A. Judul
Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
americana. Merr) Terhadap Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat dan
Potensinya Sebagai Rancangan LKPD Pada Materi Kingdom Monera di Kelas X
SMA.
B. Latar Belakang
Bawang dayak (Eleutherine americana Merr) adalah salah satu tanaman yang
banyak dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman obat tradisional. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan mudah di dataran rendah pada ketiggian 600-2000 m
dengan pH sekitar 6-7. Pembudidayaan tanaman ini tergolong mudah sehingga
memungkinkan masyarakat untuk dapat memanfaatkan lingkungan tempat tinggal
sebagai lahan penanaman tumbuhan ini.
Bagian organ tubuh bawang dayak yang banyak dimanfaatkan yaitu umbinya.
Umbi bawang dayak dikonsumsi sebagai obat dalam bentuk basah ataupun sudah
dikeringkan. Menurut Galingging (2009) tanaman ini berpotensi sebagai obat
penyakit disuria, radang usus, disentri, penyakit kuning, luka, bisul, diabetes
melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, dan kanker payudara. Penelitian yang
dilakukan oleh Eka, dkk., (2015) menyatakan bahwa ekstrak umbi bawang dayak
memiliki kemampuan yang efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri penyebab
jerawat. Salah satu bakteri yang berperan sebagai agen pembentukan jerawat yaitu
Propionibacterium acnes. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Insanu, dkk.,(2014) senyawa-senyawa pada bawang dayak memiliki
peranan dalam bidang farmakologis seperti antihipertensi, antivirus,
antidermatophyte, dan antimikroba.
Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) ekstrak
etanol 70% bawang dayak mengandung senyawa flavonoid, saponin, fenolik dan
tanin. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas penghambatan infeksi bakteri
penyebab jerawat adalah senyawa flavonoid. Senyawa ini merupakan senyawa
metabolisme sekunder yang banyak terdapat pada bagian epidermis dari umbi
bawang dayak dan berpotensi sebagai antioksidan bagi tanaman tersebut.
2
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh aktivitas antimikroba ekstrak umbi bawang
dayak terhadap Propionibacterium acnes penyebab jerawat?
2. Bagaimanakah potensi hasil penelitian pengaruh aktivitas antimikroba
ekstrak bawang dayak terhadap Propionibacterium acnes penyebab
jerawat dan dapat digunakan sebagai rancangan LKPD pada materi
kingdom monera?
4
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas antimikroba ekstrak umbi bawang
dayak terhadap Propionibacterium acnes penyebab jerawat.
2. Untuk menghasilkan rancangan LKPD pada pembelajaran Biologi di SMA
kelas X pada materi kingdom monera.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai peranan bawang dayak sebagai
penghambatan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
2. Sebagai alternatif pengayaan mengenai materi kingdom monera berupa
LKPD pada pembelajaran Biologi di SMA kelas X.
F. Definisi Operasional
1. Bawang dayak (Eleutherine americana Merr)
Bawang dayak yang digunakan dalam penelitian adalah Eleutherine
americana Merr. Yang di pesan dari perkebunan bawang dayak di kota
Malang dan dijadikan ekstrak. Ciri spesifik tanaman ini adalah umbi tanaman
yang berwarna merah menyala dan permukaan yang licin. Memiliki tipe
pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk daun berupa pita
yang bergaris-garis (Djadja, 2010).
2. Ekstrak Umbi Bawang Dayak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrak zat
aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang diuapkan
dan massa atau serbuk digunakan setelah memenuhi baku yang telah
ditetapkan (Ditjen POM, 1995). Dalam penelitian perolehan ekstrak
digunakan dengan metode maserasi. Metode ini menggunakan pelarut berupa
alkohol 96 %. Ekstrak yang digunakan dalam bentuk sediaan padat dan
dilarutkan dalam aquadest.
5
3. Pripionibacterium acnes
Propinibacterium acnes termasuk dalam kelompok bakteri
Corynebacteria dan merupakan jenis bakteri yang hidup tanpa memerlukan
adanya oksigen (bakteri anaerobic). Organisme ini yang hidup tanpa
memerlukan oksigen (aerotolerant). Pada penelitian ini bakteri yang
digunakan diisolasi langsung dari penderita jerawat.
4. LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik,
sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan
prestasi belajar. LKPD yang dibuat adalah pada konsep kingdom monera.
G. Kajian Teoritis
1) Biologi Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.)
