Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/320755616

Osilasi

Chapter · January 2017

CITATIONS READS

0 57

1 author:

Agus Suroso
Bandung Institute of Technology
25 PUBLICATIONS 20 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Nonminimal derivative coupling View project

Catatan kuliah Fisika Dasar View project

All content following this page was uploaded by Agus Suroso on 01 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

Pekan #4
Osilasi Harmonik Sederhana

1 Pegas
Tinjau sebuah benda yang terikat pada salah satu ujung pegas.

Mula-mula benda dalam keadaan setimbang. Pegas tidak teregang maupun tertekan. Balok
kemudian ditarik ke kanan sejauh ∆x: Pegas akan memberikan gaya ke kiri sebesar

F = −k∆x (1)

dengan tanda negatif menunjukkan arah gaya berlawanan dengan ∆x dan k sebagai konstanta
pegas.
Ingat kembali hukum II Newton,
ΣF = ma (2)
sehingga pada balok berlaku:
−k∆x = ma (3)
Ingat juga pada materi kinematika bahwa

dv d dx d2 x
a= = ( )= 2 (4)
dt dt dt dt
sehingga
d2 x
−k∆x = m (5)
dt2
yang merupakan persamaan diferensial osilasi harmonik sederhana (OHS).
Kita tulis lagi
d2 x
−k∆x = m 2 (6)
dt
Jika kita buat sistem koordinat dengan titik O ada di titik kesetimbangan benda

maka ∆x = x. Sehingga persamaan OHS menjadi

d2 x
−kx = m (7)
dt2
Ruas kiri : posisi (x)

update: 1 Nopember 2017 halaman 1


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

Ruas kanan : turunan kedua dari posisi


Fungsi apakah yang turunan keduanya sama dengan fungsi dari fungsi tersebut ?
Salah satu solusinya adalah
x = Asin(ωt + φ) (8)
dengan A, ω dan φ konstan terhadap t.
Jika solusi ini disubstitusikan ke persamaan OHS dengan
dx
= ωAcos(ωt + φ)
dt
d2 x
⇒ 2 = −ω 2 Asin(ωt + φ)
dt
(9)

Sehingga:

−kAsin(ωt + φ) = m(−ω 2 Asin(ωt + φ))


r r
2 k
2 2π k m
⇒ k = mω ⇒ ω = ⇒ = ⇒ T = 2π (10)
m T m k
Energi benda:

E =K +U
1 1
= mv 2 + kx2
2 2
1 1
= mω A cos2 (ωt + φ) + kA2 sin2 (ωt + φ)
2 2
2 2
1
= kA2 [cos2 (ωt + φ) + sin2 (ωt + φ)]
2
1
= kA2 (11)
2
energi benda konstan.

2 Bandul Matematis

update: 1 Nopember 2017 halaman 2


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

Torsi gravitasi pada benda:


στ = Iα (12)
dengan I = ml2
−mgsin(θ)l = Iα (13)
pada sudut kecil, sin(θ) ≈ θ sehingga:

−mglθ = ml2 θ̈
−gθ = lθ̈
(14)

solusi:
θ = θm sin(ωt + φ)
dengan s
r
g l
ω= ⇒ T = 2π (15)
l g

3 Bandul Fisis

Στ = Iα
−mgsinθr = Iα (16)

Untuk sudut kecil sinθ ≈ θ:


−mgrθ = I θ̈ (17)
Solusi: θ = θm sin(ωt + ψ) Periode osilasi:
s
mgr I
ω2 = ⇒ T = 2π (18)
I mgr

4 Osilasi Teredam

Misal gaya hambat cairan sebanding dengan kecepatan,

f = −bv (19)

update: 1 Nopember 2017 halaman 3


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

dengan b sebuah konstanta positif. Maka persamaan gerak benda:

−kx − bv + mg = ma
⇒ −kx − bẋ + mg = mẍ (20)

Misal mg = kx0 :
−k(x − x0 ) − bẋ = mẍ (21)
Misal y = x − x0 ⇒ ẋ = ẏ, ẍ = ÿ

−ky − bẏ = mÿ


⇒ ky + bẏ + mÿ = 0 (22)

