Anda di halaman 1dari 14

Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM BERITA ACARA


PEMERIKSAAN DI POLRES JEMBER

DICTIONS AND LANGUAGE STYLES IN POLICE INVESTIGATION REPORT AT


DISTRICT POLICE OF JEMBER

Rika Pangesti, Asrumi, Andang Subaharianto


Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37 Jember 68121 Telp/Faks 0331-337422
Email: rikapangesti94@gmail.com, 085330672274

Abstrak

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) merupakan bukti tertulis dari tindakan penyidikan, terdiri atas
beberapa lembaran tanya jawab antara penyidik dan yang diperiksa serta unsur-unsur yang dikenai
pasal pidana. Penggunaan bahasa juga sangat berpengaruh dalam pembuatan BAP, karena isi dalam
BAP tersebut harus jelas dan maknanya mudah dipahami. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan diksi dan gaya bahasa dalam BAP tindak pidana persetubuhan, pencurian,
pembunuhan, dan perusakan tanaman di Polres Jember. Penyediaan data menggunakan metode
dokumentasi, simak, dan wawancara. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan padan
referensial pada data diksi, serta metode deskriptif dan metode agih dengan teknik ganti pada data
gaya bahasa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat diksi bersinonim yang digunakan
secara berdampingan, kata yang bermakna denotasi, kata yang bermakna konotasi, penggunaan
singkatan, dan penggunaan akronim. Gaya bahasa terdapat gaya bahasa repetisi, eufemisme,
pleonasme, metafora, dan personifikasi.

Kata kunci: diksi, gaya bahasa, BAP, tindak pidana

Abstract
Police Investigation Report (BAP) is a written evidence of investigation measures, consisting of
several sheets of questions and answers between the investigator and the investigated party as well
as the elements which are subject to crime. The use of language is also very influential in the
making of BAP because the contents of BAP should be clear, and the points must be easily
understood. This research aimed to describe the dictions and language style in BAP for criminal
acts of intercourse, theft, murder, and destruction of crops at District Police of Jember. The
provision of data used documentation, listening, and interview. Data analysis used descriptive
method and and correspondence method of data on dictions as well as descriptive method and
distribution method by substitution technique of data on the language styles. The results showed
there were synonymous dictions used side by side, denotation, connotative words, the use of
abbreviations, and the use of acronyms. There were language styles of repetition, euphemism,
pleonasm, metaphors, and personification.

Keywords: dictions, language styles, BAP, criminal acts

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 1


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

Pendahuluan pula variasi bahasa hukum yang digunakan


dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). BAP
Bahasa sebagai sarana komunikasi yang
merupakan bukti tertulis dari tindakan
digunakan manusia dengan sesama anggota
penyidikan terhadap suatu perkara. Sebelum
pemakai bahasa memiliki peranan yang sangat
perkara tersebut masuk pada tahap penyidikan,
penting. Bloomfield (dalam Sumarsono, 2007:18)
tahap sebelumnya adalah tahap penyelidikan.
menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang
Tahap penyelidikan adalah pengumpulan
bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer)
informasi dan pencarian bukti-bukti terhadap
yang dipakai oleh masyarakat untuk saling
suatu perkara yang akan dikenakan pidana.
berhubungan dan berinteraksi. Bahasa yang berisi
Setelah informasi yang didapat benar dengan
penyampaian informasi dari pembicara kepada
bukti-bukti yang menguatkan dan dapat
pendengar atau pembaca terdapat dalam bentuk
dikenai pidana, maka masuk pada tahap
lisan maupun tulisan. Pemakai bahasa memiliki
penyidikan yaitu serangkaian tindakan
kepentingan tersendiri dalam menggunakan
penyidik dalam membuat terang suatu kasus
bahasa dan sudah melalui kesepakatan antar
yang terjadi dengan mengumpulkan alat bukti
pemakai bahasa, khususnya dalam pemakaian
yang sah, keterangan saksi, keterangan saksi
bahasa di ranah hukum yang biasa disebut dengan
ahli, surat, dan keterangan lain guna
bahasa hukum. Bahasa hukum tersebut
menentukan tersangkanya. Tindakan
merupakan bagian dari bahasa Indonesia yang
penyidikan tesebut adalah bagian dari
disebut sebagai bahasa hukum Indonesia.
pembuatan BAP. Setelah BAP selesai dibuat
Bahasa Hukum Indonesia adalah bahasa
oleh penyidik kemudian diserahkan kepada
aturan dan peraturan yang bertujuan untuk
Kejaksaan. Jaksa penuntut akan memeriksa
mewujudkan ketertiban dan keadilan, serta
BAP apakah kelengkapan BAP dan syarat-
mempertahankan kepentingan pribadi dalam
syarat formil untuk melakukan proses
masyarakat. Bahasa hukum adalah bagian dari
persidangan sudah lengkap, apabila belum
bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya
akan dikembalikan kepada penyidik untuk
harus tetap terang, monosemantik, dan memenuhi
dilengkapi. Jadi, pembuatan BAP tersebut
syarat etika bahasa. Namun, bahasa hukum yang
bersifat wajib dan terdapat perintah
sekarang digunakan dan istilah-istilah yang
pembuatannya pada pasal 75 ayat 1 KUHAP.
dipakai merupakan terjemahan dari bahasa
Dalam penulisan BAP tidak terdapat acuan
hukum Belanda. Hal tersebut dikarenakan para
khusus penggunaan bahasa dan terdapat
sarjana hukum di masa yang lalu, tidak pernah
istilah-istilah khusus dan pilihan kata yang
mendapatkan pelajaran bahasa hukum yang
digunakan.
khusus dan tidak pula memperhatikan dan
Bahasa yang digunakan dalam BAP
mempelajari syarat-syarat dan kaidah-kaidah
harus tetap terang, jelas dan dapat dimengerti.
bahasa Indonesia (Hadikusuma, 1992:3).
Penulisan dalam BAP memiliki ciri-ciri
Kegunaan bahasa hukum sangat penting,
khusus, namun tidak terdapat konsistensi
selain digunakan sebagai bahasa kepolisian,
penulisannya, seperti yang terdapat pada teks
bahasa di pengadilan serta yang bersangkutan
BAP penulisan nama ditulis huruf kapital,
dengan hukum namun, sebagai negara yang
tebal, dan digarisbawahi, misalnya “LEGI
menganut civil law setidaknya tahu makna dari
WAHONO”, terdapat juga penulisan nama
pemakaian istilah-istilah khusus bahasa hukum.
dalam data BAP ditulis dengan huruf kapital,
Bahasa tersebut tertulis dalam bahasa Indonesia
tidak tebal, dan tidak digarisbawahi, misalnya
yang terdapat variasi dari bahasa hukum sebagai
SUPIATI Als SUPI. Terdapat pula pada aturan
hasil terjemahan bahasa Belanda, dalam
penulisan tahun tidak terdapat konsistensi
penulisannya sesuai dengan kaidah hukum, dan
penulisan, misalnya “tanggal 31 Oktober
digunakan sebagai pedoman hukum di negara
Tahun Dua Ribu Tigabelas” penulisan tahun
Indonesia. Tidak hanya terdapat dalam UUD
tidak ditulis ke dalam angka melainkan ditulis
1945, KUHP, KUHAP, dan KUHPerdata terdapat

