Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
Andreas tidak sadar dan mengeluarkan suara ngorok, bila dipanggil tidak merespon, bila
dirangsang nyeri pada kuku jari manis kanan Andreas baru membuka mata dan menarik
lengan kanan ke tubuh. Pada saat yang bersamaan, Andreas mengeluarkan suara erangan.
Tanda Vital : Terlihat sesak nafas (RR: 32x/menit), TD: 110/70 mmHg, HR: 108x/menit,
Temp. axilla 36,2OC
Kepala: Pada region retro auricular sinistra terdapat hematom ukuran 1x4 cm memanjang
sejajar daun telinga, brill hematom kiri.
Leher: Terlihat trakea ditengah, vena jugularis tidak terlihat, lainnya dalam batas normal
Toraks:
Inspeksi
Auskultasi
Bising nafas: toraks kiri vesikuler menjauh, toraks kanan vesikuler normal
Bunyi jantung: Terdengar jelas, frekuensi 108x/menit
Palpasi
Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII
Stem fremitus tidak dapat diperiksa
Perkusi
Kanan: sonor
Kiri: hipersonor
Abdomen: Inspeksi: datar, tidak tampak memar, auskultasi: bising usus 8x/menit, palpasi:
nyeri tekan (-)
Identifikasi Masalah
Inspeksi
Auskultasi
Bising nafas: toraks kiri vesikuler menjauh, toraks kanan vesikuler normal
Bunyi jantung: Terdengar jelas, frekuensi 108x/menit
Palpasi
Perkusi
Kanan: sonor
Kiri: hipersonor
Analisis Masalah
“ SEMENITE “ , yaitu :
S : Sirkulasi (Meliputi stroke dan penyakit jantung)
E : Ensefalitis (Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik/
sepsis yang mungkin melatar-belakanginya atau muncul secara bersamaan)
M : Metabolik (Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma
hepatikum)
E : Elektrolit (Misalnya diare dan muntah yang berlebihan)
N : Neoplasma(Tumor otak baik primer maupun metastasis)
I : Intoksikasi (Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat
menyebabkan penurunan kesadaran)
T :Trauma (Terutama trauma kapitis: komusio, kontusio, perdarahan epidural,
perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada)
E : Epilepsi (Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat
menyebabkan penurunan kesadaran)
c. Apa makna Andreas langsung pingsan namun bila dipanggil terbangun tapi pingsan
kembali?
Menunjukkan adanya suatu lucid interval (masa sadar setelah pingsan sehingga
kesadaran menurun lagi) yang merupakan gejala khas yang terjadi pada perdarahan
epidural.
e. Apa dampak terhadap tubuh Andreas yang baru dibawa ke UGD 30 menit setelah
kejadian?
Penurunan kesadaran yang lebih dan herniasi cerebral.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru. Ventilasi paru
mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi. Udara
yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih
negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan
masuk ke alveoli.
Hukum Boyle’s :
Jika volume meningkat maka tekanan menurun.
Jika volume menurun maka tekanan meningkat.
Inspirasi → bersifat aktif
Selama inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma dan intercosta eksterna, hal ini
akan meningkatkan volume intrathorak → menurunkan tekanan intratorak →
tekanan intrapleural makin negatif → paru berkembang → tekanan intrapulmonary
menjadi makin negatif → udara masuk paru.
Ekspirasi → bersifat pasif
Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini
akan menurunkan volume intratorak → meningkatkan tekanan intratorak →
tekanan intrapleural makin positif → paru mengempis → tekanan intrapulmonal
menjadi makin positif → udara keluar paru.
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi,
dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri
pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian
respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di
kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi
paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar
sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau
tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan
perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal
= V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0
lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :
Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8
Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt
c. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke
dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi.
Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan
tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi
masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45
mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
g. Apa penyebab dan mekanisme sulit bernapas dan mengeluarkan suara ngorok?
Fraktur costae VIII costae menusuk jaringan paru terbentuk sisa jaringan
terjadi shunting sulit bernapas
Penurunan kesadaran otot-otot lidah tidak mampu menahan lidah lidah jatuh
kebelakang menutup saluran pernapasan mengeluarkan suara ngorok
Tulang Tengkorak
Terdiri dari kalvarium dan basis kranii. Rongga tengkorak dasar dibagi 3 fosa :
D. Otak
1. Serebrum
Terdiri atas hemisfer kanan dan kiri dipisahkan oleh falks serebri yaitu lipatan
durameter yang berada di inferior sinus sagitalis superior. Hemisfer kiri terdapat
pusat bicara.
2. Serebelum
Berfungsi dalam kordinasi dan keseimbangan dan terletak dalam fosa posterior
berhubungan dengan medulla spinalis batang otak dan kedua hemisfer serebri.
3. Batang otak
Terdiri dari mesensefalon (midbrain) dan pons berfungsi dalam kesadaran dan
kewaspadaan, serta medulla oblongata yang memanjang sampai medulla
spinalis.
E. Cairan Serebrospinalis
Normal produksi cairan serebrospinal adalah 0,2-0,35 mL per menit atau sekitar
500 mL per 24 jam . Sebagian besar diproduksi oleh oleh pleksus koroideus
yang terdapat pada ventrikel lateralis dan ventrikel IV. Kapasitas dari ventrikel
lateralis dan ventrikel III pada orang sehat sekitar 20 mL dan total volume
cairan serebrospinal pada orang dewasa sekitar 120 mL Cairan serebrospinal
setelah diproduksi oleh pleksus koroideus akan mengalir ke ventrikel lateralis,
kemudian melalui foramen interventrikuler Monro masuk ke ventrikel III ,
kemudian masuk ke dalam ventrikel IV melalui akuaduktus Sylvii, setelah itu
melalui 2 foramen Luschka di sebelah lateral dan 1 foramen Magendie di
sebelah medial masuk kedalam ruangan subaraknoid, melalui granulasi
araknoidea masuk ke dalam sinus duramater kemudian masuk ke aliran vena
Tekanan Intra kranial meningkat karena produksi cairan serebrospinal melebihi
jumlah yang diabsorpsi. Ini terjadi apabila terdapat produksi cairan
serebrospinal yang berlebihan, peningkatan hambatan aliran atau peningkatan
tekanan dari venous sinus. Mekanisme kompensasi yang terjadi adalah
transventricular absorption, dural absorption, nerve root sleeves absorption dan
unrepaired meningocoeles. Pelebaran ventrikel pertama biasanya terjadi pada
frontal dan temporal horns, seringkali asimetris, keadaan ini menyebabkan
elevasi dari corpus callosum, penegangan atau perforasi dari septum
pellucidum, penipisan dari cerebral mantle dan pelebaran ventrikel III ke arah
bawah hingga fossa pituitary (menyebabkan pituitary disfunction).
F. Tentorium
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi ruang :
b. Apa penyebab tampak memar disekitar mata kiri dan belakang telinga kiri serta
keluar darah dari telinga kiri?
Karena adanya perdarahan intrakranial yang disebabkan karena trauma capitis yang
dialami Andreas sehingga membentuk hematom epidural.
4. a. Apa interpretasi keadaan umum Andreas?
Berasarkan GCS, Andreas mengalami cedera kepala berat dengan nilai GCS 8
yaitu Eye=2, Verbal=2, Movement=4.
c. Bagaimana hubungan penurunan kesadaran dengan mengeluarkan suara ngorok?
Penurunan kesadaran otot-otot lidah tidak mampu menahan lidah lidah jatuh
kebelakang menutup saluran pernapasan mengeluarkan suara ngorok
6. Apa interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan fisik kepala dan leher?
Pemeriksaan fisik kepala
Hematom : menunjukkan adanya perdarahan intrakranial
Brill Hematom : menunjukkan terjadinya fraktur basis cranii anteromedial
Pemeriksaan fisik leher
Trakea terlihat ditengah : menyingkirkan diagnosis terjadinya tension pneumothoraks
Inspeksi
Auskultasi
Bising nafas toraks kiri vesikuler menjauh akibat akumulasi udara yang
berkumpul dalam paru kiri sehingga suara paru sulit didengar
Bunyi jantung: Terdengar jelas, frekuensi 108x/menit kompensasi tubuh
Palpasi
Nyeri tekan sekitar memar, krepitasi (+) pada costae VIII akibat dari fraktur
costae VII
Perkusi
Dilakukan dengan initial assessment yang terdiri dari primary survey dan secondary
survey.
1. Primary survey
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
f.
2. Secondary survey
13. Apa yang akan terjadi jika kasus tidak ditangani secara komprehensif?
Herniasi cerebral
Tension pneumothoraks
Kematian
14. Bagaimana peluang kesembuhan kasus?
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam
Kesimpulan
Jatuh dari
ketinggian
Trauma capitis
Trauma thoraks
(Fraktur basis
cranii
anteromedial)
Pneumothoraks Krepitasi
Kesadaran menurun
Pre-syok
(GCS 8)
HR meningkat
Takipnea Hipersonor Vesikuler menjauh
Kompensasi
TD 110/70 mmHg