Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DASAR TEORI

1.1. Distilasi Multikomponen


Distilasi multikomponen adalah proses pemisahan menggunakan kolom distilasi dengan umpan
yang masuk terdiri lebih dari 2 komponen. Proses distilasi multikomponen memiliki perbedaan
dengan distilasi biner. Campuran multikomponen memiliki sifat dan fasa yang lebih kompleks. Kolom
distilasi multikomponen, sama seperti pada distilasi biner, memiliki bagian rectifying dan bagian
stripping. Tujuan dari semua proses distilasi adalah mendapatkan produk murni. Pada distilasi
multikomponen, komponen yang menjadi perhatian dapat lebih dari satu. Namun berbeda dengan
distilasi biner, menentukan fraksi mol dari suatu komponen tidak menjadi acuan dalam menghitung
fraksi mol komponen lainnya.
Contoh dari distilasi multikomponen adalah kolom fraksionasi minyak bumi. Minyak bumi mentah
terdiri dari berbagai campuran dengan jumlah rantai karbon yang bervariasi pula. Kolom distilasi
kemudian digunakan untuk memisahkan berbagai campuran tersebut dengan memanfaatkan
perbedaan titik didihnya. Senyawa dengan rantai karbon terpendek (seperti metana; CH4) akan naik
ke talam paling atas dari kolom distilasi, sementara senyawa lain dengan rantai karbon yang semakin
panjang akan menempati posisi talam yang semakin rendah (ke bawah). Pada kolom fraksionasi
minyak bumi, sering kali dilakukan pengambilan produk samping dari kolom. Aliran samping ini
memiliki sedikit pengotor, namun memiliki konsentrasi yang tinggi akan komponen tertentu pada
talam tertentu. Hal ini terjadi karena terjadi pembalikkan volatilitas akibat gradien konsentrasi.
Secara sederhana, perhitungan jumlah kolom dapat dihitung dengan cara:

Jumlah kolom = n-1 dengan n= produk atas dan bawah

Gambar 1. Distilasi fraksional pada pengolahan minyak bumi

(Sumber: hdimage.lib)
1.2. Komponen-Komponen Dalam Distilasi Multikomponen
a. Komponen Kunci Ringan (Light Key Component)
Komponen kunci ringan adalah komponen kunci yang memiliki tingkat volatilitas relatif yang
tinggi. Komponen ini akan terdapat pada produk residu (bottom) dalam kadar yang masih bisa
diperhitungkan, sementara komponen lain dengan volatilitas yang lebih tinggi akan terdapat
dalam jumlah sangat kecil (dapat diabaikan).
b. Komponen Kunci Berat (Heavy Key Component)
Komponen kunci berat adalah komponen kunci yang memiliki tingkat volatilitas relatif yang
rendah. Komponen ini akan terdapat pada produk atas (distillate) dalam kadar yang masih bisa
diperhitungkan, sementara komponen lain dengan volatilitas yang lebih rendah akan terdapat
dalam jumlah sangat kecil (dapat diabaikan).
c. Komponen Terdistribusi
Komponen terdistribusi adalah komponen yang terdapat pada produk distilat dan produk dasar.
Komponen kunci selalu digolongkan dalam komponen terdistribusi.
d. Komponen Tidak Terdistribusi
Komponen tidak terdistribusi adalah komponen yang konsentrasinya pada salah satu produk
dapat diabaikan (<10-6).

1.3. Rangkaian Kolom


Penyusunan rangkaian kolom dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pada cara langsung,
komponen yang paling mudah menguap dipisahkan satu per satu sebagai produk atas kolom-kolom
yang disusun seri dengan produk terberat sebagai produk bawah kolom terakhir. Hal ini
memungkinkan konfigurasi kolom distilasi yang bermacam-macam, tergantung dari komponen murni
apa yang ingin lebih dahulu didapatkan.
Panduan untuk rangkaian kolom ini adalah sebagai berikut.
1. Pemisahan paling awal adalah pemisahan yang paling sedikit membutuhkan talam atau
refluks.
2. Apabila volatilitas relatif atau konsentrasi pada umpan tidak sangat variatif, maka komponen
itu harus dipisahkan satu per satu sebagai produk atas.
3. Apabila volatilitas relatif pada umpan sangat variatif, pemisahan akan disusun dalam urutan
volatilitas relatif yang menurun.
4. Apabila konsentrasi umpan sangat variatif tapi volatilitas relatifnya tidak, maka pemisahan
akan disusun dalam urutan konsentrasi menurun.

1.4. Variabel dan Desain Kolom Distilasi


Kinerja kolom distilasi diprediksi dengan menyelesaikan penghitungan neraca massa, energi,
kesetimbangan fasa uap-cair, dan batasan fraksi mol pada setiap talam. Pemisahan komponen
sejumlah C dengan n talam bergantung pada beberapa variabel, yaitu:
1. Laju alir umpan
2. Komposisi umpan
3. Entalpi umpan
4. Rasio laju alir atas dan umpan; atau komposisi produk atas
5. Entalpi refluks
6. Rasio refluks (L/D atau L/V)
7. Jumlah talam; atau komposisi produk bawah
8. Tekanan kolom

Setiap poin bernilai 1 variabel, kecuali pada komposisi umpan yang bernilai C-1. Hasilnya adalah
sejumlah (C+6) variabel yang diperhitungkan.

Tahapan selanjutnya adalah desain kolom distilasi, yang terdiri dari:

1. Penentuan spesifikasi distribusi komponen ringan dan berat yang diinginkan


2. Penentuan kondisi operasi spesifik
3. Penghitungan ukuran alat (sizing)
4. Penghitungan nilai keekonomian atau menggunakan asumsi dan pengalaman

Parameter desain yang menjadi perhatian saat merancang kolom distilasi adalah:

 Jumlah talam minimum teoritis


 Komponen terdistribusi bukan kunci di produk atas dan bawah
 Rasio refluks minimum dan operasi
 Jumlah talam teoritis
 Lokasi talam umpan
 Efisiensi talam

1.5. Metode Penghitungan


Perhitungan untuk distilasi multikomponen dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Metode Rigorous
Metode rigorous membutuhkan permodelan dengan bantuan komputer. Penghitungan ini juga
menggunakan nilai-nilai parameter hasil penghitungan metode shortcut sebagai taksiran awal.
Proses ini menggunakan iterasi yang bergantung pada konvergensi nilai taksiran awal.
b. Metode Shortcut
Metode shortcut digunakan untuk penghitungan dalam cakupan yang terbatas pada proses dan
tidak memerlukan bantuan komputer. Metode shortcut menggunakan penghitungan oleh
Fenske-Underwood-Gilliland, dengan menggunakan asumsi:
a. Asumsi Constant Molal Overflow (CMO) pada zona rectifying dan stripping
b. Asumsi volatilitas relatif konstan, dimana asumsi dapat berupa
- Pada kondisi talam umpan
- Pada kondisi rata-rata talam paling atas dan paling bawah.

Selain itu terdapat pula Metode Winn yang memanfaatkan rasio ekuilibrium penguapan
(volatility equilibrium ratio; VER)

1.5.1. Jumlah Talam Minimum dengan Refluks Total (Nm)


Terdapat 2 persamaan untuk menentukan jumlah talam minimum, yaitu:
 Metode Underwood-Fenske
𝑥𝐷
( ) lk
𝑥𝐵 ]
ln [ 𝑥𝐷
(𝑥𝐵 ) hk
𝑁𝑚 = ∝
ln (∝ 𝑙𝑘 )
ℎ𝑘
 Metode VER
𝑑
( )
𝑏 𝑙𝑘
ln
𝑑 𝛿
[ 𝑏 )ℎ𝑘 ]
(
𝑁𝑚 =
𝑙𝑛𝛽

dengan

Nm : Jumlah talam minimum

xD : Fraksi komponen pada distilat

xB : Fraksi komponen pada residu

lk : Komponen kunci ringan

hk : Komponen kunci berat

∝ : Volatilitas relatif

𝛽 : Faktor koreksi

1.5.2. Distribusi Komponen Bukan Kunci (d dan b dari nk)


𝑑 𝑑 ∝𝑛𝑘
ln ( ) = ln ( ) + 𝑁𝑚 ln( )
𝑏 𝑛𝑘 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘

𝑑 𝑑 ∝𝑛𝑘 𝑁𝑚
( ) =( ) ( )
𝑏 𝑛𝑘 𝑏 𝑙𝑘 ∝𝑙𝑘
dengan
nk : Komponen bukan kunci yang ingin dicari

1.5.3. Rasio Refluks Minimum (Rm)


Penghitungan menggunakan Metode Underwood. Metode ini menggunakan suatu parameter
bantu θ.
𝐶
𝑥𝐹𝑖
∑∝𝑖
∝ 𝑖−𝜃
𝑖=1

Jika penghitungan hanya memiliki satu komponen terdistribusi (dk):


∝𝑙𝑘 > 𝜃1 >∝𝑑𝑘
∝𝑑𝑘 > 𝜃2 >∝ℎ𝑘
Parameter lain yang harus diperhitungkan adalah kondisi termal umpan (q)
ℎ𝑣,𝑠𝑎𝑡 − ℎ𝐹
𝑞=
∆𝐻 𝑣𝑎𝑝
Beberapa besaran q yang tetap antara lain:
q>1 : Subcooled liquid
q=1 : Saturated liquid
0<q<1 : Liquid-vapor
q=0 : Saturated vapor
q<0 : Superheated vapor

Persamaan Underwood:
1 ∝𝑖 𝑑𝑖
𝑅𝑚 + 1 = ∑
𝐷 ∝𝑖 − 𝜃
Apabila tidak ada komponen yang terdistribusi:
∝𝑖 𝑥𝑖𝐷
𝑅𝑚 + 1 = ∑
∝𝑖 − 𝜃

1.5.4. Rasio Refluks Operasi (R)


Rasio refluks operasi selalu bernilai lebih besar dibandingkan rasio refluks minimum. Penetapan
rasio refluks operasi harus mempertimbangkan keekonomian, seperti biaya operasi dan biaya
investasi. Rasio refluks operasi berrentang dari 1.2 hingga 1.5 kali dari rasio refluks minimum (1.2-
1.5 Rm) dengan nilai optimalnya pada 1.2Rm.

Anda mungkin juga menyukai