Bawang dayak merupakan salah satu tanaman suku Iridaceae yang
berkhasiat obat. Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah dengan
ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berasal dari
Amerika tropis. Tanaman ini dapat hidup pada lahan yang kaya akan belerang
dengan PH antara 6-7. Ciri spesifik tanaman ini adalah umbi tanaman
berwarna merah menyala dengan permukaan yang licin (Galingging, 2009).
Berikut klasifikasi tanaman bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub Class : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Spesies : Eleutherine americana Merr
Gambar 1. Bawang dayak (Puspita, 2014)
Berikut morfologi bawang dayak menurut Puspita (2014) :
6
Jenis Ekstrak
Kelompok Senyawa Fitokimia
Air Etanol
Alkaloid ( +++) (++)
Saponin (+) (+)
Tanin (+) ( ++)
Fenolik (++) ( +++)
Flavonoid (-) ( +++)
Triterpenoid ( ++++) ( ++++)
Keterangan : - = negatif, + = posistif lemah, ++ = positif sedang, +++ = positif
kuat, ++++ = positif sangat kuat.
Sumber : Febrinda, et al. (2014)
3) Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan dapat
menimbulkan busa jika dikocok dalam air, bersifat seperti sabun.
Saponin merupakan glikosida triterpena dan sterol dan telah
terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan, glikosida saponin
terkadang memiliki struktur yang rumit karena banyak saponin yang
mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen umumnya
adalah asam glukuronat (Robinson, 1995:157)
Ada dua jenis saponin glikosida triterpenoid alkohol dan
glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping
spiroketal. Pada hidrolisis saponin dihasilkan aglikon yang disebut
sapogenin.
4) Kingdom Monera
5) Integrasi Hasil Penelitian dalam Bahan Ajar Berupa LKPD
Sumber belajar adalah segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan
orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi
peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku (Depdiknas
2008). Sumber belajar dikategorikan menjadi enam yaitu lingkungan, benda,
orang, bahan, buku, dan peristiwa (Direktorat Pembinaan SMA 2010).
Menurut Andi Prastowo (2011), bahan ajar merupakan segala bahan, baik
informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis yang
menampilkan secara utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa dan
digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa bahan ajar
cetak yang meliputi handout, buku, modul, poster, lembar kerja siswa, serta
dapat berupa bahan ajar audio, audio visual, multimedia interaktif, dan bahan
ajar berbasis web (Direktorat Pembinaan SMA 2010). Sumber maupun bahan
ajar sebagai komponen sistem pembelajaran perlu dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran.
LKPD adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang
terencana dan diin untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar.
Selain itu modul juga sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga
peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing (Abdul
Sudrajat, 2008). Tujuan utama LKPD adalah untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna
mencapai tujuan secara optimal. Selain itu, modul juga sebagai sarana belajar
yang bersifat mandiri, sehingga mahasiswa dapat belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing. LKPD ditulis dengan menggunakan strategi
instruksional yang sama seperti yang digunakan dalam pembelajaran.
Prestasi belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam proses
belajar dipengaruhi oleh berapa faktor, pada garis besarnya dapat dibedakan 2
macam, yaitu faktor dari siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal).
17
Faktor dari dalam diri siswa antara lain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi
diri, disiplin diri, dan kemandirian, sedangkan faktor dari luar berupa
lingkungan alam, kondisi sosial, ekonomi, lingkungan sekolah guru,
kurikulum, dan sebagainya. Dari faktor-faktor tersebut, faktor dari dalam diri
siswa merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
belajar, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa tersebut
sebgai subyek belajar.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah
penggunaan sumber belajar di sekolah, hal ini meliputi sumber belajar
tercetak, non cetak, fasilitas belajar, ataupun lingkungan di sekolah. Sumber
belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat di manfaatkan untuk
membentuk guru maupun siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam
mempermudah proses belajar guru di tuntut dalam merancang sumber belajar
lebih kreatif, karena sumber belajar sangat berpengarh dalam proses
pembelajaran. Guru bukan satu- satunya sebagai sumber belajar, walaupun
tugas, peranan dan fungsi guru dalam proses belajar mengajar sangat penting.
Proses belajar dalam diri siswa akan terjadi baik karena ada yang secara
langsung diajarkan oleh seorang guru dan ada yang tidak langsung. Siswa
yang diajarkan langsung harus aktif berintraksi dengan media atau sumber
belajar yang lain, guru hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang
dapat memungkinkan belajar.
Salah satu mata pelajaran yang di berikan di SMA adalah mata pelajaran
biologi. Mata pelajaran biologi diberikan sebagai program pengajaran umum
di kelas, mata pelajaran ini ditujukan untk membekali siswa sebagai calon
warga masyarakat yang mengerti masalah yang terjadi pada lingkungan
sekitarnya pada aspek-aspek biologis. Mata pelajaran biologi berangkat dari
fakta atau gejala yang nyata sehingga siswa diharapkan mempunyai
kemadirian dalam pemanfatan sumber belajar yang berkaitan dengan
pelajaran biologi, sehingga dapat digunakan untuk menambah wawasan atau
pengatahuan.
18
H. Hipotesis
Ha : Pemberian ekstrak bawang dayak berpengaruh terhadap
Propionibacterium acnes penyebab jerawat
Metode Penelitian
menggunakan juml
ah kelompok sebanyak 7 kelompok. Madu
(t-1)(n-1) ≥ 15
20
karet
100%, ekstrak madu
karet
dengan variasi konsentrasi
20%, 25%, 50%,
dan
100%, serta kontrol positif menggunakan
antibiotik amoksisilin 25ug
maupun
kontrol negatif menggunakan pelarut aseton dan n
-
heksan
.
Penentuan jumlah sample mengunakan rumus feder
Oleh karena itu digunakan rumus Federer : (k-1).(n-
1) ≥ 15
Keterangan :
k = jumlah kelompok perlakuan
n = jumlah sample dalam tiap kelompak
Sehingga berdasarkan penghitungan menghasilkan sampel sebagai
berikut :
16
(k
-1).(n-1)
≥ 15
(
7
-
1).(n
-
1)
21
≥ 15
6
.(n
-
1)
≥ 15
6
n
-
6
≥ 15
6
n
≥
21
n
≥
21
/4
n
≥
4
(hasil pembulatan)
Maka
jumlah pengulangan yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 4
pengulangan
. Sampel akan dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan. Jumlah sampel
yang digunakan menurut Anjar (2016) dalam penelitian dihitung berdasarkan
jumlah kelompok dalam penelitian dengan menggunakan rumus Federer:
Keterangan :
22
t = Banyak perlakuan
n= Jumlah sampel
Hasil perhitungan dari jumlah sampel yang ditetapkan yaitu :
(t-1)(n-1) ≥ 15
(4-1)(n-1) ≥ 15
3n-3 ≥ 15
3n ≥ 12
n≥4
Berdasarkan perhitungan maka diperoleh jumlah ideal sampe tiap
kelompok yaitu 4 ekor tikus sehingga jumlah keseluruhan 16 ekor tikus. Akan
tetapi, untuk mengantisipasi tikus yang mati saat penelitian maka digunakan 1
ekor tikus sebagai cadangan tiap kelompok. Dengan demikian, jumlah
keseluruhan tikus yang digunakan pada penelitian yaitu 20 ekor tikus.
6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra penelitian, tahap
penelitian dan tahap pengembangan LKPD sebagai bahan ajar Biologi kelas
X mengenai materi kingdom monera.
b. Tahap Penelitian
1) Pembuatan simplisia bawang dayak
Dalam prosedur pembuatan simplisia bawang dayak menurut
Depkes RI (2000) yaitu umbi bawang dayak dipilih yang berukuran
besar kemudian dicuci dengan air bersih lalu dirajang dan
dikeringkan dengan cara diangin- anginkan hingga kering tanpa sinar
matahari, kemudian umbi bawang dayak yang telah keringkan lalu
digiling menggunakan blender, setelah itu dimasukkan ke dalam
wadah yang tertutup rapat.
2) Pembuatan ekstrak bawang dayak
23
Berumur 2 - 3 bulan
Berat badan 150 - 220 gram/ekor
Memiliki bulu putih dan halus
Bergerak aktif dan tingkah laku normal
b. Kriteria eksklusi
Penampakan bulu tikus kusam, rontok dan botak
Terdapat penurunan berat badan >10% setelah masa
adaptasi
Tikus Wistar cacat atau mati
5) Pemeliharaan Tikus
Tikus diadaptasikan dengan lingkungan baru selama satu
minggu, dengan masing-masing kandang berjumlah 5 ekor tikus.
kandang diberi alas berupa sekam padi untuk mempercepat serapan
kotoran. Alas kandang tersebut dibersihkan dalam kurun waktu 3
hari sekali dan kandang diletakkan di ruangan yang berventilasi
cukup pada suhu ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. selama
adaptasi, tikus didiberi makan pelet standar setiap hari dan minuman
mineral secara ad libitum yang diganti selama 24 jam.
6) Pengukuran berat badan tikus
Pengukuran berat badan tikus dilakukan untuk menentukan
dosis pemberian ekstrak bawang dayak dan mengetahui kondisi fisik
tikus selama penelitian. Pengukuran berat badan juga dilakukan
sebelum pengecekan trigliserida darah pada tikus.
7) Prosedur pembuatan tikus hiperkolesterol
Pemberian pakan hiperkolesterol berupa kuning telur bebek
sebanyak 2 ml/200KgBB yang diberikan secara oral pada tikus
dengan cara disonde selama 2 minggu. Kondisi tikus hiperkolesterol
dengan pakan ini yaitu > 88 mg/dl (Devi, 2014).
8) Prosedur pemberian dosis ekstrak bawang dayak
Langkah-langkah pembuatan dosis ekstrak bawang dayak adalah
sebagai berikut :
25
Reagent
1000 μl 1000 μl 1000 μl
trigliserida
Standar ------- 10 μl --------
Serum ------- -------- 10 μl
Sumber : Galing, 2014.
gliserol kinase
Gliserol + ATP gliserol-3-fosfat + ADP
I. Daftar Pustaka
Abdul Sudrajat. 2008. Konsep Sumber Belajar. (Online) www.wordpress.com.
(diakses 5 Februari 2017).
Ade Yonata dan Arif Satria Putra Pratama. 2016. Hipertensi sebagai Faktor
Pencetus Terjadinya Stroke. Jurnal Majority 5 (3).
Amwila, A.Y, M.C. Linder, dan A. Parakkasi. 1992. Biokimia Nutrisi dan
Metabolisme. Universitas Indonesia. Jakarta.
Becker C.A., and R. C. Bachuizen van den brink. 1968. Flora Of Java
(Spermatophytes only). Volume III Angiospermae, Famili 191-238,
Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes I-III, Wolter-
Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Bahan Ajar Sosialisasi KTSP 2008. BSNP.
Jakarta.
DepKes RI. 2014. Info DATIN (Pusat Data dan Kesehatan Kementrian RI).
(Online),http//www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/inf
odatin/...jantung.pdf (diakses pada 5 November 2017).
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Depkes RI. Jakarta.
DepKes RI. 2017. Penyakit Jantung Penyebab Kematian Tertinggi, Kemenkes
Ingatkan CERDIK. (Online), http:// www. Depkes.go.id/article/view
(diakses pada tanggal 17 Desember 2017).
29
J. Fessenden and Fessenden Joan. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Terjemahan
Aloysius Hadyana. Erlagga. Jakarta.
Koenig, W., Karakas, M., Zierer, A., Herder, C., Baumert, J., & Meisinger. C.,
2011. Oxidized LDL and the Risk of Coronary Heart Disease: Clinical
Chemistry; 1196-200.
Lili Tri Anggraini, Haryati, T. dan Irmansyah. 2014. Pengaruh Jarak Tanam Dan
Pemberian Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Bawang Sabrang (Eleutherine americana Merr.). Jurnal Online
Agroteknologi. 1(1) : 976. (Online). www.portalgaruda.org (diakses 21
Desember 2017)
LIPI.2009.Kolesterol.(Online),http://www.bit.lipi.go.id/pangankesehatan/docume
nts/artikel_kolesterol/kolesterol.pdf (diakses tanggal 12 Oktober 2016).
Lloyd. L.E., B.E. Mc. Donald, Dan E.W. Crampton. 1978. Fundamental Of
Nutrition 2nd Edition. W. H. Freeman And Company, San Francisco.
Malole, Pramono SU. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di
Laboratorium. IPB. Bogor.
Marks Db, Marks Ad, Smith Cm. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. t Buku
Kedokteran. Jakarta.
Maryani, Herti dan Kristiana, Lusi. (2009). Khasiat dan Manfaat Rosela. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Puspita Rini. 2014. Keajaiban Bawang Berlian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Raga Y. P, Haryati, dan Lisa M. 2012. Respons Pertumbuhan Dan Hasil Bawang
Sabrang (Eleutherine americana Merr.) Pada Beberapa Jarak Tanam dan
Berbagai Tingkat Pemotongan Umbi Bibit. Jurnal Online Agroteknologi.
31
Wilbraham, A.C. and Matta, M.S., 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
ITB. Bandung.