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 2


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

dengan huruf, dan terdapat penulisan tahun seseorang yang diperiksa untuk dimintai
menggunakan angka, misalnya “11 April 2013”. keterangan, seseorang yang diperiksa tersebut
Hal tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil dari adalah seseorang yang terlibat dalam perkara
penyidikan, karena yang terpenting dalam hukum dan tidak menutup kemungkinan
pembuatan BAP antara penyidik dan yang berasal dari berbagai status sosial di
diperiksa sama-sama memahami, perkara dalam masyarakat. Setelah pembuatan BAP penyidik
penyidikan jelas, unsur-unsur pasal tindak pidana meminta yang diperiksa untuk membaca ulang
sesuai dengan perkara yang dikenakan, dan BAP atau membacakannya guna memastikan
dapat diterima oleh kejaksaan serta dapat lanjut keterangan dari yang diperiksa sudah benar.
sampai tahap pengadilan. Seseorang yang diperiksa tersebut yang
Menurut Ningsih et al. (2007:72) diksi berasal dari berbagai status sosial di
adalah ketepatan pemilihan kata. Penggunaan masyarakat tentunya ada yang mengerti dan
ketepatan pemilihan kata dalam BAP dipengaruhi ada yang tidak mengerti mengenai penggunaan
oleh kebutuhan bahasa yang berupa istilah-istilah bahasa dalam BAP. Pada penelitian ini peneliti
khusus digunakan dalam penulisan BAP oleh tertarik untuk mengungkap diksi dan gaya
seorang penyidik. Ketepatan pemilihan kata bahasa dalam BAP, supaya dapat mengerti dan
tersebut berdampak terhadap hasil perkara yang memahami isi dari BAP. Berdasarkan uraian
telah diselidiki sebagai bukti autentik. Terdapat tersebut permasalahan yang dikaji sebagai
pada data BAP dengan perkara berikut:
pembunuhan, .........menghilangkan jiwa orang 1) bagaimanakah penggunaan diksi dalam
lain atau setidak-tidaknya dengan sengaja BAP di Polres Jember?;
melukai berat orang lain yang menjadikan mati 2) bagaimakah penggunaan gaya bahasa dalam
orangnya. Pada data tersebut terdapat kata yang BAP di Polres Jember?.
bersinonim dan digunakan secara berdampingan.
Menurut Keraf (1996:114) gaya bahasa Metode Penelitian
adalah cara mengungkapkan bahasa. Bahasa Sesuai dengan objek yang dikaji metode
dalam BAP yang ditulis oleh penyidik terdapat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bahasa-bahasa yang khas. Bahasa tersebut telah metode deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan
disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan-aturan dan Taylor (dalam Moleong, 2001:3),
yang telah ditetapkan pada instansi kepolisian penelitian deskriptif adalah prosedur penelitian
Polres Jember. Pada data BAP perkara yang menghasilkan data deskriptif berupa
pembunuhan terdapat kalimat, ... sengaja kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau perilaku yang diamati.
terhadap orang yang masih sedarah dan hidup Data yang digunakan dalam penelitian
dalam rumah tangganya.... Pada data tersebut ini terdapat dua data yaitu data tulis dan data
terdapat gaya bahasa metafora pada kata orang lisan. Data tulis berupa kalimat yang di
yang masih sedarah yang memiliki arti saudara dalamnya menunjukkan diksi dan gaya bahasa
kandung. Penggunaaan gaya bahasa seperti pada dalam BAP tindak pidana di Polres Jember.
contoh di atas menarik untuk diteliti, karena Data lisan berupa informasi yang
penggunaan gaya bahasa tersebut tentunya menunjukkan makna dari penggunaan diksi
memiliki makna tersendiri dari bahasa hukum dan gaya bahasa oleh penyidik pada saat
Indonesia. pembuatan BAP. Sumber data tulis adalah
Bahasa yang terdapat dalam BAP adalah BAP tindak pidana di Polres Jember, yang
bahasa Indonesia variasi hukum, sehingga berupa BAP tindak pidana persetubuhan,
memunculkan kata-kata maupun istilah-istilah pencurian, pembunuhan, dan perusakan
khusus yang sesuai dengan kebutuhan dalam tanaman. Sumber data lisan adalah penyidik
pembuatan, terutama BAP di Polres Jember. sebagai pembuat BAP. Dipilihnya sumber data
Dalam pembuatan BAP penyidik melibatkan tersebut, karena pada BAP tersebut ditemukan

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 3


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

kata yang berupa diksi dan gaya bahasa yang (1)penggunaan kata bersinonim, (2)
menarik untuk diteliti dan dari penyidik diperoleh penggunaan kata bermakna denotasi, (3)
informasi yang berupa makna dari penggunaan penggunaan kata bermakna konotasi, (4)
diksi dan gaya bahasa. penggunaan singkatan, dan (5) penggunaan
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, akronim. Penggunaan diksi tersebut dapat
peneliti menggunakan metode dokumentasi, diuraikan sebagai berikut.
simak, dan wawancara. Metode dokumentasi
digunakan guna mencari data yang terdapat 1.1.1. Penggunaan Kata Bersinonim
dalam catatan BAP tindak pidana di Polres Kata bersinonim adalah bentuk bahasa
Jember.Metode selanjutnya yang digunakan yang maknanya mirip atau sama dengan
dalam penelitian ini adalah metode simak, yang bentuk bahasa lain (KBBI, 1989:178). Pada
dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa BAP terdapat beberapa bentuk kata yang
yang ada di BAP.Selanjutnya, peneliti memiliki makna yang mirip atau hampir sama,
menggunakan teknik lanjutan teknik catat, yaitu namun kedua bentuk kata tersebut selalu
mencatat data yang telah ditemukan yaitu berupa digunakan secara berdampingan. Penggunaan
penggunaan diksi dan gaya bahasa yang terdapat kata bersinonim dalam BAP berupa kategori
dalam BAP. Pada saat mencatat data, data verba dan nomina. Berikut uraiannya.
tersebut diklasifikasikan berdasarkan penggunaan 1) Kata bersinonim yang berkategori verba
diksi dalam BAP di Polres Jember, meliputi: (1) Verba adalah kata kerja, secara sintaksis
penggunaan kata bersinonim, (2) penggunaan dapat didampingi dengan kata tidak dan tidak
kata bermakna denotasi, (3) penggunaan kata dapat didampingi dengan kata sangat, lebih,
bermakna konotasi, (4) penggunaan singkatan, dan agak (Kridalaksana, 1990:51).
dan (5) penggunaan akronim. Penggunaan gaya Penggunaan diksi kata bersinonim yang
bahasa dalam BAP di Polres Jember, meliputi: (1) berkategori verba terdapat dalam BAP tindak
gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan (2) pidana persetubuhan pada bagian pertanyaan
gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya pada data (1) berikut:
makna. Metode selanjutnya yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode wawancara (1) Berapa kali adik telah diperkosa
mendalam dengan menggunakan pedoman dan atau dicabuli oleh P. TO,
wawancara kepada informan. Metode analisis jelaskan? (BAP persetubuhan,
data pengunaan diksi berbeda dengan metode LP1295).
analisis data penggunaan gaya bahasa dalam BAP
di Polres Jember. Analisis diksi menggunakan Pada data (1) di atas kata diperkosa dan
metode deskriptif kualitatif dan metode padan dicabuli adalah kata yang berkategori verba.
dengan teknik dasar dan teknik lanjutannya. Kata diperkosa berasal dari kata perkosa yang
Analisis gaya bahasa menggunakan metode bermakna ‘memaksa dengan kekerasan’
deskriptif kualitatif dan metode agih dengan (KBBI, 1989:673). Pada kata dicabuli berasal
teknik dasar dan teknik lanjutannya. dari kata cabul yang bermakna ‘perbuatan
tidak senonoh melanggar kehormatan dan
Hasil dan Pembahasan kesusilaan’ (KBBI, 1989:142). Berdasarkan
1.1 Diksi dalam BAP Tindak Pidana di Polres pada makna secara umum kata diperkosa dan
Jember dicabuli memiliki makna yang hampir sama,
Diksi adalah pilihan kata (Ningsih et al., yaitu dinodainya kehormatan seseorang
2007:72). Pilihan kata yang tepat sangat dengan paksaan. Oleh karena itu, bedasarkan
diperlukan dalam pembuatan BAP karena bahasa makna pada umumnya kata diperkosa dan
yang terdapat dalam BAP haruslah tepat dalam dicabuli bersinonim atau memiliki makna
mengungkapkan kebenaran dan kejalasan suatu yang hampir sama. Berdasarkan pemaknaan
perkara. Diksi yang terdapat dalam BAP meliputi: dari BAP tindak pidana persetubuhan kata

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 4


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

diperkosa bermakna memaksa seseorang yang memperjelas data penyidikan dalam BAP.
tidak dikenal untuk melakukan hubungan badan
dengan cara kekerasan dan terdapat luka di tubuh 1.1.2. Penggunaan Kata Bermakna Denotasi
korban serta perbuatan tersebut hanya terjadi satu Kata bermakna denotasi adalah kata
kali. Kata dicabuli berdasarkan pemaknaan dari yang mengacu pada makna konseptual atau
BAP adalah meraba-raba atau memegang bagian makna dasar (Putrayasa, 2007:10). Pada BAP
intim tubuh seseorang dengan maksud melakukan terdapat beberapa bentuk bahasa yang
persetubuhan. Kata diperkosa dan dicabuli memiliki makna yang sama dengan makna
berdasarkan BAP tidak bersinonim dan memiliki bahasa pada umumnya. Penggunaan kata
makna yang berbeda, serta kata tersebut bermakna denotasi dalam BAP berupa kategori
digunakan secara bersamaan karena memiliki verba, nomina, pronomina, dan konjungsi.
makna yang berbeda dan untuk memperjelas data Data yang menunjukkan penggunaan kata
penyidikan dalam BAP. bermakna denotasi dalam BAP sebagai
2) Kata bersinonim yang berkategori nomina berikut.
Nomina adalah kata benda, secara 1) Kata bermakna denotasi yang berkategori
sintaksis tidak dapat didampingi dengan kata verba
tidak dan dapat didampingi dengan kata dari dan Verba adalah kata kerja, secara sintaksis
kata bukan (Kridalaksana, 1990:68). Penggunaan dapat didampingi dengan kata tidak dan tidak
diksi kata bersinonim yang berkategori nomina dapat didampingi dengan kata sangat, lebih,
terdapat dalam BAP tindak pidana persetubuhan dan agak (Kridalaksana, 1990:51).
bagian pertanyaan pada data (2) berikut: Penggunaan diksi bermakna denotasi yang
berkategori verba terdapat dalam BAP tindak
(2) Apakah sewaktu P. TO memperkosa pidana pencurian pada Bab Pendahuluan pada
dan atau mencabuli adik, P. TO data (3) berikut:
melakukannya dengan tipu muslihat,
kebohongan, ataupun dengan (3) Ia (SPT Als SUPI) diperiksa dan
membujuk saudara (BAP didengar keterangannya sebagai
persetubuhan, LP 1295). Saksi sehubungan dengan terjadinya
tindak pidana pencurian... (BAP
Pada data (2) di atas frasa tipu muslihat pencurian, LP106).
dan kata kebohongan berkategori nomina. Frasa
tipu muslihat bermakna ‘upaya buruk’, ‘siasat’ Pada data (3) di atas kata didengar dan
(KBBI, 1989:952). Kata kebohongan bermakna diperiksa adalah kata yang berkategori verba.
‘perihal bohong’, ‘sesuatu yang bohong’ (KBBI, Kata didengar berasal dari kata dengar,
1989:123). Berdasarkan makna pada umumnya bermakna dapat ‘menangkap suara (bunyi)
kata tipu muslihat dan kebohogan memiliki dengan telinga’ (KBBI, 1989:196). Kata
makna yang hampir sama dan dapat dikatakan diperiksa berasal dari kata periksa, bermakna
sebagai makna yang bersinonim. Pada BAP ‘selidik’, ‘melihat dengan teliti untuk
tindak pidana persetubuhan frasa tipu muslihat mengetahui keadaan’ (KBBI, 1989:671).
adalah siasat atau upaya untuk menipu korban Berdasarkan makna dalam BAP kata didengar
untuk menuruti kemauan dari pelaku, dan kata bermakna mendengarkan keterangan dari yang
kebohongan bermakna perkataan yang tidak diperiksa. Kata diperiksa bermakna memeriksa
sebenarnya guna merayu korban agar mau dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengikuti kemauan pelaku. Berdasarkan makna yang berkaitan dengan perkara yang telah
dari BAP frasa tipu muslihat dan kata dilaporkan. Secara umum kata diperiksa dan
kebohongan memiliki makna yang hampir sama didengar memiliki makna yang sama dengan
atau sinonim, namun kata tersebut tetap makna dalam BAP dan menunjukkan makna
digunakan secara bersama dengan tujuan yang sebenarnya, namun dalam BAP

