Anda di halaman 1dari 9

PROFESIONALISME

1. Apa yang dimaksud profesionalisme palayanan kesehatan?

2. Bagaimana cara menerapkan sikap profesional dalam pelayanan kesehatan ?


 Melakukan prinsip –prinsip pelayanan kebutuhan pasien
 Menghormati otonomi pasien
 Menghilangkan diskriminasi
 Dari ketiga prinsip tersebut , harus adanya komitmen :
-kompetensi profesional
-Komitmen kepercayaan pasien
-Menjaga hubungan dengan pasien
-Meningkatkan kualitas pelayanan
-memperbaiki akses pelayanan kesehatan

3. Tujuan profesionalisme dalam pelayanan kesehatan ?


 Untuk memenuhi tuntutan masyarakat
 Untuk mengatasi persaingan global terhadap peningkatan pelayanan kesehatan
 Adanya hubungan antara kelompok dalam masyarakat
 Terciptanya rasa saling menghargai

4. Bagaimana ciri dokter yang profesional?


 pertama, tingkat pendidikan spesialisasinya menuntut seseorang melaksanakan
jabatan/pekerjaan dengan penuh kapabilitas, kemandirian dalam mengambil keputusan
(independent judgement), mahir dan terampil dalam mengerjakan tugasnya.
 Kedua, motif dan tujuan utama seseorang memilih jabatan/pekerjaan itu adalah pengabdian
kepada kemanusiaan, bukan imbalan kebendaan (bayaran) yang menjadi tujuan utama.
 Ketiga, terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela diterima mejadi pedoman perilaku dan
tindakan kelompok profesional yang bersangkutan. Kode etik tersebut menjadi standar
perilaku pekerjaannya.
 Keempat, terdapat kesetia-kawanan seprofesi, yang diwujudkan dengan saling menjalin kerja
sama dan tolong menolong antar anggota dalam suatu komunitas tertentu.

 Edgar H. Schein dan Borje O. Saxberg dalam Stoner James A. F. Dan Charles Wankel, 1998
merumuskan ciri-ciri orang profesional sebagai berikut.
o Orang-orang profesional mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum, sehingga
banyak kursus dan program latihan manajemen menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
manajemen dapat dipercaya dan digunakan sebagai patokan khusus.
o Orang-orang profesional mencapai status profesionalnya melalui prestasi, bukan melaui
favoritisme atau faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Walaupun belum ada
standar objektif yang disepakati untuk enilai prestasi manajerial.
o Orang-orang profesional harus pada kode etik yang melindungi kliennya . Namun karena
keprofesionalan pada bidang khusus, sering kali klien terlalu berharap pada bidang khusus,
seringa kali klien terlalu berharap padanya dan sebagai akibatnya, manajer berada dalam
posisi yang rawan.
o Borje O. Saxberg menyarankan karakteristik keempat dari profesionalisme, yaitu
pengabdian (dedication) dan keterikatan (commitment) sehingga dalam setiap bidang
orang-orang profesional menggabungkan hidup dan pekerjaannya melaui pengabdian dan
keterikatan pribadinya.

Yayat M. Herujito. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Grasindo : Bogor


5. Bagaimana cara menerapkan profesionalisme pada kedokteran?
 Melakukan kinerja yang profesional, menigkatkan sarana dan prasarana, melakukan sesuai dengan
prosedur
 Belajar sepanjang hayat, meningkatkan skill
 Mengendepankan pasien daripada kebutuhan materi.
 Menerapkan aspek justice, benefience, autonomy, non malefience
 Calon dokter harus mampu mengupdate perkembangan ilmu pengetahuan

6. Bentuk profesionalisme dalam pelayanan kesehatan?


 Empati
 Tidak membedakan pasien, disiplin
 Menggunakan bahasa verbal dan non verbal yang baik

7. Apa manfaat dari adanya profesionalisme dalam pelayanan kesehatan?


 Agar tidak terjadi malpraktek
 Meningkatkan kinerja
 Memperbaiki pandangan buruk pasien terhadap dokter
 Memberikan hasil yang memuaskan
MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Definisi mutu pelayanan kesehatan?


 Suatu pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi
pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien / konsumen ataupun masyarakat
serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Imbalo S Pohan, MHA, Dr. 2003 . Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan – Dasar-dasar
Pengertian. Kesaint Blanc : Jakarta
o Arti mutu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang (perspektif) : Pasien, Petugas
Kesehatan dan Manajer.
Untuk pasien dan mansyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap
akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, dan diberikan
dengan cara yang ramah. Pada umumnya, mereka menginginkan pelayanan yang
mengurangi gejala secara efektif dan mencegah penyakit.
Untuk petugas kesehatan, mutu pelayanan berarti bebas melakukan sesuatu secara
profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan
ilmu pengetahuan yang sesuai dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan
memenuhi standar yang baik (state of the art).
Untuk manajer atau administrator, mutu pelayanan tidak begitu berhubungan langsung
dengan tugas mereka sehari-hari. Bagi manajer, fokus pada mutu yang akan mendorong
untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik.
Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang
bermutu dan cukup. Pada umumnya para manager dan pemilik institusi mengharap
efisiensi dan kewajaran penyelenggaraan pelayanan, minimal tidak merugikan dipandang
dari berbagai aspek seperti tiadanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya, waktu dan
sebagainya.
Dr. H. Djoko Wijono, M. S. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Vol.1 . Airlangga
University Press : Surabaya.

