Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Pengertia Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling bergantungan. (Depkes RI, 2013)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranananya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan
(Salvicious G Bailon dan Aracelis, 2015)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental
emosional serta budaya dari tiap keluarga (Duvall dan Logan, 1986)
Keluarga merupakan dua atau lebih individu bergabung karena ikatan tertentu untuk
berbagi pengalaman dan pendekatan emosional dan mengidentifikasi diri mereka
sebagaimanan bagian dari keluarga (Friedman, 2013)
Dari beberapa defenisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas dua atau lebih individu, adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi diantara
sesame anggota keluarga, setiap keluarga mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menunjukkan kepada keluarga bagaimana keluarga tersebut
diorganisasikan dan cara dimana unit-unit tersebut ditata serta bagaimana komponen tsb
berhubungan satu sama lainnya.Terdapat 4 dimensi struktur keluarga (Friedman, 2013) :
a. Pola dan proses komunikasi
Dimensi komunikasi keluarga sebagai suatu proses simbolik, tradisional untuk
menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga. Komunikasi
menunjukkan proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan, pendapat.
Komunikasi sukses bila ide-ide dan pesan yang disampaikan dapat dimengerti.
Komunikasi keluarga berfungsi baik bila ada kehangatan, keterbukaan dan jujur dapat
meningkatkan kreativitas anak sehingga menumbuhkan kemandirian anak dan akhirnya
tercipta tumbuh kembang anak yang sukses.
b. Struktur Peran
Dimensi peran merupakan target dari apa yang diharapkan dan diuraikan yang
harus dilakukan individu pada situasi tertentu untuk mencapai tujuan. Posisi individu
dalam sosial masyarakat misalnya istri, suami, anak. Setiap posisi ada perilaku yang
diharapkan. Stress peran terjadi bila keluarga tidak dapat memenuhi tuntutan
masyarakat sehingga individu sebagai anggota keluarga merasa cemas dan khawatir
serta bersalah tentang perannya kemudian timbul konflik peran dimana di antara
beberapa peran harapan berbeda dari luar harapan individu.
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
berhubungan dg individu dlm posisi dan situasi tertentu. Peran individu dlm keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga :
1. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anaknya berperan sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, saat ini peran ayah sebagai pencari nafkah.
2. Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya, Ibu berperan mengurus rumah tangga, pelindung
sebagai anggota kelompok sosialnya dan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko, sosial sesuai dg tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual, dan saat ini anak berperan sebagai anak.
c. Struktur kekuatan
Dimensi struktur kekuatan merupakan kemampuan (potensial/actual) dari individu
untuk mengontrol atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain. Hasil dari
struktur kekuatan keluarga sangat menentukan untuk mencapai proses pengambilan
keputusan yang dapat berupa consensus, tawar-menawar, kompromi dan paksaan.
d. Nilai-nilai Keluarga
Dimensi nilai keluarga merupakan ciri sentral dari system kepercayaan individu karena
kualitas keabadian mereka. Nilai merupakan pedoman bagi setiap tindakan. System,
ide-ide, sikap dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Dari nilai terbentuklah norma keluarga dimana pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu berdasarkan system nilai dalam keluarga. Bila sesuai dengan
nilai maka terbentuklah aturan dan kebiasaan dalam keluarga.
3. Fungsi Keluarga
Didefenisikan sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga. Struktur keluarga
akhirnya di evaluasi dengan bagaimana keluarga mampu memenuhi fungsi-fungsi
keluarga yaitu tujuan-tujuan yeng penting bagi anggotanya dan masyarakat. Terdapat 5
fungsi keluarga yang saling berhubungan erat (Friedman, 2013)
a. Fungsi Afektif
Merupakan fungsi internal dari keluarga yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial yang memberikan dampak keluarga gembira dan bahagia. Bila fungsi
afektif keluarga berjalan dengan optimal maka anggotanya dapat mengembangkan
konsep diri yang positif. Keluarga dapat saling mengasuh dengan cinta kasih, saling
menerima dan saling mendukung. Adanya ikatan dan saling menghargai dapat
mempertahankan iklim yang positif dalam keluarga.
b. Fungsi Sosial
Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan individu dimana terjadinya
interaksi sosial anggota keluarga dapat belajar berperan di lingkungan sosial yang
dilakukan semenjak lahir samapai akhir kehidupan. Keluarga merupakan tempat
sosialisasi dimana anggotanya dapat belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan interaksi.
c. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas keluarga antar
generasi dan masyarakat yaitu menyediakan tenaga kerja bagi masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi meliputi tersedianya sumber-sumber dari keluarga secara cukup.
Financial dengan memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Disamping itu
mendapatkan sumber-sumber untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan termasuk meningkatkan status kesehatan anggota keluarga secara
individual merupakan bagian paling relevan dari fungsi keluarga. Keluarga
bertanggung jawab dalam merawat anggota keluarga dengan penuh kasih sayang.
Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga dan menggunakan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Tipe Keluarga
a.Keluarga Inti (Nuclear Family), keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b.Keluarga Besar (Extended Family), keluarga inti ditambah dengan sanak saudara
seperti nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.Keluarga Berantai (Serial Family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.Keluarga duda/janda (Single Family), keluarga terjadi karena perceraian / kematian.
e.Keluarga Komposisi (Composite Family), keluarga yang perkawinanya berpoligami.
f.Keluarga kabitas (Cahabitation Family), dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk satu keluarga.

B. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga


Teori perkembangan keluarga menguraikan tentang perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu teori tahap perkembangan. Tahap
perkembangan dianggap masa-masa stabilitas relative yang secara kuantitatif dan kualitatif
berbeda dari tahap-tahap yang berdekatan (Morderer and Hill, 1983)
Asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga menurut Aldous 1978 adalah :
1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama
dan dapat diprediksi karena jika keluarga tidak mampu melewati tugas
perkembangannya dengan baik maka keluarga akan mengalami gangguan pada tahap
tugas perkembangan yang berikutnya, misalnya keluarga yang baru menikah memiliki
tugas perkembangan yaitu saling memahami dan ketika mereka masuk ke keluarga
dengan bayi mereka harus mengetahui peran masing-masing.
2. karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai
tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.
3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan mereka
sendiri dan oleh konteks budaya dan masyarakat.
4. Terdapat kecenderungan pada keluarga utk memulai sebuah awal/akhir kelihatan jelas.
Formulasi tahap perkembangan keluarga yg paling banyak digunakan utk keluarga
inti dg dua orangtua adalah delapan tahap siklus kehidupan keluarga (Duvall, 1977).
Tahap-tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dibagi menjadi 8 tahap yaitu :
1. Tahap I : Pasangan Baru/Keluarga baru menikah
Dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.

Tugas Perkembangan :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
b. Dua sumber keluarga digabungkan
c. Peran berubah
d. Fungsi baru diterima, belajar hidup bersama sambil memenuhi setiap kebutuhan
kepribadian mendasar.
e. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lainnya.
f. Keluarga Berencana.

2. Tahap II : Keluarga Child Bearing (kelahiran anak pertama)


Dimulai sejak anak pertama lahir sampai dengan berusia 30 bulan.
Tugas Perkembangan :
a. Perubahan peran menjadi orangtua.
Perubahan hidup yang sulit, masa transisi, tugas kritis.
Masalah :
1. Suami merasa diabaikan
2. Peningkatan perselisihan dan argumentasi suami dan istri
3. Interupsi dalam jadwal dan argumentasi suami dan istri
4. kehidupan seksual dan sosial terganggu
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
Peran, Interaksi, Kebutuhan-kebutuhan.
Kebutuhan anak :
1. keselamatan, keterbatasan
2. Toilet training, komunikasi baik
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangannya
1. Pembentukan kembali pola komunikasi
2. Pembentukan perasaan, perkawinan
3. Hubungan seksual menurun
4. Konseling KB
d. Hub perkawinan kokoh / bergairah sangat penting bagi stabilitas dan moral keluarga.
Masalah-masalah kesehatan :
1. Pendidikan maternitas
2. Perawatan bayi yang baik, Imunisasi, Tumbuh kembang
3. Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini
3. Tahap III : Keluarga dengan anak Pra Sekolah
Pada tahap perkembangan pada anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama
berusia dua setengah tahun (2,5 tahun) dan berakhir pada anak berusia 5 tahun, keluarga
lebih majemuk dan berbeda.
Karakteristik keluarga pada anak pra sekolah :
1. Kelompok bermain, dimulai ketika anak berusia 2,5 tahun sampai pada usia 5 tahun.
2. Keluarga terdiri dari 3 – 5 anggota keluarga atau lebih dg posisi ayah sebagai suami,
ibu sebagai isteri, anak laki-laki dan anak perempuan.
3. Keluarga lebih majemuk dan berbeda serta memiliki beraneka ragam kesibukan.
4. Pada umumnya orang tua sibuk bekerja. Biasanya isteri juga bekerja.
5. Anak-anak mencapai perkembangan otonomi dan memenuhi kebutuhan sendiri.
6. Anak-anak seang bermain dengan kelompok-kelompok seusianya.
7. Menghadapi proses berpisah dg anak ketika anak masuk pada kelompok bermain.

4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah


Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun – 13 tahun
a. Jumlah keluarga meningkat
b. Anak-anak banyak kegiatan dan keinginan
c. Orang tua mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya
d. Orang tua belajar berpisah
Tugas Perkembangan :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak Remaja
Dimulai saat anak berusia 13 sampai 20 tahun. Remaja menghendaki kebebasan.
Perubahan yang dialami yaitu, kognitif, pembentukan identitas, pertumbuhan biologis.
Sangat diperlukan komunikasi dan saling pengertian antara orang tua dan anak.
Tugas Perkembangan :
a.Memberikan kebebasan seimbang dengan tanggung jawab, meningkatkan otonominya.
b.Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
c.Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
d.Perubahan system peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan, yaitu penyalahgunaan obat terlarang, patah tulang, cedera.
Fungsi perawat :
Melakukan perawatan pada anak remaja terutama terhadap penyalah guaan obat-obatan
terlarang, pergaulan bebas. Memperhatikan peningkatan kesehatan seperti: nutrisi, aktivitas,
istirahat, dan pencegahan penyalah gunaan obat-obat terlarang..
Peran Perawat Keluarga
Perawat kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugasnya sebagai perawat kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah sbb :
• Pendidik : Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatannya.

• Pelaksana : Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat
dapat mendemonstrasikan asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga, dengan
harapan nantinya keluarga dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit.

• Fasilitator : Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam


menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Kendala yang sering
dihadapi keluarga adalah keraguan menggunakan pelayanan kesehatan seperti sistem
rujukan dan dana sehat yang ada di masyarakat. Agar dapat melaksanakan peran
fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan (sistem rujukan dan dana sehat).

• Penemu kasus : Peran perawat komunitas juga sangat penting adalah mengidentifikasi
masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
• Modifikator lingkungan : Dalam menciptakan lingkungan yang sehat, perawat keluarga
perlu memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat.

6. Tahap VI : Keluarga dengan anak Dewasa (Pelepasan)


Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah sampai dengan anak terakhir.
Lamanya tergantung dengan jumlah anak atau banyaknya anak yang belum menikah dan
tinggal di dalam rumah.
Tugas Perkembangan :
a. Memperluas keluarga into, penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
b. Mempertahankan keintiman keluarga
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Membantu orang tua, suami atau isteri yang sedang sakit, dan memasuki masa tua
Faktor Resiko :
a. Kurang kemampuan dalam memecahkan masalah, Perilaku denial
b. Konflik antara orang tua dan anak, Ras dan etnis keluarga inti
c. Nilai keluarga keras, tidak fleksibel, agresif dan kompetisi
d. Pola perilaku dan gaya hidup menyebabkan penyakit kronik
Masalah kesehatan, yaitu masalah komunikasi dewasa muda dengan orang tua, peran
suami atau isteri, kondisi kesehatan kronis, masalah menopause, efek-efek minum,
merokok dan diet, depresi, kelahiran cucu, kematian seseorang yang dicintai.
Peran Perawat :
• Partisipasi dalam organisasi komunitas dalam habits control
• Educator : guru dalam pemecahan masalah issue dg gaya hidup dan kebiasaan
• Berpartisipasi dalam organisasi komunitas untuk control lingkungan
• Penemu kasus di rumah dan komunitas
• Caregiver : Mengecek untuk hipertensi, papsmear, pemeriksaan payudara,
kesehatan mental dan perawatan gigi
• Konselor dalam transisi atau perpindahan menopause.

7. Tahap VII : Orang Tua Usia Pertengahan


Dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pension atau
salah satu pasangan meninggal dunia. Merupakan masa sulit dan berat dimana terjadi
proses penuaan, hilangnya anak, perasaan bersalah. Dikatakan sebagai masa yang sulit
karena merpakan masa dimana terjadi perubahan total dalam hidup keluarga tersebut nulai
dari pension dari pekerjaan rutin dimana terjadi penurunan kemampuan financial,
kehilangan anak-anak karena menikah dan meninggalkan keluarga, keluarga menjadi
bersalah jika ada anak-anak mereka belum atau kurang berhasil dalam hidup mandiri.
Tugas Peerkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
Mempertahankan kesehatan dengan olah raga, pengontrolan berat badan, diet
seimbang, cukup istirahat. Muncul ketidakpuasan, perasaan bosan, stress. Pengupayaan
hobby dan aktivitas diwaktu luang, perbaikan gaya hidup.
Masalah Kesehatan :
a. Promosi kesehatan
b. Masalah hubungan dengan perkawinan anak-cucu
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-cucu
d. Masalah berhubungan dengan perawatan

8. Tahap VIII : Keluarga Lanjut Usia


Dimulai salah satu meninggal atau pension sampai dengan keduanya meninggal.
Persepsi dapat berbeda diantara lansia
a. Sikap masyarakat terhadap lansia : lansia dilarang produktif
b. Kehilangan yang lazim bagi lansia dan keluarga.
Tugas Kesehatan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan teman, pasangan
c. Mempertahankan keakraban suami/isteri
d. Mempertahankan hubungan dengan anak sosial masyarakat
e. Melakukan life review
Masalah Kesehatan :
a. Menurunnya fungsi
b. Menurunnya kekuatan fisik, sumber financial
c. Kerentanan psikologis
d. Promosi kesehatan
C. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses kompleks bersifat dinamis,
menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota keluarga dengan
menggunakan metode ilmiah.
Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Identitaas kepala keluarga yang menjadi penanggung jawab keluarga
2) Komposisi Keluarga
3) Genogram
4) Tipe atau bentuk keluarga : bentuk keluarga dan masalah yang muncul berkaitan
dengan bentuk keluarga tersebut.
5) Latar belakang budaya : kebudayaan keluarga, jaringann sosial yang diikuti keluarga,
adaptasi keluarga terhadap kebudayaan yang berbeda dimana keluarga tinggal
6) Kegiatan keagamaan, keyakinan seluruh anggota keluarga dan nilai-nilai yang
menjadi prinsip dalam keluarga
7) Status sosial ekonomi keluarga, pencari nafkah utama berkeluarga, bagaimana cara
pengaturannya di rumah tangga, dilihat dari barang-barang rumah tangga yg dimiliki
8) Kegiatan waktu luang/rekreasi : kegiatan rekreasi keluarga yang biasa dilakukan
dalam tiap minggu atau tiap hari
9) Kebiasaan hidup sehari-hari : mencakup kebiasaan makan, kebiasaan istirahat,
kebiasaan tidur, kebiasaan menyiapkan makanan..

b. Tahap Perkembangan dan Riwayat Keluarga


Tahap perkembangan keluarga sesuai dengan kelahiran atau usia anak pertama, adanya
persaingan antara anak, bagaimana kepala keluarga memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
menciptakan keamanan dan kenyamanan keluarga, riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit diderita anggota keluarga, kelahiran anak, riwayat keluarga asal kedua orang tua.
c. Data Lingkungan.
Kaji bentuk dan tipe rumah, bagaimana lingkungan sekitar, ventilasi, ukuran rumah,
bentuk bangunan, kondisi dapur, pengadaan air bersih, jamban, kaji perabotan rumah
tangga yang dimiliki keluarga dan cara pengaturannya. Kaji perasaan keluarga terhadap
rumah tinggal dan kebutuhan pripaacy seluruh anggota keluarga. Kaji denah rumah
apakah sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Kaji karakteristik lingkungan rumah : tipe
lingkungan apakah tinggal di daerah kumuh, kota, pedesaan. Kaji apakah rumah dekat
dengan industry. Ketersediaan fasilitas di lingkungan tempat tinggal, kaji bagaimana
keadaan keamanan tempat tinggal keluarga terhadap kejahatan, kaji mobilitas keluarga
tentang berapa lama tinggal di lingkungan tersebut. Riwayat geografis keluarga apakah
berpindah-pindah. Kaji asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas : sejauh mana
keluarga memandang komunitasnya dan penggunaan fasilitas kesehatan yang ada serta
bagaimana keluarga memandang kegiatan yang ada dilingkungan. Kaji dukungan sosial
keluarga : kaji jaringan informal dan formal yang membantu keluarga bila ada masalah
dan bagaimana hubungan terhadap orang atau lembaga di lingkungannya.

d. Struktur Keluarga
✓ Kaji pola dan proses komunikasi keluarga
Kaji komunikasi dalam keluarga apakah fungsional dan disfungsional dan apakah pola
yg berulang serta bagaimana pesan-pesan emosional yg disampaikan dalam keluarga.

✓ Struktur Kekuatan Keluarga


Kaji siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, teknik apa yangdigunakan,
apakah ada yang dominan baik dalam masalah ekonomi maupun sosial serta keluarga
untuk merubah perilaku keluarga.

✓ Struktur Peran Keluarga


Kaji peran formal dan informal setiap anggota yg bisa mempengaruhi proses keluarga
✓ Nilai-nilai Keluarga
Kaji nilai-nilai yang dianut keluarga, apakah ada konflik dengan nilai yang dominan,
serta adakah nilai yang mempengaruhi status kesehatan keluarga.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Kaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memilii dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan yang diciptakan
keluarga dan bagaimana mengembangkan sikap saling menghargai anggota keluarga

2). Fungsi Sosial


Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga, sejauh mana keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3). Fungsi Perawatan Keluaarga
Kaji bagaimana keluarga menyediakan :

✓ Makanan
Kaji berapa kali anggota keluarga makan dalam sehari, menu makan siang siang 3 hari
terakhir, cara mempersiapkan, mengolah dan menyimpan makanan, adakah makanan
pantangan atau yang dilarang agama dan makanan yg disukai masing anggota keluarga
✓ Pakaian
Kaji penampilan keluarga saat dikunjungi dan asesoris yang digunakan Perawatan
anggota keluarga sakit, Kaji kebiasaan keluarga tentang cara pengobatan bila ada
anggota keluarga yang sakit, apakah menggunakan sarana kesehatan yang tersedia dan
apa yang dilakukan bila ada yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit dan kesanggupan keluarga
dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga :

1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan


2) Keluarga mamapu mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan.
4. Fungsi Reproduksi
Kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan keluarga tentang keluarga berencana alat
kontrasepsi yang digunakan.
5. Fungsi Ekonomi
Kaji sejauh mana keluarga memenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan dan sejauh
mana keluarga memanfaatkan barang kesejahteraan keluarga yg tersedia di masyarakat.
f. Koping Keluarga
1) Stressor keluarga jangka panjang dan pendek
2) Respon keluarga terhadap stressor
3) Penggunaan strategi koping dalam keluarga
4) Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga
5) Koping disfungdional
g. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan fisik dilakukan terhadap seluruh anggota keluarg.

2. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisa data untuk :
1. Menyortir data terperinci seperti kategori yang lebih luas seperti kategori yang
berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggota-anggota keluarga atau
data tentang rumah dan lingkungan

2. Mengelompokkan syarat-syarat yg berhubungan utk menentukan hub antara data tsb.

3. Membedakan atau memilah-milah data yang relevan dengan data yang tidak rlevan
untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan untuk mengerti dengan situasi
yang ada dan informasi apa yang tidak penting

4. Mengidentifikasi pola seperti fungsi fisiologik, perkembangan nutrisi/diet, koping


atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup.

5. Membandingkan pola dengan norma-norma atau standar kesehatan, fungsi keluarga


dan pendapat tentang petugas kesehatan

6. Menginterpretasikan hasil-hasil, lalu membandingkan untuk menentukan tanda-tanda


atau gejala-gejala deficit kesehatan yang spesifik, pemeliharaan kesehatan atau krisis
yg dapat diduga atau stress point dan penyebab yang mendasarinya.

7. Membuat kesimpulan atau menggambarkan kesimpulan tentang aadanya masalah


kesehatan yg dapat melengkapi utk tidak menampilkan tugas kesehatan keluarga.

3. Diagnosa Keperawatan
Masalah kesehatan adalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan promosi dan
atau pemeliharaan kesehatan dan pemulihan dari penyakit atau trauma. Diagnosa
keperawatan adalah masalah kesehatan menjadi diagnosa keperawatan, hal itu dijadikan
sebagai gangguan bagi keluarga untuk melakukan tugas kesehatan yang spesifik untuk
masalah kesehatan khusus. Diagnose keperawatan merupakan hasil akhir yang mempunyai 2
kajian keperawatan dalam praktek keperawatan keluarga.
a. Pengkajian Tingkat Pertama
Ancaman kesehatan, deficit kesehatan, stress poin atau krisis yg dapat diramalkan
b.Pengkajian Tingkat Kedua
Mendefinisikan sifat dasar dan jenis masalah keperawatan yang dihadapi keluarga dalam
. menampilkan kesehatan mengenai masalah kesehatan yang diberikan dan penyebab atau
. rintangan bagi pendapat keluarga. Keputusan klinis dalam menanggapi secara actual, resiko
. atau potensial masalah kesehatan/proses kehidupan (Nanda, 2013)
Jenis Diagnosa Keperawatan :
1. Aktual : sudah terjadi gangguan kesehatan pada keluarga
2. Resiko : sudah ada data yang terjadi menunjang terjadinya masalah kesehatan tetapi
belum terjadi gangguan
3. Potensial : keadaan sejahtera/wellness keadaan sejahtera sehingga dapat ditingkatkan.
Komponen-komponen diagnosa keperawatan :
1. Masalah
2. Penyebab
3. Tanda gejala
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :
1. Mempriritaskan masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah.
a. Kriteria I : sifat masalah : potensial, resiko, actual
b. Kriteria II : kemungkinan untuk diubah (mudah, sebagian, tidak dapat)
• Pengetahuan yg ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk mengenai masalah
• Sumber daya keluarga
• Sumber daya perawat
• Sumber daya masyarakat

c. Kriteria III : Potensial untuk dicegah (tinggi, cukup dan rendah)


• Kepeilikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
• Lamanya masalah : jangka waktu masalah itu ada.
• Tindakan yang sedang dijalankan : tindakan tepat dalam memperbaiki masalah
• Kelompok resiko tinggi atau kelompok yang sangat peka.

d. Kriteria IV : Menonjolnya masalah : persepsi keluarga terhadap masalah (masalah


. berat harus segera ditangani, masalah tidak dirasakan)
2. Tujuan dan target keperawatan dirumuskan
Hasil yang diharapkan
a. Keadaan-keadaan yang diobservasi untuk menunjukkan masalah adalah pencegahan,
pengontrolan, mengatasi atau mengeleminasi
b. Respon klien atau perilaku klien
3. Rencana Tindakan
a. Memutuskan membantu untuk mengatur keluarga agar mengurangi :
-Rintangan-rintangan untuk menampilkan tugas-tugas kesehatan
-Sebab-sebab yang mendasari untuk ditampilkannya tugas-tugas keseatan
4. Membangun Rencana Evaluasi
a. Kriteria standart berdasarkan target keperawatan
b. Metode/peralatan
4. Merumuskan Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Tujuan jangka panjang :
Mengacu untuk mengatasi masalah, meningkatkan kemampuan keluarga dalam
. memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan.
b. Tujuan jangka pendek :
Mengacu untuk mengatasi penyebab dengan lima tugas kesehatan keluarga :
• Mengenal masalah kesehatan
1) Pengertian
2) Tanda dan gejala
3) Faktor penyebab
4) Perseosi keluarga terhadap masalah

• Mengambil keputusan untuk merawat


1) Akibat lanjut bila suatu masalah tidak teratasi
2) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
3) Masalah dirasakan oleh keluarga
4) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami
5) Takut akan akibatnya, Sikap negative terhadap masalah kesehatan
6) Fasilitas kesehatan yang terjangkau
7) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, Informasi yang salah

• Merawat anggota keluarga


1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
4) Sikap keluarga terhadap sakit

• Memelihara/Memodifikasi lingkungan
1) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan
2)Pentingnya Higyene sanitasi
3) Upaya pencegahan penyakit
4) Kelompokkan anggota keluarga

• Memanfaatkan fasilitas kesehatan


1) Keberadaan fasilitas kesehatan
2) Keuntungan yang didapat
3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
4) Pelayanan terjangkau oleh keluarga terhadap petugas kesehatan
5) Pelayanan terjangkau oleh keluarga
5. Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan keluarga difokuskan untuk membantu keluarga
menampilkan tugas-tugas kesehatan :
a. Membantu keluarga menyadari adanya masalah kesehatan
b. Membimbing keluarga bagaimana memutuskan mengambil tindakan yang tepat bila
. ada masalah kesehatan, serta mengembangkan kemampuan keluarga dan senantiasa
. mengadakan perawatan bagi anggota keluarga
d. Memperbaiki kemampuan keluarga dan agar tersedianya lingkungan rumah yang
kondusif untuk memelihara kesehatan dan perkembangan anggota keluarga
e. Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memaanfaatkan sumber daya kesehatan
. yang ada di masyarakat
Tindakan keperawatan keluarga meliputi :
a. Memberikan informasi, serta identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
b. Motivasi sikap emosi yang sehat
c. Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan
d. Identfikasi sumber yang dimiliki keluarga, Konsekuensi tipe tindakan
e. Demontrasi cara tindakan, Gunakan alat dan fasilitas kesehatan yang ada
f. Mengawasi keluarga melakukan perawatan dirumah
g. Menemukan sumber daya yang dapat digunakan keluarga
h. Melakukan perubahan lingkungan seotimal mungkin
i. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga.
Hasil asuhan keperawatan keluarga dapat diukur dari tiga dimensi :
1. Keadaan fisik baik
2. Keadaan psikologis baik
3. Pengetahuan dan perubahan perilaku

6. Menentukan rencana evaluasi


a. Evaluasi kriteria
➢ Verbal/non verbal, melalui apa yang disebutkan dan respon non verbal yg ditunjukkan
➢ Psikomotorik : dapat melakukan sesuatu dengan arahan
➢ Afektif : ada perubahan perilaku yang ditunjukkan dengan kesadaran sendiri yang
menjadi kebiasaan

b. Evaluasi standar : target yang ingin dicapai.


DAFTAR PUSTAKA

Biyan, Logan. Barbara, dkk. (2015). Family Centered Nursing in The Community. Adisson
Wesley Publishing Company.
Citra, Agus. D, (2015). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta:
Trans Info Media.
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, Marilyn M. (2013). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi 3. Yasmin
Asih dkk. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid dkk. (2016). Buku Ajar Ilmu keperawatan Komunitas. Edisi 2. Jakarta:
Sagung Seto
Potter and Perry. (2016). Fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktek. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Setiawati, S. (2015). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta:
Trans Info Media
Suprayitno. (2013). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai