Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu

15 Juli 2014

JENIS – JENIS RUJUKAN


DOKTER KELUARGA
TUGAS INDIVIDU
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : Ika Elwinda
NO. STAMBUK : 11 777 045
DOSEN : dr. Sri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2014
BAB 1
PEMBAHASAN

1. Pengertian Konsultasi dan Rujukan Kedokteran Keluarga

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan


suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada
dokter lain yang lebih ahli di bidangnya. Namun kewenangan penanganan
masih berada pada dokter keluarga yang bersangkutan. Rujukan adalah
upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus
penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang
sesuai.

Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang


langsung melakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya
dipergunakan bersama-sama. Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini
umumnya kepada pelayan yang lebih tinggi ilmu, peralatan dan strata yang
lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau problem tersebut.
Tantangan yang harus dihadapi pada sistem rujukan dokter keluarga di
indonesia adalah terkait UU No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
Kewajiban Dokter ialah merujuk ke dokter atau dokter gigi lain yang lebih
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
(Pasal 51)

Di Indonesia dikenal beberapa macam rujukan, antara lain adalah :

1. Rujukan Medis

Merupakan bentuk pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk


masalah kedokteran. Tujuannya adalah untuk mengatasi problem
kesehatan, khususnya kedokteran serta memulihkan status kesehatan
pasien.

Jenis-jenis rujukan medis :

a) Rujukan Pasien
Merupakan penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih sempurna atau
sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

b) Rujukan Ilmu Pengetahuan

Merupakan pengiriman dokter atau tenaga kesehatan yang lebih


ahli dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu untuk
bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan.

c) Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium

Merupakan bahan pengiriman bahan-bahan laboratorium dari


strata pelayan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih
mampu, atau sebaliknya untuk tindak lanjut.

2. Rujukan Kesehatan

Merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk


kesehatan masyarakat. Dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan
dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat.

Jenis-jenis rujukan kesehatan adalah :

a) Rujukan Tenaga

Merupakan pengiriman dokter/tenaga kesehatan dari strata


pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk
pendidikan dan latihan.

b) Rujukan Sarana

Pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata


pelayanan kesehatan yg lebih mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah
kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut

c) Rujukan Operasional

Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan


masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan
yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih
mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

3. Pembagian wewenang & tanggungjawab

1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab


penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu
tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut
menanganinya.
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus
saja.
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk
selamanya.
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter
konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokter keluarga melimpahkan wewenang dan tanggungjawab kepada
dokter lain berkaitan dengan kasus penyakit atau gangguan yang
dimintakan rujukan tersebut. Meskipun pelimpahan wewenang merupakan
hal yang biasa dalam dunia kedokteran, namun perlu diingat bahwa
dalam praktek kedokteran keluarga, pelimpahan kewenangan tersebut
sifatnya tidak tetap, melainkan hanya pada penyakit yang dirujuk saja.
Penanganan selanjutnya dari masalah kesehatan pasien tetap menjadi
tanggung jawab dan wewenang dokter keluarga.

B. Saran
Dokter keluarga mempunyai tanggungjawab untuk mendampingi
pasien sewaktu dirujuk agar tetap berada dalam pengawasannya. Selain
itu, diperlukan komunikasi yang baik antara dokter keluarga dan
pasiennya mengenai tatalaksana dan alasan rujukan yang akan
dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang


Bermutu. Semarang
2. http://ocw.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai