Refka Morbili Fadjar
Refka Morbili Fadjar
oleh virus yang umumnya menyerang anak-anak. Virus ini merupakan virus RNA,
Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3 stadium
pertama terhadapvirus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak bergejala,
batuk yang meningkat sertaditemukannya enantem pada mukosa (bercak Koplik), dan
epidemi campak terjadi setiap 2-4 tahun.Wabah terjadi pada kelompok anak yang
rentan terhadap campak, yaitu didaerah dengan populasi balita banyak mengidap gizi
buruk dan daya tahan tubuh yang lemah sehinggah mudah menyebabkan infeksi
sekunder atau penyulit. Penyulit yang paling sering dijumpai ialah bronkopneumonia
droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita
2
masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari
setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup
dianggap sebagai suatu hal yang harus dialami setiap anak, sehingga anak yang
terkena campak tidak perlu diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit campak
dapat sembuh sendiri bila ruam sudah keluar.Ada kepercayaan bahwa penyakit
campak akan berbahaya bila ruam tidak keluar pada kulit sebab ruam akan muncul
didalam organ lain seperti tenggorokan, paru, periut dan usus. Hal ini diyakini akan
menyebabkan anak sesak nafas atau diare, yang dapat menyebabakan kematian.2
Berikut akan dilaporkan sebuah kasus mengenai Morbili pada pasien anak
yang dirawat di Rumah Sakit Wirabuana Palu.
3
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Umur : 10 Bulan 10 hari
Jenis kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Tanggal masuk : 26 Juli 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Demam
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
4
Riwayat sosial-ekonomi : Menengah ke atas
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Pasien lahir di RS Wirabuana. bayi lahir secara normal dengan usia
kehamilan cukup bulan. Riwayat maternal G3P2A0. Berat Badan Lahir : 3.000
gram, Panjang Badan Lahir 46 cm.
Anamnesis Makanan :
ASI diberikan sejak usia 0 – 6 bulan, susu formula dan pemberian bubur
saring dari usia 6 - sekarang..
Riwayat Imunisasi :
Pasien belum imunisasi campak
5
3. Kulit : Warna : Sawo matang
Turgor : Cepat kembali (< 2 detik)
Efloresensi : Macula eritemtosa pada wajah, leher dan
Seluruh tubuh
9. Leher
Pembesaran kelenjar leher : Getah bening -/-,
6
Pemesaran kelejar di ketiak : Getah bening -/-,
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis
10. Toraks
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Cardiomegali (-)
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular. Murmur (-),
Gallop (-)
11. Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Perkusi : Bunyi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan : (-)
Hati : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
12. Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema (-/-), Rumple leede test (-)
13. Genitalia : Dalam batas normal
14. Otot-otot : hipotrofi (-), kesan normal
15. Refleks : fisiologis +/+, patologis -/-
7
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 15,5 13,2-17,3 g/dl
Leukosit 4,2 3,8-10,6 ul
Eritrosit 45,51 4,4-5,9 Juta/ul
Hematokrit 45,1 40-52 %
Trombosit 269 150-440 Ribu/ul
V. RESUME
Pasien Laki-laki usia 10 bulan 10 hari masuk rumah sakit dengan
keluhan demam yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam naik turun. Demam turun dengan pemberian obat penurun panas namun
kemudian demam naik lagi. Demam tidak disertai kejang (-), menggigil(-).
Tidak ada perdarahan gusi ataupun mimisan. Pada malam hari sebelum masuk
rumah sakit ibu pasien mengeluhkan munculnya ruam kemerahan yang
awalnya di lihat ibunya timbul di bagian leher kemudian menjalar di bagian
wajah, dada, punggung dan diseluruh badan. Mata pasien sering berair dan
kemerahan. Selain itu, pasien juga mengalami batuk(+) disertai lendir
berwarna putih (+), bercak koplik pada mukosa bukal, beringus (+). Buang air
besar biasa dan buang air kecil lancar. Pemeriksaan fisik : Keadaan umum
tampak sakit sedang; Kesadaran composmentis; BB 8 kg; PB 77 cm; LK 50
cm. Tanda-tanda vital, nadi : 120 kali/menit, regular; suhu 37,9 °C; respirasi
36 kali/menit. Pada kulit ditemukan ruam (+), macula eritema pada wajah,
leher dan seluruh tubuh. Pada pemeriksaan konjungtiva ditemukan hiperemis
(+/+). Pada pemeriksaan thorax ditemukan bronchovesikuler +/+. Pada
abdomen Peristaltik + kesan normal.Pemeriksaan laboratorium darah rutin
WBC 4,2 x 103 /uL; RBC 5,51 x 106 /uL; HGB 15,5 g/dL; HCT 45,1 %; PLT
269 x 103 /uL.
8
VI. DIAGNOSIS : Morbili
VII. TERAPI
IVFD RL 12 tpm
Cotrimoxazole sirup 2 x ¾ sendok teh
Paracetamol sirup 4 x 1cth
Vitamin A 100.000 i. Unit
GG 1/4 tab 3 x 1 pulv
CTM 0,8 g
VIII. ANJURAN
- Pemeriksaan isolasi virus (apusan mukosa hidung)
- Pemeriksaan serologi
IX. FOLLOW UP
Tanggal : 27/Juli/2016
Subjek (S) :Demam (+) 3 hari, Batuk (+) berlebdir putih, beringus (+),
ruam kemerahan di seluruh tubuh
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 98kali/menit
- Respirasi : 20kali/menit
- Suhu : 37,90C
Mata : Conjungtivitis +/+
Kulit : Tampak ruam maculopapuler eritematosa pada wajah, leher,
perut, punggung, tangan dan kaki
Assesment (A) : Morbili
Plan (P) :
- IVFD RL 12 tpm
9
- Cotrimoxazole sirup 2 x ¾ sendok teh
- Paracetamol sirup 4 x 1cth
- Vitamin A 100.000 i. Unit
- GG 1/4 tab
3 x 1 pulv
- CTM 0,8 g
FOLLOW UP
Tanggal : 28/Juli/2016
Subjek (S) : Demam (+) hari ke 4, Batuk (+), beringus (+), Makulopapular
eritema (+)..
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 90kali/menit
- Respirasi : 22kali/menit
- Suhu : 39,30C
Mata : Conjungtivitis +/+
Kulit : tampak ruam maculapapuler eritematosa pada wajah, leher,
perut, punggung, tangan dan kaki
Assesment (A) : Morbili
Plan (P) :
- IVFD RL 12 tpm
- Cotrimoxazole sirup 2 x ¾ sendok teh
- Paracetamol sirup 4 x 1cth
- Vitamin A 100.000 i. Unit
- GG 1/4 tab
3 x 1 pulv
- CTM 0,8 g
10
FOLLOW UP
Tanggal : 29/Juli/2016
Subjek (S) :Demam (+) hari ke 5, Batuk (+), beringus (+),Makulopapular
eritema (+)..
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 88 kali/menit
- Respirasi : 22 kali/menit
- Suhu : 38,1 0C
Mata : Conjungtivitis +/+
Kulit : Tampak ruam maculapapuler eritematosa pada wajah, leher,
perut, punggung, tangan dan kaki
Assesment (A) : Morbili
Plan (P) :
- IVFD RL 12 tpm
- Cotrimoxazole sirup 2 x ¾ sendok teh
- Paracetamol sirup 4 x 1cth
- Vitamin A 100.000 i. Unit
- GG 1/4 tab
3 x 1 pulv
- CTM 0,8 g
FOLLOW UP
Tanggal : 30/Juli/2016
Subjek (S) :Demam (+) hari ke 6, Batuk mulai berkurang (+), beringus (+),
Makulopapular eritema (+).
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 92kali/menit
11
- Respirasi : 20 kali/menit
- Suhu : 37,70C
Mata : Conjungtivitis +/+
Kulit : Tampak ruam maculapapuler eritematosa pada wajah, leher,
perut, punggung, tangan dan kaki
Assesment (A) : Morbili
Plan (P) :
- IVFD RL 12 tpm
- Cotrimoxazole sirup 2 x ¾ sendok teh
- Paracetamol sirup 4 x 1cth
- Vitamin A 100.000 i. Unit
- GG 1/4 tab
3 x 1 pulv
- CTM 0,8 g
Follow Up
Tanggal 31 Juli 2016 pasien di pulangkan untuk rawat jalan dan kontrol di poli.
12
DISKUSI
vaksinasi merupakan faktor terbesar penularan penyakit ini disebabkan belum adanya
antibodi yang terbentuk dalam tubuh anak selain itu dapat pula diakibatkan kegagalan
vaksinasi akibat berbagai kemungkinan contohnya adanya antibodi yang dibawa sejak
lahir yang dapat menetralisir virus vaksin campak yang masuk, vaksinnya rusak
Virus campak ditularkan melalui infeksi droplet, masuk ke saluran nafas dan
beberapa stadium yaitu : (1) stadium inkubasi sekitar10-12 hari tanpa gejala, (2)
stadium prodromal dengan gejala demam ringan samapi sedang, coryza, batuk,
konjungtivitis, bercak koplik dimukosa bukalis, (3) stadium erupsi, dengan rash
makulopapular yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tangan, kaki, dan
badann yang disertai dengan demam tinggi, (4) stadium konvalensi, dimana rash akan
menghilang mulai dari daerah awal timbulnya rash dan terjadi hiperpigmentasi pada
kulit.4
simptomatik, seperti harus diberikan cukup cairan dan kalori, dengan pemberian
13
gejala yang muncul dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi.Pasien campak
tanpa penyulit dapat berobat jalan.Sedangkan pada pasien dengan penyulit pasien
adalah pencegahan:
campak, yaitu :
14
sekurang-kurangnya dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas
yaitu:
15
siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga
mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak-
adalah
Jadi
16
= ( 120 mg : 120 mg ) x 5 ml = 5 ml
sehari. Antibiotik ini adalah obat ini pertama untuk kasus infeksi
bakteri.
Dosis :
mg/12h)
Dosisnya = 4 ml
bronkus. Dosis yang diberikan untuk anak usia dibawah 2 tahun adalah
pasien sesuai dengan berat badan kita dapat memberikan 0,8 mg-1,2
mg.
17
GG (Glyceril Guaiacolate) ini bekerja sebagai ekspectoran dengan
jumlah pemberian :
Lama pemberian x 60
24 x 60
Tpm : 12 kali.
d. Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk
18
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmono, P,S,S., Garna, H., Hadinegoro, S,R,S., 2002. Buku Ajar Ilmu
4. Rampengan, H.T 2006, Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. EGC, Jakarta
5. Penyakit Tropik Dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran, Ed III jilid 2
FKUI. 2004
Saunders Company
20