Solusi umum:
y(t) = Ae−qt sin(ωt + φ) (23)
Dari solusi umum diatas,

ẏ = A(−q)e−qt sin(ωt + φ) + Ae−qt ωcos(ωt + φ)


ÿ = Aq 2 e−qt sin(ωt + φ) − Aqe−qt ωcos(ωt + φ) − Aqe−qt ωcos(ωt + φ) − Ae−qt ω 2 sin(ωt + φ)
(24)

Substitusikan ke persamaan gerak:

ky = kAe−qt sin(ωt + φ)
bẏ = −bqAe−qt sin(ωt + φ) + bωAe−qt cos(ωt + φ)
mÿ = (mq 2 − mω 2 )Ae−qt sin(ωt + φ) − m2qωAe−qt cos(ωt + φ)
(25)

dengan menjumlahkan ketiganya

0 = (k − bq + mq 2 − mω 2 )Ae−qt sin(ωt + φ) + (bω − 2qmω)Ae−qt cos(ωt + φ) (26)

sehingga untuk koefisien masing-masing suku sin dan cos:


(i)koefisien suku sin

mω 2 = k − bq + mq 2
b b2
↔ mω 2 = k − b +m 2
2m 4m
k b2 b2
↔ ω2 = − +
m 2m2 4m2 r
k b2 k b2 p
↔ ω2 = − ↔ω = − = ω0 2 − γ 2
m 4m2 m 4m 2

(27)
q
k b
dengan ω0 = m , γ = 2m .
Sehingga solusi lengkap untuk osilasi teredam adalah

y(t) = Ae−qt sin(ωt + φ) (28)


b
p k
dengan γ = 2m , ω = ω0 2 − γ 2 , γ0 2 = m .
Faktor γ terkait dengan konstanta b, yang berarti nilainya bergantung pada ”koefisien ge-
sek” benda terhadap medium/fluida yang benda tercelup padanya. Semakin kental (viscous)
fluida yang digunakan, maka semakin besar nilai b, yang menyebabkan nilai γ semakin besar.
Sementara itu, besaran ω0 adalah frekuensi osilasi jika fluida tidak ada.

update: 1 Nopember 2017 halaman 4


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

Jika kita bandingkan


p nilai ω0 , dengan γ, maka akan terdapat tiga kemungkinan :
1. ω0 > γ ⇒ ω = ω0 2 − γ 2 disebut kasus underdamped
2. ω0 = γ ⇒ ω = 0 disebut kasus critically damped
3. ω0 < γ ⇒ ω imajiner disebut kasus overdamped
grafik simpangan

5 Osilasi Paksa (Forced Oscillation)


Tinjau benda yang tergantung pada pegas dan tercelup pada fluida, namun benda digerakkan
dengan gaya eksternal Fe yang bervariasi(berosilasi),

Fe = F0 sin(ωt) (29)

(Percobaan seperti ini dapat dilakukan, misalnya dengan memilih balok dari bahan logam,
kemudian di dasar bejana diletakkan magnet(elektromagnet) yang kekuatan medan magnetnya
divariasikan secara sinusoidal).
Persamaan gerak benda menjadi:

Σ = ma ⇒ F0 sin(ωt) − ky − bv = ma
↔ F0 sin(ωt) − ky − bẋ = mÿ
(30)

Karena benda dipaksa bergerak oleh gaya Fe , maka frekuensi gerak benda akan sama dengan
frekuensi penggerak, ω. Solusi umum untuk y(t) adalah

y(t) = Asin(ωt + φ) (31)

Untuk mendapatkan hubungan antara A dan φ dengan variabel yang diketahui, F0 , ω, k, b dan
m, kita substitusikan solusi umum diatas ke persamaan gerak, sebagai berikut:

F0 sin(ωt) − kAsin(ωt + φ) − bωAcos(ωt + φ) = −mω 2 Asin(ωt + φ)


↔ F0 sin(ωt) − (k − mω 2 )Asin(ωt + φ) − bωAcos(ωt + φ) = 0
(32)

ingat bahwa

sin(ωt + φ) = sin(ωt)cos(φ) + cos(ωt)sin(φ)


cos(ωt + φ) = cos(ωt)cos(φ) − sin(ωt)sin(φ)
(33)

Sehingga persamaan diatas menjadi:

F0 sin(ωt) − (k − mω 2 )A[sin(ωt)cos(φ) + cos(ωt)sin(φ)] − bωA[cos(ωt)cos(φ) − sin(ωt)sin(φ)] = 0


↔ sin(ωt)[F0 − (k − mω 2 )Acos(φ) + bωAsin(φ)] + cos(ωt)[−(k − mω 2 )Asin(φ) − bωAcos(φ) = 0
(34)

update: 1 Nopember 2017 halaman 5


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

Agar persamaan diatas berlaku untuk semua t, maka kedua suku dalam kurung harus bernilai
nol,

F0 − (k − mω 2 )Acos(φ) + bωAsin(φ) = 0
−(k − mω 2 )Asin(φ) − bωAcos(φ) = 0
(35)

Dari persamaan kedua diperoleh



A(mω 2 − k)sin(φ) = bωcos(φ)A ⇒ tanφ = (36)
mω 2 − k
dengan demikian nilai φ telah didapatkan. Dari persamaan pertama didapat

F0 = (k − mω 2 )Acosφ − bωAsinφ
F0
↔A=
(k − mω 2 )cosφ − bωsinφ
F0
=
cosφ[(k − mω 2 ) − bωtanφ]
F0
=
cosφ[(k − mω 2 ) − bω mωbω
2 −k ]

F0 (mω 2 − k) 1
=
cosφ −(k − mω 2 )2 − (bω)2
F0 (k − mω 2 ) 1
=
cosφ (k − mω )2 + (bω)2
2

(37)
k
Definisikan ω0 2 = m ⇒ k = mω0 2 :

F0 m(ω0 2 − ω 2 ) 1
A=
cosφ m (ω0 − ω 2 )2 + (bω)2
2 2

F0 m(ω0 2 − ω 2 ) 1
= p p
cosφ m (ω0 − ω ) + (bω)
2 2 2 2 m (ω0 − ω 2 ) + (bω)2
2 2
F0
1 m
= F0 p =q
m2 (ω0 2 − ω 2 ) + (bω)2 ω0 2 − ω 2 )2 + ( bω 2
m)

(38)

m(ω 2 − ω0 2 )
cosφ = p (39)
m2 (ω0 2 − ω 2 ) + (bω)2

Terlihat bahwa A akan maksimum jika

ω = ω0 (40)

update: 1 Nopember 2017 halaman 6


FI1201 Fisika Dasar IA Dosen: Agus Suroso
Sem. 1 2017-2018

ini disebut sebagai frekuensi resonansi.

Misal ψ = ωt + φ ⇒ ωt = ψ − φ:

F0 sin(ψ − φ) − kAsinψ − bωAcosψ = −mω 2 Asinψ


↔ F0 (sinψcosφ − cosψsinφ) − kAsinψ − bωAcosψ = −mω 2 Asinψ
↔ sinψ[F0 cosφ − kA + mω 2 A] + cosψ[−F0 sinφ − bωA] = 0
(41)

masing-masing komponen sin dan cos akan nol

F0 cosφ − Am(ω0 2 − ω 2 ) = 0
↔ F0 cosφ = mA(ω0 2 − ω 2 ) (42)

dan
F0 sinφ = −bωA (43)
dengan membagi keduanya didapat

−bω bω
tanφ = 2 2
=
m(ω0 − ω ) 2
m(ω − ω0 2 )

sinφ = √
b ω + m 2 ∆2
2 2

m(ω 2 − ω0 2 )
cosφ = √
b2 ω 2 + m2 ∆2
(44)

maka
F0 cosφ F0 m(ω 2 − ω0 2 ) 1 1
A= 2 2
= √
m(ω0 − ω ) b2 ω 2 + m2 ∆2 m ω0 − ω 2
2

−F0
=p
b ω + m2 (ω 2 − ω0 2 )2
2 2
F0
m
=q
(ω − ω0 2 )2 + ( bω
2
m)
2

(45)

update: 1 Nopember 2017 halaman 7


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai