Rujukannn
Rujukannn
TINJAUAN PUSTAKA
telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 001 tahun 2012 ialah suatu
tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara
unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit
yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional
Rujukan kesehatan ibu dan anak adalah sistem rujukan yang dikelola secara
kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat
yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada
dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan ibu hamil dan bayi melalui peningkatan mutu dan ketrerjangkauan
pelayanan kesehatan internal dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes, 2006).
prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan
langsung dikelola sesuai dengan prosedur tetap sesuai dengan buku acuan nasional
pasien akan dikelola di tingkat puskesmas mampu PONED atau dilakukan rujukan ke
hamil, ibu bersalin, ibu nifas baik yang datang sendiri atau atas rujukan
pasien dengan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang datang sendiri maupun
langsung kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa dan puskesmas.
langsung terhadap ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa dan puskesmas,
dituangkan dalam bentuk peraturan daerah sehingga deteksi dini kelainan pada
8. RS swasta, rumah bersalin, dan dokter/bidam praktek swasta dalam sistem rujukan
PONEK 24 jam, puskesmas mampu PONED dan bidan dalam jajaran pelayanan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi
dapat membahayakan jiwa ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan
sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan hasil penilaian (termasuk
partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan (Syafrudin, 2009).
optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan. Setiap
penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk
penatalaksanaan kasus gawatdarurat obstetri dan bayi baru lahir dan informasi
waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ke tempat rujukan. Persiapan
dan informasi dalam rencana rujukan meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi
baru lahir, tempat rujukan yang sesuai, sarana tranfortasi yang harus tersedia, orang
yang di tunjuk menjadi donor darah dan uang untuk asuhan medik, tranfortasi, obat
dan bahan. Singkatan BAKSOKU (Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan,
Uang) dapat di gunakan untuk mengingat hal penting dalam mempersiapkan rujukan
(Syafrudin, 2009).
Menurut Syafrudin (2009), kegiatan rujukan terbagi menjadi tiga macam yaitu
informasi medis:
Kegiatan ini antara lain berupa pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang
semula, jika perlu diserta dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
demonstrasi operasi.
atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam
pendidikan.
a) Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
1. Rujukan Kesehatan
lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah
2. Rujukan Medik
halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga
tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik
(Syafrudin, 2009).
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy
maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana
karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap
hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia dan memudahkan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health
meringankan beban tugas karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi
petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka
kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan
dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian
(termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika
ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya
tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal
persalinan.
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita
6. Pengiriman Penderita
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehtan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi atau komuinikasi
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
1. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua,
b. Dukun bayi:
Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan
Tidak terlatih: ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
c. Deteksi dini ibu hamil berisiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih
dari 10 tahun
5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
b. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari
90 mmHg
d. Eklampsia
e. Perdarahan Pervaginam
j. Persalinan premature
k. Kehamilan ganda
d. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan yaitu cakupan
1. Pengertian:
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 14T dengan frekuensi
kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Menurut badan
d. Temukan kelainan/ periksa daerah muka leher, jari dan tungkai (edema),
j. Tentukan kadar Hb
n. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dan pengetahuan
2. Defenisi Operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh ANC sesuai standar
K4 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu
hamil.
3. Cara Perhitungan
Pembilang: jumlah ibu hamil yang telah memperroleh pelayanan ANC sesuai
4. Sumber data:
a. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai dengan
standar K4
b. Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Bada Pusat Statistik atau
standar dan paripurna. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
Sistem rujukan yang dibangun harus dilengkapi dengan manual supaya bisa
dilaksanakan dengan lebih tertata dan jelas. Manual rujukan sebaiknya disusun dan
manual adalah untuk menjalankan sistem rujukan pelayanan ibu dan anak dikaitkan
dengan sumber pembiayaannya. Manual rujukan tersusun dari kejadian yang dapat
dialami oleh ibu dan bayi dalam proses kehamilan dan persalinan, dan bagaimana
2.3.2. Tujuan
pelayanan bayi berdasarkan continuum of care lengkap dengan pedoman dan SOP
1. Prinsip utama adalah mengurangi kepanikan dan kegaduhan yang tidak perlu
(pre-emptive strategy). Sementara itu bagi persalinan emergency harus ada alur
yang jelas.
4. Harus ada RS PONEK 24 jam dengan hotline yang dapat dihubungi 24 jam.
5. Sebaiknya ada hotline di Dinas Kesehatan 24 jam dengan sistem jaga untuk
prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan yang perlu dirujuk secara
terencana;
RS PONEK 24 jam.
2) Kelompok B2. Ibu-ibu bersalin yang ada kesulitan namun tidak perlu dirujuk
ke RS PONEK 24 jam
7. Menekankan pada koordinasi antar lembaga seperti LKMD, PKK, dan pelaku
PONEK)
sarana.
PONEK (kecuali ibu hamil tersebut sudah ditangani di RS PONEK sejak ANC)
bermasalah
10. Ibu bersalin kelompok B3 dapat ditangani di seluruh jenis sarana pelayanan
11. Bayi baru lahir yang dimaksud dalam manual ini adalah neonatus berusia antara
0-28 hari.
12. Bayi baru lahir tanpa komplikasi dapat ditangani di seluruh jenis sarana pelayanan
13. Bayi baru lahir dengan komplikasi dapat lahir dari ibu dengan komplikasi
persalinan maupun dari ibu yang melahirkan normal, baik di Rumah Sakit
14. Bayi baru lahir yang telah pulang pasca kelahiran dan kemudian kembali lagi ke
fasilitas kesehatan karena menderita sakit juga termasuk dalam manual rujukan
ini.
15. Bayi baru lahir kontrol ke sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan surat kontrol
algoritme MTBS. Bayi baru lahir dengan sakit berat dirujuk ke Rumah Sakit
PONED, sementara bayi baru lahir sakit ringan ditangani di sarana pelayanan
(Purnomo, 2012).
2.4. Puskesmas
Neonatal Essensial Dasar (PONED) merupakan puskesmas rawat inap yang memiliki
jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta
kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader atau masyarakat, bidan di desa dan puskesmas. Puskesmas
PONED dapat melakukan pengelolaan kasus dan komplikasi tertentu sesuai dengan
tingkat kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan ke rumah sakit atau
kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau
kerja.
Indonesia.
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
4. Wilayah Kerja secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Puskesmas rawat inap adalah
puskesmas yang letaknya strategis dan mudah diakses dari puskesmas di sekitarnya,
dapat dijangkau melalui sarana transportasi, yang didirikan sesuai dengan analisa
kesehatan serta sarana prasarana yang sesuai standar (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
Penurunan kematian dan peningkatan kualitas hidup ibu dan anak tidak
dalam PONED antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan tim dalam
peralatan, obat dan bahan habis pakai, manajemen penyelenggaraan serta sistem
juga sangat membutuhkan kerjasama yang baik dengan Pelayanan Obstetri Neonatal
rujukan mempunyai peran yang sangat penting (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
PONED:
tempat tidur rawat inap sesuai kebutuhan untuk pelayanan kasus obstetri dan
neonatal emergensi/komplikasi.
dari sekitarnya.
dibutuhkan.
tempat pertama mencari pelayanan, baik rawat jalan ataupun rawat inap serta
persalinan normal.
e. Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas
jam dan jarak tempuh puskesmas mampu PONED ke rumah sakit minimal 2
jam.
b. Mempunyai tim inti yang terdiri atas dokter, perawat dan bidan sudah dilatih
c. Mempunyai cukup tenaga dokter, perawat dan bidan lainnya, yang akan
penyelenggaraan PONED
sekitarnya.
h. Adanya komitmen dari para stakeholders yang berkaitan dengan upaya untuk
berlaku.
(dengan penuh rasa tanggung jawab untuk berkarya dan berprestasi mandiri
gambaran tentang:
pelaksanaan rujukan
Swasta, rumah sakit mampu PONEK dan lain-lain, dalam jumlah dan
persebaran lokasinya
7) Data puskesmas yang letaknya terpencil dan sulit untuk mengakses rumah
terdekat.
2) Jenis kelamin
Mitra yang dapat diperankan sebagai penggerak demand target sasaran dan
Gambar 2.3. Upaya PP AKI dan Gambaran Para Mitra Penggerak Demand
Target Sasaran untuk Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Ibu
d. Data tentang dukungan kebijakan dan sumberdaya dari PEMDA dan DPRD.
Upaya-upaya kesehatan dan gerakan para mitra akan lebih berhasil apabila juga
3) Peraturan Bupati
4) Peraturan Gubernur
6) APBD Provinsi
3) Fasilitas untuk pelayanan rawat inap serta tindakan medis dalam PONED
7) Keberadaan tim teknis pelaksana PONED yang sudah terlatih dan kompeten
dalam PONED
b. Data cakupan pelayanan program KIA Gizi pada sasaran maternal dan neonatal,
neonatal
a. Data Lokasi
4) Waktu tempuh menuju rumah sakit rujukan PONEK terdekat sekitar 2 jam
b. Data Fasilitas
1) Puskesmas mempunyai fasilitas rawat inap atau terbatas hanya fasilitas rawat
persalinan)
a) Ketersediaan Sumberdaya:
medis, obat dan bahan habis pakai, ruangan, ambulan dan lain-lain)
PONED
(2) Pembinaan teknis oleh rumah sakit PONEK yang dikoordinir oleh
daerah
penyelenggaraan:
rujukannya, untuk :
PONEK.
2) LSM/masyarakat peduli
kepemudaan
kepentingan:
PONED
(IAKMI)
akan dikembangkan
obat dan bahan habis pakai, ruangan, ambulan, biaya operasional dan
b) Melatih ulang SDM yang ada dan melatih baru SDM yang diperlukan
keuangan
PONED
bayinya
pencapaiannya
9) Adanya SPO yang disusun tim PONED dan ditandatangani oleh Kepala
10) Adanya MoU antara rumah sakit PONEK/Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi
kewenangannya
mampu PONED
5) Jumlah kasus yang dirujuk balik dari puskesmas mampu PONED sesuai
penilaian kinerja PONED harus semakin diperluas dan dirinci lebih detail
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap kasus penyakit atau
masalah kesehatan baik secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal dalam arti unit-unit yang
setingkat kemampuannya.
a. Rujukan masyarakat:
kerja puskesmas mampu PONED antara lain dari unit rawat jalan puskesmas,
Keterangan :
: Alur Rujukan
antar petugas di satu rumah, antara puskesmas pembantu dan puskesmas, antara
masyarakat dan puskesmas, antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya antara
puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
internal antar bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit, antar rumah sakit,
akan tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan rawat
inap karena tim Inter-profesi tidak mampu melakukan dan atau peralatan yang
diperlukan tidak tersedia. Khusus untuk pasien dalam kondisi sakit cukup berat dan
atau kegawat-daruratan medik, proses rujukan mengacu pada prinsip utama, yaitu :
1. Ketepatan menentukan diagnosis dan menyusun rencana rujukan, yang harus dapat
2. Kecepatan melakukan persiapan rujukan dan tindakan secara tepat sesuai rencana
yang disusun.
3. Menuju/memilih fasilitas rujukan terdekat secara tepat dan mudah dijangkau dari
lokasi.
kabupaten/kota:
perlu dipetakan secara jelas dengan jalur rujukan pelayanan dasar yang
rujukan medik di negara tetangga, perlu dipetakan dalam rangka membangun satu
daerah sulit yang harus dilayani Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak (TPKB)
Provinsi melalui Flying Health Care perlu dipetakan dalam sistem rujukan medik
di provinsi.
6. Pemetaan sumberdaya
bahaya kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, tahu kemana
kebutuhannya.
PONEK/RSSIB terdekat.
c. Puskesmas akan mengirimkan pasiennya tepat waktu dan tepat tujuan ke:
d. Pada kondisi puskesmas yang difungsikan sebagai pusat rujukan antara tidak
mampu memberi layanan rujukan medis pada kasus obstetri dan neonatal
dan atas dasar kebutuhan pelayanan rujukan, Puskesmas dengan fasilitas rawat
inap di lokasi-lokasi terpencil dan sangat terpencil di pusat gugus pulau atau
a. Apabila rumah sakit kabupaten tidak memiliki dokter spesialis (SpOG dan
Sp.A), maka rumah sakit tidak dapat difungsikan sebagai pusat rujukan
medik spesialistik/PONEK.
kurang profesional, pengobatan yang tidak manjur, fasilitas gedung maupun peralatan
medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus dirujuk untuk
padahal kondisi geografis di beberapa tempat tidak mendukung akibat jauhnya jarak
tempuh, tidak ada transportasi, jam buka puskesmas yang terbatas dan lain-lain. Di
samping itu petugas kesehatan juga melakukan praktik swasta di luar jam kerja
strategis puskesmas misalnya dalam hal kebutuhan jumlah dan latar belakang
perlu dikembangkan sesuai kebutuhan wilayahnya dan dengan fungsi promotif dan
lintas sektor di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten juga masih sangat
oleh sektor di luar kesehatan karena adanya anggapan bahwa masalah pembangunan
rujukan dari satu wilayah kabupaten dan daerah sekitar yang berbatasan dengannya,
dimana puskesmas mampu PONED yang berada dalam salah satu regional sistem
mendukung berfungsinya rumah sakit PONEK sebagai rujukan obstetri dan neonatal
RI, 2013).
ibu dan bayi baru lahir. Program ini diluncurkan di Jakarta pada tanggal 26 Januari
2012 dan dicanangkan akan berjalan selama lima tahun mulai tahun 2012 sampai
2016.
berjejaring dengan organisasi masyarakat sipil, fasilitas kesehatan public dan swasta,
asosiasi rumah sakit, organnisasi profesi dan sektor-sektor lain (Sakti, 2012).
Indonesia dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir sebesar 25%.
melalui kegiatan:
neonatal
pencapaian kinerja
kesehatan
3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem rujukan antar puskesmas dan RS.
Hal ini dapat diwujudkan dengan cara penguatan sistem rujukan berfungsi secara
Selama lima tahun EMAS menitikberatkan pada perbaikan yang luas dalam
pelayanan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan cara melibatkan
organisasi profesi, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil dan masyarakat. EMAS
1. Mengatasi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir (perdarahan, pre-
2. Pemeliharaan praktik tata kelola klinik yang kuat di fasilitas kesehatan dan sistem
3. Membina hubungan yang kuat antara fasilitas publik dan swasta dan peningkatan
4. Meningkatkan peran warga dan organisasi sipil (OMS) dalam pengawasan fasilitas
kesehatan publik dan swasta dan lembaga pemerintahan daerah dalam penyediaan
dan pemanfaatan layanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat miskin.
efektif, efisien, dan inovatif untuk mendukung penyediaan layanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir, serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat (Sakti, 2012).
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
bahwa kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus
dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau
bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan oleh
pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
secara umum yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Menurut Andersen (1979)
dalam Sarwono (2006) bahwa model pemanfaatan pelayanan rujukan salah satunya
adalah model sisitem organisasi yag terdiri dari masukan, proses dan keluaran serta
yang terintegrasi dengan kondisi objektif sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
regulasi dan organisasi pelaksana sedangkan pada tahap pelaksanaan terintegrasi pada
rujukan.
seperti sumber daya mencukupi dan terlatih, sistem komunikasi dan umpan balik,
transportasi yang mendukung, kerja sama tim di setiap level rujukan, standar
pelaksanaan sistem rujukan telah diatur dalam bentuk bertingkat yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga. Dimana dalam pelaksanaanya tidak
8. Mekanisme yang jelas sehingga tidak ada bypass dalam sistem rujukan seperti
Kunci untuk mencapai sukses dalam sistem rujukan amat kompleks, walaupun
telah terbukti bahwa ada keuntungan bila seorang wanita dengan penyulit persalinan,
dapat dengan cepat mencapai pusat pelayanan yang optimal. Dalam prakteknya
pula belum didukung dengan teori yang baik pula. Untuk itu perlu di dukung
penelitian sosial dan klinik untuk menutup kesenjangan dan kelangkaan literatur.
Walaupun sistem rujukan dapat dibuat universal tetapi patut juga sistem rujukan
dengan memperhatikan faktor lokal seperti kondisi geografis, budaya, sosio ekonomi,
satu cara dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu. Faktor utama yang
semua stakeholders yang terlibat dalam program kesehatan ibu. Dengan memperkuat
sistem rujukan adanya problem dan tantangan puskesmas dalam mendukung sistem