suplemen elektrolit sesuai resep jika diperlukan
8. Berikan diet yang tepat pada anak dengan ketidakseimbangan elektrolit
(makanan kaya kalsium, dan diet rendah natrium)
9. Ajarkan kepada anak dan/ keluarga cara mencegah atau meminimalisasi
ketidakseimbangan elektrolit
10. Konsultasikan kepada dokter jika tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan
dan / elektrolit menetap atau memburuk