Presentasi Kasus Peb
Presentasi Kasus Peb
Dokter Pembimbing :
Disusun Oleh :
Peny Kurnia C.
(20120310072)
2017
1
A. PENGALAMAN
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. AA
No. RM : 351***
Usia : 35 tahun
b. Subjektif
Pasien datang ke Ponek IGD RSUD Temanggung atas rujukan dari dr. AB Setiyanto,
Keluhan Utama :
Perjalanan Penyakit :
- Pasien G2P1A0 merasa hamil ±7 bulan, mengetahui tekanan darah tinggi saat
tinggi sebelum hamil disangkal. Sedangkan riwayat tekanan darah tinggi pernah
dialami saat hamil yakni ketika usia kehamilan ±7 bulan. Keluhan nyeri ulu hati
dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala hebat dan pandangan kabur
disangkal.
- Keluhan kenceng kenceng belum dirasakan oleh pasien. Keluar lendir darah (-),
keluar cairan banyak berwarna jernih dari jalan lahir (-). Gerak anak berkurang.
Menarche : 13 tahun
2
Lama haid : 7 hari, ganti pembalut 34x/hari
- Riwayat Obstetri :
bidan, bayi yang dilahirkan berjenis kelamin lakilaki dengan BBL 3200 gr.
c. Objektif
Pemeriksaan Fisik
- Vital Sign :
N : 88 X/mnt RR : 20 X/mnt
3
Status Obstetri : TFU 24 cm
His (-)
TBJ 1860 gr
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah Lengkap
BT CT
CT 6’ 00” BT 1’30”
Kimia Klinik
Imunologi
Urin
POS (3+)
d. Assessment
e. Planning
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
4
Laporan Tindakan
Morbidity Obesitas
Morbidity Obesitas
Tata cara : Melahirkan bayi dengan membuat irisan pada perut dan
Prognosis : Ad bonam
Alternatif :
5
Nama : Ny. AA
LAPORAN OPERASI
LAPORAN OPERASI Tgl Lahir : 14 Mei 1982
- Seksio Sesarea □ Ya
- Histerorafi □ Tidak
Tanggal Operasi : Jam mulai Operasi : Jam selesai Operasi : Lama Operasi
6
Instruksi pasca operasi SC :
FOLLOW UP RUANGAN
7
N : 86x/menit Supel, NT (-), asites (+),
R : 18x/menit Jahitan tidak rembes
S : 36,4 ºC TFU: 1 jari di bawah pusat
BAK : DC (+) Ekstremitas : oedem ( )
8
Status Perinatologi
BB/PB : 1050 gr / 35 cm
LK : 27 cm
LD : 21,5 cm
LLA : 6 cm
LP : 20 cm
Denyut Jantung 1 2 2
Pernapasan 1 2 2
Tonus Otot 1 1 1
Gerak / Reflek 0 0 1
Warna Kulit 0 1 2
Jumlah 3 6 8
Pallatum paten (+), Anus paten (+), Hipersalivasi (+), Nafas cuping hidung (+),
Pengobatan / Tindakan :
- Cek GDS : 27 mg/dL Bolus D10 2,5 cc cek GDS ulang 1 jam kemudian
- Jika masih sesak, SpO2 < 95 O2 nasal 2 tpm CPAP (Continous Positive Airway
Pressure).
9
B. MASALAH YANG DIKAJI
C. PEMBAHASAN
1. Definisi1,3,4
dan vasospasme yang terjadi pada minggu ke 20 kehamilan dan dapat pula terjadi sampai
dengan maupun tidak disertai edema patologis. Preeklampsia dibagi lagi menjadi
preeklampsia ringan dan berat. Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan pada wanita
hamil >20 minggu dengan hipertensi ditambah dengan salah satu gejala berikut :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
3. Oligouria (< 500ml per 24 jam) yang disertai dengan kenaikan kreatinin plasma
5. Nyeri epigastrium
7. Sindroma HELLP
2. Klasifikasi3,5
1. Hipertensi Gestasional
10
Didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg Untuk pertama kalinya setelah umur
kehamilan 20 minggu, tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali
2. Preeklampsia
Ringan
Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu disertai dengan
Berat
3. Eklampsia
Timbulnya proteinuria ≥ 300mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
5. Hipertensi Kronik
3. Faktor Predisposisi
1. Nulipara
2. Kehamilan ganda
11
3. Usia <20 atau >35 tahun
6. Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan
7. Obesitas
4. Patofisiologi
peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga
akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel,
kebocoran arteriol disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu Hubel (1989)
Implantasi dari invasi trofoblas yang tidak normal ke dalam pembuluh darah uterus
menyebabkan remodeling dari arteri spiralis uterus yang luas, yang menyebabkan pelebaran
dari diameter pembuluh darah. Pada preeklampsia , terdapat invasi yang kurang dan arteriol
profunda dari tidak melebar. Hasil studi menunjukkan derajat dari invasi trofoblas yang
inkomplit ke dalam arteri spiralis secara langsung berkaitan dengan derajat keparahan dari
12
disfungsi dari trombosit, yang semuanya akan berkontribusi terhadap disfungsi organ dan
Peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan
keseimbangan antara peroksidase terganggu, dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan,
maka akan timbul keadaan yang disebut stess oksidatif. Pada PEE serum antioksidan kadarnya
menurun dan plasenta menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita
hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfohidril yang berperan
sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui
ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati
termasuk selsel endotel yang akan mengakibatkan rusaknya selsel endotel tersebut. Rusaknya
c). Terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat dari rusaknya
trombosit.
f). Terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen oleh peroksidase lemak.
telah lama dipercaya oleh peneliti. Salah satu komponen yang penting adalah kurangnya
disregulasi dari toleransi maternal terhadap antigen paternal pada plasenta dan fetus.
Maladaptasi dari fetalmaternal ini ditandai dengan hubungan defektif dari sel natural killer
(NK) dan HLAC dari fetus dan mengakibatkan perubahan histologis yang menyerupai dengan
rejeksi graft akut. Gangguan sel endoteliel yang khas pada preeklampsia dapat terjadi sebagai
13
5. Kriteria Diagnosis4,5,6
Dikatakan preeklampsia berat apabila gejala didapatkan satu atau lebih gejala dibawah
1. Tekanan darah >160/110 dengan syarat diukur dalam keadaan relaksasi (pengukuran
3. Oligouria, produksi urine <500cc/24jam yang disertai dengan kenaikan kreatinin plasma.
8. Adanya Hellp Syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count)
Pemeriksaan Laboratorium
- Trombositopenia <100.000
Asam urat :
14
- Hiperurisemia merupakan gambaran laboratorium awal pada preeklampsia berat.
Tes ini memiliki sensitivitas yang rendah yaitu sekitar 055%, namum mempunyai
Gambaran Radiologi4,5
CTScan Kepala
pada pasien yang memiliki gejala sakit kepala hebat yang tibatiba, defisit neurologis atau
Ultrasonografi
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa status dari fetus yang sama baiknya
Kardiotokografi
Ini merupakan tes standar untuk mengetahui stress fetal dalam rahim dan dapat
memonitor fetus secara menetap. Walapun dapat memberikan informasi yang berkelanjutan,
6. Penatalaksanaan2,4,6,7
a. Perawatan PreHospital
1. Pemasangan infus
cairan infus dengan lancar dan sebagai sarana pemberian obatobat intravena. Cairan infus
yang diberikan adalah dekstrose 5% setiap 1000 ml diselingi cairan ringer laktat 500 ml.
a. MgS04
15
Loading dose: 4 g MgSO4 40% dalam larutan 10 ml intravena selama 4 menit, disusul 8
g MgSO4 40% dalam larutan 25 ml intramuskuler pada bokong kiri dan kanan
masingmasing 4 g.
Maintenance dose: 4 g MgSO4 tiap 6 jam secara intramuskuler; bila timbul kejang lagi,
setelah pemberian terakhir. Bila setelah pemberian dosis tambahan masih tetap kejang
menembus plasenta, tidak ditemukan bukti toksisitas pada neonates dari fetus.
b. Diazepam
Suatu antikonvulsan yang efektif dengan jalan menekan reticular activating system
dan basal ganglia tanpa menekan pusat meduler. Diazepam melewati barier plasenta dan
dapat menyebabkan depresi pernapasan pada neonatus, hipotensi dan hipotermi hingga 36
jam setelah pemberiannya. Depresi neonatal ini hanya terjadi bila dosisnya lebih dari 30
mg pada 15 jam sebelum kelahiran. Dosis awal : 1020 mg bolus intravena Dosis
tambahan : 510 mg intravena jika diperlukan atau tetesan 40 mg diazepam dalarn 500 ml
Diberikan jika tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik 110
mmHg.
a. Klonidin
garam faal atau aquadest. Disuntikkan mulamula 5 ml i.v pelanpelan selama 5 menit;
setelah 5 menit tekanan darah diukur, bila belum turn, diberikan lagi sisanya. Klonidin
b. Nifedipin
16
Obat yang termasuk golongan antagonis kalsium ini dapat diberikan 10 mg sub
c. Hidralasin
Vasodilator ini tergolong obat yang banyak dipakai untuk hipertensi dalam kehamilan.
Ferris dan Burrow mengatakan bahwa penurunan vasospasme akan meningkatkan perfusi
4. Diuretika
a. edema paru
c. edema anasarka
Yang dipakai adalah golongan furosemid. Baik tiazid maupun furosemid dapat menurunkan
fungsi uteroplasenter.
5. Kardiotonika
6. Antipiretika
Digunakan bila suhu rektal di atas 38,5°C ; dapat dibantu dengan pemberian kompres
dingin.
7. Antibiotika
8. Anti nyeri
Bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi rahim dapat diberi petidin
5075 mg sekali saja selambatlambatnya 2 jam sebelum bayi lahir. Mengingat dalam kasus
rujukan preeklampsia berateklampsia, petugas terdepan yang sering menemukan kasus ini
adalah perawat atau bidan maka para petugas tersebut wajib dan harus mampu memberikan
maupun bidan. Bila perawat atau bidan mengetahui dengan benar syaratsyarat, indikasi dan
17
cara pemberian obat tersebut maka kecil kemungkinan terjadinya pengaruh sangkal
obatobat tersebut.
dalam persiapan transportasi. Perlu diingat bahwa penderita koma tidak bereaksi atau
aspirasi
Bahaya terbesar yang mengancam penderita koma adalah buntunya jalan napas atas.
Setiap penderita eklampsia yang jatuh ke dalam koma harus dianggap bahwa jalan napas
atasnya terbuntu, kecuali dibuktikan lain. Oleh karena itu tindakan pertama adalah menjaga
dan mengusahakan agar jalan napas atas tetap terbuka. Cara yang sederhana dan cukup
efektif adalah dengan cara head tiltchin lift atau head tiltneck lift yang kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan kanul orofaringeal. Hal penting ke dua yang perlu
diperhatikan ialah bahwa penderita koma akan kehilangan refleks muntah sehingga
ancaman aspirasi bahan lambung sangat besar. Ibu hamil selalu dianggap memiliki
lambung penuh, oleh sebab itu semua bendabenda yang berada dalam rongga mulut dan
tenggorokan, baik berupa makanan atau lendir harus diisap secara intermitten. Penderita
Pada penderita yang kejang tujuan pertolongan pertama ialah mencegah penderita
mengalami trauma akibat kejangkejang tersebut. Penderita diletakkan di tempat tidur yang
lebar; hendaknya dijaga agar kepala dan ekstremitas penderita yang kejang tidak
membentur benda di sekitarnya. Hindari fiksasi terlalu kuat yang justru dapat menimbulkan
fraktur.Beri sudip lidah dan jangan mencoba melepas sudip lidah yang sedang tergigit
karena dapat mematahkan gigi. Ruangan penderita harus cukup terang. Bila kejangkejang
18
B. Penanganan di Rumah Sakit8,9,10
A. Pengobatan Medisinal
1) Segera rawat di ruangan yang terang dan tenang, terpasang infus Dx/RL dari IGD.
4) Antasida.
5) Anti kejang:
Syarat: Tersedia antidotum Ca. Glukonas 10% (1 amp/iv dalam 3 menit). Reflek patella (+)
kuat Rr > 16 x/menit, tanda distress nafas () Produksi urine > 100 cc alam 4 jam
sebelumnya.
Cara Pemberian:
gr/MgSO4 40% gluteus kanan, 4 gr/MgSO4 40% gluteus kiri. Jika ada tanda impending
eklampsi LD diberikan iv+im, jika tidak ada LD cukup im saja. Maintenance dose
diberikan 6 jam setelah loading dose, secara IM 4 gr/MgSO4 40%/6 jam, bergiliran pada
gluteus kanan/kiri.
Penghentian SM :
Pengobatan dihentikan bila terdapat tandatanda intoksikasi, setelah 6 jam pasca persalinan,
c). Diazepam: digunakan bila MgSO4 tidak tersedia, atau syarat pemberian MgSO4 tidak
dipenuhi. Cara pemberian: Drip 10 mg dalam 500 ml, max. 120 mg/24 jam. Jika dalam
dosis 100 mg/24 jam tidak ada pemberian, alih rawat R. ICU.
19
e). Anti hipertensi
sentral:
Post partum :
f). Kardiotonika
g). Lainlain:
Analgetika
B. Pengobatan obstetrik
a). Amniotomi & Oxytocin drip (OD) Syarat: Bishop score >8, setelah 3 menit tx.
Medisinal.
Kala I
Fase laten: Amniotomi saja, 6 jam kemudian pembukaan belum lengkap lakukan SC
20
Kala II
Pada persalinan pervaginam, dilakukan partus buatan VE/FE. Untuk kehamilan < 37
minggu, bila memungkinkan terminasi ditunda 2X24 jam untuk maturasi paru janin.
PERAWATAN KONSERVATIF
impending eklampsia, dengan keadaan janin baik. Perawatan tersebut terdiri dari:
c) Dianggap gagal jika > 24 jam tidak ada perbaikan, harus diterminasi.
d) Jika sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan, diberikan SM 20% 2 gr/IV dulu.
e) Penderita pulang bila: dalam 3 hari perawatan setelah penderita menunjukkan tandatanda
A. KESIMPULAN
disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini
pasien dikatakan mengalami preeklampsia berat karena mengalami hipertensi pada usia
kehamilan 30 minggu, yaitu tekanan darahnya sebesar 160/120 mmHg dan disertai
proteinuria +3. Pasien ini mengalami edema pada kedua ekstremitas bawah serta asites.
Sehingga diperlukan tindakan segera yakni Seksio Sesarea karena berdasarkan CTG janin
21
B. DAFTAR PUSTAKA
4. Tukur Jamilu, 2009. The use of magnesium sulphate for treatmen severe
York.
www.emedicine.com.
at the Maternal Fetal Interface Include Sialic Acid Binding Immunoglobulin Like
22