Konferensi meja bundar berlangsung di Den Haag pada 23 Agustus 1949 hingga 2 November
1949.Delegasi Indonesia yang dipilih pada 4 Agustus 1949 terdiri atas Drs. Moh Hatta,Mr. Moh
Roem,Prof Dr.Mr Soepomo,Dr.J.Leimena,Mr. Ali Sastromidjojo,Ir.Djuanda,Dr.Sukiman,Mr.Suyono
Hadinoto,Dr Sumtro Djojohadikusumo,Mr.Abdul Karim Pringgodigdu,Kolonel T.B.Simatupang,dan
Mr.Sumardi.Delegasi Belanda diketuai oleh Dr.Van Maar Seveen. Delegasi BFO diketuai oleh Sultan
Hamid II. Delegasi UNCI dipimpin oleh Chritchley.
Setelah melalui perdebatan panjang dan melelahkan, tercapailah beberapa keputusan penting pada 2
November 1949, yaitu sebagai berukut :
1. Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember
1949
2. Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun berikutnya
3. Untuk keamanan Indonesia,akan dibentuk APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat)
dengan TNI sebagai intinya
4. KNIL akan dibubarkan dan para bekas anggota KNIL digabungkan ke APRIS
5. RI haus membyar utang belanda,terhitung sejak tahun 1942.
6. RI akan mengenbalikan hak milik belanda dan memberikan hak konsesi dan izin baru untuk
perusahaan-perusahaan belanda
7. akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama sukarela dan sederajat
Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar, pada 27 desember 1949, diadakan acara
penyerahan kekuasaan dari Belandakapad Indonesia, baik di Jakarta maupun di negeri Belanda.
Kabinet RIS ini merupakan zaken cabinet, artinya mengutamakan keahlian para anggotanya
dan bukan cabinet kualisi yang bersandar pada kekuatan partai-partai politik. Anggota
kabinet ini sebagian besar pendukung unitarisme.
Dengan diangkatnya Ir. Soekarno, presiden RI menjadi presiden RIS, pada 27 Desember
1949, Mr. Asaat, ketua KNIP, di tunjuk sebagai presiden RI. Pelantikan diadakn dengan
upacara serah terima jabatan dari Ir. Soekarno kepada Mr. Asaat. Dengan demikian,
lengkaplah organisasi kenegaraan RIS.
Pada 8 Maret 1950, pemerintah RIS dengan persetujuan DPR dan senat RIS mengeluarkan
Undang-Undang Darurat no11 tahun 1950 tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan
RIS. Berdasarkan UU Darurat itu, satu per satu Negara-negara bagian menggabungkan diri
kembali dengan RI yang berpusat di Yogyakarta. Akhirnya, hingga 5 april 1950, RIS hanya
tinggal 3 yaitu: RI, Negara Sumatera timur (NST), Negara Indonesia Timur(NIT).
Dalam rapat gabungan perlemen dan senat RIS, 15 agustus 1950, Ir. Soekarno selaku
presiden RIS, membaca piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada
hari itu juga presiden Soekarno ke Yogyakarta untuk menerima kembali jabatan Presiden RI
dari pemangku sementara jabatan presiden RI, yaitu Mr. Assat. Dengan demikian,
berakhirlah negaraa RIS. Pembubaran resmi RIS berlangsung pada 17 Agustus 1950 dan
Negara Kesatuan Republik indonesia terwujud kembali.