2. Apa saja kriteria pelayanan kesehatan yang bermutu?


 Available : tersedianya pelayanan kesehatan
 Appropriate : kewajaran pelayanan kesehatan (tidak bertentangan dengan adat istiadat)
 Continue : berkesinambungan
 Acceptable :penerimaan pelayanan kesehatan
 Accesible : tercapainya pelayanan kesehatan
 Affordable : keterjangkauan pelayanan kesehatan
 Eficien : efisien pelayanan kesehatan
 Quality : mutu atau kualitas pelayanan kesehatan

3. Bagaimana dimensi mutu pelayanan kesehatan?


a. Dimensi konsumen
Yaitu, apakah pelayanan kesehatan itu memenuhi seperti apa yang dibutuhkan dan
diharapkan oleh pasien / konsumen, yang akan diukur dengan Kepuasan Pasien atau keluhan
pasien / konsumen.
b. Dimensi profesi
Yaitu, apakah pelayanan kesehatan itu telah memenuhi kebutuhan pasien / konsumen,
seperti apa yang telah ditentukan oleh profesi pelayanan kesehatan, dan akan diukur dengan
menggunakan Prosedur atau Standar Profesi, yang diyakini akan memberikan hasil dan
kemudian hasil itu dapat pula diamati.
c. Dimensi manajemen / dimensi proses
Yaitu, bagaiman proses pelayanan kesehatan itu menggunakan sumber daya yang
paling efisien dalam memenuhi kebutuhan dan harapan / keinginan pasien / konsumen
tersebut.
Imbalo S Pohan, MHA, Dr. 2003 . Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan – Dasar-
dasar Pengertian. Kesaint Blanc : Jakarta

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan?


Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan menurut Azrul Azwar (1994:21)
adalah:
 Unsur Masukan
Unsur masukan adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum disebutkan apabila
tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, serta jika dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.
 Unsur Lingkungan
Unsur lingkungan adalah kebijakan, organisasi dan manajemen.
 Unsur Proses
Unsur proses adalah tindakan medis dan tindakan non-medis.
Azrur Azwar. 1994. Prorgam Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbit IDI:
Jakarta

5. Apa saja aspek mutu pelayanan kesehatan ?


 Aspek pendekatan : dilaukan dengan cara pendekatan umum dan khusus
Umum : kemampuan RS dan tenaga medis
Khusus : interaksi antara pasien dan pelayanan RS dan tenaga medis lainnya
 Aspek teknik : Struktur , proses , hasil
Struktur ; keadaan fasilitas
Proses : pemberian pelayanan
Hasil : hasil pengobatan
 Aspek kriteria :
Available : tersedianya pelayanan kesehatan
Appropriate : kewajaran pelayanan kesehatan (tidak bertentangan dengan adat istiadat)
Continue : berkesinambungan
Acceptable :penerimaan pelayanan kesehatan
Accesible : tercapainya pelayanan kesehatan
Affordable : keterjangkauan pelayanan kesehatan
Eficien : efisien pelayanan kesehatan
Quality : mutu atau kualitas pelayanan kesehatan

6. Manfaat dari menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan?


 Pasien : Dapat meningkatkan drajat pasien , mengurangi pengeluaran biaya
 Penyedia pelayanan kesehatan : Mengefisiensikan program yang ada seperti pencegahan,
Meningkatkan keefektivitas seperti penangan pasien,
 Pemerintah : meningkatkan derajat kesehatan seperti mengurangi angka kematian, meminimalisir
gugatan hukum

• Bagi masyarakat
1. Tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan
2. Pelayanan bermutu dan sesuai standart
3. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat
• Bagi rumah sakit
1. Akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah
2. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi
3. Dapat menjadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada rumah
sakit oleh pemerintah kabupaten/kota untuk pelayanan masyarakat
• Bagi pemerintah kabupaten/kota
1. Adanya kuntabilitas pelayanan kesehatan
2. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan diwilayahnya
3. Mengetahui hal-hal yang harus difasilitas oleh Kabupaten/Kota
4. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten/Kota
• Bagi propinsi
1. Merupakan acuan untuk propinsi dalam menetapkan sebagai tolak ukur pelaksanaan
2. Kewenangan minimal yang menjadi kewajiban daerah Kabupaten/Kota
• Bagi pemerintah pusat
Terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang tidak mampu
(www.bappenas.go.id )

7. Bagaimana cara menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ?


 Unsur masukan : Memberikan pelatihan kepaada tenaga kesehatan, Melengkapi sarana dan
prasarana
 Unsur lingkungan : Pengawasan atau audit , Penilaian dari laporan yang diterima
 Unsur proses : Survei kepada kepuasan pasien, Observasi status fisik pasien

Salah satu cara untuk dapat selalu menjaga dan meningkatkan kualitas Pelayanan adalah dengan
melakukan penilaian kepuasan pasien secara berkala dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan pihak rumah sakit, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan yang diperlukan.

