Edgar H. Schein dan Borje O. Saxberg dalam Stoner James A. F. Dan Charles Wankel, 1998
merumuskan ciri-ciri orang profesional sebagai berikut.
o Orang-orang profesional mendasarkan keputusannya pada prinsip-prinsip umum, sehingga
banyak kursus dan program latihan manajemen menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
manajemen dapat dipercaya dan digunakan sebagai patokan khusus.
o Orang-orang profesional mencapai status profesionalnya melalui prestasi, bukan melaui
favoritisme atau faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Walaupun belum ada
standar objektif yang disepakati untuk enilai prestasi manajerial.
o Orang-orang profesional harus pada kode etik yang melindungi kliennya . Namun karena
keprofesionalan pada bidang khusus, sering kali klien terlalu berharap pada bidang khusus,
seringa kali klien terlalu berharap padanya dan sebagai akibatnya, manajer berada dalam
posisi yang rawan.
o Borje O. Saxberg menyarankan karakteristik keempat dari profesionalisme, yaitu
pengabdian (dedication) dan keterikatan (commitment) sehingga dalam setiap bidang
orang-orang profesional menggabungkan hidup dan pekerjaannya melaui pengabdian dan
keterikatan pribadinya.
• Bagi masyarakat
1. Tersedia pelayanan yang terjangkau dan berkesinambungan
2. Pelayanan bermutu dan sesuai standart
3. Meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat
• Bagi rumah sakit
1. Akuntabilitas rumah sakit kepada pemerintah daerah
2. Memudahkan rumah sakit untuk menentukan strategi
3. Dapat menjadikan salah satu dasar untuk menghitung besarnya subsidi kepada rumah
sakit oleh pemerintah kabupaten/kota untuk pelayanan masyarakat
• Bagi pemerintah kabupaten/kota
1. Adanya kuntabilitas pelayanan kesehatan
2. Merupakan rujukan dalam rangka melakukan pembinaan diwilayahnya
3. Mengetahui hal-hal yang harus difasilitas oleh Kabupaten/Kota
4. Mengetahui ruang kewenangan dalam bidang kesehatan daerah Kabupaten/Kota
• Bagi propinsi
1. Merupakan acuan untuk propinsi dalam menetapkan sebagai tolak ukur pelaksanaan
2. Kewenangan minimal yang menjadi kewajiban daerah Kabupaten/Kota
• Bagi pemerintah pusat
Terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang tidak mampu
(www.bappenas.go.id )
Salah satu cara untuk dapat selalu menjaga dan meningkatkan kualitas Pelayanan adalah dengan
melakukan penilaian kepuasan pasien secara berkala dengan tujuan untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan pihak rumah sakit, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan yang diperlukan.
10. Apa saja bentuk program dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ?
Program menjaga mutu yang prospektif : diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan seperti
memantau tenaga kerja dan sarana prasarana.
Program menjaga mutu yang konkruen : diselenggarkan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan
Program menjaga mutu yang retrospektif : diselenggarkan setelah pelayanan kesehatan, seperti
memantau hasil pelayanan kesehatan
11. Bagaimana kriteria program yang baik untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan, beserta contoh?
Mudah diterima dan diterapkan masyarakat
Contoh:
- Posyandu
- Asuransi
13. Apa hambatan dan solusi dalam meningatkan mutu pelayanan kesehatan ?
Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM sebagai tenaga kesehatan (memberikan pelatihan dan
pembinaan kepada tenaga kesehatan seperti seminar dan pelatihan lainnya)
Prilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat (mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat )
Kurangnya kerjas sama yang baik antara tenaga kesehatan (diadakannya koordinasi antara
tenaga kesehatan)
Kurangnya sarana dan prasarana (mengajukan bantuan kepada pemerintah)
Kurangnya perhatian dari sistem kesehatan nasional (pengawasan pada pelayanan kesehatan
masyarakat )