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 5


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

maknanya lebih dikhususkan dan disesuaikan (KBBI, 1989:671). Berdasarkan makna dalam
dengan kegunaan bahasa tersebut. BAP kata pemeriksa adalah seorang penyidik
2) Kata bermakna denotasi yang berkategori yang melakukan penyidikan kepada saksi
nomina maupun tersangka. Kata pemeriksa adalah kata
Nomina adalah kata benda, secara yang memiliki makna sebenarnya, namun
sintaksis tidak dapat didampingi kata tidak, tetapi berdasarkan makna penyidik maknanya lebih
dapat diampingi kata dari dan kata bukan dikhususkan dan disesuaikan dengan
(Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan diksi penggunaannya.
bermakna denotasi yang berkategori nomina 4)Kata bermakna denotasi yang berkategori
terdapat dalam BAP tindak pidana persetubuhan konjungsi
bagian Bab Pendahuluan pada data (4) berikut. Konjungsi adalah kata sambung yang
berfungsi menghubungkan bagian-bagian
(4) Telah melakukan pemeriksaan terhadap kalimat atau kalimat yang satu dengan kalimat
seorang yang belum pernah saya kenal yang lain dalam suatu wacana (Ningsih et al.,
mengaku bernama: (BAP 2007:67). Penggunaan diksi bermakna
persetubuhan, LP1295). denotasi yang berkategori konjungsi terdapat
dalam BAP tindak pidana persetubuhan bagian
Pada data (4) di atas kata pemeriksaan Bab Pendahuluan pada data (6) berikut:
adalah kata yang berkategori nomina. Kata
pemeriksaan bermakna ‘proses’, ‘cara’, (6) Pada hari ini Kamis Tanggal 31
‘perbuatan memeriksa’, ‘penyelidikan’, Oktober Tahun Dua Ribu tigabelas
‘pengusutan perkara’ (KBBI, 1989:671). sekira jam 12.00 WIB, saya: (BAP
Berdasarkan makna dari BAP kata pemeriksaan persetubuhan, LP1295)
berarti seorang penyidik yang telah melakukan
pengusutan terhadap suatu perkara atau Pada data (6) di atas kata sekira adalah
memeriksa seseorang yang terlibat terhadap kata yang berkategori konjungsi, berfungsi
perkara yang sedang diselidiki. Secara umum kata menghubungkan bagian-bagian ujaran yang
pemeriksaan dengan makna dari BAP memiliki setara maupun yang tidak setara. Kata sekira
makna yang hampir sama, dan tidak bermakna sekitar, kira-kira. Penggunaan kata
menimbulkan makna lain. Kata pemeriksaan sekira dalam BAP digunakan sebagai kata
terdapat pada semua BAP Bab Pendahuluan. hubung, digunakan untuk menguhubungkan
3) Kata bermakna denotasi yang berkategori klausa (a) Pada hari ini Kamis Tanggal 31
pronomina Oktober Tahun Dua Ribu tigabelas dan klausa
Pronomina adalah kata ganti yang (b) jam 12.00 WIB. Pengunaan kata sekira
mengacu ke nomina lain atau menggantikan dalam BAP mengandung makna yang
nomina (Ningsih et al., 2007:64). Penggunaan sebenarnya, terdapat dalam Bab Pendahuluan
diksi bermakna denotasi yang berkategori pada setiap pembuatan BAP.
pronomina terdapat pada BAP tindak pidana
persetubuhan yang dibuat oleh penyidik bagian 1.1.3. Penggunaan Kata Bermakna Konotasi
Bab Pendahuluan pada data (5) berikut: Kata bermakna konotasi adalah kata
yang memiliki makna tambahan dan memiliki
(5) Atas pertanyaan pemeriksa maka yang nilai rasa (Putrayasa, 2007:10). Pada BAP
diperiksa memberikan jawaban sebagai terdapat beberapa bentuk bahasa yang
berikut: (BAP persetubuhan, LP1295). memiliki makna tambahan yang berbeda
dengan makna bahasa pada umumnya.
Penggunaan kata bermakna konotasi dalam
Pada data (5) di atas kata pemeriksa
BAP berupa kategori verba dan nomina. Data
adalah kata berkategori pronomina. Kata
yang menunjukkan penggunaan kata bermakna
pemeriksa bermakna ‘orang yang memeriksa’

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 6


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

konotasi dalam BAP sebagai berikut. dalam kategori nomina. Kata peran bermakna
1) Kata bermakna konotasi yang berkategori bagian yang dilakukan dalam film atau
verba sandiwara (KBBI, 1989:666). Berdasarkan
Verba adalah kata kerja, secara sintaksis makna dalam BAP pencurian kata peran
dapat didampingi dengan kata tidak dan tidak bermakna bagian yang dilakukan dalam
dapat didampingi dengan kata sangat, lebih, dan pencurian, keterlibatan seseorang dalam
agak (Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan kata melakukan pencurian (apa yang diperbuat).
bermakna konotasi yang berkategori verba Kata peran biasa digunakan untuk menyebut
terdapat dalam BAP tindak pidana persetubuhan lakon atau bagian yang dilakukan dalam film
bagian pertanyaan pada data (7) berikut: atau sandiwara, namun dalam BAP pencurian
kata peran juga digunakan untuk menanyakan
(7)Bagaimana awalnya sehingga adik apa yang diperbuat dalam melakukan
telah diperkosa Pak To, jelaskan? pencurian tersebut. Jadi, kata peran termasuk
(BAP persetubuhan, LP1295). ke dalam kata yang bermakna konotasi.

Pada data (7) di atas kata diperkosa 1.1.4. Penggunaan Singkatan


adalah kata yang berkategori verba. Makna kata Singkatan adalah bentuk yang
diperkosa adalah ‘dipaksa dengan kekerasan’ dipendekkan terdiri atas satu huruf atau lebih
(KBBI, 1989:673). Pada data (7) di atas kata (Ningsih, et al. 2007:36). Penggunaan
diperkosa mengacu pada makna yang tidak singkatan dalam BAP berupa kategori nomina
sebenarnya dalam BAP persetubuhan, dan konjungsi. Data yang menunjukkan
penggunaan kata diperkosa digunakan agar saksi penggunaan singkatan dalam BAP sebagai
tidak merasa tersinggung dan menyesuaikan berikut.
dengan kondisi saksi yang masih di bawah umur, 1) Singkatan yang berkategori nomina
karena banyak orang yang menilai bahwa kata Nomina adalah kata benda, secara
disetubuhi dan diperkosa memiliki makna yang sintaksis tidak dapat didampingi kata tidak
sama. Dalam BAP persetubuhan kata diperkosa tetapi dapat diampingi kata dari dan kata
memiliki makna bahwa melakukan persetubuhan bukan (Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan
dengan orang yang belum pernah dikenal diksi singkatan yang berkategori nomina
sebelumnya dengan cara pemaksaan hingga terdapat dalam BAP tindak pidana
terjadi luka-luka serta hanya dilakukan satu kali. persetubuhan bagian Bab Pendahuluan pada
2) Kata bermakna konotasi yang berkategori data (9) berikut:
nomina
Nomina adalah kata benda, secara (9) Pangkat AIPTU Nrp 691XXX (BAP
sintaksis tidak dapat didampingi kata tidak tetapi persetubuhaan, LP1295).
dapat diampingi kata dari dan kata bukan
(Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan kata Pada data (9) di atas singkatan NRP
bermakna konotasi yang berkategori nomina berkategori nomina. Singkatan dari NRP
terdapat dalam BAP tindak pidana pencurian adalah Nomor Registrasi Pokok, yang menjadi
bagian pertanyaan pada data (8) berikut: nomor induk polisi sejak menjabat sebagai
anggota polisi. Penggunaan singkatan NRP
(8)Saudara terangkan apakah peran dalam BAP ada yang menulis dengan Nrp
saudara pada saudara bersama saudara pada tindak pidana persetubuhan dan
AR dan saudara GM melakukan pembunuhan, NRP pada tindak pidana
pengambilan barang... (BAP pencurian, pencurian dan perusakan tanaman, hal tersebut
LP106). tidak membuat makna berbeda hanya
penulisannya saja yang berbeda karena tidak
Pada data (8) di atas kata peran termasuk ada aturan dalam BAP mengenai tata cara

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 7


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

penulisan. sintaksis tidak dapat didampingi dengan kata


2) Singkatan yang berkategori konjungsi tidak, namun dapat didampingi kata dari dan
Konjungsi adalah kata sambung yang kata bukan (Kridalaksana, 1990:51).
berfungsi menghubungkan bagian-bagian kalimat Penggunaan diksi akronim yang berkategori
atau kalimat yang satu dengan kalimat yang lain nonima terdapat dalam BAP tindak pidana
dalam suatu wacana wacana (Ningsih et al., persetubuhan bagian Bab Pendahuluan pada
2007:67). Penggunaan diksi singkatan yang data (11) berikut:
berkategori konjungsi terdapat pada BAP tindak
pidana pencurian yang dibuat oleh penyidik (11) Pangkat AIPTU Nrp 69XXXX (BAP
dalam membuat BAP saksi maupun tersangka persetubuhan, LP 1295).
pada data (10) berikut:
Pada data (11) di atas akronim Aiptu
(10)Pasal 365 Ayat (1) dan Ayat (2) ke-1 adalah kata yang berkategori nomina dasar.
dan ke-2 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) Akronim dari Aiptu adalah Ajun Inspektur
ke-1 dan ke-2 KUHP Subsider Pasal Polisi Satu. Berdasarkan makna dalam BAP
365 Ayat (1) ke-4 KUHP Jo Pasal 55 Aiptu adalah tanda kepangkatan bintara tinggi,
Ayat (1) ke-1 dan ke-2 KUHP (BAP yaitu aparat kepolisian dengan pangkat Aiptu
pencurian, LP106) yang berdasarkan surat keputusan tugas,
sebagai penyidik pada kantor kepolisian yang
Pada data (10) di atas kata Jo berkategori ditunjuk oleh kepolisian daerah. Penggunaan
nomina, singkatan dari kata Jo adalah Juncto dari akronim Aiptu terdapat pada Bab Pendahuluan
bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam yang berisi biodata penyidik pada BAP tindak
bahasa Indonesia yang bermakna berhubungan pidana persetubuhan.
dengan, namun penulisannya tetap menggunakan 2) Akronim yang berkategori demonstrativa
kata Jo. Singkatan Jo memiliki makna bahwa Demonstrativa adalah kata ganti
pasal yang dikenakan pada suatu perkara penunjuk yang berfungsi untuk menunjukkan
berhubungan dengan pasal yang lain, sehingga sesuatu di dalam maupun di luar wacana
untuk menyambungkan pasal yang satu dengan (Ningsih et al., 2007:66). Penggunaan diksi
pasal yang lain menggunakan singkatan Jo, akronim yang berkategori demonstrativa
apabila dalam suatu perkara pidana pasal yang terdapat pada BAP tindak pidana yang dibuat
dikenakan lebih dari satu atau pasal tersebut oleh penyidik dalam membuat BAP saksi dan
saling berhubungan dengan pasal lain. Singkatan tersangka pada data (12) berikut:
tersebut terbentuk untuk mempermudah penulisan
dalam BAP. Contoh penggunaan kata Jo tersebut (12)Pada hari ini Kamis, tanggal 12
terdapat pada BAP tindak pidana pencurian dan bulan Desember tahun 2013 (Dua
pembunuhan. Ribu Tiga Belas), sekira pukul 16.30
WIB, saya: (BAP persetubuhan,
1.1.5. Penggunaan Akronim LP1295)
Akronim adalah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, Pada data (12) di atas akronim WIB
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret adalah kata yang berkategori demonstrativa,
kata yang diperlakukan sebagai kata (Ningsih et berfungsi untuk menunjuk sesuatu di dalam
al., 2007:37). Penggunaan akronim dalam BAP maupun di luar wacana. Akronim dari WIB
berupa kategori nomina dan demonstrativa. Data adalah Waktu Indonesia Barat. Berdasarkan di
yang menunjukkan penggunaan akronim dalam BAP, penggunaan akronim WIB memiliki arti
BAP antara lain sebagai berikut. yang sama yaitu Waktu Indonesia Barat,
1) Akronim yang berkategori nomina sebagai pelengkap penunjuk waktu.
Nomina adalah kata benda, secara Penggunaan akronim WIB terdapat pada Bab

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 8


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

Pendahuluan dan pada setiap pembuatan BAP. dibacakan oleh penyidik usai penyidikan
dengan menggunakan bahasa yang mudah
1.2 Gaya bahasa dimengerti oleh yang dibacakannya atau
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan seorang yang diperiksa tersebut membacanya
pikiran melalui bahasa secara khas (Keraf, sendiri, apabila tidak setuju dengan hasil BAP
1996:113). Penggunaan bahasa dalam BAP maka berhak meminta perbaikan kepada
terdapat gaya bahasa khas variasi dari bahasa penyidik, apabila setuju dengan hasil dari BAP
hukum. Gaya bahasa yang terdapat dalam BAP maka harus membubuhkan tanda tangan atau
meliputi: (1) penggunaan gaya bahasa cap jempol diakhir lembar pemeriksaan.
berdasarkan struktur kalimat, (2) penggunaan Berdasarkan pemaknaan tersebut frasa yang
gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya diperiksa berkategori pronomina, frasa
makna. Penggunaan gaya bahasa tersebut dapat tersebut terdapat dalam BAP bagian Bap
diuraikan sebagai berikut. Penutup pada semua BAP tindak pidana. Pada
beberapa frasa yang diperiksa dapat digantikan
1.2.1 Penggunaan Gaya Bahasa berdasarkan dengan kata -nya, yang berrmakna ‘bentuk
struktur kalimat varian ia/dia sebagai penunjuk pemilik’
Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat (KBBI, 1989:619). Kata -nya berkategori
adalah sebuah struktur kaliamat dijadikan hal pronomina, sehingga besar kemungkinan
terpenting atau hal pokok dalam membuat gaya beberapa kata tersebut dapat menggantikan.
bahasa (Keraf, 1996:124). Berdasarkan struktur Penggantian kata tersebut dapat dibuktikan
kalimat dalam BAP tindak pidana terdapat gaya dengan:
bahasa repetisi yaitu gaya bahasa perulangan
bunyi, suku kata, atau bagian kalimat yang (13a)Pemeriksaan ini dibuat kemudian
dianggap penting untuk memberi tekanan dalam dibacakan ulang kembali kepada
sebuah konteks yang sesuai. Penggunaan gaya yang diperiksa dengan
bahasa repetisi dalam BAP tindak pidana menggunakan bahasa yang mudah
perusakan tanaman bagian Bab Penutup pada data dimengertinya /membacanya sendiri
(13) berikut: dan yang diperiksa tetap pada
keterangannya semula untuk
(13) Pemeriksaan ini dibuat kemudian menguatkan keterangannya
dibacakan ulang kembali kepada yang membubuhkan cap jempol......(BAP
diperiksa dengan menggunakan bahasa persetubuhan, LP 1295)
yang mudah dimengerti / yang
diperiksa membacanya sendiri dan Berdasarkan pembuktian data (13a) di
yang diperiksa tetap pada atas, frasa yang diperiksa dapat digantikan
keterangannya semula untuk dengan kata -nya, karena makna dan kelas kata
menguatkan keterangannya yang yang terkandung sama dan tidak mengubah
diperiksa membubuhkan cap jempol... makna dalam kalimat tersebut.
(BAP persetubuhan, LP 1295)
4.2.1 Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung
Pada data (13) di atas frasa yang Tidaknya Makna
diperiksa termasuk gaya bahasa repetisi, karena Gaya bahasa berdasarkan langsung
frasa tersebut ditulis berulang-ulang dalam tidaknya makna diukur dari langsung tidaknya
sebuah kalimat. Frasa yang diperiksa ditulis makna, yaitu apakah acuan yang masih
berulang-ulang karena untuk memperjelas mempertahankan makna denotatifnya atau
maksud dalam sebuah kalimat tersebut bahwa sudah ada penyimpangan (Keraf, 1996:129).
yang diperiksa harus mengerti isi dari BAP Gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan
sebagai hasil pemeriksaan terhadapnya, harus makna dibagi atas dua kelompok yaitu gaya

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 9


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Berdasarkan pembuktian data (14aa) di
1) Gaya bahasa retoris atas, kata setubuhi dapat digantikan dengan
Gaya bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang kata tiduri, karena makna dan kelas kata yang
berupa pertanyaan yang sebenarnya dan tidak terkandung sama dan tidak mengubah makna
memerlukan jawaban (Keraf, 1996:129). Gaya dalam kalimat tersebut.
bahasa retoris yang terdapat dalam BAP tindak (2) Gaya bahasa eufemisme yang berkategori
pidana terdapat dua jenis yaitu eufemisme dan adjektiva
pleonasme. Berikut deskripsi tentang gaya bahasa Adjektiva adalah kata sifat, secara
retoris. sintaksis dapat didampingi dengan kata tidak,
a.Eufemisme dapat didampingi nomina, dapat didampingi
Eufemisme adalah ungkapan yang halus dengan kata lebih, sangat, dan agak (Ningsih
sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar et al., 2007:69). Penggunaan gaya bahasa
yang dianggap merugikan, atau yang tidak eufemisme yang berkategori adjektiva dalam
menyenangkan (Keraf, 1996:132). Penggunaan BAP tindak pidana pencurian bagian
gaya bahasa eufemisme dalam BAP berupa pertanyaan pada data (15) berikut:
kategori adjektiva dan verba. Data yang
menunjukkan penggunaan gaya bahasa (15) Dikarenakan saudara orang yang
eufemisme dalam BAP sebagai berikut. tidak mampu dan tidak dapat
(1) Gaya bahasa eufemisme yang berkategori menunjuk pengacara untuk
verba mendampingi saudara apakah
Verba adalah kata kerja, secara sintaksis saudara bersedia didampingi
dapat didampingi dengan kata tidak dan tidak penasehat hukum.. (BAP
dapat didampingi dengan kata sangat, lebih, dan pencurian, LP 106).
agak (Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan gaya
bahasa eufemisme yang berkategori verba dalam Pada data (15) di atas frasa orang yang
BAP tindak pidana persetubuhan bagian tidak mampu termasuk gaya bahasa
pertanyaan pada data (14) berikut: eufemisme. Frasa tersebut bermakna orang
yang kurang mampu dalam ekonominya atau
(14)Bagaimana kondisi WATI setelah kekurangan dalam memenuhi kebutuhan
saudara setubuhi tersebut? Jelaskan. hidup. Berdasarkan pemaknaan tersebut frasa
(BAP persetubuhan, LP 1295). orang yang tidak mampu berkategori
adjektiva. Frasa orang yang tidak mampu
Pada data (14) di atas kata setubuhi dapat digantikan dengan kata miskin, yang
termasuk gaya bahasa eufemisme. Kata setubuhi bermakna ‘serba kekurangan (penghasilan
bermakna telah disetubuhi atau telah melakukan sangat rendah)’ (KBBI, 1989:187). Kata
hubungan badan. Berdasarkan pemaknaan miskin berkategori adjektiva, sehingga besar
tersebut kata setubuhi berkategori verba. Kata kemungkinan kata tersebut dapat
setubuhi dapat digantikan dengan kata tiduri, menggantikan. Penggantiannya kata tersebut
secara umum bermakna telah disetubuhi. Kata dapat dibuktikan dengan:
tiduri berkategori verba, sehingga besar
kemungkinan kata tersebut dapat menggantikan. (15a)Dikarenakan saudara miskin dan
Penggantian kata tersebut dapat dibuktikan tidak dapat menunjuk pengacara
dengan: untuk mendampingi saudara apakah
saudara bersedia didampingi
(14a)Bagaimana kondisi WATI setelah penasehat hukum.. (BAP pencurian,
saudara tiduri tersebut? Jelaskan. (BAP LP 106).
persetubuhan, LP 1295).
Berdasarkan pembuktian data (15a) di