8. Bagaimana hubungan kualitas pelayanan dan profesionalisme?


semakin meningkatnya profesionalisme seorang pelayan kesehatan, semakin meningkat pula
suatu mutu pelayanan kesehatan

9. Apa saja indikator dalam penilaian mutu pelayanan kesehatan ?


 Kecukupan sarana dan prasarana, seperti : Ketersediaan listrik 24 jam dan air bersih, Kondisi
bangunan harus bersih , nyaman , dan layak dipakai ( dalam jangka waktu 20-30 tahun ),
Peralatan kesehatan dan obat sesuai dengan standar ,
 Kecukupan SDM : Kecukupan tenaga kesehatan , Melakuakn tindakan sesuai dengan prosedur
medis
 Strategi : kepuasan pasien

10. Apa saja bentuk program dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ?
 Program menjaga mutu yang prospektif : diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan seperti
memantau tenaga kerja dan sarana prasarana.
 Program menjaga mutu yang konkruen : diselenggarkan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan
 Program menjaga mutu yang retrospektif : diselenggarkan setelah pelayanan kesehatan, seperti
memantau hasil pelayanan kesehatan

11. Bagaimana kriteria program yang baik untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan, beserta contoh?
 Mudah diterima dan diterapkan masyarakat
Contoh:
- Posyandu
- Asuransi
13. Apa hambatan dan solusi dalam meningatkan mutu pelayanan kesehatan ?
 Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM sebagai tenaga kesehatan (memberikan pelatihan dan
pembinaan kepada tenaga kesehatan seperti seminar dan pelatihan lainnya)
 Prilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat )
 Kurangnya kerjas sama yang baik antara tenaga kesehatan (diadakannya koordinasi antara
tenaga kesehatan)
 Kurangnya sarana dan prasarana (mengajukan bantuan kepada pemerintah)
 Kurangnya perhatian dari sistem kesehatan nasional (pengawasan pada pelayanan kesehatan
masyarakat )

14. Bagaimana cara meningkatkan kualitas SDM?


 Meningkatkan kualitas pendidikan
 Menambah lapangan kerja yang memadai
 Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan
 Mengadakan pelatihan dan pembinaan
PENGOBATAN RASIONAL

1. Bagaimana kriteria obat yang rasional


a. Tepat Indikasi, dimana peresepan berdasarkan kepada pertimbangan medis
b. Tepat Obat, Mempertimbangkan keefektifan, keamanan, kecocokan obat dengan pasien,
sekaligus biaya.
c. Tepat Dosis, Pemberian dan durasi yang tepat.
d. Tepat Pasien, Bahwa tidak ada kontra indikasi, atau kemungkinan terjadinya efek samping kecil
e. Benar cara penyerahan obat, Termasuk pemberian informasi yang tepat yang diberikan pada
pasien berkaitan dengan obat yang diresepkan
f. Kepatuhan pasien terhadap obat

2. Apa karakteristik obat itu dikatakan tidak rasional ?


 Tidak sesuai dosis
 Tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
 Tidak sesuai dengan indikasi penyakit
 Ketidaksesuaian dalam waktu pemberian obat
 Tidak tepat pemberitahuan peminuman obat
 Obat yang diberikan tidak efektif

3. Apa saja penyebab terjadinya pengobatan yang tidak rasional ?


AKREDITASI PUSKESMAS
1. Apa itu akreditasi puskesmas?

2. Apa saja standar akreditasi puskesmas?


1) Standar Administrasi dan Manajemen, terdiri dari:
 Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
 Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas(KMP)
 Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
2) Standar Program Puskesmas
 Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)
 Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP)
 Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM)
3) Standar Pelayanan Puskesmas
 Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
 Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
 Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

3. Apa saja dasar hukum akreditasi puskesmas?


 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 54 ayat (1)
menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab,
aman, bermutu serta merata dan non diskriminatif.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 49
bahwa setiap dokter/dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib
menyelenggarakan kendali mutu.
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193; Pelayanan kesehatan kepada
Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek
keamanan pasien, efektivitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.

4. Apa manfaat dari akreditasi puskesmas?


1. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasyankes
2. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada pasien dan masyarakat.
3. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di Puskesmas maupun fasyankes
primer lainnya, dan penyelenggaraan upaya Puskesmas kepada masyarakat
4. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
5. Meningkatkan ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
CME

1. Apa tujuan dari dilakukannya CME ?


 Meningkatkan keterampilan tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan
 Peningkatan produktivitas dalam bertindak
 Kesesuaian pengobatan

2. Apa syarat di lakukannya CME ?


a. Tor (kerangka acuan kegiatan)
b. Jadwal kegiatan
c. Materi
d. Pembicara
e. Biaya

3. Apa saja bentuk CME?


 Seminar
 Workshop
 Simposium
 Studi banding

Anda mungkin juga menyukai