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 10


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

atas, frasa orang yang tidak mampu dapat Metafora adalah gaya bahasa yang
digantikan dengan kata miskin, karena makna dan menggunakan kata-kata bukan arti yang
kelas kata yang terkandung sama dan tidak sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
mengubah makna dalam kalimat tersebut. berdasarkan persamaan atau perbandingan
b. Pleonasme (Keraf, 1996:139). Penggunaan gaya bahasa
Pleonasme adalah gaya bahasa yang metafora dalam BAP berupa kategori verba
menggunakan kata-kata lebih banyak daripada dan nomina. Data yang menunjukkan
yang diperlukan untuk menyatakan suatu pikiran penggunaan gaya bahasa metafora dalam BAP
atau gagasan (Keraf, 1996:133). Penggunaan sebagai berikut.
gaya bahasa pleonasme dalam BAP tindak pidana (1) Gaya bahasa metafora yang berkategori
persetubuhan bagian Bab pendahuluan pada data verba
(16) berikut: Verba adalah kata kerja, secara sintaksis
dapat didampingi kata tidak dan tidak dapat
(16)Bersediakah saudara saat ini diperiksa didampingi kata kata sangat, lebih, dan agak
untuk memberikan keterangan dengan (Kridalaksana, 1990:51). Penggunaan gaya
sebenar-benarnya? Jelaskan. (BAP bahasa metafora yang berkategori verba dalam
persetubuhan, LP 1295). BAP tindak pidana pencurian bagian Bab
Pendahuluan pada data (17) berikut:
Pada data (16) di atas frasa keterangan
dengan sebenar-benarnya termasuk gaya bahasa (17).... terjadinya tindak pidana
pleonasme pada kata sebenar-benarnya. Kata pencurian yang diikuti dengan
sebenar-benarnya berasal dari kata benar yang kekerasan atau ancaman kekerasan
berkategori nomina. Berdasarkan asal kata yang terhadap orang dengan maksud
berkategori nomina, kata keterangan dengan untuk mempersiapkan atau
sebenar-benarnya dapat diganti dengan kata mempermudah pencurian itu, atau
keterangan dengan benar, dengan contoh: bila tertangkap tangan, untuk
memungkinkan diri atau peserta
(16a)Bersediakah saudara saat ini diperiksa lainnya untuk melarikan diri... (BAP
untuk memberikan keterangan dengan pencurian, LP 106).
benar? Jelaskan.(BAP persetubuhan,
LP1295). Pada data (17) di atas frasa tertangkap
tangan termasuk dalam gaya bahasa metafora.
Berdasarkan pembuktian data (16a) di atas Makna tertangkap tangan yaitu terpergoki atau
frasa keterangan dengan benar dapat mewakili diketahuinya seorang pada saat melakukan
frasa keterangan dengan sebenar-benarnya, jadi tindak pidana atau sesudah melakukan tindak
unsur sebenar-benarnya mengandung kata yang pidana, pada saat orang banyak berteriak
lebih banyak daripada kata yang diperlukan. kepadanya telah melakukan tindak pidana, dan
seorang yang ikut membantu atau turut serta
2) Gaya bahasa kiasan dalam melakukan tindak pidana. Berdasarkan
Gaya bahasa kiasan dibentuk berdasarkan pemaknaan tersebut frasa tertangkap tangan
perbandingan atau persamaan, membandingkan berkategori verba. Frasa tersebut terdapat
sesuatu dengan hal lain, dan menemukan ciri-ciri dalam Pasal 365 Ayat (1) KUHP. Frasa
yang menunjukkan kesamaan antara dua hal tertangkap tangan dapat digantikan dengan
tersebut (Keraf, 1996:136). Gaya bahasa kiasan kata terpergok yang bermakna ‘diketahui oleh
yang terdapat dalam BAP tindak pidana meliputi: orang ketika melakukan kejahatan’ (KBBI,
metafora dan personifikasi. Berikut deskripsi 1989:671).Kata terpergok berkategori verba,
tentang gaya bahasa kiasan. sehingga besar kemungkinan kata tersebut
a.Metafora dapat menggantikan. Penggantian kata tersebut

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 11


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

dapat dibuktikan dengan: pemaknaan tersebut frasa kekerasan dalam


rumah tangga berkategori nomina. Frasa
(17a) .... terjadinya tindak pidana pencurian tersebut diambil dari UU No.23 tahun 2004
yang diikuti dengan kekerasan atau tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
ancaman kekerasan terhadap orang tangga. Berdasarkan perkara yang terdapat
dengan maksud untuk mempersiapkan dalam BAP pembunuhan bahwa yang menjadi
atau mempermudah pencurian itu, atau korban pembunuhan adalah ibu kandung dari
bila terpergok, untuk memungkinkan tersangka, maka dikenakan pasal 5 huruf a Jo
diri atau peserta lainnya untuk Pasal 44 ayat 3 UU No. 23 tahun 2004 tentang
melarikan diri... (BAP pencurian, LP penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
106). dan atau pasal 340 KUHP Sub Pasal 338
KUHP. Frasa kekerasan dalam rumah tangga
Berdasarkan pembuktian data (17a) di dapat digantikan dengan kata aniaya yang
atas, frasa tertangkap tangandapat digantikan bermakna ‘perbuatan bengis (penyiksaan,
dengan kata terpergok, karena makna dan kelas penindasan)’ (KBBI, 1989:39). Kata aniaya
kata yang terkandung sama dan tidak mengubah berkategori nomina, sehingga besar
makna dalam kalimat tersebut. kemungkinan kata tersebut dapat
(2)Gaya bahasa metafora yang berkategori menggantikan. Penggantian kata tersebut dapat
nomina dibuktikan dengan:
Nomina adalah kata benda, secara
sintaksis tidak dapat didampingi kata tidak, (18a)Ia (LGWN) telah diperiksa dan
namun dapat didahului kata dari (Kridalaksana, didengar keterangannya sebagai
1990:51). Penggunaan gaya bahasa metafora saksi dalam perkara tindak pidana
yang berkategori nomina dalam BAP tindak dengan sengaja melakukan
pidana pembunuhan bagian Bab Pendahuluan aniayaterhadap orang yang masih
pada data (18) berikut: sedarah dan hidup dalam rumah
tangganya yang menyebabkan mati
(18)Ia (LGWN) telah diperiksa dan dan atau merencanakan terlebih
didengar keterangannya sebagai saksi dahulu menghilangkan jiwa orang
dalam perkara tindak pidana dengan lain atau setidak-tidaknya dengan
sengaja melakukan kekerasan dalam sengaja melukai berat orang lain
rumah tangga terhadap orang yang yang menjadikan mati orangnya
masih sedarah dan hidup dalam rumah (BAP pembunuhan, LP39).
tangganya yang menyebabkan mati dan
atau merencanakan terlebih dahulu Berdasarkan pembuktian data (18a) di
menghilangkan jiwa orang lain atau atas, frasa kekerasan dalam rumah tangga
setidak-tidaknya dengan sengaja dapat digantikan dengan kata aniaya, karena
melukai berat orang lain yang makna dan kelas kata yang terkandung sama
menjadikan mati orangnya (BAP dan tidak mengubah makna dalam kalimat
pembunuhan, LP 39). tersebut.
b. Personifikasi
Pada data (18) di atas frasa kekerasan Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan
dalam rumah tangga termasuk dalam gaya yang menggambarkan benda-benda mati atau
bahasa metafora. Makna kekerasan dalam rumah barang-barang yang tidak bernyawa seolah-
tangga yaitu perbuatan seorang atau sekelompok olah memiliki sifat kemanusiaan (Keraf,
orang yang menyebabkan cidera atau matinya 1996:140). Penggunaan gaya bahasa
seorang dalam rumah tangganya (istri, suami, personifikasi dalam BAP berupa kategori
anak, pembantu rumah tangga). Berdasarkan nomina. Data yang menunjukkan penggunaan

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 12


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

gaya bahasa personifikasi dalam BAP sebagai tersebut.


berikut.
(1) Gaya bahasa personifikasi yang berkategori Kesimpulan
nomina Berdasarkan analisis data yang telah
Nomina adalah kata benda, secara dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
sintaksis tidak dapat didampingi kata tidak, BAP tindak pidana persetubuhan, pencurian,
namun dapat didahului kata dari (Kridalaksana, pembunuhan, dan perusakan tanaman di Polres
1990:51). Penggunaan gaya bahasa personifikasi Jember terdapat istilah-istilah khusus tetentu
yang berkategori nomina dalam BAP tindak sesuai dengan bahasa hukum Indonesia.
pidana persetubuhan bagian Bab Penutup pada Penggunaan diksi dan gaya bahasa dalam BAP
data (19) berikut: disesuaikan dengan kebutuhan dalam
penulisan BAP oleh penyidik.
(19)Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini Diksi yang terdapat dalam BAP tindak
dibuat dengan kekuatan sumpah pidana di Polres Jember menggunakan kata
jabatan, ditutup dan ditandatangani di bersinonim, kata bermakna denotasi, kata
Jember (BAP persetubuhan, LP1295). bermakna konotasi, singkatan dan akronim.
Diksi yang menggunakan kata bersinonim
Pada data (19) di atas frasa kekuatan dalam BAP berdasarkan kelas kata dapat
sumpah jabatan termasuk gaya bahasa dibagi menjadi dua, yaitu: kata bersinonim
personifikasi. Kata kekuatan pada umumnya yang berkategori verba, dan nomina. Terdapat
digunakan pada manusia, dalam BAP kata kata dan frasa yang bersinonim dalam BAP
kekuatan digunakan untuk menyertai frasa tersebut memiliki makna yang hampir sama,
sumpah jabatan yang bermakna sumpah yang namun bentuk bahasa tersebut tetap digunakan
diucapkan ketika menjabat sebagai anggota Polri, untuk memberikan kejelasan dalam penyidikan
sumpah tersebut harus benar-benar dipatuhi dan di BAP dan berdasarkan acuan penulisan BAP
ditaati dalam menjalankan tugas sebagai anggota terdahulu.
Polri. Berdasarkan pemaknaan tersebut frasa Diksi yang menggunakan kata
kekuatan sumpah jabatan berkategori nomina, bermakna denotasi dalam BAP berdasarkan
frasa tersebut terdapat dalam BAP bagian Bap kelas kata dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
Penutup pada semua BAP tindak pidana. Kata denotasi yang berkategori verba, nomina,
kekuatan dalam frasa kekuatan sumpah jabatan pronomina, dan konjungsi. Secara umum
dapat digantikan dengan kata kekuasaan, yang makna yang terdapat dalam BAP bermakna
berrmakna ‘kemampuan’, ‘kesanggupan’ (KBBI, denotasi karena ciri dari bahasa hukum bersifat
1989:468). Kata kekuasaan berkategori nomina, monosemantik, dan maknanya tersebut lebih
sehingga besar kemungkinan kata tersebut dapat dikhususkan berdasarkan kebutuhan
menggantikan. Penggantian kata tersebut dapat pemakaian bentuk bahasa tersebut. Diksi yang
dibuktikan dengan: menggunakan kata bermakna konotasi dalam
BAP berdasarkna kelas kata dapat dibagi
(19a)Demikian Berita Acara Pemeriksaan menjadi dua, yaitu: kata bermakna konotasi
ini dibuat dengan kekuasaan sumpah yang berkategori verba dan nomina. Adanya
jabatan, ditutup dan ditandatangani di makna konotasi dalam BAP membuat
Jember. (BAP persetubuhan, LP 1295). penggunaan bentuk bahasa yang lebih
bervariasi, hal tersebut dapat menjadi
Berdasarkan pembuktian data (19a) di pertimbangan bahwa dalam menentukan
atas, kata kekuatan dalam frasa kekuatan sumpah makna bentuk bahasa pengetahuan latar
jabatan dapat digantikan dengan kata kekuasaan, belakang penggunaan bahasa tersebut sangat
karena makna dan kelas kata yang terkandung diperlukan.Diksi yang menggunakan singkatan
sama dan tidak mengubah makna dalam kalimat dalam BAP berdasarkna kelas kata dapat

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 13


Volume 1 (1) Juni 2015 PUBLIKA BUDAYA Halaman 1-14

dibedakan menjadi dua, yaitu: singkatan yang Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta:
berkategori nomina dan konjungsi. Diksi yang Pustaka Pelajar.
menggunakan akronim dalam BAP berdasarkan
kelas kata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
akronim yang berkategori nomina dan
demonstrativa. Singkatan dan akronim dalam
BAP digunakan untuk mempermudah penulisan
dalam BAP.
Gaya bahasa yang terdapat dalam BAP
tindak pidana di Polres Jember meliputi
penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat yaitu gaya bahasa repetisi. Gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna yaitu gaya
bahasa retoris jenis eufemisme dan pleonasme.
Gaya bahasa kiasan jenis metafora dan
personifikasi. Gaya bahasa yang terdapat dalam
BAP di Polres Jember secara keseluruhan
memiliki makna yang disesuaikan dengan
penggunaan bentuk bahasa dalam BAP.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989.


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Bahasa.

Hadikusuma, Hilman. 1992. Bahasa Hukum


Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.

Keraf, Gorys. 1996. Diksi dan Gaya Bahasa


Komposisi Lanjutan I. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Ningsih, Sri et al. 2007. Bahasa Indonesia Untuk


Mahasiswa. Yogyakarta: Penerbit Andi
dan Universitas Negeri Jember.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif


(Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung:
PT Refika Aditama.

Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015 14

Anda mungkin juga menyukai